Staycation Petaka

Hari ini adalah hari ketiga Raka dan Adista menikmati Staycation bersama. Bukan sekadar holiday, nyatanya memang Dista dipekerjakan Raka untuk mencatat notulasi terkait rencana pembangunan hotel baru di Lombok. Hal itu membuat Adista agak tenang. Selain itu, image Boss mesum perlahan hilang, ya walau dalam dua malam ini ketika pagi membuka mata, guling yang menjadi pembatas mereka berdua selalu saja tersingkirkan begitu saja.

"Dista, kumpulkan semua notulasi sebelum kita pulang ke Jakarta nanti, saya akan mereviewnya sebelum pulang," kata Raka.

"Baik, Pak Raka. Nanti malam, saya akan mengerjakannya," balas Adista.

Akan tetapi, pemuda itu segera menggerakkan jari telunjuknya tanda tidak. No.

"No, malam ini temani aku untuk bertemu rekan kerja. Makan malam," kata Raka.

"Formal atau tidak, Pak? Saya tidak memiliki dress formal," kata Adista.

"Tenang saja, aku sudah mengaturnya," balas Mr. Raka.

Memasuki kamar mereka, Dista kemudian menerima paper bag yang diberikan Boss nya. Membuka oaper bag itu, Dista menerima gaun putih bermotif floral sepanjang bawah lutut. Potongannya begitu sederhana. Pastilah cocok jika dikenakan oleh Adista. Selain itu, ada paper bag lain berisikan flat shoes yang berwarna putih juga. Jika dikenakan bersama, pastilah sangat cantik.

"Pakailah nanti, jam 19.00 kita akan bertemu dengannya," kata Raka.

"Tidak begitu formal yah?" tanya Adista.

"Tidak, dia rekan kerja dan sahabatku sejak kecil. Tidak usah terlalu formal," balas Raka.

Raka memilih istirahat sejenak. Sementara Adista merangkum semua notulasi pertemuan yang dihadiri Bossnya itu. Suasana hening, hingga senja perlahan menunjukkan keelokannya. Adista terhenti sejenak, dia menjepret pesona senja itu dengan kameranya.

"Sungguh, tempat ini dan perpaduan senja itu sangat indah. Sayangnya ...."

Adista bergumam lirih, panorama indah tak seindah kenyataan yang dia hadapi. Ya, semua itu tak lain dan tak bukan tentu seakan Adista terdampar di sini bersama pria asing. Pria yang belum memiliki ikatan dengannya, tapi sudah seranjang dengannya.

Untuk itu, Adista menggelengkan kepalanya beberapa kali. Berusaha menyingkirkan hal-hal yang dia sesali. Adista kembali mengingatkan dirinya bahwa semua ini dia lakukan untuk Desta.

Kembali ke aktivitasnya, rupanya Raka sudah bangun. Pemuda itu segera masuk ke kamar mandi. Betapa casualnya Raka ketika dia mengenakan celana putih panjang dan kemeja dengan motif floral khas kemeja pantai. Usai itu, Raka berbicara kepada Adista.

"Bersiaplah, aku tunggu di luar," kata Raka.

Sama seperti biasa, Adista kemudian mengunci pintu kamar. Dia segera bergegas untuk mandi. Mandi cepat seperti biasanya, usai itu dia mengenakan dress yang diberikan Bossnya untuk dia kenakan malam itu. Sungguh, dress itu begitu pas di tubuhnya, ukuran dan setiap potongannya begitu pas. Seolah-olah Raka mengetahui size pakaian Adista.

Duduk sejenak di meja rias, Adista mengeringkan rambutnya yang sebahu, dan bermake up tipis. Usai itu, dia mencoba sepatu baru dari Bossnya. Tidak disangka semua begitu pas. Sepatu pun sangat pas di kakinya.

"Darimana Pak Raka mengetahui ukuranku? Dari dress hingga sepatu, semuanya sangat cocok untukku," gumam Adista.

Berusaha menyingkirkan sejenak pertanyaan itu, kemudian Adista keluar dari kamar. Sudah ada Mr. Raka yang menunggunya. Berhadapan dengan Adista, pemuda itu mengulum senyuman tipis di bibirnya dan mengamati tampilan Adista. Raka pun juga tak mengira bahwa dress dengan motif floral itu akan sangat cocok dikenakan Adista.

"Yuk, kita ke cottage sebelah," ajak Raka.

"Iya, Pak," balas Adista.

Keduanya berjalan bersama, walau Adista memilih sedikit di belakang Raka. Mengikuti langkah kaki Bossnya itu. Hingga beberapa cottage mereka lewati dan di tepi pantai sudah ada meja putih dengan lilin di sana. Lalu, ada pemuda tampan yang menyambut keduanya.

"Long time no see, Bro," sapa pemuda itu.

"Gimana kabar loe?" tanya Raka dengan merangkul sahabatnya itu.

"Fine, sangat baik. Raka Syahputra selalu keren," balasnya.

Raka tertawa, mungkin baru kali ini Adista melihat tawa Raka yang lepas. Sebab, biasanya Boss nya itu bersikap dingin dan jarang sekali tertawa. Namun, kala bersama sahabatnya itu Raka bisa tertawa.

"Kenalkan, dia Adista," kata Adista.

"Malam, saya Adista," balas Adista mengenalkan dirinya.

"Sean, sahabatnya Raka," balas pemuda itu.

Ya, dia adalah Sean Alamsyah yang sudah menjadi sahabat Raka sejak TK. Dari TK hingga SMA, hubungan baik sejak lama sehingga keduanya sangat akrab satu sama lain. Tidak berselang lama kemudian duduk bersama. Menikmati makan malam dalam suasana akrab.

"Bagaimana di Paris?" tanya Raka.

"Tak seindah pesonanya. Beberapa akhir ini di Paris kotor, Bro. Terjadi demonstrasi di Paris," kata Sean.

Ya, akhir-akhir ini di Paris terjadi demonstrasi dan tumpukan sampah menggunung di beberapa titik kota. Sampah yang menggunung itu membuat keindahan dan pesona kota Paris sebagai City of Love seakan berkurang sinarnya.

"Wine yah, aku bawakan khusus dari Paris," kata Sean.

"Ngincip saja," balas Raka.

Sean menuangkan wine itu ke dalam gelas dan kemudian menuangkan untuk Raka dan Adista. Bagi Adista ini adalah kali pertama. Cairan bening sedikit kuning itu memiliki aroma yang harum.

"Kalau tidak bisa minum, jangan diminum," kata Raka.

Adista menganggukkan kepalanya. Akan tetapi, kalau Sean mengajak mereka bersulang bersama, Adista terpaksa mencicipinya sedikit. Aroma harum yang tercium dari wine itu rupanya tak seenak rasanya. Ya, kala cairan itu dicecap oleh lidahnya yang terasa justru pahit dan kemudian dada Adista terasa panas. Sebab, sebelumnya tak pernah Adista meminum minuman seperti itu. Tak hanya itu, wajah adista pun memerah, tidak berselang lama pandangannya seperti mengabur.

"Cewek loe gak tahan minum tuh, Bro," kata Sean.

"Ya sudah, gue balik dulu aja, Sean. Besok kita bertemu lagi," balas Raka.

Maka, Raka tampak menggandeng tangan Adista dan membawanya kembali ke dalam cottage miliknya. Dalam perjalanan saja, Adista sudah menunjukkan tanda-tanda mabuk.

"Kenapa, saya terlihat menyedihkan ya Pak? Hahahah ... sejak dulu, saya bekerja keras untuk keluarga saya. Menjadi tulang punggung keluarga, karena itu juga saya sampai mau dibawa Pak Raka ke sini," kata Dista dengan kesadarannya yang mulai hilang.

Usai tertawa-tawa, Adista menangis. Hingga sudah masuk ke dalam kamar, Adista menangis di sana."Saya hanya pengen adik saya sembuh, Pak. Apa pun akan saya lakukan untuk adik saya. Hikz."

Usai itu, Adista tak ingat lagi dengan ucapan dan tindakannya. Seingatnya, Raka masih bersamanya dan berusaha menenangkannya.

...🍀🍀🍀...

Pagi Harinya ....

Adista terbangun pagi itu dengan badan yang benar-benar remuk redam. Membuka kedua kelopak matanya, hingga Adista menyadari kondisinya bukan seperti semestinya.

Ya, tidak ada pakaian sama sekali yang mencover dirinya, dress yang semalam dia gunakan ada di lantai, lengkap semua dalaman yang ada di sana. Adista menyingkap selimutnya, benar. Dirinya dalam kondisi polos mutlak. Sementara di sampingnya ada Raka yang berbaring tengkurap. Pria itu sama sepertinya tidak mengenakan pakaian sama sekali.

