Contract Dating (Pacaran Kontrak)
Aku harus segera menyelesaikan masalah perjodohan dan kencan buta yang tak ada habisnya ini. Batin Yohan.
Yohan bangkit dari duduknya dan menghampiri Irene yang tengah asyik menikmati dessert dimeja sebelah ia duduk.
"Bolehkah saya duduk menemani anda Nona?" pinta Yohan dengan sopan.
"Ya?" Irene menatap Yohan seakan tak percaya dengan pendengarannya.
Yohan pun menggeser kursi dan duduk berhadapan dengan Irene.
"Kelihatannya pasangan anda pergi meninggalkan anda lebih dulu," Yohan melanjutkan ucapannya.
"Yah.. mungkin dia orang yang sibuk. Saya tak masalah. Lagipula sayang sudah reservasi mahal-mahal disini, jadi saya harus menikmati sampai akhir," jawab Irene sambil menyuap dessert ke mulutnya.
"Sepertinya ini juga bukan yang pertama kalinya untuk Nona?" kata Yohan.
"Hem.. maksudnya?" Irene kebingungan dengan pertanyaan Yohan yang ambigu.
"Blind date.. kencan buta ini bukan yang pertama kan buat Nona?" Yohan melanjutkan perkataannya.
"Kok anda bisa tau?" Irene membelalakan matanya seakan tak percaya.
"Just feeling," Yohan tersenyum smirk, "Karena bagi saya pun yang tadi juga bukan pertama kali".
Irene teringat wanita yang tadi duduk bersamanya.
Oh.. sungguh kebetulan yang tak terduga. Batin Irene.
"So? sepertinya anda punya maksud tersirat dengan mendekati saya saat ini?" Irene penasaran dan menatap Yohan lekat-lekat.
Yohan tersenyum smirk.
"Saya tau anda wanita yang cukup cerdas," jawab Yohan
"Saya ingin menawarkan sesuatu yang tidak akan merugikan anda,"
Irene memincingkan matanya. Tentu saja Irene masih penuh dengan rasa curiga pada Yohan yang baru ditemuinya.
"Tawaran seperti apa maksud anda, Tuan...???" ucap Irene dengan nada yang mengisyaratkan perkenalan.
"Yohan.. Yohannes Sebastian," seakan mengerti maksud Irene, Yohan menyebut namanya dan mengeluarkan kartu namanya.
Irene meraih kartu nama yang disodorkan Yohan.
What? Direktur YS Group yang kaya raya itu?
Batin Irene sambil menahan mulutnya yang ternganga.
"Ehemm.. ehemm.. jadi maksud anda, tawaran seperti apa yang anda maksud Tu.an. Yo.han?" tanya Irene dengan gaya elegan yang dibuat-buat.
"Ayo kita pacaran kontrak saja!" jawab Yohan tegas dan tanpa basa-basi sama sekali.
What?
Kali ini Irene benar-benar tak bisa menahan mulutnya yang ternganga karena tak percaya dengan apa yang didengarnya.
"Wait.. wait.. tunggu dulu," Irene menekan jidatnya, "Kita baru ketemu loh Tuan Yohan, dan kita sama sekali gak kenal satu sama lain sebelumnya kan."
"Kita bisa memulainya dari sekarang Nona," ucap Yohan percaya diri, "Contohnya dengan perkenalan yang anda maksud tadi,"
"Siapa nama Nona?"
"Irene. Cukup panggil Irene aja gak usah pake embel-embel Nona," jawab Irene.
"Baiklah Irene. Kalau begitu panggil saya cukup dengan Yohan saja. Sama-sama impas kan," kata Yohan tersenyum.
"Oke.. oke.. trus maksud anda Tu.. ehem.. Yohan tadi apa dengan penawaran yang tidak merugikan saya. Pacaran kontrak?" Irene masih penuh dengan tanda tanya besar dikepalanya.
"Sekarang saya yang bertanya pada Irene, kenapa Irene menolak semua pasangan kencan buta Irene selama ini? Termasuk yang tadi sudah kali keberapa?" tanya Yohan mengintimidasi.
"Huftt.. sudah yang ke 18x," jawab Irene menghela nafas.
"Lalu? Apakah memang tidak ada yang cocok a..tau Irene memang tidak mau menikah seperti wanita jaman sekarang yang memilih hidup melajang?" pengintimidasian Yohan berlanjut.
"Ya emang gak cocok lah, gila apa aku hidup selamanya dengan orang-orang yang gak waras itu," Irene membela diri, "Dan ya emang benar, aku gak mau nikah aku pengen melajang aja selamanya. Tapi mamaku masih maksa aku buat blind date gak jelas kayak gini.. Hah.."
"Kenapa gak bilang orangtuamu saja untuk berhenti mengatur kencan buta kalo memang Irene tidak ingin menikah?"
"Ada suatu alasan.. dan aku belum siap untuk kasih tau orangtuaku," jawab Irene dengan nada suara rendah.
"Kalo begitu bukannya pacaran kontrak kita juga akan menguntungkan Irene karena tak perlu lagi pergi kencan buta kedepannya," Yohan masih tak menyerah menawarkan kontraknya.
Iya juga ya. Kalo aku setuju kan aku gak perlu ribet buat blind date gak jelas lagi.
Batin Irene menimbang-nimbang penawaran Yohan.
"Ka.. kalo aku setuju emang apa untungnya buatmu?" tanya Irene sedikit jual mahal.
"Tentu saja saya juga tak perlu repot menghadiri kencan buta yang tak saya inginkan ini. Semua ini membuang-buang waktu berharga saya," Yohan menjelaskan.
"Apa masih belum cukup? Bagaimana dengan uang? Kalo Irene mau menyebutkan nominalnya berapapun saya pasti menyanggupinya," Yohan sedikit menyombongkan diri.
"Ini bukan tentang uang. Saya juga suka uang. Tapi saya bukan cewek matre!" kecam Irene tak trima.
"Ini absurd banget direktur Yohan. Saya anggap saya tak pernah mendengar tawaran anda tadi. Permisi!" Irene bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Yohan.
...****************...
Irene tengah sibuk mengutak atik ponselnya untuk memesan taxi online setelah keluar dari hotel.
Notif hp Irene berbunyi.
CRING!!
Mata Irene terbelalak oleh pesan yang dikirim Shasha sahabat Irene.
Fyi. Irene dan Shasha adalah Army BTS garis keras.
Ponsel Irene berdering.
"Shasha ini beneran kan Sha? ini gak mimpi kan?" ucap Irene bersemangat setelah menjawab telepon dari Shasha.
"Kita harus segera War tiket ini Ren. Kalo gak bakal kehabisan," kata Shasha dari balik panggilan teleponnya.
Irene tiba-tiba teringat kalo tabungannya menipis setipis tisu karena baru beli tas branded untuk kado ulang tahun mamanya bulan lalu.
"Aduh gimana dong Sha, gue kanker ini sekarang alias kantong kering," jawab Irene kebingungan.
"Gue juga Ren, gue lagi persiapan buat acara lamaran gue nanti otomatis gue sama bokeknya ini kita gimana dong Ren," Shasha juga kebingungan.
Irene mondar-mandir kebingungan mencari solusinya.
TRING!
Kan ada tawaran bos kaya tadi.
"Sha gue udah nemu solusinya, loe gak usah khawatir, pokoknya kita pasti menang War dan kita bisa pergi ke Korea ketemu para oppa kita juga, udah dulu bye!"
Irene berlari kembali menuju hotel tempatnya bertemu tadi.
Disaat yang bersamaan Yohan sudah ada di beranda hotel dan bersiap masuk kedalam mobil yang sudah dibukakan pintunya.
"TUNGGUUUUU!!!" teriak Irene memegang tangan Yohan untuk menahannya masuk kedalam mobil.
Nafas Irene terengah-engah karena berlari.
"Aku setuju.. hosh.. hosh.. aku setuju," lanjut Irene yang masih kesulitan mengatur nafasnya.
Yohan tersenyum smirk.
"Jadi Irene setuju dengan penawaran saya?" Yohan meminta kejelasan Irene.
Irene menarik nafas panjang dan berkata, "Iya aku setuju dengan syarat dan ketentuan yang berlaku!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Reni
wahhh seru nich kayae 🤩🤩 ngomong2 tau nich novel gara2 komen kak Devis 🤭
next 😍
2023-06-08
1