Ancaman Alexa

Rumah sederhana yang ditinggalkan oleh ibunya menjadi pilihan karena mulai sekarang Marien akan tinggal di sana tentunya dengan suami yang baru dia nikahi. William yang memang sedang menyembunyikan identitas tidak keberatan sama sekali tinggal di rumah sederhana milik ibu Marien.

Lagi pula dia harus mencoba keluar dari zona nyamannya. Mulai sekarang dia tidak mau menjalin hubungan dengan seorang wanita yang melihat kekayaan yang dia miliki. Pengkhianatan yang Fiona berikan menjadi tamparan keras baginya oleh sebab itu, dia tidak mau mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.

Marien yang sudah turun terlebih dahulu bergegas mengambil kursi roda yang sudah diturunkan oleh sang supir. Tanpa perlu diperintah, dia sudah melakukan kewajibannya. Lagi pula perjanjian tetaplah perjanjian. Mereka sama-sama saling mengambil keuntungan dan dia tidak boleh melanggar janji.

Setelah kursi roda siap, Marien membuka pintu mobil karena dia akan membantu William untuk turun. Dia jadi ingin tahu, bagaimana William melakukan aktifitasnya tanpa ada yang membantu? Marien tersenyum saat William memandang ke arahnya, meski belum begitu kenal tapi dia tidak terlihat canggung sama sekali.

"Aku bantu," ucap Marien.

"Kau yakin bisa?" tanya William.

"Aku harus belajar melakukannya mulai sekarang karena melayani dirimu adalah tanggung jawabku sampai satu tahun ke depan!" jawab Marien.

"Baiklah, tidak sia-sia aku menerima lamaran darimu!"

Marien hanya tersenyum, meski William berkata dia tidak memiliki pekerjaan tapi dia merasa pria itu bukanlah pria biasa tapi mau siapa pun pria itu, dia tidak peduli karena sekarang pria itu adalah suaminya untuk satu tahun ke depan.

"Maaf jika rumah ini tidak besar. Ini rumah peninggalan ibuku jadi hanya rumah ini saja yang bisa kita gunakan untuk tinggal."

"Tidak apa-apa, Marien. Sudah aku katakan, aku tidak keberatan. Lagi pula rumah ini sudah cukup untuk kita berdua."

"Senang mendengarnya!" Marien memapah William untuk keluar dari mobil. Berat, pria itu sangat berat namun dia berusaha menahannya karena dia harus terbiasa. Beruntungnya kursi roda yang William miliki bukan kursi roda biasa sehingga dia tidak perlu mengalami banyak kesulitan.

"Apa yang membuat kedua kakimu jadi seperti ini?" tanya Marien sambil membantu William meletakkan kedua kakinya ke atas pijakan kursi roda.

"Kecelakaan," jawab William.

"Kecelakaan?" Marien mendongak, melihat ke arah William sejenak namun dia kembali mengangkat kaki William yang lainnya dan meletakkannya ke atas pijakan.

"Bolehkah aku mendengarnya? Itu jika kau tidak keberatan!" pinta Marien.

"Bukan cerita yang bagus, aku rasa tidak menarik untuk diceritakan!"

"Ayolah, aku memiliki banyak waktu untuk mendengarkan kisahmu. Kenapa kedua kakimu bisa jadi seperti ini dan wanita waktu itu?" Marien menghentikan ucapan, khawatir William jadi tersinggung dengan perkataannya.

William hanya diam, oleh sebab itu Marien tidak berani bertanya lagi karena dia tahu ada privasi yang tidak boleh dia langgar apalagi ponselnya berbunyi karena seseorang mengirimkan pesan. Meski mereka sudah menjadi suami istri tapi mereka hanya menikah di atas kertas. Marien membuka pintu rumahnya, dari dulu dia ingin tinggal di sana dan sekarang, dia dapat menempati rumah yang ditinggalkan oleh ibunya. Rumah itu memang sedikit kotor tapi dapat dia bersihkan nanti.

"Tunggu di sini sebentar!" pinta Marien karena dia ingin membaca pesan yang dikirimkan untuknya serta mengambil barang-barang miliknya.

William memandangi kepergiannya sejenak lalu melihat rumah itu. Tidak begitu besar, ukuran rumah itu bahkan tidak sebesar dapur di rumahnya tapi dia harus membiasakan diri untuk hidup sebagai orang biasa. Setelah ini dia harus membuat sebuah siasat agar dia bisa pergi ke kantor tanpa dicurigai oleh Marien.

Marien sudah berada di luar, ponsel pun diambil. Yang mengirimkan pesan untuknya ternyata Alexa tentunya sebuah ancaman.

"Aku akan membalas semua yang kau lakukan, Marien. Tunggu saja!" pesan singkat yang dikirimkan oleh Alexa namun penuh ancaman.

"Cih, dasar wanita gila!" Marien menyimpan ponselnya kembali dan mengabaikan ancaman dari kakaknya lalu pergi mengambil barang-barang yang dia inginkan.

Marien kembali masuk ke dalam rumah dengan barang-barang milik mereka. Marien menarik dua koper dengan susah payah beserta sebuah tas dan sebuah kotak yang diletakkan di atas koper. Untuk pertama kali, William merasa tidak berguna sebagai seorang laki-laki karena dia tidak bisa membantu Marien membawa masuk barang-barang milik mereka. Marien bahkan mengelap keringat yang mengalir di dahi lalu memijat pinggangnya. Seharusnya dia meminta bantuan supir taksi saja.

"Huf, barang yang begitu banyak!" ucap Marien.

"Apa ada yang bisa aku bantu?" tanya William.

Marien melihat ke arahnya, apa yang bisa dilakukan oleh William? Sebaiknya dia tidak menyinggung pria itu dan meminta bantuannya.

"Tas ini sedikit berat, apa kau bisa membawanya ke dalam kamar?" Marien mengambil tas yang ada di atas koper lalu meletakkannya ke atas pangkuan William, "Tolong bawa itu, yang lain bisa aku bawa," ucapnya.

"Hanya ini saja?" William memandanginya, sepertinya Marien sengaja agar tidak menyinggung dirinya.

"Yeah, yang itu berat," jawab Marien sambil tersenyum.

William mengangkat tasnya, berat? Sepertinya Marien bercanda tapi biarlah, dia tidak akan mendebatkan hal itu karena keadaannya yang memang tidak memungkinkan. William membawa tas itu menuju kamar, sesuai dengan yang Marien inginkan tapi sebelum dia sampai di kamar, Marien sudah berlari menuju kamar untuk membuka pintu agar William tidak kesulitan nantinya.

Marien bahkan tersenyum saat melangkah melewati William dan dengan perlahan Marien juga mengusap lengan William sejenak seolah-olah memberikan semangat untuknya. William menghentikan kursi roda sejenak, dia berpaling ke belakang untuk melihat ke arah Marien yang sedang mengangkat kotak yang tadinya berada di atas koper namun sudah jatuh.

Wanita itu cukup perhatian, meski mereka baru saling mengenal nama. Sepertinya waktu satu tahunnya dengan Marien akan menyenangkan, semoga saja kedua orangtuanya tidak cepat kembali dari California agar sandiwara yang sedang dia mainkan tidak ketahuan. Bisa celaka jika mereka tahu jika dia sudah menikah namun pernikahan yang dia lakukan adalah pernikahan kontrak. Lagi pula keadaannya yang sedang lumpuh belum dia beritahu pada kedua orangtuanya. Cek yang diberikan oleh Marien sudah dicairkan namun uang itu akan dia kembalikan pada Marien setelah perjanjian mereka selesai.

Sekarang dia ingin menikmati waktu dengan istri yang baru dia nikahi. Dia pun tidak bisa mengejutkan kedua orangtuanya dengan keadaannya. Meski dokter berkata kedua kakinya tidak bisa sembuh lagi tapi dia yakin, dia bisa berjalan kembali.

"Apa kau mau makan sesuatu?" tanya Marien setelah menyimpan koper yang dia bawa di dalam kamar.

"Sebaiknya pesan makanan. kau pasti lelah, bukan?"

"Boleh juga, lagi pula belum ada apa pun di kulkas," jawab Marien.

"Jika begitu serahkan padaku, aku yang akan memesan makanan!"

"Pakai uangku!" Marien hendak mengambil tasnya yang dia tinggalkan di ruang tamu.

"Tidak perlu, Marien. Aku yang akan bayar. Aku juga akan membeli bahan makanan jadi tidak perlu mengkhawatirkan hal itu!"