Di sanalah, Adista mulai menangis. Pasti semalam terjadi hal-hal yang seharusnya tidak terjadi. Mulailah air matanya berlinang begitu saja. Hingga isakan di pagi hari itu membangunkan Raka.

"Pagi ... kenapa menangis?" tanya Raka.

"Pak Raka, kita berdua? Ini tidak benar kan?" tanya Adista.

"Tidak benar bagaimana? Semalam kita menikmati malam panjang. Kamu tidak melihat semua jejak merah di dadaku ini?"

Raka menurunkan selimutnya dan di dada terlihat jejak merah, dan ada bekas kuku di bahunya. Belum juga dipunggungnya. Melihat semua itu, Adista makin menangis.

"Gak usah menangis, aku akan tanggung jawab," kata Raka enteng.

"Tanggung jawab apa, saya benci Pak Raka!"

Adista berlari ke kamar mandi. Di sana dia benar-benar menangis. Membiarkan air shower membersihkan dirinya. Akan tetapi, Adista masih merasa dirinya kotor. Terlebih di leher hingga dadanya sendiri begitu banyak jejak merah di sana.

"Boss mesum. Aku salah mengira dirinya, ternyata dia benar-benar predator. Aku benci Pak Raka!"

Adista benar-benar membenci Mr. Raka. Sekarang di matanya, Pak Raka tak lebih dari seorang predator mesum. Adista tidak akan mau menerima tanggung jawab Bossnya itu. Tidak mungkin menerima tanggung jawab padahal keduanya sendiri tak saling cinta.

