Sebulan telah berlalu, Joseph bisa melakukan pekerjaannya dengan baik. Mendapat kabar baik tentang Joseph, George pun merasa bangga.
William juga merasa senang, mendengar saudaranya berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya. William berniat untuk mengunjungi Joseph, Ia segera meminta ijin kepada George agar bisa keluar dari istana Octhopius.
George mengijinkan, memberi perintah agar William ikut serta membantu Joseph dalam mengurus perusahaan. William senang, dan mengiyakan perintah George.
***
Joseph berada diruangannya. Asistenya, Liam, datang ke ruangan dan memberitahukan jika rapat sudah akan dimulai. Joseph dan Liam keluar dari ruangan dan berjalan menuju ruang rapat. Di dalam ruanga rapat semua sudah menunggu, sesaat setelah Joseph datang, rapat pun dimulai.
Satu jam kemudian. Rapat pun berakhir. Joseph mengajak Liam untuk berkeliling melihat-lihat sekeliling. Liam membawa Joseph menuju tempat pemotretan.
Liam mempersilahkan Joseph untuk duduk dan melihat pekerjaan staf karyawannya. Joseph menyilangkan tangan di dadanya, menatap jauh ke depan.
Terlihat seorang wanita berpose membelakangi seorang fotografer. Wanita itu sangat seksi, kulitnya seputih salju. Terlihat sangat terawat, Joseph mengerutkan dahi. Merasa tidak asing dengan wanita yang sedang melakukan pemotretran itu.
Wanita itu berbalik, dan tersenyum cantik menghadap kamera. Mata Joseph terbelalak, seakan bola matanya ingin keluar dari tempatnya.
"Moone ..." guman Joseph kaget.
"Ada apa, Tuan? Anda membutuhkan sesuatu?" Tanya Liam mendengar Joseph berguman.
Joseph menyadari sesuatu, "Ah ... bukan apa-apa. Liam, selidiki siapa model wanita itu? Segera lapor padaku." Perintah Joseph.
"Baik, Tuan. Saya akan meminta berkas dokumen milik model tersebut sekarang," Jawab Liam yang langsung pergi menjauh dari Joseph.
Joseph menatap tajam ke arah model yNg mirip dengan Moone. Ia tampak bimbang dan masih bingung. Apa yang dilakukan Moone? Bagimana bisa Moone berada berada di dunia luar. Itulah yang terpikirkan oleh Joseph.
Liam perlahan mendekat, membawa sebuah berkas dokumen di tangannya. Liam memberikan berkas dokumen ditangannya pada Joseph. Joseph menerima dan langsung membuka berkas dokumen yang diberikan Liam. Joseph membaca profil dari modelnya. Nama wanita itu adalah Monica Elsaw. Joseph tersenyum tipis, dirinya tidak akan salah mengenali seseorang.
"Moone, kau akhirnya kembali." Joseph bicara dalam hatinya.
"Tuan, apakah ada hal lain?" Tanya Liam pada Joseph.
"Tidak ada. Ayo,kembali." Ajak Joseph, berdiri dari duduknya.
Joseph melangkahkan kaki pergi meninggalkan ruang pemotretan, Joseph kembali ke ruangannya. Liam mengikuti Joseph di belakang. Pada saat Joseph ingin membuka pintu, tiba-tiba langakah kakinya terhenti. Joseph memalingkan wajah menatap Liam.
"Liam, bawa model bernama Monica Elsaw menghadap padaku." Perintah Joseph. Joseph tidak sabar ingin menginterogasi Monica dan menguak kebenaran.
Liam menunduk, "Baik, Tuam. Saya akan membawa Nona Elsaw pada Anda." Jawab Liam tanpa membantah.
Liam begitu patuh pada Joseph, ia pun berjalan pergi meninggalkan Jospeh. Liam melakasanakan apa yang Joseph perintahkan.
***
Joseph membukan pintu ruangannya dan masuk ke dalam ruangan. Ia kembali menutup pintu dan melangkahkan kaki berjalan mendekati kursinya. Joseph duduk bersandar, memikirkan Moone. Bukan berpikiran buruk, tapi justru sebaliknya. Joseph senang Moone kembali, ini kabar baik untuk William saudara kembarnya.
Pintu ruangan diketuk. Tok ... Tok ... Tok ...
Tidak lama pintu ruangan terbuka. Klekkk ...
Liam membuka pintu dan mempersilahkan Monica masuk dalam ruangan. Liam kembali menutup pintu pada saat Monica melangkahkan kaki masuk dalam ruangan. Liam tidak ingin mengganggu kesenangan Joseph.
Tak ... Tak ... Tak ...
Suara langkah kaki Monica yang terdengar memenuhi seluruh ruangan. Joseph mendengar suara langkah kakinya, Joseph mencium aroma wangi tubuh Moone.
Monica berdiri tepat di depan meja kerja Joseph, melihat Joseph duduk membelakanginya.
"Permisi, apakah Tuan memanggil saya? Tuan Liam mengatakan anda ingin bertemu dengan saya." Ujar Monica.
Joseph memutar kursi kerjanya dan menatap Moone. Mata dan mata saling memandang. Joseph menatap dengan tatapan mata yang dalam.
"Itu benar, duduklah! Ada beberapa pertanyaan yang membuatku penasaran. Lebih tepatnya aku hanya ingin memastikan kebenarannya saja." Joseph membuka suaranya.
Monica duduk, "silahkan bertanya, Tuan." jawab Monica. Sepertinya ia sudah siap untuk menjawab pertanyaan Joseph.
Joseph membuka berkas dokumen dihadpaannya. "Monica Elsaw, apakah itu benar namamu?" Tanya Joseph.
Monica mengangguk perlahan, "Benar," Jawab Monica dengan cepat.
"Tidak ada nama lain? Jujur saja, aura wajah dan aroma tubuhmu sama seperi seseorang yang aku kenal." Ungkap Joseph, Joseph kembali menatap Monica.
Monica terkejut, menunduk seakan menutupi sesuatu. "Apakah Joseph sudah tau? Tidak-tidak, aku akan terus menyamar, aku harus bisa menyelamatkan William." Dalam hati Monica.
Monica tersenyum, mengangkat kepalanya menatap Jospeh. "Anda salah orang jika mengira saya adalah seseorang yang anda kenal. Saya baru datang dari luar negeri seminggu yang lalu, dan mulai bekerja hari ini. Saya harap anda tidak berbicara hal-hal yang tidak baik, Tuan. Maaf ... saya harus menyelesaikan pekerjaan saya. Saya permisi terlebih dahulu." Monica berdiri dari duduknya dan melangkah pergi meninggalkan Joseph.
Joseph hanya diam, memandangi Monica dari kejauhan. Joseph sangat yakin jika Monica adalah Moone, Joseph tidak akan salah mengenali.
"Kau boleh mengelak, tetapi aku sangat yakin kau adalah Moone. Sikap dan ucapanmu tidak berubah, dingin dan angkuh." Guman Joseph dalam hatinya.
***
Maleas datang ke kantor dan bertemu dengan Joseph. Joseph menceritakan pada Maleas mengenai kejadian dirinya bertemu Moone. Maleas terkejut, menyadari jika ada sesuatu yang si sembunyikan oleh Moone.
"Sepertinya ada seauatu," guman Maleas.
"Entahlah, dia tidak ingin mengakui dirinya adalah Moone. Namun aku sangat yakin, aku tidak mungkin salah." Jawab Joseph.
"Hmm, aku percaya padamu, sayang." Maleas tersenyum cantik, "aku akan membantumu menyelidiki, apakah benar dia adalah Moone. Ahh ... aku hampir saja lupa, hari ini setelah kau pergi ke kantor aku melihat dua selirmu pergi dengan terburu-buru ke perbatasan kota. Aku mengirim seorang mata-mata, mereka bertemu dengan orang asing, bejubah hitam dan wajahnya tidak terlihat. Kau tidak mencurigai mereka?" Tanya Maleas.
"Ya, aku akan selidiki ini juga, kau tetaplah di sini, di sampingku. Agar aku bisa terus melihatmu dan menjagamu." jawab Joseph.
Maleas mengangguk, "oke, aku akan tinggal untukmu." Jawab Maleas tersenyum.
***
Monica duduk di meja rias, menatap cermin. Monica menghapus make up di wajahnya.
"Ada apa putri?" Tanya seseorang di belakang Monica.
"Sepertinya Joseph sudah tau siapa aku." Jawab Monica.
"Hmm, lalu apa yang akan putri Moone lakukan sekarang?" Tanyanya lagi.
"Apa lagi, bagaimana pun aku akan melindungi William dan keluarganya." Ucap Monica.
"Ini bukan hal mudah, peri Corry pasti sudah lebih dulu mempengaruhi pangeran William." Jawabnya.
"Ya, jika saat itu aku tidak sengaja dengar dan berpura-pura tertidur, maka aku hanya akan menjadi boneka mainanya menguasai kerajaan Octophius. Dia pandai dan cerdik, baginya kita bisa dengan mudah di bodohi." Keluh Monica.
"Putri, ayo pulang. Kita bicarakan ini di rumah." Ucap pelayan setianya.
Monica tersenyum dan mengangguk, "Hmmm ..." gumamnya.
Monica sebenarnya memang Moone. Misinya kali ini ialah mengungkap kejahatan peri Corry. Selama ini peri Corry yang baik hati hanya memakai topeng di wajah, sebenarny dia adalah peti jahat yang memiliki ambisi besar, rela melakukan apa saja demi mencapai tujuannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments