Pernikahan agung dilaksanakan. Joseph dan Maleas mengikat janji dengan mencampur darah mereka menjadi satu dalam sebuah wadah. Setelah darah tercampur, George meminta Joseph dan Maleas meminum darah tersebut sebagai tanda persetujuan dilaksanakannya pernikanan agung. Tanpa banyak menunggu, Joseph dan Maleas meminum darah yang sudah dituang George dalam cawan.
"Pernikahan selesai, kalian sudah resmi menjadi pasangan. Mulai dari sekarang kalian akan menjadi pasangan," Ucap George.
"Selamat pangeran," ucap Lovely.
"Terima kasih, Ibu." Jawab Joseph.
"Terima kasih, Yang Mulia Permaisuri," Ucap Maleas.
Jospeh dan Maleas berlutut dihadapan George dan Lovely. Lovely menyentuh kepala Joseph dan Maleas, "hiduplah bahagia," Lovely mendoakan Joseph dan Maleas.
"Berdirilah kalian berdua, jangan terus berlutut seperti itu." George menatap Joseph dan Maleas.
Joseph dan Maleas berdiri, George mengumumkan sesuatu yang penting. George mengutus Joseph pergi keluar dari kerajaan untuk berbaur dengan manusia.
Sedangkan pangeran Williams akan menjaga kerajaan, dan akan pergi sesekali untuk melihat keadaan Joseph. Adanya Maleas, membuat hati George merasa tenang, kini putranya akan menjadi terkendali dan tidak akan berubah menjadi moster. William lebih bisa mengendalikan diri dibanding Joseph oleh karena itu George tidak mengkhawatirkannya.
Joseph dan Maleas bahagia, namun ada dua orang yang kecewa. Mereka adalah Zeira dan Merych, mereka berdua terlihat kesal, dan menyayangkan keputusan Joseph, Zeira dan Merych hanya bisa diam dan menerima. Diam-diam mereka merencanakan sesuatu.
Zeira dan Merych berada di halaman dekay taman, mereka saling berguman dan meracau.
"Bagaimana ini, apa yang harus kita lakukan?" Tanya Merych.
"Tidak perlu khawatir, kita ikuti saja permainan ini. Maleas tidak akan bisa bertahan lama, kita pasti akan mengikuti Joseph dan Maleas keluar dari istana Octophius ini, kita akan lakukan hal menarik di dunia luar sana." jawab Zeira.
"Wah, sepertinya kau sudah merencanakan sesuatu saudariku. Kau sangat hebat." Ucap Merych.
"Tentu saja, tidak akan ada yang bisa merebut posisi kita. Joseph hanya milik kita, Maleas sampah itu harus segera kita singkirkan!" Zeira tersenyum licik.
Zeira san Merych kembali ke pesta, menikmati pesta pernikan Joseph dan Maleas. Tidak ada rasa curiga dari siapapun untuk Zeira dan Merych. Namun siapa sangka jauh dari pemikiran Zeira dan Merych, Maleas mengetahui jika akan ada peperangan untuk memperebutkan suami. Dan Maleas sudah punya rencananya sendiri.
***
Joseph, Maleas, Zeira dan Merych tiba di mansion. Mereka berempat sudah keluar dari istana Octophius dan menginjakkan kaki di dunia luar, yang adalah dunia para manusia. Tidak berselang lama, utusan kerajaan datang dan memberitakukan jika Kaisar George memberi petintah untuk pangeran Joseph mengelola dan menjalankan perusahaan di dunia luar.
Joseph mengangguk, menerima perintah. "Terima kasih, sampaikan balasan pesanku pada Yang Mulia. Aku akan berusaha dengan baik untuk menangani perusahaan." Jawab Joseph.
"Baik tuan, saya akan kembali untuk menyampaikan pesan. Mohon undur diri." Utusan membungkuk dan mundur perlahan, berbalik dan langsung pergi menghilang begitu saja seperti hembusan angin.
Pintu ruang kerja Joseph di ketuk, Maleas mengetuk pintu ruangan untuk melihat kondisi Joseph.
Tok ... Tok ... Tok ...
(Suara pintu di ketuk)
Klekk..
(Suara pintu di buka)
Maleas mengintip, "apa aku boleh masuk?" Tanya Maleas.
"Ya sayang, masuklah." Jawab Joseph dari jauh.
Maleas tersenyum, masuk dalam ruangan dan menutup pintu. Maleas berjalan perlahan mendekati Joseph yang terlihat sibuk dengan beberapa berkas dokumen di atas meja.
"Apa aku mengganggumu?" Tanya Maleas.
"Tidak," Joseph menatap Maleas dan tersenyum manis. "Kemarilah, temani aku bekerja." Joseph mengulurkan tangan apda Maleas.
Maleas menyambut uluran tangan Joseph, duduk di pangkuan Joseph. Joseph memeluk erat tubuh Maleas.
"Kau sudah makan? Kau tidak lapar?" Tanya Joseph.
"Aku, aku sudah makan, ahh.. aku lupa aku ingin bicara sesuatu padamu." Ucap Maleas.
"Ada apa? Katakan saja." Joseph menunggu Maleas bercerita.
"Hm ... apa kau menyukai Zeira dan Merych?" Tanya Maleas.
"Tidak, aku menyukaimu. Ya, meski dulu aku sempat kagum pada istri William, dan aku berniat memilikinya. Namun, sekarang mataku ini hanya akan melihat kau sebagai wanitaku." Joseph menjelaskan.
Maleas terkejut, tidak menyangka jika Joseph pernah menjadi seperti itu. "Istri William? Siapa? Corry?" Maleas penasaran.
Joseph menggeleng, "Bukan Corry, dia adalah Moone. Dewi bulan yang sekarang entah berada di mana," Jawab Joseph.
"Oh, begitu, hmm ... sesungguhnya sebelum ini aku berharap tidak pernah berbagi suami di saat aku menikah nantinya. Tidak menyangka akan seperti ini. Aku bertemu denganmu dan jatuh cinta padamu. Entah, aku harus berterima kasih atau mencela takdir." Maleas mengeluh.
Joseph mencium pipi Maleas, mendekatkan kepalanya ke kepala Maleas. "Jangan khawatir, Zeira dan Merych mereka sebenarnya adalah sepupuku, kami melakukan pernikahan keluarga saat itu. Percaya padaku, aku tidak pernah menyukai mereka. Aku menyukaimu, sangat menyukaimu. Terlebih kaulah wanita yang menyelamatakan hidupku. Terima kasih Maleas, aku akan melindungimu sampai akhir." Joseph berbicara sangat lembut.
Maleas mengangkat kepala menatap Joseph, keduanya saling beradu pandang. Joseph mengangumi mata indah Maleas, wajah Joseph perlahan mendekat dan bibirnya mencium bibir Maleas. Ciuman Joseph begitu lembut, Maleas membenarkan posisinya, mendorong Joseph duduk bersandar kursi.
Maleas merangkul tengkuk Joseph dan membalas ciuman Joseph. Ciuman lembut mereka menjadi kian memanas, Maleas merasakan darahnya mendidih. Joseph tersenyum dalam hati, sepertinya wanitanya sudah tidak bisa menahan diri. Joseph melepas ciuman dan menciumi leher Maleas sampai ke bahu Maleas. Maleas melengkuh, menikmati cumbuan Joseph.
"Umh.." suara kecil Maleas. Tangan Joseph tidak diam, meraba dan mengusap paha Maleas lembut.
Saat bercumbu dengan Maleas, Joseph merasakan ada yang berniat tidak baik. Joseph melepas ciuamannya dan menatap ke arah pintu.
Maleas menatap Joseph. "Ada apa?" Tanya Maleas.
"Sssttthhhhh ... " jari telunjuk tangan kanan Jospeh menempel di bibir Maleas. "Sepertinya akan ada yang mengganggu kesenangan kita." Imbuh Joseph.
"Ahh itu, mudah saja." Maleas tersenyum manis.
Maleas menatap arah pintu dan merapal mantra, selesai dengan apa yang di lakukan Maleas kembali menatap Joseph. Joseph mengerutkan dahi, penasaran dengan apa yang di lakukan Maleas.
"Sayang, apa yang kau lakukan?" Tanya Joseph.
"Apa, aku tidak akan mencelakai kedua selirmu, sayang. Jika mereka berniat buruk dan mengusikku, aku baru akan turun tangan. Aku hanya membuat ruangan ini tidak bisa dijangkau mereka. Mereka tidak akan mendengar dan melihat kita meski mereka menerobos masuk ruangan ini." Maleas menjelaskan.
"Kau punya kekuatan semacam itu?" Tanya Joseph lagi.
"Hmm ... ini bisa disebut sebagai penyamaran." Maleas tersenyum.
"Jika begitu, kita bisa melanjutkan apa yang tertunda kan?" Joseph menggoda Maleas.
Meleas mengangguk, bibir Joseph dengan cepat menyambar bibir Maleas. Ciuman-ciuman lembut kembali mendarat, perlahan menjadi hangat dan menjadi panas. Tangan Joseph tidak bisa dikendalikan lagi, menjamahi semua tubuh Maleas dari balik pakaian Maleas. Maleas hanya menggeliat seperti cacing yang kepanasan, menikmati sensasi sentuhan Joseph.
Bergulatan panjang dimulai, Joseph dan Maleas melepas kerinduan dan hasrat cinta mereka. Saat yang dinanti-nantikan akhirnya tiba, tidak ada yang bisa mencegah Joseph dan Maleas memadu kasih. (Pergulatan Joseph dan Maleas berlansung)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments