Setelah kepergian Fiona, William menertawakan kebodohannya selama ini yang sudah terpikat oleh pesona wanita licik seperti Fiona. Sungguh memalukan dan dia rasa kesalahannya menjalin hubungan dengan Fiona adalah kesalahan fatal yang dia lakukan dalam hidupnya.
Memang tidak ada yang sempurna, semua orang pasti pernah melakukan sebuah kesalahan dan kesalahan yang dia lakukan adalah menjalin hubungan dengan Fiona. Cukup kesalahan itu saja dan dia tidak akan membuat kesalahan lainnya.
Mendadak dia merasa tidak ada wanita yang tulus padanya selama ini. Semua wanita yang mendekat pasti menginginkan uangnya tapi bagaimana dengan Marien? Sejauh ini Marien memang tulus padanya itu karena Marien belum tahu siapa dirinya tapi bagaimana saat dia sudah tahu? Apakah Marien masih akan tulus padanya ataukah dia akan sama seperti yang lainnya? Memperlihatkan sikap tulusnya namun pada akhirnya hanya menginginkan uangnya saja. Sebaiknya dia tidak terlalu cepat percaya agar dia tidak mengulangi kesalahan yang sama.
William melihat jam yang melingkar di tangan, sebentar lagi jam makan siang. Dia jadi ingin tahu apa yang sedang Marien lakukan saat ini. Sepertinya tidak ada salahnya menghubungi Marien dan mengajaknya makan siang bersama. Lagi pula dia sudah memiliki nomor ponsel Marien jadi dia harus sering-sering menghubungi Marien untuk tahu apa yang sedang dia lakukan.
Saat itu, Marien baru saja keluar dari sebuah perusahaan untuk melamar pekerjaan. Entah sudah yang keberapa, dia tidak tahu tapi semua perusahaan menolak dirinya setelah melihat biodata dirinya. Entah apa yang terjadi tapi dia masih menaruh curiga jika Alexa meminta bantuan Zack untuk memblokir akses sehingga dia sulit menemukan pekerjaan baru.
Dia tahu Zack Erson adalah seorang penguasa, dia tahu pria itu memiliki banyak koneksi dan Alexa sangat memanfaatkan sumber daya yang dia dapatkan untuk menghancurkan dirinya. Wanita licik bersama dengan pria yang memiliki kekuasaan, sungguh cocok.
Marien menghela napas, terik sinar matahari menyilaukan matanya. Marien mendongak, napas berat kembali dihembuskan. Jika dia tidak bisa bekerja di perusahaan maka dia akan mencari pekerjaan di tempat lain. Mungkin saja masih ada yang bermurah hati mau menerimanya. Dia bisa mencari pekerjaan sambil mencari hadiah untuk Alexa. Bagaimanapun dia tidak mungkin datang dengan tangan kosong.
Marien pergi ke pertokoan, mencari hadiah serta pekerjaan namun hal yang sama harus dia dapatkan karena dia tidak mendapatkan pekerjaan apa pun selain hadiah untuk Alexa. Sungguh hari yang berat, setelah ini dia tidak tahu harus pergi ke mana namun suara ponsel yang berbunyi bagaikan angin segar. Marien kira itu dari sebuah perusahaan tapi setelah dilihat, ternyata dari William. Senyuman menghiasi wajah, ini kali pertama William menghubungi dirinya.
"Ada apa kau menghubungi aku?" tanya Marien.
"Apa aku tidak boleh menghubungi istriku sendiri?" William justru balik bertanya.
"Bukan begitu, katakan padaku kenapa kau mencari aku?"
"Aku ingin mengajakmu makan siang, apa kau punya waktu?"
"Tentu saja, si pengangguran ini memiliki banyak waktu!" jawab Marien.
"Jika begitu aku akan menunggu di Flying Fish Restaurant And Bar!"
"Aku segera ke sana!" Marien menutup ponsel lalu dia pergi ke restoran yang dimaksud oleh William menggunakan sebuah taksi.
William tiba terlebih dahulu karena dia memang sedang di perjalanan saat menghubungi Marien. Sebuah tempat yang nyaman sudah dipesan, tempat itu jauh dari para tamu lain sehingga mereka bisa berbincang dengan nyaman. Dia sering datang ke restoran itu bersama dengan kedua orangtuanya oleh sebab itu pelayan restoran sudah mengenal dirinya.
Marien yang sudah tiba melangkah dengan terburu-buru karena dia tidak mau membuat William menunggu dirinya terlalu lama. Marien mencari keberadaan William sampai akhirnya dia melihat suaminya itu berada di teras di mana hanya terdapat beberapa meja saja karena itu tempat exclusive di mana para pengunjung dapat melihat laut. Marien melangkah menghampiri, senyuman manis menghiasi wajah saat William melihat ke arahnya.
"Hy, apa sudah menunggu lama?" tanya Marien basa basi.
