Waktu berlalu begitu cepat, hari-hari yang terlewati terasa begitu indah bagi William. Ia tampak bahagia, bersama dengan dua wanita cantik yang setia menemani. Moone dan Corry, selalu membantu William dalam hal apapun dan mendukungnya. Kedua wanita itu bersikap manis dan terkadang manja. Hal itu membuat William semakin menyayangi keduanya.
Moone merangkul lengan tangan kiri William, "Tuanku ... " panggilnya pelan. Wajah Moone tampak murung.
William menatap Moone, "Ada apa, sayang? Kenapa wajahmu murung?" tanya William.
Moone menghela napas, "Apa harus kita ke aula pertemuan? tidak bisakah aku tinggal di kastil saja?" tanya Monne.
William mengusap kepala Moone lembut, "Sayang, ada apa? bukankah semalam kau sudah setuju, kalau hari ini aku akan perkenalkan kalian pada Ayah dan Ibuku secara resmi. Ini juga perintah dari Ayahku. Kalau kalian ingin menjadi wanitaku, kalian harus menunjukkan wajah kalian pada orang tuaku. Lagipula ini hanya pertemuan biasa, tak ada orang lain yang datang selain keluarga," jelas William.
Moone menundukkan kepalanya, "Hm, baiklah. Aku mengerti," kata Moone.
William tahu perasaan Moone, pasti Moone merasa tidak nyaman. Bagi Moone yang tak bisa percaya pada siapapun, bertemu orang asing adalah hal yang tak menyenangkan. Meski begitu, William merasa tetap harus mrmbawa Moone dan Corry pada Ayah dan Ibunya. Terlebih jika William ingin mebikahi keduanya.
Corry merangkul lengan tangan kanan William, "Moone pasti khawwtir, jika Joseph mengganggu. Bukan begitu, Moone?" tanya Corry menatap Moone.
Monne menganggukkan kepala, "Itu juga salah satunya. Dia sangat, sangat, sangat menyebalkan. Namun, aku tak bisa membuat Tuanku dalam masalah hanya karena aku bertengkar dengan Joseph," kata Moone.
William menarik dua tangannya dan langsung merangkul Corry dan Moone, "Jangan khawatir. Aku akan hadapi Joseph. Aku akan melindungi kalian berdua, yang adalah wanita-wanitaku," kata William.
Corry tersenyum cantik, "Baiklah, ayo pergi. Dengan adanya Tuan, kita tidak perlu khawwtir, Moone." kata Corry.
"Ya," jawab Moone tersenyum.
William berjalan perlahan keluar kamar diikuti Moone dan Corry. Mereka berjalan keluar kastil menuju aula pertemuan. Dari jauh William melihat aula pertemuan sudah ramai oleh pelayan. William tersenyum dan berjalan masuk ke dalam aula. Semua mata menatap William, juga menatap dua wanita canyik yang berjalan dibelakang William.
William berlutut satu kaki menghadap Ayah dan Ibunya memberikan salam resmi. Di belakang William, Corry dan Moone juga memberikan salam hormatnya kenapa Kaisar dan Permaisuri.
"Wlliam mengahap Yang Mulia Kaisar dan Yang Mulia Permaisuri. Saya membawa Moone dan Corry ikut serta," kata William.
"Salam hormat. Moone menghadap Yang Mulia Kaisar dan Yang Mulia Permaisuri," kata Moone dengan suara lembut.
"Corry menghadap Kaisar dan Permaisuri. Salam hormat, Yang Mulia." sambung Corry memberi salam hormat.
George mengangkat tangannya, "berdirilah kalian. Selamat datang di kerajaan Octophius putri Moone dan peri Corry. Maaf, kami baru menyambut kedatangan kalian secara resmi," kata George.
"Terimaksih yang mulia, tidak perlu sungkan kepada kami," jawab Moone.
"Kami senang yang mulia raja menyambut kami," sambung Corry.
Lovely tersenyum, "Kalian sangat cantik, tidak heran putraku mwnyukai kalian. Selamat datang, Moone, Corry. Semoga kalian bisa beradaptasi dengan baik di istana ini," kata Lovely menyapa Moone dan Corry.
"Terima kasih atas pujian ratu," jawab Moone tersenyum cantik.
"Terima kasih atas kebaikan yang mulia ratu," jawab Corry.
William dipersilakan dudu. Ia segera berdiri dari posisi berlutut dan duduk di kursi yang telah disediakan. Moone dan Corry duduk di samping Kiri dan Kanan William. Tidak beberala lama Joseph datang dengan Zeira dan Merych. Joseph menatap Willian dan terkejut, matanya melebar.
"Sial! kenapa wanita William cantik cantik. Diakah peri Corry? Parasnya memang tidak secantik Moone, tapi dia wanita yang menawan. Lagi-lagi aku kalah dari William. Tidak apa, meski dia menang dalam mendapatkan wanita. Dia tidak akan bisa menang melawanku merebut tahta Kaisar. Aku akan menghancurkanmu, William. Kau ... dasar bedebah," dalam hati Joseph memaki.
Joseph memberi salam pada Ayah dan Ibunya, begitu juga Zeira dan Merych. Setelah memberi salam, Joseph, Zeira dan Merych pun duduk. Tempat duduk Joseph, berads bersebrangan dengan tempat duduk William.
Corry berbisik pada William, "Tuan, saudaramu itu memliliki niatan buruk. Berhati-hatilah."
William kaget, ia menatap Corry dengan tatapan tidak percya. Corry hanya tersenyum dan mengedipkan satu matanya.
William menggelengkan kepalanya, "Sungguh wanita satu ini, selalu membuat ku cemas." dalam hati William.
William manatap Moone, wanitanya itu tampak kesal dan seperti sedang menahan amarah. William memalingkan pandangan, menatap ke arah yang dilihat Moone. Dan apa yang dilihat William sungguh mengejutkan. Moone ternyata sedang cemburu, karena Zeira dan Merych menatapku dengan penuh arti.
William menurunkan tangannya dan meraih tangan Moone. Moone kaget, ia melihat William dan tersenyum. Moone mendekat dan berbisik
"Ada apa tuanku?" tanya Moone.
"Jangan berpikir yang macam-macam. Kau lebih cantik dibandingkan mereka," bisik William.
Moone tersenyum labar, "Sungguh? aku tersentuh," gumma Moone tersipu malu.
Moone melirik ke arah Zeira dan Merych. Tatapan Moone langsung berbuah dingin dan tajam. Moone memamerkan tangannya yang digenggam erat William, seolah menunjukkan kalau hanya ia dan Corrylah yang boleh menyentuh William.
Corry menahan tawa melihat Moone yang sengaja memanasi Zeira dan Merych. Sampai-sampai wajah dua wanita di seberang mereka tampak kesal.
Zeira dan Merych sangat kesal. Moone berhasil membuat hati kedua wanita itu terbakar cemburu. Tak hanya Zeira dan Merych, Joseph pun cemburu, pada Moone yang lebih memperhatikan William dibandingka dengannya.
"Lihat wanita itu. Setiap melihatku dia selalu menatap tajam, sedangkan pada saat menatap William, terlihat tatapan penuh kasih. Apa yang William berikan pada Wanita itu sehingga membuatnya terpikat? tidak hanya Moone, Corry juga tampak menyukai William. Arrrgh ... aku jadi muak." dalam hati Joseph.
William melihat, Joseph terus menatap Moone dan Corry bergantian. William mengerutkan dahihya, ia ingin acara hari itu segera berakhir. Agar ia bisa cepat-cepat membawa Moone dan Corry kembali ke kastil. William kesal, seolah ia tidak bisa membagi kecantikan dua wanitanya dengan pria lain. Terutama Joseph yang sedari tadi mencuri pandang tanpa rasa bersalah. Namun, keinginan William tidak bisa segera keterpenuhi karena Lovely sedang asik mengobrol bersama Moone dan Corry, juga Zeira dan Merych.
Moone dan Corry memang tampak menonjol. Keduanya berbicara dengan suara lembut dan ramah. Hal itu tentu saja membuat Zeira dan Merych semakin kesal dan membenci keduanya.
"Dasar wanita rendah. Berani sekali dia mencari muka pada Bibi," dalam hati Zeira.
"Kenapa William harus bersama dua wanita memuakkan ini? bukankah aku lebih baik dari mereka? demi mereka, dia rela membuangku pada Joseph. Aku tidak mau menikah dengan Joseph," dalam hati Merych menggerutu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments