15. GIRL TIME

Saat ini Shasha dan Irene tengah memakai masker diwajahnya dan timun dimata mereka.

"Gimana pertemuan loe kemaren sama ortunya pak bos Ren?" tanya Shasha yang bicaranya susah karena maskeran.

"Aman terkendali Sha," jawab Irene yang bicaranya pun sama.

"Trus trus??" Shasha tak sabar ingin mendengar cerita detailnya.

"Sssttt!! relaks Sha relaks.. Aku cerita setelah ini okey," kata Irene menenangkan Shasha.

Kedua sahabat itu sekarang ada dirumah Shasha. Hari ini rencananya mereka akan menghabiskan waktu bersama untuk girl time.

Irene dan Shasha sengaja libur kerja untuk mempersiapkan diri sebelum acara lamaran Shasha dan Kevin minggu ini.

"Keluarga Yohan baik banget tau Sha. Humble gitu... Tau gak Sha, mamanya Yohan namanya sama kayak mamaku," Irene mulai bercerita setelah selesai mencuci mukanya.

"Really? Mama Ayu? Kok bisa kebetulan gitu Ren?" ucap Shasha yang masih penasaran.

Irene hanya mengangkat bahunya.

"Loe gak ada feeling feeling gitu Ren sama pak bos? Bukannya udah hampir sebulan hubungan kalian," Shasha mulai menggoda Irene.

"Feeling apanya? No! No feeling feeling!! Kita kan cuma pacaran kontrak Sha," Irene menyangkal.

"Tapi sejauh ini pak bos gak kurang ajar kan Ren sama loe? Mentang-mentang udah kasih duit, malah main seenaknya nanti,," tanya Shasha sedikit penasaran.

"Yohan baik kok Sha. Dan cukup gentleman. Kalo ini pacaran beneran pasti loe bakalan iri sama gue.. hehehe," sindir Irene.

"Yee.. Kevin juga gentleman lo ya," Shasha membela diri.

"Gue akuin itu Sha,"

"Kenapa gue baru sadar setelah lulus kuliah ya Ren? Kenapa gak dari dulu aja gue pacaran sama Kevin. Padahal katanya dia udah suka gue dari SMA," kata Shasha.

"Butuh timing Sha! timing yang tepat," ucap Irene, "Tapi kalian hebat ya bisa patungan beli rumah ini. Dan Kevin emang gue akuin gentleman. Dia gak mau tinggal bareng sebelum nikah.. ck..ck..ck.. Kamu beruntung Sha".

"Hiisshh.. Loe kan tau sendiri Kevin tuh dari keluarga yang agak kolot. Kamu tau gak selama 5 tahun pacaran udah berapa kali kami disuruh cepet-cepet nikah. Takut yang kumpul kebo lah yang gimana lah.." Shasha bercerita keluh kesahnya.

"Aigoo.. Aigoo.."

"Loe ngundang siapa aja Sha pas lamaran nanti?" tanya Irene.

"Yang jelas kedua keluarga besar pada dateng, trus beberapa temen-temen kita," kata Shasha.

Irene dan Shasha dulunya juga kuliah dijurusan yang sama. Ilmu kedokteran departemen bedah. Shasha sangat menyayangkan Irene yang tak meneruskan kuliahnya padahal dia adalah mahasiswa terbaik seangkatannya. Akhirnya Shasha mengganti jurusannya ke ilmu kedokteran aestetika. Dan sekarang sudah membuka klinik kecantikannya sendiri.

"Gue berdoa semoga kalian bahagia selamanya sampek kakek nenek. Gue nih saksi hidup lika-liku perjalanan cinta kalian," Irene memeluk Shasha.

"Iya Ren.. Gue juga berharap loe bisa menemukan kebahagiaan loe juga nantinya. Biar kita sama-sama bahagia," ucap Shasha penuh harap.

"Btw, kalian gak lupa ngurus paspor kan?" tanya Irene melepas pelukannya.

"Belum.. hehe.. Rencananya abis acara lamaran aja. Makasih lo ya buat hadiah honeymoon nya sahabatku tercinta," Shasha memeluk Irene lagi.

"Iya sama-sama. Gue janji gak bakal ganggu honeymoon kalian nanti. Gue cuma mau dateng ke depan gedung Hybe tempat para oppa kita dibesarkan," Irene bersemangat dengan rencananya.

Shasha tak kalah bersemangat juga. Honeymoon ke Korea adalah hadiah pernikahan terindah bagi Shasha.

"Lalu Ren.. Setelah kontrak kalian berakhir nanti. Gimana nasib loe?" kata Shasha sedikit cemas, "Apa loe mau kencan buta lagi?"

Irene sedikit bingung menjawab pertanyaan Shasha. Bagaimana nasibnya setelahnya. Apa memang dia harus bercerita pada orangtuanya tentang masalahnya.

Ponsel Irene berdering membuyarkan lamunannya. Dilayar ponselnya tertulis nama Yohan. Irene sedikit gugup.

Irene berdehem sebelum mulai mengangkat telponnya, "Halo Yohan".

"Kamu ada dimana? Aku ada didepan kontrakanmu sekarang," kata Yohan dari balik telepon.

"Kamu ngapain ke kontrakanku?" Irene terkaget.

"Mamaku membuat rendang untukmu. Jadi aku mengantarnya," Yohan menjelaskan.

"Aku sekarang lagi gak di kontrakan. Aku lagi dirumah Shasha dan rencananya mau nginep juga," jelas Irene.

Irene terdiam sejenak. Kemudian berbisik ke Shasha.

"Sha.. aku kasih alamatmu ya. Yohan mau nganter rendang," Irene meminta izin.

Shasha mengizinkan dan tak keberatan.

"Aku kasih alamat Shasha. Apa kamu mau nganter kesini?" Irene sedikit berharap Yohan mau datang.

"Oke. Aku akan kesana. Kirim alamatnya aja," kata Yohan.

Irene sedikit senang mendengar jawaban Yohan, "Oke hati-hati dijalan. Bye!"

Irene mengakhiri teleponnya dan langsung mengirim alamat rumah Shasha lewat chat.

"Sha.. Yohan mau kesini," kata Irene tersenyum ceria.

Shasha yang melihat tingkah Irene hanya tersenyum.

Nih anak masih belum nyadar juga.. Aigoo.. Aigoo.. Batin Shasha.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!