Sikap aneh Aaron

Tengah hari, si kembar pulang dari sekolah Playgroup nya. Mereka berlari masuk sambil membawa selembar kertas. Menghampiri Zeva yang sedang merapihkan ruang bermain anak kembar itu.

“Bibi! Bibi! Lihat! Aku dapat nilai A dali bu gulu!!” Seru Azka menunjukkan kertasnya pada Azka.

“Aku duga dapat A kok!!” Seru Ariel tak ingin kalah.

Sontak keduanya saling melirik sinis, Zeva yang melihatnya pun terkekeh gemas. Dia menangkup pipi keduanya dengan menatapnya lembut.

“Kalian anak kembar, tentu saja sama hebat nya.” Ujar Zeva dengan tersenyum ramah.

“Ekhem, apa mommy mengganggu?”

Ariel dan Azka sontak menoleh, mereka langsung berlari menghampiri wanita yang berdiri di ambang pintu.

“Mommy lihat! Aku dapat nilai A!” Seru Ariel.

Azka yang mendengarnya pun memukul bahu adiknya itu dengan kesal.

“Tadi kan bibi udah bilang kalau kita ini kembal, pacti cama-cama hebat!” Kesal Azka.

“Oh iya benel!” Pekik Ariel.

Mendengar celotehan putranya, ibu dari si kembar pun menatap Zeva yang berjalan menghampiri nya. Dia mengulas senyum ramah pada pengasuh putra kembarnya itu.

“Aku salut padamu Zeva, si kembar sangat sulit akur. Mereka selalu ingin menjadi yang nomor satu, tapi kamu bisa membuat keduanya kompak. Apa sebelum nya kamu ada sekolah menjadi pengasuh? Kamu terampil sekali mengurus anak,” ujar Dinda.

Zeva tersenyum singkat. “Saya dulunya wanita karir, tapi karena saya di pecat. Jadinya terpaksa saya harus cari kerjaan lain, saya gak pernah sekolah jadi pengasuh kak."

Saat Zeva menjelaskan, kebetulan Aaron sedang melintas di depan kamar si kembar. Dia menghentikan langkahnya dan penasaran dengan obrolan keduanya.

“Cuman saya sudah berpengalaman, karena saya sudah memiliki ....” Perkataan Zeva terhenti ketika netranya menangkap sosok Aaron yang tengah menatapnya.

Tertangkap basah, Aaron segera pergi dari sana. Melihat Zeva yang terdiam, Dinda pun memanggil nya.

“Memiliki apa? Anak?” Tanya Dinda.

Zeva hanya tersenyum singkat dan mengalihkan perhatian Dinda agar tak menanyakan hal yang lebih jauh.

“Boleh saya pinjam telepon rumah kak?” Tanya Zeva. Zeva merubah panggilannya pada Dinda semenjak wanita hamil itu kekeuj ingin di panggil kakak olehnya.

“Kamu gak bawa ponsel?” Heran Dinda.

Zeva menggaruk tengkuknya yang tak gatal. “Ponsel saya habis di jual buat ongkos dan keperluan lainnya.” Cicit Zeva.

“Astaga ... Ponsel itu penting loh, kamu bisa ngomong sama ibu mertua saya kalau mau gaji di awal. Kan bisa Zeva,” ujar Dinda.

“Saya gak enak kak.” Cicit Zeva.

Dinda menghela nafas pelan, dia pun mengangguk mengizinkan Zeva menggunakan telepon rumah.

“Kamu boleh pake telepon rumah sesukamu, saya titip si kembar yah. Saya akan pergi menemani suami saya bertemu klien besar” ujar Dinda dan menepuk bahu Zeva sebelum meninggalkan mereka.

Zeva pun mengurus si kembar yang baru pulang sekolah, setelah itu Zeva menyiapkannya makan siang untuk keduanya.

Aaron memperhatikan Zeva dari lantai atas yang langsung melihat ke arah meja makan, dia menumpu tubuhnya dengan lengannya yang terletak di pagar pembatas.

Zeva tak menyadari nya jika sedari tadi Aaron menatapnya, sangking asiknya dia bercanda dengan si kembar.

“Apa dia sudah menikah dengan Rio? Tentu saja sudah bukan? Tapi ... kenapa dia malah jadi pengasuh disini? Apa Rio tidak sanggup membiayainya?” Batin Aaron.

Aaron pun kembali masuk ke kamarnya, kegiatannya tadi ternyata di ketahui oleh Raihan yang sedang mengintip di pintu kamarnya tepat di belakang Aaron.

“Liatin siapa sih dia, fokus amat.” Gumam Raihan.

Raihan berjalan menuju pagar pembatas, seketika raut wajahnya berubah menjadi antusias.

“Daebak!! Dia melirik kakak pengasuh rupanya. Wohooo ternyata seleranya wanita keibuan seperti Kak Zeva, bilang dong! Kan gak perlu susah-susah cari wanita yang cocok buat dia.” Heboh Raihan.

Tiba tiba ide jail terlintas di pikirannya.

“Gue bantuin kak, tenang aja. Untuk urusan restu mommy, adikmu siap membantu.” Ujar Raihan sambil memukul d4danya.

.

.

.

"Marsha! Marsha!" Ayla yang baru saja pulang dari sekolahnya lantas mencari Marsha, netranya melihat sosok yang dirinya cari ternyata sedang duduk berjongkok di kebun belakang rumah.

"Cemut tau nda, Malcha kangen bunda. Tapi bunda cedang kelja, buat Malca beli jajan, mainan, buat jalan-jalan duga. Tapi Malcha kangen bunda haaahh ... Belat kali lacana."

Celotehan Marsha hanya celotehan anak kecil biasa, tetapi mampu membuat Ayla terasa terenyuh. Dia pun menghampiri Marsha dan mengagetkannya.

"DORRR!"

"KAKAK MENCLET!" Latah Masha, anak ituu memegang dadanya lantaran tekejut dengan suara Ayla.

"Mencr3t? Ngomong apa tadi kamu?" Ayla melipat tangannya di dada. Netranya menatap tajam Marsha yang menutup mulutnya dengan kedua tangan mungilnya.

"Abic na kakak kagetin, jadina malcha ngomongna dali hati malcha yang paaaaling dalam." Ujar Marsha sambil memegang dadanya dengan mata terpejam.

Seketika Ayla melotot, Marsha yang sadar apa yang dirinya ucapkan pun segera membuka matanya.

"Aduh calah ngomong lagi, bunda cih celalu ngajalin Malcha buat jujul. Jadi malah kan kakakna." Lirih Marsha.

"Marsha ...."

"Eum itu Malcha lupa cebokin Kodok depan lumah dulu. BAI KAKAK TAYANG!!"

Marsha langsung lari terbiit-birit, meninggalkan Ayla yang menahan kekesalannya. Melihat Marsha yang berlari lucu, Ayla tak bisa menahan senyumnya.

"Haiss anak itu." Ucap Ayla sambil menggelengkan kepalanya.

.

.

.

Sama halnya dengan Marsha, Zeva sedang merindukan putrinya itu. Rasanya dirinya gatal sekali ingin menelpon sang putri.

Netra Zeva menangkap telepon rumah yang berada di meja samping sofa ruang tamu, dia menoleh ke sekitarnya. Rumah dalam keadaan sepi, sehingga Zeva memutuskan untuk mendekati telepon rumah.

Dengan ragu, Zeva menyentuh gagang telpon itu. Kemudian dia mendekatkannya ke telinganya, tangan lainnya mencoba mengetik nomor telepon Ayla.

"Tersambung." Gumam Zeva dengan perasaan senang. Netranya mengawasi sekitar, seperti takut akan terpergok.

"Aduh kemana sih nih anak, gak di angkat-angkat lagi." Gerutu Zeva.

Di pintu utama muncullah Aaron yang berjalan masuk bersama asistennya yang sibuk memegang bekas.

"Nanti saya mau, meetingnya di ajukan siang i ...."

Aaron menjeda ucapannya saat netranya tak sengaja mendapati Zeva yang tengah menggenggam telepon rumah di samping kepalanya. Wanita itu terlihat mencurigakan bagi Aaron karena selalu mengawasi sekitar. Dan Aaron juga penasaran dengan apa yang Zeva lakukan dengan telpon rumahnya.

"Tuan." Bisik asistennya yang merasa bingung dengan sikap bos ya.

"Syut." Aaron memberi isyarat padanya untuk diam.

Asisten Aaron pun ikut bersembunyi dan menatap apa yang tengah wanita yang tidak dia ketahui itu lakukan.

"Kenapa gak di angkat-angkat sih, kan kangen." Gerutu Zeva, menaruh kasar telpon rumah itu pada tempatnya kembali.

Gerutuan Zeva tenyata sampai di telinga Aaron, entah mengapa pria itu malah berpikir jika Zeva tengah menunggu balasan telpon dari Rio. Hingga membuat dirinya cemburu dan mengepalkan kedua tangannya dengan tatapan menyorot Zevanya dengan tajam.

"Fajar, kamu hubungi kantor telepon. Bilang padanya kalau aku akan memutus sambungan telepon rumahku,"

"Hah?"

Tanpa menanggapi Asistennya, Aaron segera pergi dengan emosi yang menggebu. Asisten Aaron pun hanya bisa mengikuti bosnya itu.

Selang berapa menit, Aaron kembali. Dia berniat akan kembali ke kantor, tapi saat melewati ruang tamu langkahnya terhenti ketika mendengar telepon rumah yang berbunyi.

TRINGGG!!!!

Terpaksa Aaron menghampiri telpon rumah, dia mengangkatnya dan mendekati telpon itu ke telinganya.

"Halo? Kakan lagi bokel, ada pellu apa tepon-tepon? Bial Malca tantik nanti bilang ke kakak?"

"Suara anak kecil?" Gumam Aaron.

"Halooo? Dengal nda? Kakak lagi bokel, lama tungguna."

"Ha-halo sa ..."

"MARSHAA SIAPA YANG KAU HUBUNGI HAA?"

"Nda tahu, tadi tepon tepon. Tapi nda ada cualana. Cetan kali,"

TUUUTTT

Sambungan telpon terputus, Aaron terdiam dengan pertanyaan di benaknya. Suara Marsha entah mengapa membuat hatinya bergetar.

"Marsha." Lirih Aaron mengingat nama anak itu.

JANGAN LUPA SEMPETIN KOMEN DAN LIKE OKE. DI TAMBAH VOTE DAN HADIAH JUGA LEBIH KEREN😁

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

ikatan batin gak bisa dibohongi ternyata ikatan batinnya sdh nyambung kalau mereka berdua ayah dan anak

2024-05-07

0

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

kontak batin pasti ada yah, secara kan mereka ayah dan anak

2024-04-15

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

Aaron itu anak mu, kasihan tau 😭

2024-05-06

0

lihat semua
Episodes
1 Istana yang retak
2 Hadir di saat yang tidak tepat
3 Marsha Aruna Leandra
4 Di pecat
5 Tangisan Marsha
6 Hari pertama menjadi pengasuh
7 Kepulangan Aaron
8 Pertemuan kembali
9 Sikap aneh Aaron
10 Perhatian Aaron
11 Tanyakan tentang statusmu
12 Kenapa kamu khawatir?
13 Pertemuan pertama Marsha dan Raihan
14 Marsha punya ayah
15 Toko mainan
16 Melamar wanita lain?
17 Saya bersedia!
18 Raihan tahu siapa ayah Marsha
19 Tidak bisa di paksakan
20 Olang cucah yah?
21 Keributan
22 Anger issue
23 Zeva adalah istriku!
24 Terungkap!
25 Tes DNA
26 Dia putriku!
27 DADDY!
28 Hancurnya hati Sofia
29 Memutuskan untuk rujuk
30 Kemarahan Aaron
31 Rumah impian Zeva
32 Kehebohan di rumah baru
33 Teguran Haikal
34 Rayuan Aaron yang gagal
35 Kedatangan Haikal dan Laras.
36 MALCHA NDA MAU ADEK!
37 Tuntasnya Syarat rujuk usulan Aaron.
38 Hamil dan kejadian tak terduga
39 Usaha ngadon kita berhasil!
40 Dendam Rio
41 Teror Rio, di mulai ...
42 Sikap aneh Zeva
43 Apa ada salah yang ku lakukan?
44 Pertemuan suami dan mantan
45 Kelakuan Marsha
46 Si mulut pedas beraksi
47 Siapa yang merebut?
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Secercah harapan
51 Bawa menantu dan cucu mamah pulang!
52 Sama-sama tersakiti
53 Aksi Marsha yang menakjubkan
54 Pilihan yang tepat
55 Di serbu wartawan
56 baby's gender
57 Drama berangkat sekolah
58 Aaron yang terpojokkan
59 Raden, putra Rio Evandra
60 ALVARO SATRIA ALEXANDER
61 Tolong, bebaskan ayah Raden
62 Lebih pilih dia dari bayimu?
63 Keputusan Aaron membebaskan Rio
64 Malcha geli
65 Si mulut pedas beraksi
66 S1 End
67 EKTRA PART
68 Putri tunggal kesayangan Aaron (S2)
69 Rencana pernikahan yang batal(S2)
70 Kedatangan Azka dan Ariel(S2)
71 Cinta yang salah(S2)
72 Gara-gara salah kamar(S2)
73 Sah!(S2)
74 Rencana yang salah(S2)
75 Tanggung jawab Nathan
76 Testpack(S2)
77 Sikap Nathan(S2)
78 Terbongkar(S2)
79 Tekad Nathan(S2)
80 Memilih melanjutkan pernikahan(S2)
81 Perhatian Nathan(S2)
82 Kemarahan Azka(S2)
83 Kehebohan Javier VS tikus(S2)
84 Tak sengaja bertemu(S2)
85 Abang ketoplak(S2)
86 Aku hanya menghamili putrimu saja(S2)
87 Foto siapa itu?(S2)
88 Tanda merah(S2)
89 Kelakuan Marsha(S2)
90 Kepolosan Nathan saat di dokter kandungan (S2)
91 AKU SUAMINYA!(S2)
92 Kabar buruk(S2)
93 Tidak ada ikatan lagi?(S2)
94 Mana yang lebih kamu cinta?(S2)
95 Jangan cerai yah, nanti gue ganti sama yang baru, gimana?(S2)
96 Sebaik itu istriku(S2)
97 Javier berulah lagi(S2)
98 Kedatangan tamu istimewa(S2)
99 Keributan yang tak biasa(S2)
100 Restu keluarga(S2)
101 Aku merindukanmu(S2)
102 Wani pilo?(S2)
103 Salah sasaran(S2)
104 Cara cepat dapat uang Cod ala Zeva(S2)
105 Raihan come back
106 HARI H(S2)
107 Malam indah bersama(S2)
108 Hadiah di balik kesedihan sesaat(S2)
109 Bangganya Nathan(S2)
110 Bumil Bumil(S2)
111 Keributan dua bocil(S2)
112 Baby triplets(S2)
113 Mantan tunangan(S2)
114 PAHMUD [PAPAH MUDA]
115 Bodi Caming kali! (S2)
116 Baby blues?
117 Panggilan ketoplak
118 Akibat ledekan Varo
119 Balasan Javier
120 Jawaban Marsha
121 Tukang ketoprak tampan
122 Belum KB?
123 Perpisahan
124 Kembali bertemu
125 Bini gue!
126 Suami idaman
127 Dia istri saya
128 Javier sakit
129 Kedatangan opa Andre
130 Valerio
131 Keributan Javier karena salad
132 Kekesalan Nathan
133 Hari spesial
134 4 Tahun kemudian
135 Obrolan menyakitkan
136 Nasehat sang bunda
137 Nathan hanya mencintai Marsha
138 Pelkedel nda ada?
139 Nenek lombeng
140 Kehebohan di malam hari
141 Bawa istri, tapi bukan kamu
142 Ngambek
143 Welcome baby boy
144 Mirip siapa?
145 Menjadi suami yang sabar
146 Gara-gara kambing
147 Karena Demam
148 mobil ketling
149 Ingin hamil lagi?
150 Akhir yang indah
151 Pengumuman
152 (S3) 16 tahun kemudian
153 Pria Amnesia (s3)
154 Memberimu nama
155 Kehebohan Mylo dan Naufan
156 Saya calon suami Aizha, Om
157 Sikap pemberani Ervin
158 Kegalauan Nathan
159 Kedatangan Ervin
160 di terima?
161 Ervin yang misterius
162 Keadaan Ervin
163 Anak pintar bicara, buat mamanya sengsara
164 Perkara gaun
165 Perdebatan antara Nathan dan Andre
166 Dia istriku!
167 Saya benar atau benar?
168 Aku hanya ingin di cintai
169 Baju dinas mama
170 Pesta pernikahan
171 Tebakan Aizha
172 Ervin atau Valerio?
173 Cerita kehidupan Ervin
174 Ke rumah suami
175 Harmonisnya rumah tangga
176 Terbongkar
177 Berpisah?
178 Hamil
179 kembalilah sebagai penerus!
180 Aku ingin menghubungi istriku
181 Punya cinta om
182 Rapat pewaris
183 Menyo ala Mylo
184 Telpon singkat dari Ervin
185 Penangkapan
186 Kembali bertemu
187 Saling merindu
188 Kehebohan Mylo dan Naufan di meja makan
189 Keributan dua mama
190 Menuntut
191 Calon dua putri
192 Lamaran
193 Gaun Tarzan
194 Ke rumah mertua pertama kalinya
195 Menjenguk Harris
196 Saya tunangannya
197 Pamit pulang
198 Hari-H
199 End
200 Perbocilan cadel kembali hadir!!
Episodes

Updated 200 Episodes

1
Istana yang retak
2
Hadir di saat yang tidak tepat
3
Marsha Aruna Leandra
4
Di pecat
5
Tangisan Marsha
6
Hari pertama menjadi pengasuh
7
Kepulangan Aaron
8
Pertemuan kembali
9
Sikap aneh Aaron
10
Perhatian Aaron
11
Tanyakan tentang statusmu
12
Kenapa kamu khawatir?
13
Pertemuan pertama Marsha dan Raihan
14
Marsha punya ayah
15
Toko mainan
16
Melamar wanita lain?
17
Saya bersedia!
18
Raihan tahu siapa ayah Marsha
19
Tidak bisa di paksakan
20
Olang cucah yah?
21
Keributan
22
Anger issue
23
Zeva adalah istriku!
24
Terungkap!
25
Tes DNA
26
Dia putriku!
27
DADDY!
28
Hancurnya hati Sofia
29
Memutuskan untuk rujuk
30
Kemarahan Aaron
31
Rumah impian Zeva
32
Kehebohan di rumah baru
33
Teguran Haikal
34
Rayuan Aaron yang gagal
35
Kedatangan Haikal dan Laras.
36
MALCHA NDA MAU ADEK!
37
Tuntasnya Syarat rujuk usulan Aaron.
38
Hamil dan kejadian tak terduga
39
Usaha ngadon kita berhasil!
40
Dendam Rio
41
Teror Rio, di mulai ...
42
Sikap aneh Zeva
43
Apa ada salah yang ku lakukan?
44
Pertemuan suami dan mantan
45
Kelakuan Marsha
46
Si mulut pedas beraksi
47
Siapa yang merebut?
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Secercah harapan
51
Bawa menantu dan cucu mamah pulang!
52
Sama-sama tersakiti
53
Aksi Marsha yang menakjubkan
54
Pilihan yang tepat
55
Di serbu wartawan
56
baby's gender
57
Drama berangkat sekolah
58
Aaron yang terpojokkan
59
Raden, putra Rio Evandra
60
ALVARO SATRIA ALEXANDER
61
Tolong, bebaskan ayah Raden
62
Lebih pilih dia dari bayimu?
63
Keputusan Aaron membebaskan Rio
64
Malcha geli
65
Si mulut pedas beraksi
66
S1 End
67
EKTRA PART
68
Putri tunggal kesayangan Aaron (S2)
69
Rencana pernikahan yang batal(S2)
70
Kedatangan Azka dan Ariel(S2)
71
Cinta yang salah(S2)
72
Gara-gara salah kamar(S2)
73
Sah!(S2)
74
Rencana yang salah(S2)
75
Tanggung jawab Nathan
76
Testpack(S2)
77
Sikap Nathan(S2)
78
Terbongkar(S2)
79
Tekad Nathan(S2)
80
Memilih melanjutkan pernikahan(S2)
81
Perhatian Nathan(S2)
82
Kemarahan Azka(S2)
83
Kehebohan Javier VS tikus(S2)
84
Tak sengaja bertemu(S2)
85
Abang ketoplak(S2)
86
Aku hanya menghamili putrimu saja(S2)
87
Foto siapa itu?(S2)
88
Tanda merah(S2)
89
Kelakuan Marsha(S2)
90
Kepolosan Nathan saat di dokter kandungan (S2)
91
AKU SUAMINYA!(S2)
92
Kabar buruk(S2)
93
Tidak ada ikatan lagi?(S2)
94
Mana yang lebih kamu cinta?(S2)
95
Jangan cerai yah, nanti gue ganti sama yang baru, gimana?(S2)
96
Sebaik itu istriku(S2)
97
Javier berulah lagi(S2)
98
Kedatangan tamu istimewa(S2)
99
Keributan yang tak biasa(S2)
100
Restu keluarga(S2)
101
Aku merindukanmu(S2)
102
Wani pilo?(S2)
103
Salah sasaran(S2)
104
Cara cepat dapat uang Cod ala Zeva(S2)
105
Raihan come back
106
HARI H(S2)
107
Malam indah bersama(S2)
108
Hadiah di balik kesedihan sesaat(S2)
109
Bangganya Nathan(S2)
110
Bumil Bumil(S2)
111
Keributan dua bocil(S2)
112
Baby triplets(S2)
113
Mantan tunangan(S2)
114
PAHMUD [PAPAH MUDA]
115
Bodi Caming kali! (S2)
116
Baby blues?
117
Panggilan ketoplak
118
Akibat ledekan Varo
119
Balasan Javier
120
Jawaban Marsha
121
Tukang ketoprak tampan
122
Belum KB?
123
Perpisahan
124
Kembali bertemu
125
Bini gue!
126
Suami idaman
127
Dia istri saya
128
Javier sakit
129
Kedatangan opa Andre
130
Valerio
131
Keributan Javier karena salad
132
Kekesalan Nathan
133
Hari spesial
134
4 Tahun kemudian
135
Obrolan menyakitkan
136
Nasehat sang bunda
137
Nathan hanya mencintai Marsha
138
Pelkedel nda ada?
139
Nenek lombeng
140
Kehebohan di malam hari
141
Bawa istri, tapi bukan kamu
142
Ngambek
143
Welcome baby boy
144
Mirip siapa?
145
Menjadi suami yang sabar
146
Gara-gara kambing
147
Karena Demam
148
mobil ketling
149
Ingin hamil lagi?
150
Akhir yang indah
151
Pengumuman
152
(S3) 16 tahun kemudian
153
Pria Amnesia (s3)
154
Memberimu nama
155
Kehebohan Mylo dan Naufan
156
Saya calon suami Aizha, Om
157
Sikap pemberani Ervin
158
Kegalauan Nathan
159
Kedatangan Ervin
160
di terima?
161
Ervin yang misterius
162
Keadaan Ervin
163
Anak pintar bicara, buat mamanya sengsara
164
Perkara gaun
165
Perdebatan antara Nathan dan Andre
166
Dia istriku!
167
Saya benar atau benar?
168
Aku hanya ingin di cintai
169
Baju dinas mama
170
Pesta pernikahan
171
Tebakan Aizha
172
Ervin atau Valerio?
173
Cerita kehidupan Ervin
174
Ke rumah suami
175
Harmonisnya rumah tangga
176
Terbongkar
177
Berpisah?
178
Hamil
179
kembalilah sebagai penerus!
180
Aku ingin menghubungi istriku
181
Punya cinta om
182
Rapat pewaris
183
Menyo ala Mylo
184
Telpon singkat dari Ervin
185
Penangkapan
186
Kembali bertemu
187
Saling merindu
188
Kehebohan Mylo dan Naufan di meja makan
189
Keributan dua mama
190
Menuntut
191
Calon dua putri
192
Lamaran
193
Gaun Tarzan
194
Ke rumah mertua pertama kalinya
195
Menjenguk Harris
196
Saya tunangannya
197
Pamit pulang
198
Hari-H
199
End
200
Perbocilan cadel kembali hadir!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!