4. Dua Wanita Milik William

Hampir seminggu Joseph memikirkan cara membalas dendam pada Moone. Namun, entah mengapa, setiap kali Joseph melihat Moone, ia selalu berubah haluan. Joseph seperti tersihir, dan hanya bisa diam tanpa berbuat apa-apa. Kecantikan Moone sungguh luar biasa. Joseph berpikir, pantas saja William bergitu menjaga dan melindungi Moone.

Jangankan membalas dendamnya. Saat Joseph ingin menyentuh tubuh Moone, ia bahkan tak bisa menyentuh sehelai saja rambut Moone. Dan itu membuatnya semakin kesal dan murka. Joseph terus menahan diriku. Ia merasa kesal setiap kali melihat Moone tersenyum penuh arti kepada William. Joseph iri melihat saudara kembarnya diperhatikan wanita cantik seperti Moone.

***

William berjalan bersama Moone menuju kastilnya. Di tengah jalan, ia dan Moone berpapasan dengan Josesph. Sebagai Sodara, William pun menegur dan menyapa Joseph.

"Joseph ... " panggil William.

Joseph menatap William, "Hai, Willi." sapa balik Joseph, "Dia ... " tanya Joseph menatap Moone, lalu kembali menatap William.

"Oh, dia Moone. Moone, dia saudaraku, Joseph." kata William memperkenalkan.

Joseph tersenyum menatap Moone, "Hai, Moone, aku Joseph. Namamu sungguh indah. Apa dia kekasihmu?" tanya Joseph pada William.

"Ya, dia akan menjadi istriku," jawab William.

"Ah, begitu. Kau hebat kak, bisa mendapatkan wanita secantik Moone," puji Joseph.

"Tentu, Takdir memberiku hal hal baik. Aku pergi dulu," kata William.

William  pergi meninggaklan Jose. William merasa kesal, tatapan Joseph tak teralihkan saat menatap Moone.

"Bisa-bisanya dia menatap wanitaku dengan tatapan menggoda," batin William.

Moone merangkul lengan William, "Kau kenapa diam saja? Apa kau sedang cemburu?" goda Moone.

"Tidak," jawab singkat William.

"Benarkah?" tanya Monne menyakinkan.

"Ya," jawab William.

William membuka pintu kamar, dan masuk. Moone segera menutup pintu dan berlari memeluk William dari belakang. Membuat langkah kaki William terhenti.

"Aku senang saat kau cemburu William," ucap Moone lembut.

William perlahan melepas tangan Moone yang melingkar di perutnya dan membalikan badan menghadap Moone. William mengusap wajah cantik Moone, mendekatkan wajahnya dan mencium lembut bibir Moone. Tangan William menahan tengkuk leher Moone. Sampai beberapa saat kemudian, ciuman terlepas dan William memeluk Moone.

William mengusap kepala Moone, "Jangan menggoda siapapun. Ingat, hanya aku Tuanmu. Mengerti?" Kata William.

Moone menganggukkan kepalanya, "Aku mengerti," jawaba Moone mengeratkan pelukan.

"Satu hal lagi. Sebisa mungkin kau jangan terlalu dekat dengan Joseph," kata William memperingatkan.

"Ya, aku akan ingat kata-katamu. Kau tahu? aku sangat senang bersamamu. Dan tak ingin kau mencampakkanku," jawab Moone.

William melepas pelukan dan menatap Moone, "Mana mungkin aku mencampakkanmu. Tetaplah bersamaku, Moone. Aku akan menjaga dan melindungimu," kata William.

Moone menganggukkan kepala, "Oh, ya. Tuanku ... Kaisar George berkata, jika besok kau akan mulai masuk dunia manusia. Apakah kau sudah siap, berbaur dengan para manusia?" tanya Moone.

"Moone, apa kau tidak ingat cerita yang aku ceritakan? Apa kau lupa? Ibu adalah manusia sebelum aku dan Joseph dilahirkan, dan tentu saja aku memiliki setengah bagian itu. Jadi, sepertinya bukan masalah," jawab William.

"Aku sudah menduganya. Tuanku memanglah habat. Kau berbeda dengan Joseph, kau pasti bisa mengatasi paea manusia dengan baik. Namun, aku takut kalau-kalau Joseph akan menyusahkanmu di luar sana," kata Moone.

William tersenyum, "Dia memang selalu menyusahkan. Itu bukan hal yang mengejutkan. Kau tidak perlu khawatir. Aku pasti akan baik-baik saja," jawab William memastikan.

Moone mengerutka dahinya, "Tapi ... " ucapnya terhenti.

William mencium bibir Moone lagi, karena merasa Moone terlalu banyak bicara. Merasakan ciuman pria yang disukainya, Moone langsung menutup matanya dan membalas ciuman William. Hal itu membuat William kaget, ciuman Moone  sungguh membuat William bergairah. Sampai-sampai tanpa sadar William menggendongnya dan membaringakn Moone ke atas tanpa tidur. William dan Moone saling berciuman mesra, sampai mengundang rasa cemburu peri Coory.

"Tuan, kau tidak peduli padaku?" tanya Peri Corry yang tiba-tiba muncul. Dan berada di sisi Moone.

William melepas ciuamnya dan  memalingkan wajahnya. Ia melihat peri Corry berubah wujud menjadi manusia. Peri Corry terlihat sangat cantik.

"Astaga, apa ini? Dua wanita cantik sekarang ada dihadapanku?" dalam hati William. William segera berdiri dan menjauhi Moone dan Corry.

Moone terkrjut, "Tuan, kenapa?" tanyanya.

Corry menatap William lekat, "Apa kami tidak menarik?" tanya peri Corry.

Wajah William memerah, "He-hentikan. Kalian berdua, jangan mengacau pikiranku," kata William.

Corry turun dari tempat tidur menghampiri William, dan memeluk William. Ia mengusap lembut dada bidang William.

"Tuan, apa kau ragu padaku? Kau telah berjanji membawaku bersamamu untuk selamanya. Kau tidak lupa, kan?" kata peri Corry.

"Peri Corry, membawamu bukan berarti aku akan ... " kata-kata William terhenti, karena peri Corry mencium bibirnya.

William terkejut, Corry menciumnya secara tiba-tiba. William merasakan hal yang unik. Bibir Corry terasa dingin.

"Sialan! Aku berbohong jika tidak menyukai bibir ini," dalam hati William. Ia membalas ciuman peri Corry.

Moone mendekat dan memeluk William dari belakang. Ia menyusupkan tangannya meraba perut William. William merasa aneh. Dua wanita itu sungguh membuatnya gila.

William melepaskan ciumanya dengan peri Corry. Ia menatap Corry dan Moone bergantian. Ia bingung, kenapa dua wanita di hadapannya tidak merasa kesal satu sama lain?

"Apa kalian tidak cemburu satu sama lain?" tanya William penasaran.

Moone merangkul lengan tangan kanan William, "Tidak. Karena kau memang ditakdirkan untuk kami miliki," kata Moone.

Corry merangkul lengan tangan kiri William, "Apa kau anggap aku hanya peri penghiburmu? Aku juga butuh kasih sayangmu," kata Peri Corry dengan manja.

Moone dan Corry membawa William mendekati tempat tidur, mereka mendorongnya berbaring ke atas tempat tidur.

"Tu-tunggu. Kalian mau apa?" tanya William bingung.

"Diamlah," kata Moone.

"Ssst, diam saja," sambung peri Corry.

Pada akhirnya William  hanya diam tanpa bicara. Ia membiarkan dua wanita cantik itu melakukan apa yang mereka suka. William tak menyangka jika peri Corry menginginkannya juga. Dia berpikir keras, Apa selama ini Corry selalu mengawasinya? Pantas ia selalu merasa tidur di antara dua wanita setiap malam.

Wajah William memerah, ia merasa aneh, tetapi juga penuh kenikmatan di setiap sentuhan dua wanitanya.

"Hmm ...."

William berpikir, apakah itu adalah keberuntungan seorang William? Takdirnya ternyata begitu baik, ia mendapatkan dua wanita cantik dalam sekali waktu. Terlebih dua wanitanya adalah dua sosok yang istimewa.

Corry selalu memberi tahu informasi penting apapun itu pada William secara rahasia. Sedangkan Moone, selalu memerhatikannya dan penuh kasih. Jika Sebelumnya William hanya akan perhatian pada Moone. Kali ini ia berpikir lain, ia juga harus perhatian kepada peri Corry. Karena bagaimanapun ia juga sudah berjanji untuk membawa peri Corry bersamanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!