Kepulangan Aaron

Seminggu sudah Zeva bekerja sebagai baby sitter si kembar, selama itu dia telah memahami masing-masimg karakter majikannya. Dirinya juga semakin paham dengan sifat si kembar, Azka yang terlihat gampang kesal dan tidak manja. Berbanding terbalik dengan Ariel yang selalu manja, selalu ingin mainan yang kembarannya main kan. Biang rusuh, gampang menangis jika sudah di bentak oleh sang kembaran.

Seperti saat ini, Azka tidak mau meminjamkan buku belajar tentang huruf pada Ariel hingga membuat anak itu merengek kesal.

"Pinjem cebental!! Pelit kali cih! nanti kubulana cempit balu tau laca!" Ariel menarik buku yang di pegang erat oleh Azka.

"Ariel, tadi kan Ariel udah lihat. Biarkan Azka baca dulu yah, lima belas menit oke. Ariel baca yang lain dulu." Bujuk Zeva mengambil tangan Ariel yang merebut buku tersebut.

Akhirnya Ariel luluh, dia mengambil buku yang Zeva sodorkan. Buku belajar mengenal tentang anggota keluarga.

"Tapi bibi temenin Alil belajal, Acka nda ucah!" Ketus Ariel melirik sinis Azka yang acuh padanya.

"Iya." Sahut Zeva.

Ariel duduk di pangkuan Zeva, dia melihat aoa yang Zeva tunjukkan padanya dari buku tersebut.

"Ini kakek, ini nenek dan ini ...,"

"Tundu dulu cebental, tadi katana ini kakek. Kok nda milip?" Sela Ariel sembari mendekatkan buku itu ke matanya untuk memastikan apakah gambar itu benar kakeknya.

Zeva menggaruk tengkuknya yang tak gatal, bagaimana dia menjelaskan tentang gambar itu.

"Ehm itu bukan Kakek Ariel," ujar Zeva.

"Bukan? Kakek na olang?" Tanya Ariel mendongak menatap Zeva.

"Heum iya kakeknya orang." Sudahlah, Zeva ingin pembahasan ini cepat berlalu.

"Olang ciapa?" Tanya Ariel kembali.

Azka yang memang sedari tadi mendengar celotehan Ariel pun mendelik kesal. Dia merampas buku yang berada di pangkuan Ariel hingga membuat anak itu tak terima bukunya di ambil.

"IIHHH ACKAAAA!!"

"Diam bulung beo! ngoceh aja telus! bibil kamu nanti melal ngomong telus!"

"Azka ...."

"Lempal aja dia bi, nyucahin aja keljana." Ketus Azka.

"HUAAA!!"

Dan terjadi lagi, Ariel berbalik dan memeluk Zeva . Dia menangis keras karena Azka membentaknya, dia meminta perlindungan pada sang ibu pengasuh.

"Azka tunggu sini bentar yah, bibi mau menidurkan Ariel dulu. Kayaknya dia ngantuk." Pinta Zeva.

Perlahan Zeva bangkit dan berjalan menuju kamar si kembar. Ariel masih saja menangis sambil mengucek matanya.

Sementara itu di pintu utama, Laras tengah heboh ketika melihat sosok pria dewasa nan tampan berjalan masuk ke dalam rumah.

"Aaron?! inget pulang juga kamu yah! dasar anak nakal!" Omel Laras.

Walaupun kesal dan tetap mengomel, Laras menepuk putranya. Sudah dua bulan Aaron pergi ke luar kota, tanpa menelpon sang ibunda yang selalu khawatir padanya.

"Maaf mah, Aaron harus mengurus project yang hampir gagal. Mamah gimana kabarnya?" Tanya Aaron sembari merangkul ibunya masuk.

"Mamah baik, mamah seneng kamu pulang. Mamah kira kamu bakalan pulang bawain mamah calon mantu gitu." Cetus Laras pada sang anak.

Aaron hanya bisa menghela nafas kasar, ini lah yang membuat dirinya tak betah di rumah. Laras selalu menanyakan kapan dirinya menikah, kapan dirinya memiliki keluarga. Maukah dirinya di jodohkan, dan lain sebagainya.

Dengan lelah, Aaron menjatuhkan bobot tubuhnya ke sofa. Laras pun meminta pembantu membawakan putranya secangkir kopi.

"Kerjaan kamu udah beres kan di sana?" Tanya Laras.

Aaron mengangguk singkat. Laras menatap wajah putranya yang terlihat lebih kurus, bahkan sepertinya putranya tak mengurus diri dengan baik.

Perlahan, Laras mengusap wajah putranya itu dengan tatapan sayang.

"Menikahlah nak, biar ada yang ngurus. Mamah ini udah tua, pengen ngeliat anak-anaknya dapat wanita yang tepat, kalau kamu memilih untuk sendiri. Mamah khawatir," ujar Laras dengan sendu.

Aaron menepis lembut tangan LAras dari pipinya, dia menegakkan tubuhnya ketika pembantu datang membawakan secangkir kopi.

"Aaron belum kepikiran mah, masih sibuk sama kerjaan," ujar Aaron dengan santai.

"Kerjaan kerjaan dan kerjaan terus! Lihat, abangmu sudah mau punya tiga anak. Dan Kamu, masih aja jadi bujang lapuk. Kamu mau nikah sama komputer emangnya? Sampe bermalam sama tu mesin terus?” Sindir Laras dengan kesal.

Aaron menghela nafasnya pelan, dia mengambil cangkir kopi dan meminum perlahan kopi tersebut untuk menyegarkan pikirannya.

“Aarr!! Mamah ini sudah tua, mamah ingin anak anak mamah cepat-cepat punya pasangan. Kamu yang mamah khawatirin, kamu ini pria normal atau enggak sih!”

UHUK!!! UHUK?!

Aaron yang tadinya sedang meminum kopinya kahirnya tersedak karena ucapan sang mamah.

“Ya normal lah mah! Kayak gitu kok di pertanyakan.” Kesal Aaron.

“Ya gimana mamah gak curiga, mamah jodohin kamu sama puluhan wanita. Dari yang kurus sampai yang gendut, dari yang jelek sampai yang cantik. Gak ada yang kamu suka, kamu sukanya apa sih Aaarr!! Tipe kamu itu seperti apa sih?! Jangan buat mamah berpikir kalau kamu itu suka sama mesin!” Omel Laras.

Aaron mengusap telinganya, ini lah kenapa dirinya malas pulang. Dia lelah di desak menikah oleh sang ibu. Dia sudah pernah menikah, dan di kecewakan. Aaron tak ingin kejadian itu terulang lagi, sayang ... tidak ada yang tahu soal status dirinya yang sebenarnya.

“Udah dulu yah mah, Aaron mau ke kamar.” Pamit Aaorn.

Laras mencak-mencak kesal, putranya yang satu itu sangat sulit di bujuk. Sementara Aaron, dia menaiki tangga dengan santai menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

“Ka Acka nakal hiks ... Cubit dia nanti bibi, bial tahu laca. Malah-malah telus, bibi nanti malahin ka acka pokokna!!"

Langkah Aaron yang akan memasuki kamarnya terhenti lantaran mendengar suara ponakannya dengan orang lain.

“Bibi? tumben sekali maid ada di kamar si kembar.” Gumam Aaron.

Aaron melangkah mendekati kamar si kembar, lagi-lagi langkahnya terhenti ketika mendengar suara.

“Iya, nanti bibi bilangin Azka yah. Udah, sekarang Ariel tidur dulu. Bibi puk-puk sini."

Deghh!!

"Zeva. Suara itu, mirip suara Zeva." Batin Aaron dengan perasaan yang bergemuruh.

Tentu Aaron masih menghafal suara Zeva, jantungnya berdegup dengan kencang. Suara yang bertahun-tahun lamanya tidak dia dengar, kembali dirinya dengar.

Dengan perlahan, Aaron mencoba untung meraih gagang pintu berniat akan membukanya.

“Apa yang sedang kamu lakukan?”

Aaron berbalik, dia menatap sosok pria yang seumuran dengannya.

“Jac, kau habis dari rumah sakit?” Tanya Aaron saat melihat kakaknya yang memakai jas dokternya.

Jacob memang seorang dokter umum di rumah sakit Smith, selain menjadi dokter dirinya juga ikut turun ke perusahaan membantu Haikal mengelolanya.

"Iya, baru saja kakak ipar mu melakukan cek kandungan. aku mau lihat si kembar dulu. Tolong kamu berikan berkas ini pada daddy." Pinta Jacob.

Dengan berat hati, Aaron menerima berkas itu, dia menatap pintu keponakannya dengan tatapan kosong.

"Hei ada apa? ayo cepat, daddy sudah menunggu!" Desak Jacob.

Aaron mengangguk, dia pun berlalu pergi ke ruangan sang daddy. Sementara Jacob, memasuki kamar si kembar.

Cklek!

Zeva yang baru saja akan ke ruangan bermain tentu terkejut mendengar suara pintu yang terbuka.

"Maaf, apa si kembar sudah tidur?" Tanya jacob.

Zeva mengangguk pelan. "Ariel sudah tidur, tapi Azka belum." Sahut Zeva.

"Oh begitu, tolong panggilkan Azka. Bilang padanya kalau saya akan mengajaknya bermain."

Zeva mengangguk dia berlalu memanggil Azka. Zeva menuntun Azka menuju Jacob yang menunggu di ambang pintu.

"Saya akan bawa Azka keluar sebentar, tolong jaga Ariel selama saya pergi. Mommy mereka sedang tidak enak badan, jadi saya harap kamu bisa menjaga Ariel." Pinta Jacob.

Zeva mengangguk saja, lagian sudah biasa Azka yang selalu di ajak dan Ariel yang di tinggal. Zeva tidak tahu kemana Jacob membawa Azka, tapi beruntungnya Ariel tak pernah nangis ketika tahu dirinya tak di ajak.

Dari sini Zeva simpulkan, kalau tempat yang akan Jacob kunjungi. Tak di sukai oleh Ariel, maka dari itu bocah itu tetap anteng ketika mengetahui keduanya pergi.

"Akhirnya ... aku bisa ikut tidur." Ceria Zeva. Inilah saat-saat yang ia tunggu, waktu ketika anak asuhnya tidur. Dia bisa ikut istirahat sampai Ariel bangun di sore hari.

JANGAN LUPA LIKE, KOMEN, HADIAH DAN VOTENYA😘😘😘

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

aoran yg kamu ingin lihat adalah mantan istrimu dan how did you react ?

2024-05-07

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

semoga Aaron ngk usir Zeva ya thour🥸

2024-05-06

0

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

belum ketemu yah mereka sekarang

2024-04-15

0

lihat semua
Episodes
1 Istana yang retak
2 Hadir di saat yang tidak tepat
3 Marsha Aruna Leandra
4 Di pecat
5 Tangisan Marsha
6 Hari pertama menjadi pengasuh
7 Kepulangan Aaron
8 Pertemuan kembali
9 Sikap aneh Aaron
10 Perhatian Aaron
11 Tanyakan tentang statusmu
12 Kenapa kamu khawatir?
13 Pertemuan pertama Marsha dan Raihan
14 Marsha punya ayah
15 Toko mainan
16 Melamar wanita lain?
17 Saya bersedia!
18 Raihan tahu siapa ayah Marsha
19 Tidak bisa di paksakan
20 Olang cucah yah?
21 Keributan
22 Anger issue
23 Zeva adalah istriku!
24 Terungkap!
25 Tes DNA
26 Dia putriku!
27 DADDY!
28 Hancurnya hati Sofia
29 Memutuskan untuk rujuk
30 Kemarahan Aaron
31 Rumah impian Zeva
32 Kehebohan di rumah baru
33 Teguran Haikal
34 Rayuan Aaron yang gagal
35 Kedatangan Haikal dan Laras.
36 MALCHA NDA MAU ADEK!
37 Tuntasnya Syarat rujuk usulan Aaron.
38 Hamil dan kejadian tak terduga
39 Usaha ngadon kita berhasil!
40 Dendam Rio
41 Teror Rio, di mulai ...
42 Sikap aneh Zeva
43 Apa ada salah yang ku lakukan?
44 Pertemuan suami dan mantan
45 Kelakuan Marsha
46 Si mulut pedas beraksi
47 Siapa yang merebut?
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Secercah harapan
51 Bawa menantu dan cucu mamah pulang!
52 Sama-sama tersakiti
53 Aksi Marsha yang menakjubkan
54 Pilihan yang tepat
55 Di serbu wartawan
56 baby's gender
57 Drama berangkat sekolah
58 Aaron yang terpojokkan
59 Raden, putra Rio Evandra
60 ALVARO SATRIA ALEXANDER
61 Tolong, bebaskan ayah Raden
62 Lebih pilih dia dari bayimu?
63 Keputusan Aaron membebaskan Rio
64 Malcha geli
65 Si mulut pedas beraksi
66 S1 End
67 EKTRA PART
68 Putri tunggal kesayangan Aaron (S2)
69 Rencana pernikahan yang batal(S2)
70 Kedatangan Azka dan Ariel(S2)
71 Cinta yang salah(S2)
72 Gara-gara salah kamar(S2)
73 Sah!(S2)
74 Rencana yang salah(S2)
75 Tanggung jawab Nathan
76 Testpack(S2)
77 Sikap Nathan(S2)
78 Terbongkar(S2)
79 Tekad Nathan(S2)
80 Memilih melanjutkan pernikahan(S2)
81 Perhatian Nathan(S2)
82 Kemarahan Azka(S2)
83 Kehebohan Javier VS tikus(S2)
84 Tak sengaja bertemu(S2)
85 Abang ketoplak(S2)
86 Aku hanya menghamili putrimu saja(S2)
87 Foto siapa itu?(S2)
88 Tanda merah(S2)
89 Kelakuan Marsha(S2)
90 Kepolosan Nathan saat di dokter kandungan (S2)
91 AKU SUAMINYA!(S2)
92 Kabar buruk(S2)
93 Tidak ada ikatan lagi?(S2)
94 Mana yang lebih kamu cinta?(S2)
95 Jangan cerai yah, nanti gue ganti sama yang baru, gimana?(S2)
96 Sebaik itu istriku(S2)
97 Javier berulah lagi(S2)
98 Kedatangan tamu istimewa(S2)
99 Keributan yang tak biasa(S2)
100 Restu keluarga(S2)
101 Aku merindukanmu(S2)
102 Wani pilo?(S2)
103 Salah sasaran(S2)
104 Cara cepat dapat uang Cod ala Zeva(S2)
105 Raihan come back
106 HARI H(S2)
107 Malam indah bersama(S2)
108 Hadiah di balik kesedihan sesaat(S2)
109 Bangganya Nathan(S2)
110 Bumil Bumil(S2)
111 Keributan dua bocil(S2)
112 Baby triplets(S2)
113 Mantan tunangan(S2)
114 PAHMUD [PAPAH MUDA]
115 Bodi Caming kali! (S2)
116 Baby blues?
117 Panggilan ketoplak
118 Akibat ledekan Varo
119 Balasan Javier
120 Jawaban Marsha
121 Tukang ketoprak tampan
122 Belum KB?
123 Perpisahan
124 Kembali bertemu
125 Bini gue!
126 Suami idaman
127 Dia istri saya
128 Javier sakit
129 Kedatangan opa Andre
130 Valerio
131 Keributan Javier karena salad
132 Kekesalan Nathan
133 Hari spesial
134 4 Tahun kemudian
135 Obrolan menyakitkan
136 Nasehat sang bunda
137 Nathan hanya mencintai Marsha
138 Pelkedel nda ada?
139 Nenek lombeng
140 Kehebohan di malam hari
141 Bawa istri, tapi bukan kamu
142 Ngambek
143 Welcome baby boy
144 Mirip siapa?
145 Menjadi suami yang sabar
146 Gara-gara kambing
147 Karena Demam
148 mobil ketling
149 Ingin hamil lagi?
150 Akhir yang indah
151 Pengumuman
152 (S3) 16 tahun kemudian
153 Pria Amnesia (s3)
154 Memberimu nama
155 Kehebohan Mylo dan Naufan
156 Saya calon suami Aizha, Om
157 Sikap pemberani Ervin
158 Kegalauan Nathan
159 Kedatangan Ervin
160 di terima?
161 Ervin yang misterius
162 Keadaan Ervin
163 Anak pintar bicara, buat mamanya sengsara
164 Perkara gaun
165 Perdebatan antara Nathan dan Andre
166 Dia istriku!
167 Saya benar atau benar?
168 Aku hanya ingin di cintai
169 Baju dinas mama
170 Pesta pernikahan
171 Tebakan Aizha
172 Ervin atau Valerio?
173 Cerita kehidupan Ervin
174 Ke rumah suami
175 Harmonisnya rumah tangga
176 Terbongkar
177 Berpisah?
178 Hamil
179 kembalilah sebagai penerus!
180 Aku ingin menghubungi istriku
181 Punya cinta om
182 Rapat pewaris
183 Menyo ala Mylo
184 Telpon singkat dari Ervin
185 Penangkapan
186 Kembali bertemu
187 Saling merindu
188 Kehebohan Mylo dan Naufan di meja makan
189 Keributan dua mama
190 Menuntut
191 Calon dua putri
192 Lamaran
193 Gaun Tarzan
194 Ke rumah mertua pertama kalinya
195 Menjenguk Harris
196 Saya tunangannya
197 Pamit pulang
198 Hari-H
199 End
200 Perbocilan cadel kembali hadir!!
Episodes

Updated 200 Episodes

1
Istana yang retak
2
Hadir di saat yang tidak tepat
3
Marsha Aruna Leandra
4
Di pecat
5
Tangisan Marsha
6
Hari pertama menjadi pengasuh
7
Kepulangan Aaron
8
Pertemuan kembali
9
Sikap aneh Aaron
10
Perhatian Aaron
11
Tanyakan tentang statusmu
12
Kenapa kamu khawatir?
13
Pertemuan pertama Marsha dan Raihan
14
Marsha punya ayah
15
Toko mainan
16
Melamar wanita lain?
17
Saya bersedia!
18
Raihan tahu siapa ayah Marsha
19
Tidak bisa di paksakan
20
Olang cucah yah?
21
Keributan
22
Anger issue
23
Zeva adalah istriku!
24
Terungkap!
25
Tes DNA
26
Dia putriku!
27
DADDY!
28
Hancurnya hati Sofia
29
Memutuskan untuk rujuk
30
Kemarahan Aaron
31
Rumah impian Zeva
32
Kehebohan di rumah baru
33
Teguran Haikal
34
Rayuan Aaron yang gagal
35
Kedatangan Haikal dan Laras.
36
MALCHA NDA MAU ADEK!
37
Tuntasnya Syarat rujuk usulan Aaron.
38
Hamil dan kejadian tak terduga
39
Usaha ngadon kita berhasil!
40
Dendam Rio
41
Teror Rio, di mulai ...
42
Sikap aneh Zeva
43
Apa ada salah yang ku lakukan?
44
Pertemuan suami dan mantan
45
Kelakuan Marsha
46
Si mulut pedas beraksi
47
Siapa yang merebut?
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Secercah harapan
51
Bawa menantu dan cucu mamah pulang!
52
Sama-sama tersakiti
53
Aksi Marsha yang menakjubkan
54
Pilihan yang tepat
55
Di serbu wartawan
56
baby's gender
57
Drama berangkat sekolah
58
Aaron yang terpojokkan
59
Raden, putra Rio Evandra
60
ALVARO SATRIA ALEXANDER
61
Tolong, bebaskan ayah Raden
62
Lebih pilih dia dari bayimu?
63
Keputusan Aaron membebaskan Rio
64
Malcha geli
65
Si mulut pedas beraksi
66
S1 End
67
EKTRA PART
68
Putri tunggal kesayangan Aaron (S2)
69
Rencana pernikahan yang batal(S2)
70
Kedatangan Azka dan Ariel(S2)
71
Cinta yang salah(S2)
72
Gara-gara salah kamar(S2)
73
Sah!(S2)
74
Rencana yang salah(S2)
75
Tanggung jawab Nathan
76
Testpack(S2)
77
Sikap Nathan(S2)
78
Terbongkar(S2)
79
Tekad Nathan(S2)
80
Memilih melanjutkan pernikahan(S2)
81
Perhatian Nathan(S2)
82
Kemarahan Azka(S2)
83
Kehebohan Javier VS tikus(S2)
84
Tak sengaja bertemu(S2)
85
Abang ketoplak(S2)
86
Aku hanya menghamili putrimu saja(S2)
87
Foto siapa itu?(S2)
88
Tanda merah(S2)
89
Kelakuan Marsha(S2)
90
Kepolosan Nathan saat di dokter kandungan (S2)
91
AKU SUAMINYA!(S2)
92
Kabar buruk(S2)
93
Tidak ada ikatan lagi?(S2)
94
Mana yang lebih kamu cinta?(S2)
95
Jangan cerai yah, nanti gue ganti sama yang baru, gimana?(S2)
96
Sebaik itu istriku(S2)
97
Javier berulah lagi(S2)
98
Kedatangan tamu istimewa(S2)
99
Keributan yang tak biasa(S2)
100
Restu keluarga(S2)
101
Aku merindukanmu(S2)
102
Wani pilo?(S2)
103
Salah sasaran(S2)
104
Cara cepat dapat uang Cod ala Zeva(S2)
105
Raihan come back
106
HARI H(S2)
107
Malam indah bersama(S2)
108
Hadiah di balik kesedihan sesaat(S2)
109
Bangganya Nathan(S2)
110
Bumil Bumil(S2)
111
Keributan dua bocil(S2)
112
Baby triplets(S2)
113
Mantan tunangan(S2)
114
PAHMUD [PAPAH MUDA]
115
Bodi Caming kali! (S2)
116
Baby blues?
117
Panggilan ketoplak
118
Akibat ledekan Varo
119
Balasan Javier
120
Jawaban Marsha
121
Tukang ketoprak tampan
122
Belum KB?
123
Perpisahan
124
Kembali bertemu
125
Bini gue!
126
Suami idaman
127
Dia istri saya
128
Javier sakit
129
Kedatangan opa Andre
130
Valerio
131
Keributan Javier karena salad
132
Kekesalan Nathan
133
Hari spesial
134
4 Tahun kemudian
135
Obrolan menyakitkan
136
Nasehat sang bunda
137
Nathan hanya mencintai Marsha
138
Pelkedel nda ada?
139
Nenek lombeng
140
Kehebohan di malam hari
141
Bawa istri, tapi bukan kamu
142
Ngambek
143
Welcome baby boy
144
Mirip siapa?
145
Menjadi suami yang sabar
146
Gara-gara kambing
147
Karena Demam
148
mobil ketling
149
Ingin hamil lagi?
150
Akhir yang indah
151
Pengumuman
152
(S3) 16 tahun kemudian
153
Pria Amnesia (s3)
154
Memberimu nama
155
Kehebohan Mylo dan Naufan
156
Saya calon suami Aizha, Om
157
Sikap pemberani Ervin
158
Kegalauan Nathan
159
Kedatangan Ervin
160
di terima?
161
Ervin yang misterius
162
Keadaan Ervin
163
Anak pintar bicara, buat mamanya sengsara
164
Perkara gaun
165
Perdebatan antara Nathan dan Andre
166
Dia istriku!
167
Saya benar atau benar?
168
Aku hanya ingin di cintai
169
Baju dinas mama
170
Pesta pernikahan
171
Tebakan Aizha
172
Ervin atau Valerio?
173
Cerita kehidupan Ervin
174
Ke rumah suami
175
Harmonisnya rumah tangga
176
Terbongkar
177
Berpisah?
178
Hamil
179
kembalilah sebagai penerus!
180
Aku ingin menghubungi istriku
181
Punya cinta om
182
Rapat pewaris
183
Menyo ala Mylo
184
Telpon singkat dari Ervin
185
Penangkapan
186
Kembali bertemu
187
Saling merindu
188
Kehebohan Mylo dan Naufan di meja makan
189
Keributan dua mama
190
Menuntut
191
Calon dua putri
192
Lamaran
193
Gaun Tarzan
194
Ke rumah mertua pertama kalinya
195
Menjenguk Harris
196
Saya tunangannya
197
Pamit pulang
198
Hari-H
199
End
200
Perbocilan cadel kembali hadir!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!