"Tidak, kemarilah!" William menarik kursi yang ada di sisinya.
Marien melangkah mendekat, barang-barang yang dia bawa diletakkan di kursi kosong lain. Marien tersenyum dengan manis, setelah tas dan barang-barangnya sudah berada di kursi.
"Bagaimana dengan harimu?" tanya William.
"Hari pertama untuk pengangguran ini sedikit sulit karena aku belum menemukan pekerjaan apa pun."
"Ini baru hari pertama, jangan putus asa seperti itu!"
"Kau benar, bagaimana dengan harimu?" tanya Marien pula.
"Tidak begitu bagus juga."
"Kenapa, apa adq kendala?" Marien kembali bertanya dengan rasa ingin tahu yang amat besar karena dia penasaran apa yang dilakukan oleh William selama ini.
"Pesan makanan terlebih dahulu atau kita akan berbincang dalam keadaan perut yang lapar?" tanya William.
"Pesan makanan, tentu saja!"
William memanggil pelayan, mereka memesan makanan terlebih dahulu sebelum mereka melanjutkan pembicaraan mereka. Menu yang cukup mahal, tapi tidak jadi soal. Jika William tidak ada uang maka dia yang akan membayarnya. Anggap saja sebagai perayaan meski dia tidak tahu untuk merayakan apa.
"Jadi, apa yang membuat harimu tidak begitu bagus?" tanya Marien setelah mereka selesai memesan makanan.
"Tidak begitu bagus karena Fiona datang secara mendadak dan meminta kompensasi atas apa yang kau lakukan."
"Wow, apa kau memberikannya?"
"Tentu saja tidak, Marien. Aku tidak sebodoh itu mengikuti apa yang dia mau. Dia sungguh tidak tahu malu, dia ingin memeras aku padahal semua yang dia kenakan adalah pemberian dariku!"
"Jika aku jadi kau, maka aku akan meminta semua yang kau berikan padanya bahkan aku akan memintanya melucuti pakaian yang sedang dia kenakan agar aku puas!"
"Aku tidak mungkin melakukan hal itu, Marien. Jika aku melakukannya dan membiarkannya pergi dalam keadaan telanjang maka secara tidak langsung aku mempermalukan kehormatan seorang wanita. Bagaimanapun aku dilahirkan oleh seorang wanita oleh sebab itu, aku tidak akan menggunakan cara itu untuk mengambil barang-barang yang aku berikan padanya karena aku akan menggunakan cara lain. Lagi pula barang yang sudah dia pakai, tidak ada gunanya!"
Marien tersenyum, tak menyangka William masih memikirkan martabat seorang wanita padahal dia bisa mempermalukan Fiona saat ini juga.
"Jika aku tahu dia mau meminta kompensasi padamu maka aku akan memukulnya sebanyak-banyaknya sampai wajahnya hancur!" Marien mengepalkan tinjunya, rasanya jadi menyesal karena hanya memukul Fiona satu kali.
"Kau bisa memukulnya nanti sebanyak yang kau mau tapi nanti, ketika aku mengambil semua yang dia ambil dariku!"
"Sepertinya kau punya rencana bagus untuk hal ini, William. Apa kau berniat menendangnya dengan cara yang sedikit licik?"
"Bukan licik, tapi kejam. Dia dan kekasihnya, akan aku tendang dengan cara yang kejam sehingga mereka seperti dulu, tidak memiliki apa pun lagi karena sejak awal mereka memang tidak memiliki apa pun dan mereka lebih pantas di posisi itu!"
"Aku akan mendukungmu, William," Marien mengucapkan perkataan itu sambil mengusap lengan William.
William menggenggam tangan Marien lalu mengangkatnya. Sebuah kecupan lembut mendarat di atas telapak tangan Marien. Apa Marien juga sama seperti Fiona dan yang lainnya?
Marien jadi salah tingkah, rasanya ingin menarik tangannya tapi dia tidak enak hati. William mengusap punggung tangan Marien, mereka berdua pun saling pandang. Semoga saja Marien tidak seperti yang lainnya. Marien semakin salah tingkah, dia tidak tahu harus melakukan apa dan beruntungnya pelayan yang datang menyelamatkan dirinya sehingga Marien bisa menarik tangannya. Merien berusaha tersenyum ketika seorang pelayan mendekat, sebaiknya dia tidak salah mengartikan dan tidak terlalu berlebihan karena itu hanya sebuah kecupan di tangan saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Aidah Djafar
ngk usah ragu sama Marien Will ..🤔 klo dia sama dngan wanita lain atau Fiona yg mata duitan ngk mngkin dia memberimu 1 jt dolar 🤔
2023-12-08
2
Luk Mawati
cepat2 di kenalin sama orang tua nya
2023-11-17
0
Yuli Purwa
cie cie,,,, mesra-mesraan 😜😜😜😜
2023-10-03
4