8. Racun Keabadian

Bulan purnama muncul, sinar bulan terang menerangi kerjaan Octophius. George dan Lovely datang ke aula pertemuan. Mereka duduk disinggasana masing-masing.

Lovely melihat sekeliling, "Di mana kedua pangeran tuanku?" tanya Lovely pada suaminya.

"Tenanglah, istriku. Mereka pasti segera datang," kata George.

Lovely mengerutkan dahinya, "Malam ini bulan purnama penuh, apakah Moone baik baik saja?" gumamnya.

"Entahlah, aku juga tidak tahu soal itu. Yang ku tahu jika bulan purnama muncul, maka kekuatan dewi bulan akan hilang, dan dewi bulan akan tertidur." jawab George.

Lovely terkejut, "Lantas, bagaimana dengan pangeran William?" tanyanya.

Tiba-tiba William muncul, dan menyapa Ayah juga Ibunya.

William memberikan salam hormat dengan berlutu. George segera meminta putranya itu segera bangun dan berdiri. William langsung bangun dan menatap George juga Lovely. Lovely berdiri dan memeluk William.

"Apa jkau baik baik saja sayang?" tanya Lovely khawatir.

"Ya, aku baik ibu. Ibu tenang saja," jawab William.

Lovely melepas pelukan, meraba wajah William, "Anakku, beritahu ibu jika ada apa apa. Ibu menyayangimu," kata Lovely.

"Anak ibu ini,  juga sangat sayang pada ibu," kata William mencium punggung tangan Lovely. "Terimakasih sudah melahirkanku ibu. Aku bersyukur, ibu adalah ibuku. Ibu yang baik dan sangat pengertian," kata William memuji sang Ibu.

Lovely terharu, "Oh, sayangku.. " panggilnya dan tak lama Lovely menangis.

William menyeka air mata Lovely, "Ibu, jangan menangis. Aku  akan sedih jika ibu menangis," kata William.

Lovely tersenyum, mencium kilas kening William. William tersenyum dan kembali memeluk Lovely.

"Aku sangat sayang pada ibu," kata William.

Lovely melepas pelukan, meraba rambut William, "Semoga hidupmu bahagia pangeranku. Ayo, duduklah." kata Lovely.

William tersenyum, berjalan menjauh dari Lovely menuju kursinya, William duduk dengan tenang. Joseph datang menghadap, wajah Joseph terlihat kesal. Joseph berlutut satu kaki dan memberi salam hormat pada Ayah dan Ibunya.

"Memberi hormat pada Ayah dan Ibu," kata Joseph.

Lovely membantu Joseph berdiri, "Bangunlah sayang. Apa ada masalah?" tanya Lovely, meraba wajah Joseph dengan lembut.

Joseph mencium sesuatu, aroma darah segar mengalir dari dalam tubuh Lovely. Joseph menatap Lovely. Matanya penuh pandangan jahat. Lovely kaget, tetapi ia tetap bersikap tenang seperti tidak terjadi apa-apa.

"Kenapa aroma Ibu sangat harum? Membuatmu lapar saja," batin Joseph.

"Tidak apa apa ibu, aku hanya ingin ..." kata Joseph terhenti. Pada saat ingin memeluk Lovely, George langsung mencegah.

George menahan dada Joseph, "Jangan sentuh ibumu," kata George.

Lovely terkejut dan langsung menatap George, "Suamiku ... " gumamnya.

George melebarkan matanya, "Kau jangam berani macam-macam pada Ibumu, Joseph. Jika lapar pergilah berburu usai upacara ferstival,"  kata George marah.

Joseph tidak menjawab atau mengatakan apa-apa. Ia hanya mengepalkan dua tangannya dan langsung pergi ke tempat duduknya.  Joseph duduk di kursinya, yang ada disebrang William.

Lovely mendekati George dan menarik George ke pintu belakang. Lovely ingin penjelasan kenapa George begitu marah pada Joseph. Terlebih itu di depan banyak orang.

"Ada apa? kenapa kau begitu marah?" tanya Lovely menatap George.

"Sayang, tidakkah kau tau? Joseph ingin memangsamu tadi. Jika aku tak mencegahnya, darahmu akan terhisap olehnya," kata George.

Lovely terkejut dan langsung menutup mulutnya dengan dua tangan, "Itu ...  tidak mungkin. Dia ingin menghisap darahku?" gummanya.

George memeluk Lovely, "Itu tidak akan terjadi, selama aku terus bersamamu." kata George. Ia mencium kening Lovely.

"Bagaimana bisa dia punya pikiran ingin menghisap darahku. Aku ini Ibunya, buka mangsanya," kata Lovely kecewa atas sikap Joseph.

"Selama ada aku, tidak akan ada yang berani menyakitimu. Sekalipun itu Joseph," sahut George menyakinkan istrinya.

Lovely melepas pelukan, "Joseph ... bagaimana bisa dia begitu buas, kenapa?" tanya Lovely khawatir.

"Joseph adalah vampir istimewa. Penciumannya dan pendengarannya, bekali-kali lipat lebih tajam dari yang lain.   Vampir lain mungkin tidak akan bisa mencium aromamu, tapi Joseph bisa menciumnya. Padahal aku sudah menutupinya dengan aromaku. Karena aromamu manis, hasrat berburunya muncul dan ingin segera memangsa." Jelas George.

George menarik Lovely ke lorong gelap, George meraba leher Lovely. George berbisik sesuatu ke telinga Lovely.

"Tahanlah sebentar. Kalau terasa menyakitkan, kau bisa gigit tanganku. Sudah saatnya aku melakukannya," kata George.

Lovely menatap George, "Kau ingin menghisap darahku?" tanya Lovely.

George tersenyum, "Apa tidak boleh?" tanya George menggoda Istrinya.

Lovely menelengkan kepalanya, "Tentu Boleh. Hisaplah sepuasmu," kata Lovely.

"Pejamkan matamu, sayang. Aku akan melakukanny dengan sangat cepat. Hanya butuh beberapa detik saja," kata George.

Lovely mencengkram lengan George. George menjilati leher Lovely, seketika taring tajam muncul. George menancapkan taringnya di leher Lovely.

"Ouchhh ..."

Lovely bersuara pelan, menggigit bibir bawahnya karena merasakan rasa sakit lehernya digigit suaminya. Tangan Lovely semakin kuat mencengkaram. George melepas gigitannya. Taringanya perlahan menghilang. George mencium lembut leher Lovely, menjilati bekas gigitannya. Seketika luka gigitan sembuh.

Lovely menatap suaminya, "Apa kau sudah kenyang? kenapa aku tak merasakan apa-apa setelah kau hisap darahku?" tanya Lovely bingung.

George tersenyum, "Itu karena aku tidak sedang menghisap darahmu, sayang. Apa kau lupa, jika aku sudah tidak minum darah manusia lagi. Aku menggigitmu, karena ingin memberikan sesuatu," jawab George.

"Sesuatu apa?" tanya Lovely.

"Racun," jawab Geroge.

"Racun? Kau meracuniku?" tanya Lovely.

"Itu adalah racun keabadian. Di mana hanya aku yang bisa menghilangkannya. Vampir lain tak akan bisa menyentuhmu. Jika ada vampir yang menggigitmu, racun itu akan langsung membunuh mereka. Membuat tubuh mereka terbakar dan hancur menjadi abu," jelas George.

"Itu sangat mengerikan. Kau memberikannya karena takut aku digigit vampir lain? seperti Joseph yang ingin menggigitku?" tanya Lovely.

"Ya. Aku sudah merasakan sesak saat melihatmu terbaring tak sadarkan diri bertahun-tahun, dan aku tidak mau lagi kehilanganmu untuk kedua kali. Setelah melahirkan, tubuh setengah manusiamu memang sudah berubah. Tapi tubuhmu itu sangat lemah dibandingkan vampir yang baru lahir. Kau paham maksudku, kan? jangan katakan aku ini seseorang yang kejam. Jika itu menyangkut keselamatanmu, maka aku bersedia membinasakan semuanya." kata George dengan serius.

Lovely mencium pipi George, "Terima kasih, sayang. Aku berjanji akan berhati-hati, agar kau tidak khawatir." kata Lovely.

George meraba wajah Lovely, mendekat dan mencium lembut bibir Lovely. Lovely merangkul leher George dan membalas ciuman suaminya. Keduanya berciuman mesra.

Lovely melepas ciumannya, "Aku mencintamu, suamiku." ucap Lovely.

"Aku juga mencintaimu, istriku. Sangat mencintaimu," jawab George.

George kembali mencium bibir istrinya gemas. Lovely mendorong dan melepaskan paksa ciuman suaminya. Ia mengatakan kalau suaminya tak boleh menciumnya lagi.

"Suamiku, kita harus melakukan upacara." kata Lovely.

George keget, "Ah, benar. Maaf, sayang. Aku terlalu terbawa perasaan sehingga lupa untuk sesaat. Ayo, kita harus segera kembali." kata George.

Lovely tersenyum, ia menggandeng lengan suaminya dan kembali ke aula istana untuk melakukan upacara pembukaan festival bulan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!