Pangeran Joseph ternyata juga kembali pulang ke istana Octophius setelah pengasingan yang lama. Ia telah menjalani masa hukumannya. Semua menyambut kedatangan pangeran Joseph.
Joseph berlulut, "Joseph datang memberi hormat kepada Kaisar dan Permaisuri Octophius," ucapnya memberikan salam pada Ayah dan Ibunya.
Permaisuri mendekati putranya dan membatu putranya itu berdiri. Ia lantas memeluk putrnya dengan erat.
"Putraku sayang, apa kau baik-baik saja?" tanya Lovely, Permaisuri istana Octhopius.
"Ya, Ibu. Aku baik-baik saja. Maafkan aku, ibu. Aku sudah melukai Ibu," kata Joseph.
Lovely melepas pelukannya, "Ya, Ibu sudah memafkanmu. Ayo, kita masuk. Ada banyak hal yang ingin Ibu dengar darimu selama kau berada di luar istana," kata Lovely. Mengajak putranya masuk ke dalam aula istana.
Joseph, Lovely dan George pun berjalan masuk menuju aula istana. Di aula istana, semua pelayan dan bawahan George bersiap menyambut kedatangan Pangera kedua Octhopius. Joseph merasa terharu dan senang. Ternyata ia masih di ingat sebagai pangeran Octophius oleh semua orang.
"Selamat datang, Pangeran Joseph."
"Selamat datang kembali, Pangeran Joseph."
Semua orang bersorak ataa kembalinya Pangeran kedua Octophius dan memberikan ucapan selamat datang. Joseph berterima kasih, atas penyambutan semua orang. Ia berkata, ia senang karena sudah disambut.
"Istirahatlah dalam kastilmu pangeranku. Ibu akan memanggilmu nanti," kata Lovely.
"Baik, Ibu. Terima kasih," kata Joseph.
Joseph berjalan ke kastilnya. Ia melihat sekeliling istana, saat dalam perjalanan menuju kastilnya.
"Sekian lama berlalu, aku akhirnya kembali ke istana ini. Aku merindukan semua hal yang ada di istana ini," dalam hati Joseph.
Dalam perjalanan menuju kastilnya, Joseph teringat akan William. Ia mendengar, jika William telah kembali dan berhasil menemukan penawar untuk Ibu mereka. Joseph bergerak cepat menuju kastil William. Joseph naik ke atas pohon yang ada di dalam halaman kastil William. Diam-diam Joseph mengamati. Ia menutup matanya dan mendengarkan suara di dalam kastil William. Joseph mendengar sesuatu, William dan seorang wanita. Mereka sedang tertawa bersama.
Joseph membuka matanya, "Ah, rupanya kau sedang bersenang-senang William. Sedangkan aku menderita di pengasingan. Kau hebat sekali," dalam hati Joseph.
Joseph melihat pintu kastil terbuka dan seorang wanita keluar. Joseph tertegun, melihat seorang wanita cantik berjalan anggun dari kastil William menuju dapur istana. Karena penasaran, Joseph pun mengikutinya. Joseph penasaran dengan wajah dari wanita tersebut.
"Dari belakang saja sudah cantik," dalam hati Joseph. Pikirannya sudah melayang ke mana-mana saat memperhatikan bentuk tunuh Moone.
Di dapur. Joseph melihat Moone sibuk menyiapkan sesuatu. Moone ingin meraih sesuatu di atas lemari. tapi tidak sampai. Dengan cepat Joseph datang dan mrmbantu Moone mengambilkan apa yang dibutuhkan Moone, lalu memberikannya.
Moone terkejut. Ia menatap lekat ke arah Joseph. Bertatapan dengan Moone, mata Joseph langsung melebar.
"Luar biasa, benar benar cantik. Mataku tak bisa berpaling darinya," dalam hati Joseph.
Moone tersenyum, "Terima kasih," ucapnya dengan suara lembut.
"Hai, aku Joseph, kau siapa?" tanya Joseph.
"Aku Monne," jawab Moone.
Joseph langsung mendekati Moone. Ia mencium aroma di samping leher Moone. Joseph mengerutkan dahinya, ia merasa aneh dengam aroma Moone.
"Siapa wanita ini? dia bukan manusia ataupun vampir. Aromanya sama sekali tidak tercium olehku. Apa penciumanku bermasalah?" dalam hati Joseph.
Joseph menatap Moone, "Siapa kau? kau bukan bangsa kami," katanya menegur Moone.
Moone tersenyum, "Memang bukan. Aku adalah bangsa langit, Dewi bulan. Kau tak akan bisa mencium aromaku, Tuan," jawab Moone.
