Entah bagaimana akhirnya yang pasti pagi itu seolah menjadi pagi kelabu untuk Adista. Di dalam kamar mandi, Adista masih menangis. Dia kesal, sedih, marah, dan kecewa menjadi satu. Juga jejak-jejak merah di leher hingga sembulan dadanya. Itu sudah cukup menjadi bukti, panasnya semalam berlalu.
"Aku benci Pak Raka."
Adista tersedu-sedan di bawah guyuran air shower. Isakan itu ada kalanya juga Raka dengarkan. Akan tetapi, bagaimana lagi kalau semuanya sudah terjadi. Yang bisa Raka lakukan adalah bersikap sebagai pria gentleman yang tidak kabur, tidak melarikan diri, tapi berani bertanggung jawab.
Keluar dari kamar mandi. Adista memilih duduk di sofa. Sebisa mungkin dia menghindari kontak mata dengan Bossnya. Sementara Raka memilih membersihkan dirinya sendiri.
Kala Raka memasuki kamar mandi, barulah Adista memunguti pakaiannya. Dari dress hingga yang lainnya. Sembari merapikan tempat tidur yang otomatis berantakan itu. Sembari Adista mengingat-ingat lagi bagaimana semalam itu terjadi.
"Semabuk apa aku semalam? Sampai aku tidak bisa mengingat apa-apa," gumamnya.
Setelah itu, Adista kembali duduk di sofa. Air matanya terus-menerus berlinang. Terbayang wajah Bapak, Ibu, dan juga Desta, Adiknya. Sedih rasanya ketika Dista tidak bisa menjaga nama baik keluarganya. Sedih rasanya mana kala pulang ke rumah dan berkata jujur bahwa sudah terjadi sesuatu antara dia dan Mr. Raka.
Lebih dari setengah jam berlalu, Raka juga keluar dari kamar mandi. Dia mencari di mana Adista berada. Rupanya Adista masih berada di sofa. Tidak banyak berbicara, Raka kemudian mengambil tempat duduk di sisi Adista. Walau Adista beringsut, seolah mengambil jarak dari Bossnya itu.
"Maaf, Dista. Semalam terjadi begitu saja," kata Raka.
Tidak ada jawaban dari Dista. Menurut Dista, apa yang terjadi semalam tak cukup hanya dengan meminta maaf. Terlebih di sini, Dista kehilangan besar yang tidak akan bisa dikembalikan.
Walau memang Raka meminta maaf, tapi bagi Dista apa yang sudah Raka lakukan itu tak termaafkan. Hatinya terlampau perih menerima kenyataan yang ada. Terlebih melihat wajah Bossnya lagi membuat Dista merasa enggan.
"Aku akan menikahi kamu. Aku akan bertanggung jawab," kata Raka dengan lebih lembut sekarang.
Sedikit beringsut mendekati Dista, Raka merangkul Adista yang duduk di sisinya. Setidaknya Raka ada untuk menakar tiap titik air mata Adista. Dia juga bersedia untuk bertanggung jawab.
"Jangan sentuh aku, Pak Raka ... aku kotor," balas Dista dengan beringsut.
Namun, bukan Raka namanya jika tidak bisa memaksakan kehendaknya. Raka kian mendekat, tak memberi Dista waktu untuk berlari. Dia merangkul Adista. Membawa kepala wanita itu untuk bersandar di dadanya. Sementara Adista meronta dengan air mata yang terus berderai. Yang rasakan sekarang sangat kecewa dengan Bossnya itu.
"Pak Raka jahat. Aku benci Pak Raka ... aku benci!"
Semua ucapan itu keluar dibarengi dengan pukulan di dada Raka. Semua amarah seakan Adista lampiaskan di sana. Walau sudah pasti semua yang terlanjur terjadi, tak bisa diulangi lagi.
"Maaf, Dista ... maaf."
"Pak Raka tega sama aku. Aku benci Pak Raka."
"Silakan kamu membenciku, tapi semua terlanjur terjadi. Janjiku, aku akan bertanggung jawab untuk semuanya, Adista. Aku akan menikahi kamu. Sepulang dari Lombok, aku akan mengurus pernikahan kita. Aku akan berbicara langsung dengan Bapak dan Ibumu."
Ini adalah janji seorang Raka Syahputra. Dia bukan pria yang lari dari tanggung jawab. Melainkan, Raka akan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Tidak akan cuci tangan begitu saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Bunda Titin
walaupun Raka udh meminta maaf dan bersedia bertanggung jawab tetep aj ga bisa di benarkan .......tp dlm hal ini Dista jg salah dia udh setuju staycation dngn bossnya dan bersedia satu kamar bahkan satu ranjang berarti udh sadar pasti akan terjadi sesuatu seperti nenek bilang jangan berdua2an itu berbahaya Krn yg ketiga udh pasti setaaaann............🤭😁🤦🥴🤪
2023-07-21
1
fifid dwi ariani
trus sabar
2023-07-15
0
Defi
semoga benar2 bisa ditunaikan ya janjinya Raka, jangan sampe berubah fikiran setelah pulang ke Jakarta
2023-06-11
0