Di Rumah Sakit, Dokter segera menangani Desta. Syukurlah, walau hanya peserta asuransi, tapi Dokter Shanya yang sudah dikenal baik oleh keluarga Ratih akhirnya bisa menangani Desta dengan baik. Setidaknya masa genting sudah berlalu.
"Sekali lagi pasien telat mencuci darah, Bu Ratih. Dampaknya tangan dan kakinya membengkak karena ginjal tidak dapat menyaring darah dengan baik. Selain itu bisa sesak napas. Terlambat melakukan proses cuci darah dapat menurunkan fungsi ginjal," jelas Dokter Shanya.
Desta terbaring lemah di brankar dengan darah yang dialirkan dengan mesin dialisis. Proses ini membutuhkan waktu kurang lebih tiga hingga lima jam. Bu Ratih kembali menitikkan air matanya.
"Bagaimana Desta bisa sembuh, Dokter?" tanya Bu Ratih.
"Donor ginjal, Bu," jawab Bu Ratih.
Pak Gusti yang adalah Bapaknya Adista dan Desta pun menitikkan air matanya. Kemudian pria paruh baya itu mengatakan kepada Dokter Shanya. "Saya mau mendonorkan ginjal saya, Dokter," kata Pak Gusti.
"Harus kita cek dulu, Pak ... untuk operasi transplantasi juga tidak dicover asuransi, Pak," kata Dokter Shanya.
"Berapa kira-kira operasi transplantasi ginjal, Dokter?" tanya Adista.
"Sekitaran 250 juta hingga 300 juta. Kalau tercover asuransi itu hanya 75% nya saja. Jadi, tetap ada dana yang ditanggung pasien," kata Dokter Shanya lagi.
Agaknya sekarang Adista memang harus merealisasikan pikiran gila dalam dirinya. Untuk Desta, apa pun akan Dista lakukan. Sembari menunggu pemeriksaan Bapaknya dan juga apakah ada kecocokan ginjal dari Pak Gusti dan Desta.
...🍀🍀🍀...
Keesokan Harinya ....
Dengan terpaksa Adista harus meninggalkan rumah sakit terlebih dahulu. Semua itu, juga sudah ada Bapak dan Ibunya yang menjaga Desta. Dengan wajah yang lelah dan sedikit sembab, Adista pun berangkat ke La Plaza Hotel pagi ini.
Yang Dista pikirkan begitu tiba di kantornya adalah ingin segera menemui Mr. Raka. Sehingga, untuk pengarahan pagi ini Dista tidak ingin membuang waktu. Dia meminta waktu sebentar kepada Mr. Raka untuk berbicara.
"Permisi, Mr. Raka ..., apakah saya bisa berbicara sebentar?" tanya Adista dengan perasaan yang begitu gamang.
Melihat Adista yang ingin berbicara terlebih dahulu tentu membuat Mr. Raka seakan terkesiap. Akan tetapi, sang atasan menganggukkan kepalanya dan menunjukkan raut wajah yang keliatan biasa saja.
"Ikuti ke ruangan saya," balas Mr. Raka.
Dengan perasaan yang tidak menentu dan juga takut dengan penilaian aneh-aneh dari Bossnya, Adista terus mengikuti langkah kaki Boss nya itu. Menaiki lift, Adista memilih berdiri dua langkah di belakang Bossnya. Sesekali Adista menatap punggung yang terlihat kokoh dan lebar itu. Walau ini salah, tapi Adista tidak tahu harus meminta tolong kepada siapa lagi.
Memasuki ruangan sang Boss. Kemudian Mr. Raka mempersilakan Adista untuk berbicara. Sekaligus Mr. Raka ingin tahu juga apa yang hendak Adista sampaikan.
"Silakan, mau berbicara apa?" tanya Mr. Raka.
"Mr. Raka, bisakah saya meminta tolong kepada Mr. Raka. Begini ...."
Adista menunduk dan menjeda ucapannya. Dia merasa sangat gamang, tapi Adista pun seakan berdiri di tepi jurang. Dia harus menyampaikan hal ini kepada Mr. Raka.
"Mr. Raka ..., apakah tawaran dari Mr. Raka masih berlaku?" tanyanya.
"Tawaran apa yang mana?"
"Hm, itu ... itu, tawaran staycation dengan Mr. Raka," tanya Adista dengan penuh rasa takut.
"Kamu berubah pikiran? Dulu, kamu menuduh saya yang bukan-bukan kenapa sekarang menjadi menanyakan hal ini?" tanya Mr. Raka.
Adista merasa memang dirinya sekarang seperti wanita yang tidak memiliki pendirian. Dulu, dia menolak dan mengatakan hal yang tidak-tidak tentang Mr. Raka. Sekarang, dalam keadaan terdesak, Dista berusaha untuk bertanya lagi apakah tawaran itu masih berlaku.
"Sss ... saya bersedia, Mr. Raka. Akan tetapi, saya membutuhkan bantuan Mr. Raka. Saya rasa hanya Mr. Raka yang bisa membantu saya," balas Adista.
Jujur, Raka tampak mengernyitkan keningnya. Kenapa tiba-tiba Adista berubah pikiran? Raka mencoba mendengar dulu apa yang Dista butuhkan sekarang.
"Bantuan apa?" tanya Raka.
"Bisakah Mr. Raka meminjamkan sejumlah uang untuk saya. Untuk biaya pengobatan adik saya," balas Adista.
"Berapa jumlahnya?"
"Dokter mengatakan sekitar 300 juta Rupiah. Kalau bisa dicover dengan asuransi hanya sekitaran 75% saja. Walau hanya membayar sisa, itu tetap nominal yang besar untuk keluarga kami," kata Adista.
Adista berusaha membuang malu itu. Lebih baik dia berbicara jujur, setidaknya supaya Mr. Raka tidak berpikir aneh-aneh tentangnya. Sebab, Adista merasa bahwa uang tiga ratus juta rupiah adalah nominal yang pastinya tak terlalu besar untuk Bossnya itu.
"Sakit apa adikmu?" tanya Mr. Raka sekarang.
"Gagal ginjal, Mr. Raka. Sudah beberapa kali cuci darah. Akan tetapi, kalau cuci darahnya telat, tubuhnya menjadi bengkak dan sesak napas. Itu bisa menurunkan fungsi ginjalnya. Jadi, bisakah Mr. Raka menolong saya? Sebagai gantinya saya mau bekerja dengan separuh gaji untuk melunasinya dan staycation dengan Mr. Raka," kata Adista.
Raka mencoba membaca raut wajah dan ekspresi Adista. Jika berbohong tentulah Adista tidak berbohong. Akan tetapi, kenapa tidak pernah terdengar kabar mengenai latar belakang keluarga Adista.
"Jadi, kamu menawarkan diri kepada saya untuk tiga ratus juta?" tanya Mr. Raka dengan begitu gamblang.
"Iya, Pak. Juga, jangan pecat saya dulu. Saya akan bekerja sampai hutang saya lunas," balas Adista.
Kalau iba, tentu saja iba. Akan tetapi, Raka juga tidak akan membantu dengan cuma-cuma. Sebab, ketika orang mengatakan berhutang, maka bukankah sudah menjadi konsekuensi untuk membayar hutang tersebut.
"Saya akan berikan lima ratus juta, tapi dalam seminggu kamu akan staycation dengan saya. Bagaimana, kamu setuju?" tanya Mr. Raka.
"Sekadar staycation atau lebih, Pak?" tanya Adista dengan polosnya.
"Bukankah kamu yang menawarkan diri kepada saya?" tanya Mr. Raka dengan menatap lekat-lekat pada Adista.
Kali ini benar-benar seperti sebuah transaksi. Apakah itu hanya sekadar staycation atau akan berubah menjadi hal lainnya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Bunda Titin
msh negatif thinking ne aku........🤔🙄😔
2023-07-20
1
fifid dwi ariani
trus sAbar
2023-07-15
0
🍾⃝ᴘᴀͩᴛᷞɴͧᴏᷠᴢͣ Aja
semoga ini awal dr kebahagiaan Dista n bukan awal kehancuran Dista ya kak... aamiin
2023-06-08
0