Joseph mengerutkan dahinya, "Dewi bulan? Kau bergurau? Itu hanya legenda dalam buku," kata Joseph tak percaya dengan identitas Moone.
Moone menganggukkan kepalanya, "Ya, terserah saja kau mau percaya atau tidak. Oh, aku ingin mengatakan sesuatu. Ternyata kau sangat berbeda dengan kakakmu William. Kau penuh aura jahat," kata Moone yang langsung pergi.
Moone pergi meninggalkan Joseph sendirian. Tidak terima dengan perkataan Moone, Joseph langsung menghadang di depan pintu. Mencegah Moone pergi.
Moone menatap Joseph, "Minggirlah, aku mau lewat," kata Moone.
"Apa kau merayu William untuk naik ke ranjangnya?" tanya Joseph mengejek Moone.
"Aku tak perlu melakukan hal rendah seperti itu," jawab Moone dingin.
Joseph tersenyum, "Benarkah? kau pikir aku bodoh? banyak sekali wanita sepertimu yang menempel pada kami yang berkeduduka tinggi. Jujurlah padaku, apa kau ingin menjadi selir William? atau hanya teman tidurnya?" tanya Joseph dengan tidak tahu malu.
Plaaaakkk ... Moone menampar wajah Joseph.
"Jaga bicaramu. Sebagai seorang pangeran, pikiranmu sangat dangkal dan rendah. Kau menyama ratakan semua wanita. Dasar bodoh," kata Moone kesal. Moone manatap tajam dan pergi meningglkan Joseph.
Joseph memegang wajahnya dan marah. Ini pertama kali baginya ditampar oleh wanita. Padahal di pengasingan, ia sangat dihormati. Dan banyak wanita menginginkannya, sampai rela menjadi budaknya.
"Aaargh ... sialan! berani sekali wanita itu menamparku? Dia pikir dia siapa, lihatlah pembalasan akan datang untukmu," kata Joseph mengepalkan tangannya. Ia langsung pergi cepat ke kastilnya dengan penuh murka.
Moone keluar dari samping diding dapur. Ia menatap kepergian Joseph.
Moone tersenyum, "Kau ingin membalasku? Aku akan menunggu. Apa kau pikir aku sepolos itu? Kau sudah membuat tuanku menderita. Aku akan membalas semua perlakuanmu pada tuanku," dalam hati Moone. Ia berjalan perlahan menuju kastil William.
***
Moone adalah Dewi bulan yang mana mempunyai dua sisi. Kebaikan dan kejahatan. Moone bisa bersikap lembut, bisa juga kasar. Namun, Moone memiliki kelemahan. Pada saat bulan purnama penuh. Kekuatan Moone akan menghilang. Dan akan kembali seiring memudarnya cahaya bulan.
***
Di kastil. Joseph yang marah langsung memukul meja disampingnya, hingga kaki meja patah.
"Sialan! Wanita itu benar benar merendahkanku. Dia pandai bicara, apa karena dia tinggal di kastil William lantas seenaknya padaku? Belum tahu siapa yang dia lawan. Berani sekali dia," gumam Joseph.
Joseph mondar mandir memikirkan cara membalas Moone. Ia duduk di kursi dan berfikir keras, lalu kembali memukul meja lagi sampai mejanya hancur.
"Kenapa tidak ada ide? Kenapa semua kosong? Bagaimana ini? Haruskah aku panggil bantuan? Tapi ini hanya soal wanita. Ahhhh.... sial, sial, sial!
Aku harus pikirkan cara membalas wanita itu. Aku sungguh dipermalukan olehnya," kata Joseph murka.
Amarah Joseph tak tertahankan dan membuatnya menjadi lapar. Joseph pergi lewat teras dan keluar dari istana. Ia hendak mencari mangsa. Kebetubtungan berpihak pada Joseph, tidak beberapa lama setelah ia keluar dari istana, seserong datang dan melewati jalan yang sama dengannya. Joseph langsung menyergapnya. Menancapkan taringnya yang tajam ke leher seseorang itu dan menhisap darahnya.
Joseph menghisap darah sampai tubuh mangsanya mengering dan menjadi abu. Ternyata Joseph tak hanya menghisap darah dari mangsanya, tapi juga menghisap energinnya. Ia menjilati sudut bibirnya. Setelah sekian lama, ia akhirya dapat menikamati darah segar manusia. Selama tinggal di pengasingan, Joseph hanya diberi darah hewan. Tentu saja itu membuatnya sangat menderita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments