Satu bulan setelah acara pertemuan, dan secara resmi William mengenalkan Moone dan Corry, pada George dan Lovely, acara pernikahan pun diselenggarakan.
Pernikahan antara William dengan Moone dan Corry. Juga pernikahan Joseph dengan Zeira dan Merych. Mereka melakukan upacara dengan baik. William terlihat bahagia dengan dua wanitanya. Tidak dengan Joseph yang justru terlihat kesal. Zeira dan Merych juga tampak biasa-biasa, seolah mereka tak bahagia.
Lovely mengerutkan dahinya, "Kenapa aku merasa da yang aneh?" gumamnya.
George menatap Lovely, "Ada apa, sayang?" Tanyanya ingin tahu.
"Lihatlah Joseph. Kenapa dia menatap penuh murka pada William? Apa ada masalah diantara mereka?" tanya Lovely berbisik pada sang suami.
"Itu sudah pasti karena Moone dan Corry," bisik George.
Lovely terkejut, "Apa maksudmu? Joseph tidak mungkin iri pada William, kan? Zeira dan Merych juga cantik. Dan mereka tampak serasi dengan Joseph," bisik Lovely.
George menganggukkan kepalanya, "Entahlah. Ini cukup membingungkan dan sulit bagiku juga. Aku tentu tidak bisa melarang Willam menikahi Moone dan Corry. Dia mendapatkan dua wanitanya saat mencari penawar racun untukmu. Dan Joseph ... mau tidak mau harus meneria Zeira dan merych sebagai istrinya yang sah, karena kita memang harus menepati janji untuk pernikahan keluarga. Kalau tidak dua Kakakku akan murka padaku," kata George.
Lovely mengusap kepalanya, "Aku juga tidak mengerti, kenapa semua putraku harus punya dua istri. Aku tidak yakin, bisakah mereka akur? berbagi suami tidaklah mudah bagi seorang wanita," kata Lovely.
George meragkul pinggang sang istri, "Hm, soal itu kita lihat saja nanti. Aku tidak bisa menjawab pasti apakah mereka bisa akur atau tidak. Karena aku tak pernah mengalaminya. Aku hanya punya satu istri, satu untuk selamanya, satu untuk keabadian." bisik George di telinga Lovely.
Lovely tersenyum cantik. Ia malu karena George terang-terangan merayunya.
***
William dan Joseph duduk di tempat masing-masing yang telah disediakan. Mereka saling berhadapan. Pandangan Joseph tidak lepas dari seorang Moone.
"Kenapa Moone begitu cantik dan menggoda? Aku menginginkannya. Aku ingin sekali, memeluk dan mencium wanita itu. Ahh, sial! Joseph tahan, kau pasti bisa mengalahkan William. Setelah kau mengalahkannya, Kau pasti akan dapatkan wanita impianmu," batin Joseph penuh harap.
Corry mendekat dan berbisik pada William, mata William terkejut lalu manatap arah Joseph. William terlihat kesal. Joseph kaget, saat tahu William sedang menatapnya tajam. Ia segera memalingkan pandangan dari Moone menatap ke arah lain.
George memberikan selamat kepada ke dua pangerannya. Ia mendoakan Semoga diberkati dengan kebahagiaan. William berterima kasih, begitu juga Joseph.
Pandangan William dan Joseph saling bertemu. Tatapan dingin yang tajam dari Joseph seoalah olah membekukan hati William. Meski demikian, William tak gentar dan memberikan ucapan selamat pada saudarnya itu.
William tersenyum tampan, "Selamat atas pernikahanmu Joseph," ucap William.
Joseph tersenyum lebar, "Selamat juga untumu. Semoga selalu bahagia," kata Joseph.
Lovely yang tahu peruikaian antara kedua anaknya pun akuirya turun tangan menengahi. Ia tidak ingin kedua putranya bertengkar apalagi saling melukai.
"Baiklah sudah cukup untuk hari ini. Kalian bisa istirahat. Seminggu lagi, akan diadakan perayaan festival bulan. Kita akan rayakan bersama. Sampai saat itu tiba, aku harap tidak ada kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Apa kalian bisa mengerti perkataanku?" kata Lovely.
"Kami mengerti," jawab William dan Joseph bersamaan.
Lovely mengatakan itu untuk mengantisipasi adanya pertikaian susulan. Ia berharap dengan adanya peringatan darinya, Joseph dan William bisa sedikit saja menahan diri.
William, Moone dan Corry pun pamit undur diri. Mereka mengucapkan salam perpisahan pada Lovely dan George. Mereka berjalan mundur beberapa langkah lalu berbalik dan pergi menuju kastil mereka.
Melihat William sudah pergi meninggalkan aula. Joseph juga ikut undur diri. Ia mengajak Zeira dan Merych pergi. Mereka pergi meninggalka meninggalkan aula pertemuan.
***
Di dalam kamar, William, Moone dan Corry duduk bersama di atas ranjang. Mereka mendiskusikan perihal festival bulan. William tampak gelisah. Karena ia tahu, pada saat bulan purnama penuh, Moone akan kehilangan semua kekuatannya dan akan tertidur. Melihat wajah khawatir William, Moone pun bertanya apa yang dipikirkan William.
"Sayang, apa yang kau pikirkan hingga dahimu berkerut?" tanya Moone.
"Aku memikirkanmu," jawab William.
"Apa kau takut?" tanya Moone lagi.
William meraba lembut wajah Moone, "Tentu saja. Karena aku tidak ingin kehilanganmu," jawab William.
"Tuanku, terimakasih atas kebaikan dan perhatian anda selama ini. Moone tidak akam mati hanya karena bulan purnama, hanya akan menjadi putri tidur." kata Moone mengingatkan William.
Wiiliam menatap Corry, "Corry, apa kau punya solusi?" tanya William.
Corry menatap Moone, "Moone, beritahu saja tuan, kau jangan membuatnya sedih." Kata Corry.
Moone tersenyum, "Masih ada kau di sini, Corry. Tuan tidak akan sedih," jawab Corry.
"Apa perlu aku yang bicara?" tanya Corry.
"Ya, baiklah. Aku akan bicara," jawab Moone. Mone menatap William dan mengatakan sesuatu, "Kalau kau khawatir. Maka izinkan aku kembali ke kerajaa bulan, suamiku." kata Moone.
William terkejut, "Apa? Lantas, bagaimana denaganku? Kau akan meninggalkanku?" tanya William panik.
Moone menggeleng pelan, "suamiku, bukan seperti itu. Jika aku kembali ke kerajaan bulan, setidaknya aku tidak akan jadi putri tidur. Hanya akan kehilangan kemampuan sihir saja," kata Moone.
"Lebih baik seperti itu. Di sini tidak aman baginya. Kau harus bersikap bijaksa, Tuanku. Pangeran Joseph akan melakukan hal buruk jika Moone masih ada di sini. Dia akan mudah menyerang Moone saat Moone kehilangan kesadarannya," sambung Corry.
William mengerutkan dahinya, "Jika tidak ada Moone, apa yang harus aku katakan pada semua keluarga saat festifal bulan nanti?" tanya William.
"Aku akan tunjukan seseuatu tuanku, lihatlah dengan baik," Kata Corry.
Corry turun dari ranjang, ia menggunakan sihirny dan berbuah menjadi dua, satu Corry yang satu lagi berubah menjadi Moone. William terkejut, sedangkan Moone tersenyum melihat kemampuan Corry.
"Bagaimana tuanku? Apa kau terkejut? Kita bisa bersandiwara sampai Moone kembali dari kerajaan bulan," kata Corry.
"Baiklah, aku mengerti. Kapan kau berencana pergi ke kerajaan bulan, Moone" tanya William.
Moone mencium kilas pipi William, "Apa boleh aku pergi sekarang? Kalau tidak kekuatanku akan menurun," kata Moone.
William memeluk Moone dengan erat. Moone tersenyum dan mengusap kepala belakang William. Meski berat, William mau tak mau melepas Moone pergi.
"Jaga dirimu, istriku. Kembalilah setelah bulan purnama berakhir," pinta William.
"Ya, aku pasti akan kembali," jawab Moone melepas pelukan, "Berhati hatilah dan tetap waspada terhadap Joseph," kata Moone.
William mengangguk. William mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Moone. Corry yang melihat tersenyum dan menghilang. Ia tak ingin mengganggu William dan Moone. Wiiliam melepas ciuman dan tersenyum menatap Moone.
"Apa tidak ada yang ingin kau berikan padaku sayangku?" tanya William.
"Apa yang harus aku berikan? Tuanku sudah memiliki segalanya," jawab Moone.
William mencium kilas hidung Moone, "Aku mencintaimu sayang," ucapnya mesra.
Moone tersenyum, "Aku juga mencintaimu. Jaga diri baik baik, aku harus pergi sekarang," kata Moone.
Moone menutup mata William dengan tangannya, Moone mencium bibir William dan tiba-tiba menghilang seperti angin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments