Tanyakan tentang statusmu

"Apa yang pe ... astaga ...." Laras menutup mulutnya, ketika melihat kedua insan yang saling tindih itu. Dimana Zeva menindih tubuh Aaron, dan tangan Aaron bahkan melingkar di pinggang ramping Zeva.

Sontak semua anggota keluarga Smith terdiam, melihat keduanya yang masih dalam posisi ternyaman. Bahkan kedua tatapan mereka saling terkunci, hingga tak menyadari kehadiran mereka.

"EKHEEEMM MODUS APA MODUS TUUHH!!" Pekik Raihan menyadarkan kedua orang itu.

Zeva tersadar lebih dulu, dia akan segera bangun. Namun, tangan Aaron masih melilit di pinggangnya.

"Tangannya!" Bisik Zeva sambil menepuk lengan Aaron dengan keras.

Reflek Aaron melepasnya, setelah keduanya berdiri. Barulah Zeva beruaha menjelaskan.

"Ma-maaf Nya, tadi saya mau ambil gula. Gak tau kalau Tuan Aaaron ada di belakang, jadi gak sengaja terdorong." Ujar Zeva sambil menundukkan kepalanya.

Laras mendekati Zeva, dia mengusap lengan Zeva yang tampak bergetar itu.

"Tapi kamu gak papa kan? tangannya terluka atau kakinya?"

"Enggak nya, enggak papa." Sahut Zeva dengan cepat.

Aaron segera pergi dari sana tanpa menunggu Laras menghampiri nya, dia kembali ke kamarnya dengan perasaan yang aneh.

"Ada apa dengan diriku?" Batin Aaron sambil memegangi d4d4nya.

Tidak mau pusing, Aaron memutuskan untuk mandi.

***

Tengah malam, Zeva merasa belum mengantuk. Dia pun pergi ke dapur untuk minum, setelah minum. Zeva berniat akan kembali ke kamarnya.

SREETT!!

"To ... HMPP!!!" Seseorang menariknya hingga mendorong tubuh Zeva ke dinding, bahkan mulutnya di bekap oleh orang itu.

"Mas Aaron." Batin Zeva setelah melihat siapa orang yang melakukan hal itu padanya.

"Ikut saya!"

Aaron melepaskan bekapannya pada mulut Zeva, dia menarik kasar tangan Zeva menuju kamar tamu karena kamar itu yang paling dekat.

Cklek!

Tak!

"Kenap di kunci tuan?!" Pekik Zeva saat melihat Aaron mengunci pintu.

Aaron mengindahkan ucapan Zeva, dia malah berjalan pelan ke arah Zeva yang terlihat ketakutan. Tatapan Aaron sangat menakutkan bagi Zeva, dia pun turut memundurkan langkahnya menjauh dari pria itu.

"Tu-tuan." Lirih Zeva..

Tubuh Zeva menabrak meja rias, melihat Zeva yang tak bisa kemana-mana lagi. Aaron pun mengangkat satu sudut bibirnya, dia meletakkan satu tangannya ke arah tembok sebelah Zeva.

Posisi mereka terlihat sangat dekat, bahkan Zeva bisa merasakan nafas Aaron berada di keningnya.

"Kenapa kamu berada disini? apa tujuannmu berada di rumahku?" Tanya Aaron dengan suara lirih.

"Ma-mana aku tahu ini rumah mas Eh! tuan!" Zeva meralat perkataannya yang suka salah memanggil Aaron dengan sebutan mas.

Aaron masih mempertahankan ekspresi wajahnya, tangannya yang lain terangkat lalu menyentuh rambut Zeva hingga membuat wanita itu memundurkan kepalanya lantaran merasa risih dengan apa yang Aaron lakukan.

"Apa ... suamimu itu menyuruhmu untuk memata-mataiku?" Bisik Aaron.

Mendengar itu, Zeva pun mendelik. Dia mendorong kasar Aaron, hingga pria itu terkejut dengan respon Zeva.

"Sebelum kamu tanyakan soal suamiku, periksa tentang status kamu di pengadilan!"

Zeva bergegas ke arah pintu, dia pun keluar dari kamar tamu. Meninggalkan Aaron yang terdiam karena perkataan Zeva.

Zeva masuk ke dalam kamarnya, dan memeluk lututnya sembari menangis di belakang pintu. Aaron terlihat menakutkan di matanya untuk saat ini. Zeva tak sanggup melihat tatapan Aaron padanya yang menjadi kini dingin dan datar.