"Baiklah, aku lupa jika aku sudah memiliki seorang suami," ucap Marien.

"Sekarang kau harus membiasakan dirimu dan andalkanlah aku meski aku tidak berguna!"

"Hei, jangan berbicara seperti itu. Aku tidak menganggapmu tidak berguna. Jangan marah, aku hanya belum terbiasa saja dengan status kita berdua," ucap Marien. Dia jadi merasa tidak enak hati padahal William hanya pura-pura saja.

"Tidak, aku tidak marah. Aku akan memesan makanan untuk kita berdua," William keluar dari kamar, dia ingin menghubungi asisten pribadinya tentu tanpa sepengetahuan Marien karena banyak yang ingin dia bicarakan apalagi dia tidak akan kembali ke rumahnya dan dia akan pergi ke kantor secara diam-diam nantinya.

Marien yang tidak curiga tentu saja menyibukkan dirinya dengan membereskan barang-barang mereka berdua. Kamar itu memang tidak besar tapi cukup untuk mereka berdua. Meski mereka tidak akan seperti suami istri pada umumnya tapi mereka harus tetap tidur bersama karena dia harus selalu ada saat William membutuhkan dirinya.

Terpopuler

Comments

Riri Rara

Riri Rara

kel smith ini selalu saja Suka menikah diam2 tnp sengaja... heuh....takdir yg otorku buat sungguh berwarna...😃

2024-04-09

1

Aidah Djafar

Aidah Djafar

semangat Marien 👌
William lagi drama pura2 padahal horangkay 😁

2023-12-08

1

Nurul Aini

Nurul Aini

semangat

2023-12-01

0

lihat semua
Episodes
1 Menikahlah Denganku
2 Suami Pecundang
3 Kebencian Yang Semakin Menjadi
4 Ancaman Alexa
5 Belajar Bersama
6 Andalkanlah Aku
7 Rencana Licik Lainnya
8 Jangan Terlalu Serius
9 Tidak Boleh Terlalu Dekat
10 Dipecat
11 Alasan Dibalik Dendam
12 Kita Harus Bicara
13 Ciuman Yang Gagal
14 Minta Kompensasi
15 Hari Yang Berat
16 Suami Untuk Satu Tahun
17 Percayalah Padaku
18 Terserah Mereka Mau Berkata Apa
19 Hadiah
20 Hinaan Di Rumah Istri
21 Visual
22 Fitnah
23 Negosiasi
24 Tidak Perlu Khawatir
25 Sebuah Kejutan
26 Dua Pilihan
27 Tawaran Marien Dan Hadiah
28 Ciuman Selamat Pagi
29 Hanya Orang Biasa
30 Sebuah Kejutan Lain
31 Pesta Yang Akan Datang
32 Balasan
33 Pesta Yang Kacau
34 Partner Yang Sempurna
35 Quality Time
36 Tuduhan
37 Merasa Tidak Berguna
38 Mulai Curiga
39 Perkataan Pedas
40 Balasan Marien
41 Tidak Bisa Lari Lagi
42 Sorry
43 Jadi Merindukanmu
44 Tidak Mustahil
45 Akan Dipikirkan
46 Mengikuti Permainan
47 Jangan Terlalu Memuji
48 Kerja Sama Yang Berakhir
49 Gugup
50 Merasa Takut
51 Zack Yang Mulai Curiga
52 Ajakan Berbisnis
53 Percayalah Pada Keajaiban
54 Perasaan Iri Alexa
55 Masuk Jebakan
56 Terpancing
57 First Kiss
58 Menemukan Berlian Berharga
59 Saling Mendukung
60 Sebuah Kesempatan
61 Tidak Akan Berhenti
62 Hari Yang Buruk
63 Cobaan Yang Bertubi-tubi
64 Bukan Superman
65 Tidak Mau Berpisah
66 Rahasia Yang Terbongkar
67 Sebuah Kejujuran
68 Menanggungnya berdua
69 Sudah Jatuh Cinta
70 Pelaku
71 Makan Malam Yang Kacau
72 Keputusan Sulit
73 Saling Memanfaatkan
74 promo novel
75 Mendapat Jackpot
76 Perintah
77 Pernyataan Yang Membuat Bahagia
78 Balasan Untuk Fiona
79 Sama-Sama Hancur
80 Perasaan Yang terbalas
81 Tersangka
82 Kerja Sama Yang Terjalin
83 Tidak Mau Ikut Campur
84 Akibat Kemarahan Zack
85 Permintaan Sang Ayah
86 Dendam Yang Semakin Berkobar
87 Permintaan Sang Ayah 2
88 Ide Cemerlang
89 Pilih Kasih
90 Jawaban Dari Pertanyaan
91 kenyataan Yang Lebih Menyakitkan
92 Jangan Melupakan Janji Pernikahan
93 Kabar Baik
94 Undangan Makan Malam
95 Pertemuan
96 Penawaran
97 Bukan Dari Keluarga Yang Harmonis
98 Sudah Menjadi Besan
99 Kejutan
100 Tidak Bisa Menghindar
101 Tidak Ada Rencana
102 Seperti Musuh Dalam Selimut
103 Kematian Zack
104 Ayah Yang Egois
105 Terapi Terakhir
106 Semakin Curiga
107 Hati Yang Semakin Panas
108 Jodoh Pasti Bertemu
109 Masih Ada Rintangan
110 Mungkin Sudah Ada Yang Jadi
111 Keadaan Mantan
112 Tawaran Kerja Sama
113 Serangan Mendadak
114 Hari Balas Dendam
115 Amarah
116 Kebenaran Yang Menyakitkan
117 Akibat Sebuah Kebohongan
118 Semua Masih Bisa Diperbaiki
119 Permohonan Gavin
120 Jangan Terlalu Baik
121 Ditolak
122 Permintaan Maaf Alexa
123 Penyesalan Seorang Ayah
124 Kabar Bahagia
125 Suami Dan Mertua Yang Mulai Cerewet
126 Memutuskan Untuk Berdamai
127 Hubungan Yang kembali Membaik
128 Tidak Terlambat
129 Kakak Adik Yang Kembali Akur
130 Gara-Gara Menginginkan Cucu Perempuan
131 Sedikit Cemas
132 Tidak Ada Dalam Skenario
133 Saling Memaafkan
134 Keputusan Alexa
135 Kabar Tak Menyenangkan
136 Tidak Akan Diulangi Lagi
137 Sudah Membaik
138 Rencana Mendekatkan Steve Dan Alexa
139 Kau Lagi!
140 Permintaan Steve
141 Tidak Mudah Diusir
142 Mertua Yang Tidak Sabar
143 Perjamuan Makan Malam
144 Nasehat
145 Serius Atau Bercanda?
146 Apa Kau Akan Merindukan Aku?
147 Tawaran Yang Masih Berlaku
148 Lamaran
149 Pernikahan Steve Dan Alexa
150 Hari Yang Dinantikan
151 Nama Untuk Putri Kecil
152 Kebahagiaan Yang Menular
153 Pesta Menyambut Cucu Pertama
154 Hadiah
155 Happy Family
156 Happy Family Part 2 End
157 Promo dan Ucapan Terima kasih
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Menikahlah Denganku
2
Suami Pecundang
3
Kebencian Yang Semakin Menjadi
4
Ancaman Alexa
5
Belajar Bersama
6
Andalkanlah Aku
7
Rencana Licik Lainnya
8
Jangan Terlalu Serius
9
Tidak Boleh Terlalu Dekat
10
Dipecat
11
Alasan Dibalik Dendam
12
Kita Harus Bicara
13
Ciuman Yang Gagal
14
Minta Kompensasi
15
Hari Yang Berat
16
Suami Untuk Satu Tahun
17
Percayalah Padaku
18
Terserah Mereka Mau Berkata Apa
19
Hadiah
20
Hinaan Di Rumah Istri
21
Visual
22
Fitnah
23
Negosiasi
24
Tidak Perlu Khawatir
25
Sebuah Kejutan
26
Dua Pilihan
27
Tawaran Marien Dan Hadiah
28
Ciuman Selamat Pagi
29
Hanya Orang Biasa
30
Sebuah Kejutan Lain
31
Pesta Yang Akan Datang
32
Balasan
33
Pesta Yang Kacau
34
Partner Yang Sempurna
35
Quality Time
36
Tuduhan
37
Merasa Tidak Berguna
38
Mulai Curiga
39
Perkataan Pedas
40
Balasan Marien
41
Tidak Bisa Lari Lagi
42
Sorry
43
Jadi Merindukanmu
44
Tidak Mustahil
45
Akan Dipikirkan
46
Mengikuti Permainan
47
Jangan Terlalu Memuji
48
Kerja Sama Yang Berakhir
49
Gugup
50
Merasa Takut
51
Zack Yang Mulai Curiga
52
Ajakan Berbisnis
53
Percayalah Pada Keajaiban
54
Perasaan Iri Alexa
55
Masuk Jebakan
56
Terpancing
57
First Kiss
58
Menemukan Berlian Berharga
59
Saling Mendukung
60
Sebuah Kesempatan
61
Tidak Akan Berhenti
62
Hari Yang Buruk
63
Cobaan Yang Bertubi-tubi
64
Bukan Superman
65
Tidak Mau Berpisah
66
Rahasia Yang Terbongkar
67
Sebuah Kejujuran
68
Menanggungnya berdua
69
Sudah Jatuh Cinta
70
Pelaku
71
Makan Malam Yang Kacau
72
Keputusan Sulit
73
Saling Memanfaatkan
74
promo novel
75
Mendapat Jackpot
76
Perintah
77
Pernyataan Yang Membuat Bahagia
78
Balasan Untuk Fiona
79
Sama-Sama Hancur
80
Perasaan Yang terbalas
81
Tersangka
82
Kerja Sama Yang Terjalin
83
Tidak Mau Ikut Campur
84
Akibat Kemarahan Zack
85
Permintaan Sang Ayah
86
Dendam Yang Semakin Berkobar
87
Permintaan Sang Ayah 2
88
Ide Cemerlang
89
Pilih Kasih
90
Jawaban Dari Pertanyaan
91
kenyataan Yang Lebih Menyakitkan
92
Jangan Melupakan Janji Pernikahan
93
Kabar Baik
94
Undangan Makan Malam
95
Pertemuan
96
Penawaran
97
Bukan Dari Keluarga Yang Harmonis
98
Sudah Menjadi Besan
99
Kejutan
100
Tidak Bisa Menghindar
101
Tidak Ada Rencana
102
Seperti Musuh Dalam Selimut
103
Kematian Zack
104
Ayah Yang Egois
105
Terapi Terakhir
106
Semakin Curiga
107
Hati Yang Semakin Panas
108
Jodoh Pasti Bertemu
109
Masih Ada Rintangan
110
Mungkin Sudah Ada Yang Jadi
111
Keadaan Mantan
112
Tawaran Kerja Sama
113
Serangan Mendadak
114
Hari Balas Dendam
115
Amarah
116
Kebenaran Yang Menyakitkan
117
Akibat Sebuah Kebohongan
118
Semua Masih Bisa Diperbaiki
119
Permohonan Gavin
120
Jangan Terlalu Baik
121
Ditolak
122
Permintaan Maaf Alexa
123
Penyesalan Seorang Ayah
124
Kabar Bahagia
125
Suami Dan Mertua Yang Mulai Cerewet
126
Memutuskan Untuk Berdamai
127
Hubungan Yang kembali Membaik
128
Tidak Terlambat
129
Kakak Adik Yang Kembali Akur
130
Gara-Gara Menginginkan Cucu Perempuan
131
Sedikit Cemas
132
Tidak Ada Dalam Skenario
133
Saling Memaafkan
134
Keputusan Alexa
135
Kabar Tak Menyenangkan
136
Tidak Akan Diulangi Lagi
137
Sudah Membaik
138
Rencana Mendekatkan Steve Dan Alexa
139
Kau Lagi!
140
Permintaan Steve
141
Tidak Mudah Diusir
142
Mertua Yang Tidak Sabar
143
Perjamuan Makan Malam
144
Nasehat
145
Serius Atau Bercanda?
146
Apa Kau Akan Merindukan Aku?
147
Tawaran Yang Masih Berlaku
148
Lamaran
149
Pernikahan Steve Dan Alexa
150
Hari Yang Dinantikan
151
Nama Untuk Putri Kecil
152
Kebahagiaan Yang Menular
153
Pesta Menyambut Cucu Pertama
154
Hadiah
155
Happy Family
156
Happy Family Part 2 End
157
Promo dan Ucapan Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!