Penolakan

"Ikutlah Staycation bersamaku sepekan ...."

Suara sang Boss kala memberikan penawaran gila itu seolah masih terngiang-ngiang di telinga Adista. Sekarang, di tempat tidurnya Adista kembali teringat dengan tawaran Si Boss. Adista memejamkan matanya perlahan-lahan. Tentu penawaran Boss nya itu seolah tawaran transaksi.

Staycation?

Staycation bukankah terbentuk dari kata Stay and Vacation. Liburan yang dilakukan dengan cara tinggal atau menetap di villa atau hotel. Artinya Mr. R., mengajakku cek in? Aku dibooking gitu?

Pikiran Adista seketika melayang kemana-mana. Dia seketika sudah berpikiran negatif kepada Boss nya itu. Adista yang hingga malam itu belum bisa tidur akhirnya mencoba berselancar dengan mesin pencarian di handphonenya mencari tahu sosok Mr. R,. itu. Kenapa rasanya dari tutur kata, pandangan, dan gestur tubuh yang Mr. R,. tunjukkan kepadanya seolah menunjukkan arti tersendiri.

Apa iya, Mr. R., merupakan pria Predator? Jika iya, kenapa tak pernah ada skandal tentangnya. Lalu, kenapa dia mengajakku stay di hotel?

Adista masih bermonolog sendiri dalam hatinya. Mencoba mengurai apa arti tawaran dari Boss nya. Selain itu Mr. R., juga memberikan waktu bagi Adista mempertimbangkan semuanya selama satu minggu.

Hingga Mesin Pencarian di handphonenya menunjukkan profil Direktur Utama La Plaza Hotel itu, Raka Syahputra atau yang biasa dipanggil dengan panggilan Mr. R., itu adalah putra seorang pengusaha ternama bernama Zaid Syahputra yang memiliki ratusan kafe La Plaza, sementara Ibunya sendiri seorang Desainer yang cukup memiliki nama di Ibukota. Selain itu, Raka Syahputra juga lulusan dari Universitas di Amerika Serikat.

Melihat profil lulusan Raka Syahputra seketika Adista mengernyitkan keningnya. "Mungkinkah itu karena Mr. R., terbiasa dengan kehidupan barat yang bebas? Bisa berhubungan dengan wanita mana pun tanpa terikat dengan ikatan apa pun? Apa semua pria yang mencecap pendidikan di luar negeri akan berkarakter seperti Pak Raka ini?"

Adista kembali bergumam dalam hati. Dia menerka bahwa mungkin saja atasannya itu sudah terlibat dalam kehidupan Barat yang bebas, tidak lagi mempertimbangkan berbagai adab dan norma ketimuran. Sudah terbiasa menggumuli banyak wanita bahkan tidak ada kata pernikahan.

Membayangkan itu saja Adista bergidik ngeri. Dia menggelengkan kepalanya beberapa kali. Adista akhirnya memilih menaruh handphonenya ke nakas yang berada di sisi single bed miliknya, setelah itu Adista berusaha untuk tidur dan tidak mengingat-ingat lagi penawaran gila dari pria bernama lengkap Raka Syahputra itu.

...🍀🍀🍀...

Hari Berganti ....

Adista sudah siap untuk berangkat bekerja, Ibunya pun menanyakan sesuatu kepada Adista sebelum dia berangkat bekerja.

"Dis, ini sudah tahun keduamu bekerja di La Plaza Hotel. Kalau tidak salah, usai ini kamu akan bekerja di mana? Kan kamu hanya pegawai kontrak di sana?" tanya Bu Ratih kepada putrinya.

"Mungkin Dista akan mencoba mencari pekerjaan lain, Bu. Dista memiliki ijazah dan pengalaman bekerja juga. Semoga nanti Allah tunjukkan jalan untuk mendapatkan pekerjaan baru, Bu," jawab Adista.

"Yah, kalau bisa mengajukan perpanjangan kontrak, Dis. Sekarang mencari pekerjaan itu sudah. Sekarang saja gajimu sedikit banyak di atas UMR, itu sudah sangat membantu juga. Apalagi Bapakmu yang hanya berprofesi sebagai sekuriti, dengan kamu bekerja itu sangat membantu keluarga, Dis."

Kalau dipikir-pikir bekerja di La Plaza Hotel memang menyenangkan. Para staf dan karyawan bekerja dengan baik, ramah satu sama lain, Boss besar sebelumnya yaitu Pak Zaid Syahputra juga adalah Boss yang sangat baik sering membagikan makanan untuk pegawai dan memberikan insentif berlebihan jika memang pemasukan hotel tengah ramai.

Hanya saja, dalam dua bulan ini ketika kepemimpinan hotel digantikan oleh Mr. Raka semua perlahan berubah. Apalagi untuk Adista sendiri, kembali dia teringat dengan tawaran gila dari Boss-nya.

"Ya, nanti coba Dista ngobrol-ngobrol ke HRD dulu yah, Bu. Kalau memang tidak bisa, Ibu jangan khawatir yang pasti Dista akan selalu bekerja dan membantu pengobatan Desta," balasnya.

Desta Maharja adalah adik kandung Adista yang masih berusia 12 tahun. Namun, Desta yang baru berusia 12 tahun mengidap penyakit cukup kronis yang mengharuskan Desta untuk kontrol rutin ke Rumah Sakit. Selain itu, ada beberapa obat milik Desta yang tidak tercover oleh asuransi kesehatan. Praktis, Dista lah yang harus membayar biaya obat adiknya itu.

"Iya, Dista. Tolong pikirkan dulu yah," kata Bu Ratih.

Lantaran memikirkan kondisi keuangan keluarga dan kondisi penyakit adiknya, jujur membuat Adista menjadi gamang. Namun, dia sudah sampai pada keputusannya. Lagipula, walau dari keluarga miskin, tapi Dista adalah gadis baik-baik. Jika sampai Atasannya membookingnya untuk sepekan, Adista tak tahu bagaimana nasibnya dan keluarganya nanti.

Tiba di hotel, rupanya Adista sudah kembali menerima pesan bahwa dia harus segera menghadap ke Boss Besar lagi. Sampai ada pegawai di Personalia yang bertanya kepada Adista.

"Sebenarnya ada apa sih, Dista? kok kamu diminta menghadap Mr. R., terus. Ada masalah apa sih?" tanya Rika, teman kerja Adista.

"Entahlah, aku juga gak tahu, Rik. Ya sudah, aku menghadap Mr. R., dulu," balas Dista.

Menaiki lift ke lantai 15, akhirnya Dista kembali tiba di ruangan Mr. R., tak perlu berlama-lama, Dista pun segera mengetuk pintu sang Boss.

"Permisi, Mr. R., saya Adista," kata Dista dengan masih berdiri di luar pintu.

"Ya, langsung masuk," sahut suara dari dalam.

Kembali berhadapan dengan Mr. Raka di ruangannya sekarang membuat Dista merasa resah. Lebih baik memang segera saja memberikan jawaban ketika pria itu nanti menanyainya.

"Sudah beberapa hari berlalu sejak saya mengajukan tawaran. Bagaimana, kamu terima atau tidak? Tentu, semua ada konsekuensinya," tanya Mr. R., dengan pandangannya yang mengintimidasi Dista.

"Maaf, saya tidak bisa Pak Raka. Mungkin Bapak adalah lulusan Amerika yang terbiasa kehidupan bebas di luar sana. Terbiasa celup-celup dengan status di luar pernikahan. Jika, Bapak berpikir begitu, Bapak salah benar. Saya menolak tawaran itu."

Adista tak mampu bertahan, dia meledak dalam emosi dan menuduhkan pemikirannya sendiri dengan menerka atasannya itu memang terbiasa dengan kehidupan bebas, kehidupan percintaan walau tak ada ikatan.

"Oh, begitu ... oke, saya tidak akan bertanya lagi. Jadi, dua bulan lagi ketika kontrak kerjamu berakhir, silakan bereskan barangmu."

Raka berbicara dengan nada yang terdengar tegas dan sorot mata yang tajam. Sang Atasan tak segan-segan untuk mengingatkan Dista dengan kontrak kerja yang akan berakhir. Ketika, ada penolakan, maka harus angkat kaki juga dari La Plaza Hotel.