"Kenapa dia bertanya soal suami, seharusnya dia tanya. Kamu sudah menikah lagi apa belum gitu kek. Kenapa malah tanya suami, kalau aku jadi janda ... Siapa yang mau sama janda anak satu hiks ... huhuhu satatusku sudah seperti janda b0dong. Istri bukan janda bukan hiks ...."

"Eh? gak waras kamu Zev." Zeva menghapus kasar air matanya, dia pun perlahan bangkit dan merebahkan tubuhnya di atas kasur empuknya.

Di tempat tidur Zeva pun kembali menangis, hingga akhirnya dia pun tertidur karena lelah menangis.

...

Aaron tak fokus dalam meetingnya, dia memikirkan perkataan Zeva malam tadi. Rasa penasaran nya mencuat, memang selama ini dia tidak pernah tahu bagaimana hasil dari surat perceraian yang dirinya berikan.

"Bagaimana tuan Aaron, apa anda setuju dengan kerja sama ini?" Tanya klien Aaron.

"Ha? Apa? gimana?" Aaron malah kebingungan saat di tanya oleh calon kliennya.

Fajar menepuk pelan tangan bos nya itu sembari berbisik pelan. "Tuan ngantuk? cuci muka dulu sana, ini proyek ratusan M Bukan ratusan ribu."

Aaron kembali fokus, dia melihat kertas kerja sama yang asistennya berikan.

"Ehm maaf, untuk keuntungannya saya tidak setuju. Coba anda rundingkan lagi dengan para staff anda. Maaf saya gak bisa lama, sampai ketemu lagi nanti. Saya masih ada urusan."

Aaron mengembalikan kertas kerja sama tadi dengan mudahnya hingga membuat Fajar dan calon klien Aaron melongo melihatnya.

"Ma-maaf pak, kami akan hubungi lagi nanti. Sepertinya bos saya sedang ada kepentingan yang tidak dapat di tunda. Permisi!" Fajar buru-buru menyusul Aaron yang sudah masuk ke dalam mobil.

"Tuan, sebenernya ada apa? kenapa pergi tiba-tiba?" Tanya Fajar ketika dirinya sudah memasuki mobil.

"Kau, keluar." Usir Aaron.

"A-apa?!"

Fajar di tinggalkan di pinggir jalan begitu saja, sudah nasibnya menjadi bawahan bos dengan sifat bak tembok.

"Untungnya saya sabar loh bos." Lirih Fajar menatap kepergian mobil Aaron.

Aaron ternyata pulang ke rumah, dia segera berlari masuk untuk segera menemukan seseorang.

"Bi, dimana Zeva?" Tanya Aaron pada salah satu maid yang sedang bekerja.

"La-lagi di kamar tuan, katanya lagi gak enak badan." Jawab maid itu.

Bergegas, Aaron pun pergi ke kamar Zeva yang memang sudah dia tahu dimana letaknya.

Cklek!

Zeva terkejut ketika Aaron membuka pintu kamarnya tanpa mengetuknya lebih dulu, dia segera mendudukkan dirinya dengan lemah.

"Mas Aaron." Lirih Zeva.

Zeva bangkit dari ranjang, walau tubuhnya terasa sangat lemas. Dirinya melihat Aaron kembali menutup pintu sebelum mendekatinya.

"A-ada apa?" Tanya Zeva.

"Coba jelaskan padaku, tentang perkataanmu malam tadi?" Desak Aaron.

Zeva menatap bingung, dia kembali mengingat apa yang dirinya ucapkan malam tadi.

"Kepala ku sedang pusing, kenapa malah di suruh mikir." Batin Zeva kesal.

"Jangan merutuki ku di dalam otak kecilmu itu!" Peringat Aaron seperti tahu apa yang sedang Zeva pikirkan.

"Apa?!" Sontak Zeva mengerucutkan bibirnya, dia kembali mengingat kejadian semalam.

Setelah lama Zeva mengingatnya, akhirnya dia pun membuka suara.

"Apa kami belum menyerahkan surat itu ke pengadilan?" Tanya Aaron dengan suara beratnya.

Tubuh Zeva menegang, dia mengangkat wajahnya. Tatakan mereka bertemu, saling menatap dengan rasa. Jika di lihat, masih afa cinta di kata mereka. Namun, keduanya saling menutupi itu.

"Ehm itu ...."

"Jawab!" Sentak Aaron mencengkram kasar tangan Zeva.

"Sshh!! sakit tuan!" Ringis Zeva.

Bukannya melepaskan, Aaron malah semakin mencengkram lengan Zeva. Dapat di pastikan jika lengan Zeva akan mendapat noda kebiruan.

"To-tolong, ini sangat menyakitkan." Zeva menatap sorot kemarahan Aaron dengan tatakan sayu nya. Dia merasakan sakit pada perutnya hingga tak mampu menahan lagi.

Tubuh Zeva limblung, Aaron dengan sigap menahan tubuh itu. "Zev! Zeva!!" Panik Aaron.

"TOLONG!!!" Teriak Aaron.

Aaron tak sadar jika teriakannya bisa mengundang orang yang berada di rumah berdatangan.

Cklek!

"Aaron? kenapa kau ada disini?"

Aaron menatap sekilas kakaknya, dia bergegas membawa tubuh Zeva ke kasur tanpa memperdulikan tatapan sang kakak.

"Aku dengan kau meminta tolong, aoa yang terjadi pada Zev?" Jacob pun ikut panik melihat wanita itu yang tampak pucat.

"Aku tidak tahu, dia tiba-tiba pingsan. Coba lah periksa dia bang." Panik Aaron.

Jacob merasa aneh dengan ekspresi adiknya yang terlihat sangat khawatir, tapi dirinya tetap melakukan apa yang Aaron suruh.

Jacob mengecek denyut Zeva, lalu tangannya turun berniat menyentuh perut Zeva. Namun, tangan Aaron malah mencekalnya.

"Abang mau ngapain?" Tanya Aaron.

"Mau abang periksa sebentar, kata kakak iparmu Zeva sakit perut. Makanya tadi abang niat kesini mau periksa." Terang Jacob.

"Harus banget di pengang?" Tanya Aaron yang merasa tak rela.

Jacob menegakkan tubuhnya, dia menatap datar adiknya yang tidak seperti biasanya itu.

"Kamu ini kenapa? abang sedang periksa dia, kenapa malah kamu yang khawatir? kamu bukan suaminya, jadi apa urusannya dengan kamu?" Tanya Jacob sembari menaikkan satu alisnya.

"Kalau suaminya gak terima istrinya di pegang gimana?" Tanya Aaron membuat Jacob bertambah bingung.

"Tapi kamu bukan suaminya kan? sudahlah, lebih baik kamu panggil kakak iparmu! kenapa kamu cerewet sekali," ujar Jacob dengan kesal.

Belum juga Aaron beranjak untuk memanggil kakak iparnya, ternyata Adinda datang bersama si kembar ingin menjenguk Zeva.

"Zevanya belum di bangunin mas?" Tanya Adinda.

"Dia pingsan sayang," ujar Jacob.

"Kak, kaku saja yang periksa. Jangan bang Jacob, suaminya pasti gak mau istrinya di sentuh dengan pria lain."

"Haahh, sayang. Panggil dokter Wendy, biar puas nih orang satu. Dari tadi ngoceh terus, kayak dia suaminya aja." Seru Jacob yang sudah kesal dengan kelakuan adiknya, dia berjalan menuju sang istri yang menatap mereka dengan tatapan bingung.

"Aku suaminya, makanya aku tidak rela."

"APA?!"

"EH?!"

DOUBLE UP🥳🥳🥳 JANGAN LUPA DUKUNGANNYA😆

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

yah udah terus terang aja kalau kamu aoran msh cinta sama zeva

2024-05-07

0

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

jiah kelepasan omong apa gimana nih Ron😁😁😁

2024-04-15

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

bagus, jadi tau deh lepas tuh dr mulut🥲

2024-05-06

0

lihat semua
Episodes
1 Istana yang retak
2 Hadir di saat yang tidak tepat
3 Marsha Aruna Leandra
4 Di pecat
5 Tangisan Marsha
6 Hari pertama menjadi pengasuh
7 Kepulangan Aaron
8 Pertemuan kembali
9 Sikap aneh Aaron
10 Perhatian Aaron
11 Tanyakan tentang statusmu
12 Kenapa kamu khawatir?
13 Pertemuan pertama Marsha dan Raihan
14 Marsha punya ayah
15 Toko mainan
16 Melamar wanita lain?
17 Saya bersedia!
18 Raihan tahu siapa ayah Marsha
19 Tidak bisa di paksakan
20 Olang cucah yah?
21 Keributan
22 Anger issue
23 Zeva adalah istriku!
24 Terungkap!
25 Tes DNA
26 Dia putriku!
27 DADDY!
28 Hancurnya hati Sofia
29 Memutuskan untuk rujuk
30 Kemarahan Aaron
31 Rumah impian Zeva
32 Kehebohan di rumah baru
33 Teguran Haikal
34 Rayuan Aaron yang gagal
35 Kedatangan Haikal dan Laras.
36 MALCHA NDA MAU ADEK!
37 Tuntasnya Syarat rujuk usulan Aaron.
38 Hamil dan kejadian tak terduga
39 Usaha ngadon kita berhasil!
40 Dendam Rio
41 Teror Rio, di mulai ...
42 Sikap aneh Zeva
43 Apa ada salah yang ku lakukan?
44 Pertemuan suami dan mantan
45 Kelakuan Marsha
46 Si mulut pedas beraksi
47 Siapa yang merebut?
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Secercah harapan
51 Bawa menantu dan cucu mamah pulang!
52 Sama-sama tersakiti
53 Aksi Marsha yang menakjubkan
54 Pilihan yang tepat
55 Di serbu wartawan
56 baby's gender
57 Drama berangkat sekolah
58 Aaron yang terpojokkan
59 Raden, putra Rio Evandra
60 ALVARO SATRIA ALEXANDER
61 Tolong, bebaskan ayah Raden
62 Lebih pilih dia dari bayimu?
63 Keputusan Aaron membebaskan Rio
64 Malcha geli
65 Si mulut pedas beraksi
66 S1 End
67 EKTRA PART
68 Putri tunggal kesayangan Aaron (S2)
69 Rencana pernikahan yang batal(S2)
70 Kedatangan Azka dan Ariel(S2)
71 Cinta yang salah(S2)
72 Gara-gara salah kamar(S2)
73 Sah!(S2)
74 Rencana yang salah(S2)
75 Tanggung jawab Nathan
76 Testpack(S2)
77 Sikap Nathan(S2)
78 Terbongkar(S2)
79 Tekad Nathan(S2)
80 Memilih melanjutkan pernikahan(S2)
81 Perhatian Nathan(S2)
82 Kemarahan Azka(S2)
83 Kehebohan Javier VS tikus(S2)
84 Tak sengaja bertemu(S2)
85 Abang ketoplak(S2)
86 Aku hanya menghamili putrimu saja(S2)
87 Foto siapa itu?(S2)
88 Tanda merah(S2)
89 Kelakuan Marsha(S2)
90 Kepolosan Nathan saat di dokter kandungan (S2)
91 AKU SUAMINYA!(S2)
92 Kabar buruk(S2)
93 Tidak ada ikatan lagi?(S2)
94 Mana yang lebih kamu cinta?(S2)
95 Jangan cerai yah, nanti gue ganti sama yang baru, gimana?(S2)
96 Sebaik itu istriku(S2)
97 Javier berulah lagi(S2)
98 Kedatangan tamu istimewa(S2)
99 Keributan yang tak biasa(S2)
100 Restu keluarga(S2)
101 Aku merindukanmu(S2)
102 Wani pilo?(S2)
103 Salah sasaran(S2)
104 Cara cepat dapat uang Cod ala Zeva(S2)
105 Raihan come back
106 HARI H(S2)
107 Malam indah bersama(S2)
108 Hadiah di balik kesedihan sesaat(S2)
109 Bangganya Nathan(S2)
110 Bumil Bumil(S2)
111 Keributan dua bocil(S2)
112 Baby triplets(S2)
113 Mantan tunangan(S2)
114 PAHMUD [PAPAH MUDA]
115 Bodi Caming kali! (S2)
116 Baby blues?
117 Panggilan ketoplak
118 Akibat ledekan Varo
119 Balasan Javier
120 Jawaban Marsha
121 Tukang ketoprak tampan
122 Belum KB?
123 Perpisahan
124 Kembali bertemu
125 Bini gue!
126 Suami idaman
127 Dia istri saya
128 Javier sakit
129 Kedatangan opa Andre
130 Valerio
131 Keributan Javier karena salad
132 Kekesalan Nathan
133 Hari spesial
134 4 Tahun kemudian
135 Obrolan menyakitkan
136 Nasehat sang bunda
137 Nathan hanya mencintai Marsha
138 Pelkedel nda ada?
139 Nenek lombeng
140 Kehebohan di malam hari
141 Bawa istri, tapi bukan kamu
142 Ngambek
143 Welcome baby boy
144 Mirip siapa?
145 Menjadi suami yang sabar
146 Gara-gara kambing
147 Karena Demam
148 mobil ketling
149 Ingin hamil lagi?
150 Akhir yang indah
151 Pengumuman
152 (S3) 16 tahun kemudian
153 Pria Amnesia (s3)
154 Memberimu nama
155 Kehebohan Mylo dan Naufan
156 Saya calon suami Aizha, Om
157 Sikap pemberani Ervin
158 Kegalauan Nathan
159 Kedatangan Ervin
160 di terima?
161 Ervin yang misterius
162 Keadaan Ervin
163 Anak pintar bicara, buat mamanya sengsara
164 Perkara gaun
165 Perdebatan antara Nathan dan Andre
166 Dia istriku!
167 Saya benar atau benar?
168 Aku hanya ingin di cintai
169 Baju dinas mama
170 Pesta pernikahan
171 Tebakan Aizha
172 Ervin atau Valerio?
173 Cerita kehidupan Ervin
174 Ke rumah suami
175 Harmonisnya rumah tangga
176 Terbongkar
177 Berpisah?
178 Hamil
179 kembalilah sebagai penerus!
180 Aku ingin menghubungi istriku
181 Punya cinta om
182 Rapat pewaris
183 Menyo ala Mylo
184 Telpon singkat dari Ervin
185 Penangkapan
186 Kembali bertemu
187 Saling merindu
188 Kehebohan Mylo dan Naufan di meja makan
189 Keributan dua mama
190 Menuntut
191 Calon dua putri
192 Lamaran
193 Gaun Tarzan
194 Ke rumah mertua pertama kalinya
195 Menjenguk Harris
196 Saya tunangannya
197 Pamit pulang
198 Hari-H
199 End
200 Perbocilan cadel kembali hadir!!
Episodes