Terpopuler

Comments

Bunda Titin

Bunda Titin

kan.....kaannnn.........apa aku bilang jg.........🤦🥴🤪😬

2023-07-21

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus bahagia

2023-07-15

0

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut

2023-06-10

0

lihat semua
Episodes
1 Tawaran Gila
2 Penolakan
3 Tatapan Dingin
4 Terjebak Hujan
5 Satu Mobil
6 Mendadak Cuti
7 Intimidasi Si Boss
8 Keadaan Mendesak
9 Menawarkan Diri
10 Menemani ke Rumah Sakit
11 Menuju ke Lombok
12 Terpaksa Satu Kamar
13 Dalam Keterpaksaan
14 Staycation Petaka
15 Janji Si Boss
16 Terganjal Hal yang Lain
17 Pulang dari Lombok
18 Hari Akad
19 Melanjutkan Akad
20 Istriku Kekasih Adik Kandungku
21 Apa Bisa Membuka Lembaran Baru Berdua?
22 Masih Abu-Abu
23 Tamu di Pagi Hari
24 Mengurai Kekusutan
25 Di Bawah Satu Payung
26 Jika Tak Bisa Berhenti?
27 Perasaan Tak Nyaman
28 Ketukan di Malam Hari
29 Kekecewaan Rayyan
30 Pindah ke Apartemen
31 Semalam di Apartemen
32 Walau Tanpa Cinta
33 Sebelum ke Rumah Mertua
34 Ke Rumah Mertua
35 Penilaian yang Berubah
36 Yang Sedang Patah Hati
37 Kembali ke London
38 Cara Menyembuhkan Luka
39 Staycation Sesungguhnya
40 Ini yang Pertama
41 Tak Cukup Hanya Sekali
42 Pagi Terindah
43 Di Tepi Pantai
44 Sosok K
45 Cemburu?
46 Rekonsiliasi
47 Memaknai Perasaan
48 Kembali ke Jakarta
49 Mr. Raka Sudah Menikah?
50 Diskusi Finansial
51 Hadiah untuk Desta
52 Kehangatan dalam Sepotong Pizza
53 Bapak dan Ibu Mendapat Menantu yang Baik
54 Istana Baru
55 Penasaran dengan Status Mr. Raka
56 Staycation dengan Keluarga Adista
57 Swimming Time
58 Memanfaatkan Momen
59 Pengen Menjadi Papa
60 Semua Karena Rayyan
61 Long Distance Marriage
62 Keadaan di London
63 Sakit Mendadak
64 Kecemasan Raka
65 Menemukan Kesadaran
66 Kembali ke Jakarta
67 Memilih untuk Jujur
68 Bertemu Rayyan Lagi
69 Tindakan Antisipasi
70 Menyemai Perasaan
71 Bounding Time
72 Harus Jujur
73 Mendengar Perasaan Menantu
74 Penuh Keterkejutan
75 Kebahagiaan Baru
76 Sudah Delapan Minggu
77 False Memori
78 Prioritaskan Buah Hati
79 Kalau Gerimis ....
80 Sosok di Masa Lalu Raka
81 Kisah Masa Lalu
82 Bertemu Si Dia
83 Tak Mempengaruhi Masa Kini
84 Ada Natasha dan Rayyan
85 Pilihan yang Jelas
86 Memilih Percaya
87 Masalah Membuat Ikatan Kuat
88 Memanfaatkan Celah
89 Skandal Sang Boss
90 Mengambil Tindakan
91 Wedding Reception
92 Biarkan Semua Tahu
93 Sudah Tak Ada Malam Pertama
94 Diledekin Staff Sendiri
95 Direndahkan tapi Tidak Gentar
96 Seperti Kisah Cinderella
97 Pergi Dadakan ke Paris
98 Kondisi Tak Biasa di Paris
99 Sahabat Raline
100 Sudah Empat Belas Minggu
101 Bayi Cowok atau Cewek?
102 Pertemuan Dua Keluarga di Paris
103 Mengisi Hati dengan Sosok yang Baru
104 Jebakan Natasha
105 Jejak Lipstik di Kemeja
106 Pagi yang Berbeda
107 Memilih Mendampingi
108 Pindah dari Apartemen
109 Bukan Pura-Pura dan Bukan Sandiwara
110 Membuang Kerisauan
111 Pindah ke Rumah Baru
112 Diskusi Dua Keluarga
113 Ajakan Raline
114 Rumah Baru Istana Baru
115 Keluarga Adista Bermain ke Rumah Baru
116 Hidup itu Berputar
117 Menuju ke London
118 Memperkeruh Suasana
119 Mengakui Tidak Peka
120 Permintaan Maaf
121 Kembali ke Jakarta
122 Tasyukuran Empat Bulanan
123 Jalinan Silaturahmi
124 Selamat Tinggal, Perasaan
125 Rekonsiliasi Sebenarnya
126 Rayyan Kembali ke London
127 Baby Masih Sembunyi
128 Mencari Jalan Tengah
129 Rencana Baby Moon
130 Akhir Pekan di Apartemen
131 Draft
132 Serasa Staycation
133 Persiapan Menyambut Baby
134 Mulai Bekerja dari Rumah
135 Tanda-Tanda Persalinan
136 Welcome Our Baby
137 Baby Girl's Papa Raka
138 Kebahagian Para Orang Tua
139 Skin to Skin Contact
140 Rumah yang Kian Sempurna
141 Banyak Perhatian
142 Menikmati Peran Baru
143 Menikmati Momen New Parents
144 Videocall ke London
145 Membeli Hadiah untuk Keponakan
146 Papa Raka Makin Berubah
147 Kado dari London
148 Videocall Ke London Lagi
149 Aqiqahan Baby Qiana
150 Berbagi Pengalaman
