Joseph berteriak dan memegang tangannya, ia mengatai Maleas yang dengan beraninya melukai tanganya.
"Kau ... kau tidak lihat ada Ayah dan Ibuku di sini?" kata Joseph.
Maleas mengerutkan dahi menatap Joseph, "Memangnya kenapa jika ada Yang Mulia Kaisar dan Permaisuri? apa kau pikir beliau berdua akan mencegahku? Jika aku mau aku bisa hancurkan istana ini dengan sekali hentakan pangeran angkuh," kata Maleas.
"Dasar wanita iblis!" kata Joseph mengatai Maleas.
"Wanita iblis? Kalau begitu, aku akan perlihatkan padamu, bagaimana wanita iblis ini akan memberimu pelajaran agar keangkuhanmu lenyap. Kau ini sangat menyebalkan," kata Maleas amat kesal.
Maleas mencabut pedang dari tempatnya dan langsung menancapkan pedang itu ke lantai. Maleas menggigit ujung jari telunjuk tangan kananya dan mengalirkan darah di pedangnya. Pedangnya bersinar biru menyilaukan mata. Karena sinar tersebut penglihan Joseph menjadi kabur. Maleas merapal mantra menyatukan kedua telapak tanganya di dada. Maleas menutup mata dan mengalihkan energinya ke tangannya. Maleas membuka mata dan secepat kilat mendekati Joseph. Maleas langsung menempelkan kedua tangannya di dada Joseph. Joseph kembali menjerit kencang
"Aaaahhhh ... sa ... sakit! Sakit sekali ... " teriak Joseph.
"Rasakan kekuatan wanita iblis ini, pangeran." gumam Maleas.
Lovely mencengkaram lengan George, karena merasa takut terjadi sesuatu pada Joseph. George menangkup wajah Lovely, agar mereka berdua saling bertatap muka. George, ia mengedipkan dua matanya kilas memberi isyarat jika Lovely harus tenang. Lovely menganggukkan kepala pelan, ia berusaha tenang, meski perasaannya sedang was-was melihat Joseph yang kesakitan.
Joseph masih berteriak kesakitan. Maleas semakin menekan dada Joseph dengan kedua tangannya. Mata Joseph berubah merah, taring dan kukunya muncul. Joseph menahan sakit dan mendesis. Joseph berusaha melawan, mencengkram tangan Melias dan melempar Maleas ke arah dinding. Untung saja, tubuh Maleas tak sampai membentur dinding karena William menolongnya. William yang baru datang, melihat Maleas terlempar ke arah dinding dan segera menangkap tubuh Maleas. Maleas terkejut dan menatap Willias.
"Pangeran William ... " gumam Maleas.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya William.
"Ya, a-aku baik-baik saja. Maaf, sudah Merepotkan, dan terima kasih." kata Maleas.
William tersenyum, "Baguslah. Akan berbahaya kalau tubuhmu terbentur dinding tadi. Tapi, apa yang sedang terjadi? apa kau sedang bertarung?" tanya William.
"Ya, aku harus bertarung dengan iblias jahat yang menguasai tubuh pangeran Joseph," jawab Maleas.
William langsung mundur dan menjauhi Maleas. Corry mendekat dan merangkul lengan Maleas. Williams menatap Corry dan tersenyum. William memilih tidak ikut campur dan hanya melihat.
"Tuan, aku takut sekali. Pangeran Joseph ... " gumam Corry.
William mengusap tangan Corry, "Jangan takut, ada aku disini. Pangeran Jose tidak akan bisa menyentuhmu," kata William.
"Tuan, siapa wanita itu? dia tampak begitu kuat dan tangguh," tanya Corry ingin tahu.
"Dia adalah Tuan putri Maleas. Tuan putri kerajaan Swammo," jawab William.
"Oh, benarkah? Putri kerajaan ilusi?" sahut Corry terlihat heran.
William kaget, "Apa maksudnya, kerajaan ilusi? aku tak mengerti," tanya William.
"Oh, Tuanku tidak tahu rupanya. Swammo sebenarnya adalah nama raja terdahulu, Raja Shammo pertama. Yang juga merupakan raja pertama pendiri kerajaan. Karena alasan itu juga pada akhirnya nama tersebut dijadikan sebagai nama kerajaan mereka sampai sekarang. Tuanku tau apa yang istimewa dari kerajaan Swammo?" tanya Corry menatap William. William menggelengkan kepala, sebagai jawaban ia tiak tahu apa-apa.
"Keturunan asli raja Swammo tidak akan bisa dibunuh kecuali yang membunuh adalah orang yang dicintainya. Karena itu adalah sebuah kutukan yang diterima raja Swammo pertama hingga ke keturunan berikutnya. Sampai saat ini masih diyakini seperti itu," jelas Corry.
Williams mengerutkan dahinya berpikir, "Jika begitu, mereka akan menjadi seorang yang bisa hidup abadi? Jika tidak memiliki seseorang yang dicintai?" tanya William.
Corry menganggukkan kepala, "Sepertinya begitu. Yang aku tahu, raja-raja terdahulu mengasingkan diri dan manjalani pertapaan, setelah pasangan mereka meninggal dunia," jawab Corry.
Corry lantas fokus melihat peperangan antara Maleas dan Joseph. Begitu juga William.
Terlihat Maleas menyerang Joseph. Joseph berhasil menahan serangan Maleas, dan menyerang kembali. Serangan besar terjadi, Joseph menyerang Maleas bertubi- tubi hingga Maleas terluka dan muntah darah. Jiwa gelap dalam tubuh Joseph bangkit. Joseph menjadi berbeda dan hilang kesadaran. Joseph bukanlah Joseph. Raga Josph telah dikuasai Iblis jahat.
"Hahaha ... wanita lemah! Jangan pernah ikut campur urusanku," sentak Joseph dengan suara dingin.
"Kau kira aku takut? Dasar Iblis terkutuk. Aku akan melawanmu. Aku tidak akan takut padamu," kata Maleas.
"Hahaha ... Keturunan Swammo ingin melawanku? Apa kau yakin kau mampu? Hahaha ... " kaya Joseph merendahkan.
"blis terkutuk! Jangan menghinaku lemah. jangan panggil aku keturunan Swammo jika tidak bisa mengurungmu dalam ilusi keabadiaan," gumam Maleas memendam amarah.
"Lakukan saja, kau tak kan bisa menyentuhku. Aku dan raga ini akan bersatu selama-lamanya. Jangan pernah mencoba untuk melepaskankan kutukanku wanita lemah. Enyah kau dari hadapanku!" kata Joseph.
Maleas berdiri dan memegang pedangnya dengan erat. Maleas menggores lantai dengan pedangnya, membuat simbol berbentuk lingkaran. Maleas kembali menancapkan pedangnya. Maleas duduk bersila dengan kedua tangannya menyatu di atas kepala. Mulut Maleas bergerak, Maleas sedang merapal mantra.
Mata Maleas terbuka perlahan, bola mata Maleas berubah menjadi biru, dan dari kening Maleas muncul sebuah simbol. Maleas berdiri dan tersenyum dingin menatap Joseph.
"Hahaha ... kemampuan apa yang kau miliki hai keturunan Swammo?" kata Joseph masih menyombongkan diri.
"Kunci!" seru Maleas.
Simbol lingkaran yang semula berada di tempat Maleas menghilang dan langsung muncul di bawah kaki Joseph. Simbol itu mengeluarkan cahaya biru dan cahaya itu menyelimuti tubuh Joseph. Joseph terkejut dan berontak. Ia lengah dan terjebak dalam lingkaran sihir ilusi keabadian milik Maleas.
Joseph terkejut, "Apa ini? Lepaskan aku ahhhh ... " katanya berteriak.
Maleas mendekat dan berjalan perlahan mengelilingi Joseph, Joseph melihat Maleas dari satu menjadi dua, dua menjadi tiga, dan tiga menjadi empat sampai jumlah Maleas menjadi depalan. Maleas terus merapal mantra. Menggoyahkan pertahanam Joseph.
"Cukup, hentikan!" teriak Joseph.
Maleas tidak peduli, Maleas telah menemukan titik lemah jiwa kegelapan. Maleas dan bayangannya bergabung menjadi satu. Maleas lebih dekat pada Joseph. Ia dengan cepat membuka jubah dan baju Joseph. Maleas menggigit jari telunjuknya sampai mengeluarkan darah. Maleas membuat simbol lingkaran di dada Joseph dengan gerakan cepat.
Maleas langsung mundur beberapa langkah dan memejamkan mata, ia merapal mantra. Maleas kembali membelah diri, Joseph terkejut, tubuhnya dikerumini banyak tangan Maleas. Seketika mata Maleas terbuka. Dengan paksa tangan-tangan Maleas menarik keluar kekuatan jahat yang bersarang dalam raga Joseph.
"Aaaaaaaaahhh ...."
Joseph berteriak kencang. Joseph tidak bisa mengendalikan diri lagi. Joseph merasa seperti dicabik cabik. Perlahan-lahan Joseph melemah, ia telah menjadi Joseph yang sesungguhnya.
Jiwa kegelapan keluar dan langsung di serap oleh tanda yang muncul di kening Maleas. Setelah menyerap jiwa kegelapan, tanda di kening Maleas menghilang. Dan tubuh Maleas menjadi lemah, bahkan sampai kesulitan berdiri. Joseph yang lemah juga tidak berdaya, Joseph bahkan sampai muntah darah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments