Keluar dari ruangan Mr. Raka, Dista merasa sangat lega. Walau sekarang Dista akan dihadapkan dengan kenyataan pahit yaitu pemutusan kontrak setelah dua bulan ini. Akan tetapi, bukankah setiap orang akan menerima konsekuensi dari keputusannya? Pun demikian dengan Adista yang berusaha berlapang dada. Mungkin bekerja di La Plaza hotel bukan keputusan terbaik untuknya.
Lebih baik aku kehilangan pekerjaan ini Mr. Raka, daripada aku harus menemanimu Staycation. Itu sangat menjijikkan untukku. Lagipula, tidak pernah ada aturan dalam undang-undang kerja untuk memperpanjang kontrak harus Staycation dengan bossnya. Aku akan mencari pekerjaan setelah dua bulan nanti dan akan membantu untuk adikku untuk berobat lagi.
Walau sedih dan juga sudah memiliki pikiran berat untuk apa yang akan terjadi usai dua bulan ini, tapi Dista memilih untuk menolak ajakan gila atasannya itu. Pun, Mr. Raka yang langsung tak berkomentar apa pun.
Jujur saja Adista menjadi gamang. Terlebih raut wajah Bossnya yang terlihat sangat menakutkan hingga menyuruhnya keluar dari ruangannya. Adista menggelengkan kepalanya beberapa kali, setelah itu dia kembali bekerja.
"Udah, Dista? Kamu salah apa sih? Kenapa sudah dua kali dalam sepekan dipanggil Boss?" tanya Rika yang tampak ingin tahu.
Kemudian Adista menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin, dia membuka kartu Bossnya yang mengajaknya Staycation. Oleh karena itu, Dista memiliki menggeleng sebagai jawaban.
"Sebenarnya ada apa, Ta? Kamu salah apa sama Boss? Sebelumnya tak pernah kan, Boss memanggil pegawai rendahan kayak kita?" tanya Rika.
"Gak apa-apa, cuma terkait pekerjaan aja. Toh, gak mungkin Boss besar manggil kalau enggak berkaitan dengan kerjaan," balas Dista.
Usai itu, Dista memilih menghitung jam presensi semua staf. Biasanya menjelang akhir pekan nanti, total jam bekerja itu akan diserahkan ke bagian keuangan dan setiap pegawai selain menerima gaji tetap, ada yang mendapat tambahan insentif jika memang mereka melebihi beban jam kerja di setiap bulannya.
Namun, belum selesai kerjaan Adista, ada Manajer Marketing perhotelan berbicara kepada Adista.
"Adista, saya lihat waktu kerja kamu hanya tersisa dua bulan yah? Tapi belum ada kepastian nih dari atasan untuk perpanjangan kontrak. Jadi, di sisa waktu kerja kamu, kamu bantuin di Event Planner yah? Soalnya, ada beberapa event di dua bulan ke depan. Aku sudah berbicara dengan Boss dan diizinkan. Sekarang ikut saya rapat yah?" kata Bu Linda, yang adalah Manager Marketing itu.
Adista menganggukkan kepalanya. Dia menyimpan kerjaannya terlebih dahulu, kemudian dia mengikuti Bu Linda untuk rapat mengenai Event Planner. Bagian Event Planner sendiri salah satu jobdesk perhotelan yang berkaitan dengan acara yang diselenggarakan di hotel.
Mengikuti Bu Linda di ruang rapat, ada kurang lebih tujuh orang di ruangan itu dan masing-masing berasal dari Divisi yang berbeda. Mungkin ini adalah tim baru yang dibuat pihak perhotelan karena memang sering ada event yang diselenggarakan di La Plaza Hotel mulai ada rapat, ulang tahun, hingga pernikahan.
Menunggu beberapa menit akhirnya Mr. R., turut bergabung dalam rapat itu. Sama seperti biasanya, semuanya terdiam ketika Boss masuk. Sementara Adista memilih menunduk, sekarang bertemu dengan Mr. Raka menimbulkan rasa tidak nyaman bagi Adista.
"Silakan dimulai," kata Mr. Raka.
Akhirnya Bu Linda yang berdiri dan memimpin rapat. Dia mulai menjelaskan kenapa butuh bagian Event Planner, dan memang hotel La Plazza akan serius menggeluti event ini karena memang ini bisa menjadi bisnis baru di La Plazza.
"Jadi, kita akan bekerja secara tim dan berurusan langsung dengan pihak penyelenggara acara yah. Dalam waktu dekat ada meeting yang dilakukan perusahaan Jaya Corp. Nah, nanti kita akan arrange semuanya. Siap semua?" tanya Bu Linda.
"Siap, Bu," jawab semuanya.
Setelah itu, Bu Linda menyampaikan kepada Mr. Raka dan bertanya apakah ada tambahan dari sang CEO atau Direktur Utama itu.
"Saya kira semuanya sudah baik. Tinggal kalian mengerjakan dengan fokus saja. Pastikan semua event yang berlangsung di La Plazza Hotel sukses," kata Mr. Raka.
Setelah itu, semua staf dipersilakan kembali bekerja. Akan tetapi, Bu Linda menahan Adista, kemudian bertanya kepada Mr. Raka lagi.
"Permisi Mister, terkait dengan pekerjaan Adista bagaimana? Kontrak kerjanya hanya sisa dua bulan. Sementara kalau kinerjanya baik," kata Bu Linda.
Tampak Mr. Raka menatap Adista dengan tatapan dingin. Pria itu tampak menghela napas beberapa kali, sementara Adista hanya menundukkan wajahnya. Lagi-lagi, Adista tak berani beradu pandang dengan atasannya itu. Pandangan Mr. Raka saja seolah mengintimidasinya.
"Saya belum bisa putuskan," kata Raka.
"Apa tidak bisa dipertimbangkan untuk perpanjangan kontrak, Mister? Sebab, kinerja Adista selama ini bagus. Selain itu, kita butuh staf seperti Dista ini," kata Bu Linda lagi.
Adista juga tak menyangka ada Bu Linda yang berusaha supaya Mr. Raka memperpanjang kontrak kerjanya. Adista pun memberanikan diri untuk menatap sekilas Mr. Raka, tidak disangka keduanya justru bersitatap satu sama lain dengan isyarat yang coba dijelaskan dengan tatapan mata itu.
"Saya belum bisa memastikan," jawab Mr. Raka dengan menatap Adista.
"Sayang sekali, Pak. Padahal banyak event untuk beberapa bulan ke depan. Tolong dipertimbangkan," kata Bu Linda.
"Saya akan mempertimbangkannya nanti. Lihat saja nanti," balas Mr. Raka.
Usai itu Mr. Raka meninggalkan ruangan. Seketika barulah Adista bisa bernapas lega. Semoga saja ada harapan untuk diperpanjang kontraknya walau sekarang ada perang dingin dengan Mr. Raka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Bunda Titin
msh nyimak...........😊😁
2023-07-20
1
fifid dwi ariani
trus semangat
2023-07-15
0
Sophia Aya
mampir thor,, lanjut
2023-06-26
1