Di luar ruang kerja, Zeira dan Merych menguping. Mereka saling menatap, Zeira menggelengkan kepala. Merych mengangkat bahu, menandakan tidak tahu apa-apa.
"Kau bisa dengar?" Tanya Merych.
"Dengar apa? Tidak ada yang bisa aku dengar. Apa kau yakin mereka bersama?" Zeira bertanya balik.
Merych mengangguk, "aku yakin. Aku melihat Maleas masuk dalam ruangan ini dan belum keluar. Apa sebaiknya kita masuk dan memastikan." Ide Merych.
"Jangan! Joseph bisa marah dan mengusir kita kembali ke Octophius. Kita tidak mendengar apa-apa, berarti mereka tidak melakukan apa-apa. Tunggu saja sampai mereka keluar dari ruangan ini." Zeira menjelaskan.
Zeira dan Merych memutuskan menunggu di depan ruang kerja Joseph. Mereka tidak sadar jika sedang ada pergulatan romantis di dalam ruangan.
***
Maleas membuat Joseph menjadi miliknya sepenuhnya, Maleas tidak ingin Joseph bersama wanita lain. Namun, Maleas harus menahan rasa egoisnya, bagaimanapun Zeira dan Merych juga istri Joseph. Berhak mendapatkan perlakuan yang sama.
"Apa yang kau pikirkan sayang?" Tanya Joseph.
Maleas tersadar dari lamunan, "Ahhh ... tidak ada, aku baik-baik saja. Lebih baik kita keluar karena mereka akan terus menunggu. Kau tidak perlu bersikap dingin pada mereka, mereka juga istrimu, sayang." Ucap Maleas.
"Kau ingin aku bagaimana?" Tanya Maleas.
"Jangan bersikap tidak adil, perlakukam mereka dengan baik meski kau tidak menyukai mereka. Semua ada pada dirimu, karena itu kau sendiri yang harus menentukan." Maleas merapikan kembali pakaiananya, "aku akan keluar dan pergi mandi. Kau jangan terlalu lelah," Maleas hendak pergi namun tangannya di tahan oleh Jospeh.
"Boleh aku mandi bersamamu?" Joseoh berdiri dari duduknya dan mendekat ke arah Maleas.
Maleas tersenyum, "ada apa? Apa aku begitu menggoda?" Maleas menggoda, mengedipkan satu mata dan tersenyum cantik.
"Sayang, jangan menggodaku." Joseph tersenyum.
Males mengangguk dan tersenyum cantik, "Baiklah, ayo .. " jawab Maleas.
"Sunngguh? kau akan mandi bersamaku?" tanya Joseph menyakinkan.
"Bukankah kau yang memintanya tadi? apa sekarang kau berubah pikiran?" tanya Maleas.
"Tidak, bukan begitu. Bagaiman bisa aku berubah pikiran. Aku hanya terkejut," jawab Joseph.
Maleas dan Joseph sudah kembali berpakaian rapi, Maleas menyerap kembali kekuatannya yang ia gunakannya. Meleas membuka pintu, melihat Zeira dan merych berdiri di depan pintu. Maleas tidak bicara apa-apa dan pergi, Joseph menyusul keluar dari ruangan dan mengikuti Maleas.
***
Zeira tiba-tiba menahan lengan Joseph. Zeira tepat berdiri di depan Joseph. Karena itu mau tak mau Joseph menghentikan langkahnya, menatap Zeira. Keningnya berkerut, hatinya kesal karena Zeira menghalangi jalannya.
"Apa maumu?" Tanya Joseph.
"Apa yang kau lakukan bersama Maleas? Kami juga istrimu, bersikaplah adil pada kami, Joseph." Ucap Zeira memprotes sikap Joseph yang dianggapnya pilih kasih.
Joseph menepis tangannya, "Jika kalian butuh sentuhan, maka pergilah! Carilah pria yang bisa memuaskan kalian. Aku haya mencintai Maleas, dan aku tidak akan pernah menyentuh kalian." Ucap Joseph dengan meninggikan suara.
Merych mengerutkan dahi, "Hnetikan, Joseph! Kau sadar apa yang kau katakan? Kau ingin kami, yang adalah istrimu menjual diri kami begitu?" Merych berbicara dengan nada tinggi. Menatap tajam ke arah Joseph.
Joseph tersenyum tipis, "Rupanya endengaranmu bermasalah, Merych. Aku mengatakan carilah pria pemuas, bukan kalian yang menjual diri. Dan ya ..." Joseph mendekati Merych perlahan, Merych ketakutan dan melangkah mundur perlahan. "Jangan sekali-kali membentakku, atau bicara dengan suara nyaring. Jika kau tidak bisa bicara baik-baik, lebih baik kau tutup saja mulutmu rapat-rapat. Jangan sampai aku mengubahmu menjadi debu." Ancaman Joseph pada Merych.
Joseph mendengus, "Hhhh ... sial!" makinya. Matanya yang tajam menatap dengan tatapan yang mematikan.
Joseph akhinya pergi, ingin segera menemui Maleas di kamarnya. Joseph berjalan cepat, dalam sekejap mata sudah menghilang dari pandangan Zeira dan Merych.
***
Joseph masuk dalam kamar, ia melihat Maleas sendang menyisir rambut di depan cermin. Joseph melepas pakaiannya dan masuk dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Maleas tersenyum melihat Joseph menghilang dibalik pintu kamar mandi. Maleas penasaran apa yang Joseph bahas dengan Zeira dan Merych hingga terlihat kesal.
Beberapa menit kemudian, pintu kamar mandi terbuka, Joseph mengusap kepalanya dengan handuk, mengeringakn rambutnya yang basah. Joseph berjalan mendekati lemari dan mencari pakaian ganti. Ia segera berganti pakaian. Selesai bepakaian, ia duduk di tepi tempat tidur, menatap ke arah Maleas.
"Apa yang kau lihat?" Tanya Maleas menyadari Joseph terus menatapnya tanpa berkedip.
"Kau sangat cantik, aku menyukaimu." Ucap Joseph menggoda.
Maleas tersipu malu dengan wajah yang memerah, "Jangan menggodaku, aku tidak lebih cantik dari selir-selirmu." Jawab Maleas merendah.
Joseph berdiri dari duduknya, mendekati Maleas dan merangkul Maleas. "Jangan bandingkan dirimu dengan yang lain. Kau adalah kau, mereka adalah mereka. Kau tidak sama dengan mereka, dan mereka tidak sama denganmu. Mengerti?" Bisik Joseph di telinga Maleas.
Joseph mencium lembut pipi Maleas, Maleas tersenyum cantik, memalingkan wajahnya ke arah Joseph. "Aku hanya bergurau, tentu saja hanya aku yang paling cantik. Hahaha ... " tawa lepas keluar dari mulut Maleas.
Joseph mencium kening Maleas dan memeluk Maleas. "Aku sungguh hanya mencintaimu Maleas, jangan pernah pergi meninggalkan aku. Aku bisa gila kalau kehilanganmu," Ucap Joseph bersungguh-sungguh.
Maleas mengusap kepala dan tengkuk Joseph. "Jangan bersikap dingin pada Zeira dan Merych, sayang. Mereka juga istrimu. Maafkan aku jika sebelumnynya aku egois ingin memilikimu seorang diri. Namun, aku sadar kehidupan kerajaan memanglah sulit untuk dipahami. Seorang raja atau pangeran bahkan bisa memilili banyak istri dan banyak anak. Maafkan keegoisanku," Jawab Maleas.
Joseph melepas pelukan, berlutut satu kaki di hadapan Maleas. "Tidak, kau tidak egois. Apa yang kau katakan memang benar. Terlebih lagi mereka juga sepupuku, ayah juga ingin agar aku bersikap adil pada semua istriku, tapi bagaimana bisa itu kulakukan. Aku hanya mencintaimu. Aku tidak pernah menyukai mereka, bahkan aku tidak pernah menyentuh wanita lain selain kau Maleas. Kaulah wanita pertamaku."kata Joseph mengakui jika Maleas adalah wanita pertama baginya.
Maleas terkejut mendengar penyataan Joseph. Ia tidak menyangka dengan apa yang didengarnya. Tiba-tiba suasana menjadi semakin tegang, Karena Joseph terus menatapnya. Dan itu juga membuatnya malu.
"Apa yang kau lakukan, jangan terus menatapku dan segeralah berdidi. Kau membuatku malu." kata Maleas.
Joseph tersenyum, "mulai sekarang kita akan berjalan bersama, melakukan semuanya bersama." Kata Joseph dengan penuh keyakinan.
Maleas mengangguk, "Ya. Ayo, kita lalui semuanya bersama-sama." Jawab Maleas.
Joseph manatap dalam mata Maleas, mengusap lembut wajah Maleas. Joseph dan Maleas saling tersenyum manis satu sama lain. Seakan dunia milik mereka berdua saja, sejenak mereka lupa jika Zeira dan Merych ada antara mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments