9. Pengorbanan Seorang Ayah

Upacara pembukaan festival bulan pun dimulai, George sebagai kaisar memimpin berjalannya upacara. Upacara diadakan untuk menghormati Dewi bulan yang sedang tidur. Sejak dahulu ikatan antara bangsa vampir dan bangsa penyihir sangat erat. Semua anggota kerajaan berkumpul. Keculai Moone palsu (jelmaan Peri Corry) Moone pengganti ada dalam kastil. Dia sedang bersandiwara untuk pura-pura tidur.

Setelah mendapat pecikan air suci yang sudah diberkati, Joseph dengan sengaja mengendap meninggalkan kerumunan dan pergi ke kastil William tanpa sepengetahuan siapapun. Joseph  yang awalnya berjalan santai, kemudian berlari secepat kilat dan akhirnya sampai di kastil William. Ia melihat ke kiri dan ke kanan, berjaga-jaga kalau ada penjaga yang tersisa. Karena sedang diadakannya festival bulan, maka ia yakin seluruh pengghuni istana mengadakan ritual percikan air suci. Joseph segera membuka pintu dan masuk ke kamar William. Ia kembali menutup pintu perlahan-lahan. Joseph berbalik, dan terkejut melihat Moone yang tergeletak di atas ranjang. Joseph pun berjalan mendekat ke tempat tidur.

"Cantik sekali," gumamnya.

Joseph menatap Moone penuh kekaguman. Joseph sungguh menggilai Moone. Joseph menjulurkan tangan, dan perlahan meraba wajah Moone. Wajahnya perlahan mendekat ke wajah Moone. Joseph ingin mencium bibir Moone, dan tiba tiba saja Moone menghilang seperti angin. Joseph geram, merasa dirinya ditipu.

"Apa-apaan dia. Bagaimana bisa dia menghilang begitu saja?" dalam hati Joseph.

Pintu terbuka, peri Corry masuk dan menertawakan Joseph. Joseph semakin jengkel.

"Mencari siapa pangeran? Kau sungguh tidak  tahu malu ya. Sudah punya dua istri, dan kau masih menginginkan istri saudara sendiri," kata Corry mengejek.

"Jagan sembarangan bicara dan tutup saja mulutmu Corry," sentak Joseph.

"Kau ingin aku tutup mulut? Untuk apa? Apa kau masih tidak mengerti, kalau Moone yang kau cintai hanya mencintai Pangeran William yang baik dan hangat. Moone tidak akan menyukai pangeran licik dan jahat sepertimu," kata Corry kesal.

Secepat kilat, Joseph sudah ada di depan Corry dan mencekik leher Corry, mata Joseph melebar menyala merah. Joseph mencoba merasuki Corry. Corry terkejut, tubuhnya terkunci.

"Apa yang dia lakukan? Sialan! aku terjebak. Aku harus bertahan dan jangan sampai terpengaruh. Kekuatan Joseph sungguh besar. Aku tidak menduga dia punya kemampuan sebesar ini," dalam hati Corry.

Sebuah batu melesat mengenai wajah Joseph, memecah konsentrasi Joseph. Di depan pintu sudah ada William. Corry pun bebas dan menghilang, muncul disamping William. William memeluk Corry.

"Kau baik baik saja?" tanya William.

"Sihirku terkunci, aku tak bisa bertahan tanpa sihir," kata Corry merasa lemas.

William menatap Joseph. Joseph tersenyum jahat melihat Corry terkulai lemas.

"Joseph, apa yang sudah kau lakukan pada istriku?" sentak William bertanya.

"Hahaha ... jika ingin Corry selamat, berikan Moone padaku. Hanya aku aku yang bisa melepas segelnya," kata Joseph.

Wiliam mengerutkan dahinya, "Kurang ajar. Beraninya kau melukai istriku, Joseph. Aku tidak akan pernah memafkanmu," kata William murka.

"Kenapa kau marah, aku hanya ingin bermain-main saja. Kalau kau ingin istrimu selamat, berikan Moone padaku. Aku berjanji, tak akan melukai Corry lagi," kata Joseph.

William berbisik pada Corry, Corry mengangguk. Corry menghilang entah ke mana. Sepertinya William menyuruh Corry pergi.

Mata William bersinar, kekuatan besar mulai menyelimuti tubuh William. Mata William dan mata Joseph saling memandang.

"Perbuatanmu sungguh di luar batas, Joseph. Kali ini aku tak akan sungkan padsmu," kata William mengepalkan tangan.

"Kau banyak bicara sekali, bedebah!" kata Joseph yang langsung berlari secepat kilat mendekati William. Joseph langsung menyerang William.

William menghindar dan langsung memukul tengkuk Joseph, "Kau terlalu tergesa-gesa, saudsaraku. Itulah kelemahanmu," kata William yang langsung menghilangkan wujudnya.

Joseph marah, "Sial, tunjukan dirimu William. Jangan jadi pengecut!" Sentak Joseph.

Willian muncul dan berdiri di hadapan Joseph. William diselimuti kupu kupu abadi. Joseph terkejut, kakaknya berhasil memukul titik vitalnya. Kupu kupu abadi berterbangan. Joseph berdiri sempoyongan. Dia mengeluarkan taringnya yang tajam. Mata merahnya menyala karena murka.

William terkejut, aura jahat memenuhi Joseph. Joseph menyerang William, dan tiba-tiba saja dihadang oleh george yang baru datang. Joseph menghantam dada George dan membuat George terpental membentur dinding. William terkejut, melihat kejadian itu.

"Ayah," teriak William.

William segera berlari mendekati George dan memeriksa keadaan George. Ia membuka baju George dan melihat bekas tangan Joseph.

William menatap Joseph, "Kau sudah melukai Ayah. Minta maaflah dan renungkan kesalahanmu, Joseph. Kalau tidak, aku akan membunuhmu!" sentak William marah.

"Hah, siapa yang menyuruh Ayah tiba-tiba datang dan menghadang. Aku tidak akan melakukannya kalau tahu Ayah muncul," kata Joseph.

William mengepalkan tangannya dan mengumpulkan energi ditelapak tangannya. Dengan cepat mengarahkan tangannya ke arah Joseph.

Joseph berteriak kencang, "Aaahhhhh... sialan! Bedebah kau William, kau apakah mataku? Kau membutakan mataku?" kata Joseph memegangi matanya.

"Itu hukuman untumu, karena kau sudab melukai Ayah. Kau sungguh keji, Joseph." kata William.

Lovely datang dan berlari menghampiri suaminya. Ia panik, saat melihat kulit bagian dada George membiru.

Lovely menatap William, "Apa yang terjadi?" tanya Lovely.

"Joseph ingin memukulku, tapi tiba-tiba saja Ayah datang menghadang. Maaf, Ibu. Karenaku Ayah terluka," kata William sedih.

Lovely menatap Joseph yang merintih kesakitan karena matanya terluka. Lovely beediri dan berjalan perlahan menghampiri Joseph. William mencegah, tetapi tidak dihiraukan oleh Lovely.

"Ibu, jangan! dia berbahaya," kata William.

Lovely memeluk Joseph dengan penuh kasih sayang. Joseph mencium aroma harum darah segar Ibunya dan secepat kilat ingin menyambar leher sang Ibu. Goerge beteleportasi dan menyelamatkan istrinya yang hendak diterkam Joseph. Meski dengan susah payah, akhirny George berhasil. George meremas dadanya, menahan sakit.

George menatap Lovely, "Sudah aku bilang, jauhi Joseph. Dia berbahaya," kata George.

"George, dia juga anak kita. Kita tidak boleh pilih kasih," kata Lovely menangis.

George memeluk Lovely, "Maaf sayang, aku tidak bermaksud memisahkanmu. Ada kekuatan besar melebihi kekuatanku dalam diri Joseph. Joseph adalah pilihan para leluhur, yang akan menjadi vampir abadi. Kamu mempunyai tubuh manusia, kamu akan mati jika dekat dengannya. Tolong mengertilah, Aaahhh ... "kata George menjelaskan yang kemudian ia mengerang karena menahan rasa sakit yang luar biasa.

Lovely kaget, "George, kau tak apa-apa?" tanya Lovely mengusap dada George.

"A-aku ti-tidak apa-apa. Jangan khawatir, sa-yang." kata George yang tiba-tiba tidak sadarkan diri.

"George ... " teriak Lovely.

"Pengawal! seret pangeran Joseph keluar kastil. Tahan dia," teriak William.

Empat orang pengawal langsung menangkap Joseph. Karena matanya tak dapat melihat dan ia merasa kesakitan, maka kekuatannya pun melemah. Joseph pun di bawa keluar kastil.

William dan Lovely, keduanya memapah George menuju tempat tidur dan menbaringkannya. William melepas pakaian ayahnya dan mencoba mengobati Ayahnya, melakukan penolongan pertama.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!