"Silakan kembali bekerja," kata Raka kemudian.

Adista pun kemudian menganggukkan kepalanya. "Baik Mr. Raka," balasnya.

Walau takut dan kesal yang seolah bercampur menjadi satu, tapi Dista beruntung bisa menolak dengan tegas. Jika yang Bossnya cari hanya menikmati kehidupan percintaan bebas sebelum pernikahan tentu itu adalah salah. Adista masih bisa berpikir jernih dan berharap selamanya, dia tidak akan pernah salah langkah.

Terpopuler

Comments

Bunda Titin

Bunda Titin

aku mampir mba Kirana,. maaf baru baca aku.......baru sempet mba.........🙏😊

2023-07-20

1

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sukses

2023-07-15

0

Irma Tjondroharto

Irma Tjondroharto

keren adista.. aku suka wanita berprinsip.. ndak murahan..

2023-06-13

0

lihat semua
Episodes
1 Tawaran Gila
2 Penolakan
3 Tatapan Dingin
4 Terjebak Hujan
5 Satu Mobil
6 Mendadak Cuti
7 Intimidasi Si Boss
8 Keadaan Mendesak
9 Menawarkan Diri
10 Menemani ke Rumah Sakit
11 Menuju ke Lombok
12 Terpaksa Satu Kamar
13 Dalam Keterpaksaan
14 Staycation Petaka
15 Janji Si Boss
16 Terganjal Hal yang Lain
17 Pulang dari Lombok
18 Hari Akad
19 Melanjutkan Akad
20 Istriku Kekasih Adik Kandungku
21 Apa Bisa Membuka Lembaran Baru Berdua?
22 Masih Abu-Abu
23 Tamu di Pagi Hari
24 Mengurai Kekusutan
25 Di Bawah Satu Payung
26 Jika Tak Bisa Berhenti?
27 Perasaan Tak Nyaman
28 Ketukan di Malam Hari
29 Kekecewaan Rayyan
30 Pindah ke Apartemen
31 Semalam di Apartemen
32 Walau Tanpa Cinta
33 Sebelum ke Rumah Mertua
34 Ke Rumah Mertua
35 Penilaian yang Berubah
36 Yang Sedang Patah Hati
37 Kembali ke London
38 Cara Menyembuhkan Luka
39 Staycation Sesungguhnya
40 Ini yang Pertama
41 Tak Cukup Hanya Sekali
42 Pagi Terindah
43 Di Tepi Pantai
44 Sosok K
45 Cemburu?
46 Rekonsiliasi
47 Memaknai Perasaan
48 Kembali ke Jakarta
49 Mr. Raka Sudah Menikah?
50 Diskusi Finansial
51 Hadiah untuk Desta
52 Kehangatan dalam Sepotong Pizza
53 Bapak dan Ibu Mendapat Menantu yang Baik
54 Istana Baru
55 Penasaran dengan Status Mr. Raka
56 Staycation dengan Keluarga Adista
57 Swimming Time
58 Memanfaatkan Momen
59 Pengen Menjadi Papa
60 Semua Karena Rayyan
61 Long Distance Marriage
62 Keadaan di London
63 Sakit Mendadak
64 Kecemasan Raka
65 Menemukan Kesadaran
66 Kembali ke Jakarta
67 Memilih untuk Jujur
68 Bertemu Rayyan Lagi
69 Tindakan Antisipasi
70 Menyemai Perasaan
71 Bounding Time
72 Harus Jujur
73 Mendengar Perasaan Menantu
74 Penuh Keterkejutan
75 Kebahagiaan Baru
76 Sudah Delapan Minggu
77 False Memori
78 Prioritaskan Buah Hati
79 Kalau Gerimis ....
80 Sosok di Masa Lalu Raka
81 Kisah Masa Lalu
82 Bertemu Si Dia
83 Tak Mempengaruhi Masa Kini
84 Ada Natasha dan Rayyan
85 Pilihan yang Jelas
86 Memilih Percaya
87 Masalah Membuat Ikatan Kuat
88 Memanfaatkan Celah
89 Skandal Sang Boss
90 Mengambil Tindakan
91 Wedding Reception
92 Biarkan Semua Tahu
93 Sudah Tak Ada Malam Pertama
94 Diledekin Staff Sendiri
95 Direndahkan tapi Tidak Gentar
96 Seperti Kisah Cinderella
97 Pergi Dadakan ke Paris
98 Kondisi Tak Biasa di Paris
99 Sahabat Raline
100 Sudah Empat Belas Minggu
101 Bayi Cowok atau Cewek?
102 Pertemuan Dua Keluarga di Paris
103 Mengisi Hati dengan Sosok yang Baru
104 Jebakan Natasha
105 Jejak Lipstik di Kemeja
106 Pagi yang Berbeda
107 Memilih Mendampingi
108 Pindah dari Apartemen
109 Bukan Pura-Pura dan Bukan Sandiwara
110 Membuang Kerisauan
111 Pindah ke Rumah Baru
112 Diskusi Dua Keluarga
113 Ajakan Raline
114 Rumah Baru Istana Baru
115 Keluarga Adista Bermain ke Rumah Baru
116 Hidup itu Berputar
117 Menuju ke London
118 Memperkeruh Suasana
119 Mengakui Tidak Peka
120 Permintaan Maaf
121 Kembali ke Jakarta
122 Tasyukuran Empat Bulanan
123 Jalinan Silaturahmi
124 Selamat Tinggal, Perasaan
125 Rekonsiliasi Sebenarnya
126 Rayyan Kembali ke London
127 Baby Masih Sembunyi
128 Mencari Jalan Tengah
129 Rencana Baby Moon
130 Akhir Pekan di Apartemen
131 Draft
132 Serasa Staycation
133 Persiapan Menyambut Baby
134 Mulai Bekerja dari Rumah
135 Tanda-Tanda Persalinan
136 Welcome Our Baby
137 Baby Girl's Papa Raka
138 Kebahagian Para Orang Tua
139 Skin to Skin Contact
140 Rumah yang Kian Sempurna
141 Banyak Perhatian
142 Menikmati Peran Baru
143 Menikmati Momen New Parents
144 Videocall ke London
145 Membeli Hadiah untuk Keponakan
146 Papa Raka Makin Berubah
147 Kado dari London
148 Videocall Ke London Lagi
149 Aqiqahan Baby Qiana
150 Berbagi Pengalaman
151 Masih Bekerja dari Rumah
152 Cerita Mama Erina
153 Bertemu dengan Orang Lama
154 Kisah Mama Erina
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Tawaran Gila
2
Penolakan
3
Tatapan Dingin
4
Terjebak Hujan
5
Satu Mobil
6
Mendadak Cuti
7
Intimidasi Si Boss
8
Keadaan Mendesak
9
Menawarkan Diri
10
Menemani ke Rumah Sakit
11
Menuju ke Lombok
12
Terpaksa Satu Kamar
13
Dalam Keterpaksaan
14
Staycation Petaka
15
Janji Si Boss
16
Terganjal Hal yang Lain
17
Pulang dari Lombok
18
Hari Akad
19
Melanjutkan Akad
20
Istriku Kekasih Adik Kandungku
21
Apa Bisa Membuka Lembaran Baru Berdua?
22
Masih Abu-Abu
23
Tamu di Pagi Hari
24
Mengurai Kekusutan
25
Di Bawah Satu Payung
26
Jika Tak Bisa Berhenti?
27
Perasaan Tak Nyaman
28
Ketukan di Malam Hari
29
Kekecewaan Rayyan
30
Pindah ke Apartemen
31
Semalam di Apartemen
32
Walau Tanpa Cinta
33
Sebelum ke Rumah Mertua
34
Ke Rumah Mertua
35
Penilaian yang Berubah
36
Yang Sedang Patah Hati
37
Kembali ke London
38
Cara Menyembuhkan Luka
39
Staycation Sesungguhnya
40
Ini yang Pertama
41
Tak Cukup Hanya Sekali
42
Pagi Terindah
43
Di Tepi Pantai
44
Sosok K
45
Cemburu?
46
Rekonsiliasi
47