151 Masih Bekerja dari Rumah
152 Cerita Mama Erina
153 Bertemu dengan Orang Lama
154 Kisah Mama Erina
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Tawaran Gila
2
Penolakan
3
Tatapan Dingin
4
Terjebak Hujan
5
Satu Mobil
6
Mendadak Cuti
7
Intimidasi Si Boss
8
Keadaan Mendesak
9
Menawarkan Diri
10
Menemani ke Rumah Sakit
11
Menuju ke Lombok
12
Terpaksa Satu Kamar
13
Dalam Keterpaksaan
14
Staycation Petaka
15
Janji Si Boss
16
Terganjal Hal yang Lain
17
Pulang dari Lombok
18
Hari Akad
19
Melanjutkan Akad
20
Istriku Kekasih Adik Kandungku
21
Apa Bisa Membuka Lembaran Baru Berdua?
22
Masih Abu-Abu
23
Tamu di Pagi Hari
24
Mengurai Kekusutan
25
Di Bawah Satu Payung
26
Jika Tak Bisa Berhenti?
27
Perasaan Tak Nyaman
28
Ketukan di Malam Hari
29
Kekecewaan Rayyan
30
Pindah ke Apartemen
31
Semalam di Apartemen
32
Walau Tanpa Cinta
33
Sebelum ke Rumah Mertua
34
Ke Rumah Mertua
35
Penilaian yang Berubah
36
Yang Sedang Patah Hati
37
Kembali ke London
38
Cara Menyembuhkan Luka
39
Staycation Sesungguhnya
40
Ini yang Pertama
41
Tak Cukup Hanya Sekali
42
Pagi Terindah
43
Di Tepi Pantai
44
Sosok K
45
Cemburu?
46
Rekonsiliasi
47
Memaknai Perasaan
48
Kembali ke Jakarta
49
Mr. Raka Sudah Menikah?
50
Diskusi Finansial
51
Hadiah untuk Desta
52
Kehangatan dalam Sepotong Pizza
53
Bapak dan Ibu Mendapat Menantu yang Baik
54
Istana Baru
55
Penasaran dengan Status Mr. Raka
56
Staycation dengan Keluarga Adista
57
Swimming Time
58
Memanfaatkan Momen
59
Pengen Menjadi Papa
60
Semua Karena Rayyan
61
Long Distance Marriage
62
Keadaan di London
63
Sakit Mendadak
64
Kecemasan Raka
65
Menemukan Kesadaran
66
Kembali ke Jakarta
67
Memilih untuk Jujur
68
Bertemu Rayyan Lagi
69
Tindakan Antisipasi
70
Menyemai Perasaan
71
Bounding Time
72
Harus Jujur
73
Mendengar Perasaan Menantu
74
Penuh Keterkejutan
75
Kebahagiaan Baru
76
Sudah Delapan Minggu
77
False Memori
78
Prioritaskan Buah Hati
79
Kalau Gerimis ....
80
Sosok di Masa Lalu Raka
81
Kisah Masa Lalu
82
Bertemu Si Dia
83
Tak Mempengaruhi Masa Kini
84
Ada Natasha dan Rayyan
85
Pilihan yang Jelas
86
Memilih Percaya
87
Masalah Membuat Ikatan Kuat
88
Memanfaatkan Celah
89
Skandal Sang Boss
90
Mengambil Tindakan
91
Wedding Reception
92
Biarkan Semua Tahu
93
Sudah Tak Ada Malam Pertama
94
Diledekin Staff Sendiri
95
Direndahkan tapi Tidak Gentar
96
Seperti Kisah Cinderella
97
Pergi Dadakan ke Paris
98
Kondisi Tak Biasa di Paris
99
Sahabat Raline
100
Sudah Empat Belas Minggu
101
Bayi Cowok atau Cewek?
102
Pertemuan Dua Keluarga di Paris
103
Mengisi Hati dengan Sosok yang Baru
104
Jebakan Natasha
105
Jejak Lipstik di Kemeja
106
Pagi yang Berbeda
107
Memilih Mendampingi
108
Pindah dari Apartemen
109
Bukan Pura-Pura dan Bukan Sandiwara
110
Membuang Kerisauan
111
Pindah ke Rumah Baru
112
Diskusi Dua Keluarga
113
Ajakan Raline
114
Rumah Baru Istana Baru
115
Keluarga Adista Bermain ke Rumah Baru
116
Hidup itu Berputar
117
Menuju ke London
118
Memperkeruh Suasana
119
Mengakui Tidak Peka
120
Permintaan Maaf
121
Kembali ke Jakarta
122
Tasyukuran Empat Bulanan
123
Jalinan Silaturahmi
124
Selamat Tinggal, Perasaan
125
Rekonsiliasi Sebenarnya
126
Rayyan Kembali ke London
127
Baby Masih Sembunyi
128
Mencari Jalan Tengah
129
Rencana Baby Moon
130
Akhir Pekan di Apartemen
131
Draft
132
Serasa Staycation
133
Persiapan Menyambut Baby
134
Mulai Bekerja dari Rumah
135
Tanda-Tanda Persalinan
136
Welcome Our Baby
137
Baby Girl's Papa Raka
138
Kebahagian Para Orang Tua
139
Skin to Skin Contact
140
Rumah yang Kian Sempurna
141
Banyak Perhatian
142
Menikmati Peran Baru
143
Menikmati Momen New Parents
144
Videocall ke London
145
Membeli Hadiah untuk Keponakan
146
Papa Raka Makin Berubah
147
Kado dari London
148
Videocall Ke London Lagi
149
Aqiqahan Baby Qiana
150
Berbagi Pengalaman
151
Masih Bekerja dari Rumah
152
Cerita Mama Erina
153
Bertemu dengan Orang Lama
154
Kisah Mama Erina

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!