Updated 200 Episodes

1
Istana yang retak
2
Hadir di saat yang tidak tepat
3
Marsha Aruna Leandra
4
Di pecat
5
Tangisan Marsha
6
Hari pertama menjadi pengasuh
7
Kepulangan Aaron
8
Pertemuan kembali
9
Sikap aneh Aaron
10
Perhatian Aaron
11
Tanyakan tentang statusmu
12
Kenapa kamu khawatir?
13
Pertemuan pertama Marsha dan Raihan
14
Marsha punya ayah
15
Toko mainan
16
Melamar wanita lain?
17
Saya bersedia!
18
Raihan tahu siapa ayah Marsha
19
Tidak bisa di paksakan
20
Olang cucah yah?
21
Keributan
22
Anger issue
23
Zeva adalah istriku!
24
Terungkap!
25
Tes DNA
26
Dia putriku!
27
DADDY!
28
Hancurnya hati Sofia
29
Memutuskan untuk rujuk
30
Kemarahan Aaron
31
Rumah impian Zeva
32
Kehebohan di rumah baru
33
Teguran Haikal
34
Rayuan Aaron yang gagal
35
Kedatangan Haikal dan Laras.
36
MALCHA NDA MAU ADEK!
37
Tuntasnya Syarat rujuk usulan Aaron.
38
Hamil dan kejadian tak terduga
39
Usaha ngadon kita berhasil!
40
Dendam Rio
41
Teror Rio, di mulai ...
42
Sikap aneh Zeva
43
Apa ada salah yang ku lakukan?
44
Pertemuan suami dan mantan
45
Kelakuan Marsha
46
Si mulut pedas beraksi
47
Siapa yang merebut?
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Secercah harapan
51
Bawa menantu dan cucu mamah pulang!
52
Sama-sama tersakiti
53
Aksi Marsha yang menakjubkan
54
Pilihan yang tepat
55
Di serbu wartawan
56
baby's gender
57
Drama berangkat sekolah
58
Aaron yang terpojokkan
59
Raden, putra Rio Evandra
60
ALVARO SATRIA ALEXANDER
61
Tolong, bebaskan ayah Raden
62
Lebih pilih dia dari bayimu?
63
Keputusan Aaron membebaskan Rio
64
Malcha geli
65
Si mulut pedas beraksi
66
S1 End
67
EKTRA PART
68
Putri tunggal kesayangan Aaron (S2)
69
Rencana pernikahan yang batal(S2)
70
Kedatangan Azka dan Ariel(S2)
71
Cinta yang salah(S2)
72
Gara-gara salah kamar(S2)
73
Sah!(S2)
74
Rencana yang salah(S2)
75
Tanggung jawab Nathan
76
Testpack(S2)
77
Sikap Nathan(S2)
78
Terbongkar(S2)
79
Tekad Nathan(S2)
80
Memilih melanjutkan pernikahan(S2)
81
Perhatian Nathan(S2)
82
Kemarahan Azka(S2)
83
Kehebohan Javier VS tikus(S2)
84
Tak sengaja bertemu(S2)
85
Abang ketoplak(S2)
86
Aku hanya menghamili putrimu saja(S2)
87
Foto siapa itu?(S2)
88
Tanda merah(S2)
89
Kelakuan Marsha(S2)
90
Kepolosan Nathan saat di dokter kandungan (S2)
91
AKU SUAMINYA!(S2)
92
Kabar buruk(S2)
93
Tidak ada ikatan lagi?(S2)
94
Mana yang lebih kamu cinta?(S2)
95
Jangan cerai yah, nanti gue ganti sama yang baru, gimana?(S2)
96
Sebaik itu istriku(S2)
97
Javier berulah lagi(S2)
98
Kedatangan tamu istimewa(S2)
99
Keributan yang tak biasa(S2)
100
Restu keluarga(S2)
101
Aku merindukanmu(S2)
102
Wani pilo?(S2)
103
Salah sasaran(S2)
104
Cara cepat dapat uang Cod ala Zeva(S2)
105
Raihan come back
106
HARI H(S2)
107
Malam indah bersama(S2)
108
Hadiah di balik kesedihan sesaat(S2)
109
Bangganya Nathan(S2)
110
Bumil Bumil(S2)
111
Keributan dua bocil(S2)
112
Baby triplets(S2)
113
Mantan tunangan(S2)
114
PAHMUD [PAPAH MUDA]
115
Bodi Caming kali! (S2)
116
Baby blues?
117
Panggilan ketoplak
118
Akibat ledekan Varo
119
Balasan Javier
120
Jawaban Marsha
121
Tukang ketoprak tampan
122
Belum KB?
123
Perpisahan
124
Kembali bertemu
125
Bini gue!
126
Suami idaman
127
Dia istri saya
128
Javier sakit
129
Kedatangan opa Andre
130
Valerio
131
Keributan Javier karena salad
132
Kekesalan Nathan
133
Hari spesial
134
4 Tahun kemudian
135
Obrolan menyakitkan
136
Nasehat sang bunda
137
Nathan hanya mencintai Marsha
138
Pelkedel nda ada?
139
Nenek lombeng
140
Kehebohan di malam hari
141
Bawa istri, tapi bukan kamu
142
Ngambek
143
Welcome baby boy
144
Mirip siapa?
145
Menjadi suami yang sabar
146
Gara-gara kambing
147
Karena Demam
148
mobil ketling
149
Ingin hamil lagi?
150
Akhir yang indah
151
Pengumuman
152
(S3) 16 tahun kemudian
153
Pria Amnesia (s3)
154
Memberimu nama
155
Kehebohan Mylo dan Naufan
156
Saya calon suami Aizha, Om
157
Sikap pemberani Ervin
158
Kegalauan Nathan
159
Kedatangan Ervin
160
di terima?
161
Ervin yang misterius
162
Keadaan Ervin
163
Anak pintar bicara, buat mamanya sengsara
164
Perkara gaun
165
Perdebatan antara Nathan dan Andre
166
Dia istriku!
167
Saya benar atau benar?
168
Aku hanya ingin di cintai
169
Baju dinas mama
170
Pesta pernikahan
171
Tebakan Aizha
172
Ervin atau Valerio?
173
Cerita kehidupan Ervin
174
Ke rumah suami
175
Harmonisnya rumah tangga
176
Terbongkar
177
Berpisah?
178
Hamil
179
kembalilah sebagai penerus!
180
Aku ingin menghubungi istriku
181
Punya cinta om
182
Rapat pewaris
183
Menyo ala Mylo
184
Telpon singkat dari Ervin
185
Penangkapan
186
Kembali bertemu
187
Saling merindu
188
Kehebohan Mylo dan Naufan di meja makan
189
Keributan dua mama
190
Menuntut
191
Calon dua putri
192
Lamaran
193
Gaun Tarzan
194
Ke rumah mertua pertama kalinya
195
Menjenguk Harris
196
Saya tunangannya
197
Pamit pulang
198
Hari-H
199
End
200
Perbocilan cadel kembali hadir!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!