Memaknai Perasaan
48
Kembali ke Jakarta
49
Mr. Raka Sudah Menikah?
50
Diskusi Finansial
51
Hadiah untuk Desta
52
Kehangatan dalam Sepotong Pizza
53
Bapak dan Ibu Mendapat Menantu yang Baik
54
Istana Baru
55
Penasaran dengan Status Mr. Raka
56
Staycation dengan Keluarga Adista
57
Swimming Time
58
Memanfaatkan Momen
59
Pengen Menjadi Papa
60
Semua Karena Rayyan
61
Long Distance Marriage
62
Keadaan di London
63
Sakit Mendadak
64
Kecemasan Raka
65
Menemukan Kesadaran
66
Kembali ke Jakarta
67
Memilih untuk Jujur
68
Bertemu Rayyan Lagi
69
Tindakan Antisipasi
70
Menyemai Perasaan
71
Bounding Time
72
Harus Jujur
73
Mendengar Perasaan Menantu
74
Penuh Keterkejutan
75
Kebahagiaan Baru
76
Sudah Delapan Minggu
77
False Memori
78
Prioritaskan Buah Hati
79
Kalau Gerimis ....
80
Sosok di Masa Lalu Raka
81
Kisah Masa Lalu
82
Bertemu Si Dia
83
Tak Mempengaruhi Masa Kini
84
Ada Natasha dan Rayyan
85
Pilihan yang Jelas
86
Memilih Percaya
87
Masalah Membuat Ikatan Kuat
88
Memanfaatkan Celah
89
Skandal Sang Boss
90
Mengambil Tindakan
91
Wedding Reception
92
Biarkan Semua Tahu
93
Sudah Tak Ada Malam Pertama
94
Diledekin Staff Sendiri
95
Direndahkan tapi Tidak Gentar
96
Seperti Kisah Cinderella
97
Pergi Dadakan ke Paris
98
Kondisi Tak Biasa di Paris
99
Sahabat Raline
100
Sudah Empat Belas Minggu
101
Bayi Cowok atau Cewek?
102
Pertemuan Dua Keluarga di Paris
103
Mengisi Hati dengan Sosok yang Baru
104
Jebakan Natasha
105
Jejak Lipstik di Kemeja
106
Pagi yang Berbeda
107
Memilih Mendampingi
108
Pindah dari Apartemen
109
Bukan Pura-Pura dan Bukan Sandiwara
110
Membuang Kerisauan
111
Pindah ke Rumah Baru
112
Diskusi Dua Keluarga
113
Ajakan Raline
114
Rumah Baru Istana Baru
115
Keluarga Adista Bermain ke Rumah Baru
116
Hidup itu Berputar
117
Menuju ke London
118
Memperkeruh Suasana
119
Mengakui Tidak Peka
120
Permintaan Maaf
121
Kembali ke Jakarta
122
Tasyukuran Empat Bulanan
123
Jalinan Silaturahmi
124
Selamat Tinggal, Perasaan
125
Rekonsiliasi Sebenarnya
126
Rayyan Kembali ke London
127
Baby Masih Sembunyi
128
Mencari Jalan Tengah
129
Rencana Baby Moon
130
Akhir Pekan di Apartemen
131
Draft
132
Serasa Staycation
133
Persiapan Menyambut Baby
134
Mulai Bekerja dari Rumah
135
Tanda-Tanda Persalinan
136
Welcome Our Baby
137
Baby Girl's Papa Raka
138
Kebahagian Para Orang Tua
139
Skin to Skin Contact
140
Rumah yang Kian Sempurna
141
Banyak Perhatian
142
Menikmati Peran Baru
143
Menikmati Momen New Parents
144
Videocall ke London
145
Membeli Hadiah untuk Keponakan
146
Papa Raka Makin Berubah
147
Kado dari London
148
Videocall Ke London Lagi
149
Aqiqahan Baby Qiana
150
Berbagi Pengalaman
151
Masih Bekerja dari Rumah
152
Cerita Mama Erina
153
Bertemu dengan Orang Lama
154
Kisah Mama Erina

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!