Intimidasi Si Boss

Biasanya Adista memang pegawai yang rajin. Bahkan dia memiliki catatan rekor tidak pernah cuti dalam satu tahun terakhir. Akan tetapi, sekarang sudah dua hari lamanya Adista cuti. Diam-diam Mr. Raka pun berpikir apa yang sebenarnya dilakukan Adista. Apakah mungkin Adista tengah cuti untuk mencari pekerjaan lain? Jika iya, bukankah itu adalah sikap yang tidak profesional karena Adista masih menjadi pegawai di La Plaza Hotel.

Adista sendiri mengambil cuti juga bukan tanpa sebab. Akan tetapi, karena keperluan mendesak yang mengharuskannya harus cuti. Tidak bisa mengelak. Walau begitu, di hari ketiga ini Adista sudah kembali masuk ke La Plaza Hotel. Hasrat hatinya masih ingin cuti, tapi mengingat dengan pekerjaannya yang banyak, rasanya Adista tidak bisa mengambil cuti lagi.

"Pagi, Dista ... tumben kamu cuti sampai tiga hari?" tanya Bu Ririn yang adalah kepala Personalia di La Plaza Hotel.

Memang biasanya Dista sangat rajin. Namun, sekarang Adista justru mengambil cuti dua hari berturut-turut. Sehingga, Kepala Personalia pun sampai menanyainya.

"Iya, Bu Ririn. Maaf ... ada keperluan mendesak," balas Adista.

"Ya, sudah ... sekarang sudah selesai kan urusannya? Saya harap bisa lebih rajin yah. Siapa tahu loh, nanti diperpanjang kontraknya sama Boss," kata Bu Ririn lagi.

Jujur, Adista hanya menunjukkan senyuman tipis. Sangat tidak mungkin rasanya jika diperpanjang kontrak kerjanya. Terlebih syarat untuk mendapatkan perpanjangan kontrak adalah melakukan staycation dengan si Boss.

"Ya, sudah, kembali bekerja yah. Nanti usai makan siang Dista bisa menemui Mr. Raka yah. Ada pembicaraan terkait pekerjaan," kata Bu Ririn.

"Baik, Bu," kata Adista.

Dengan langkah yang serasa lunglai, Adista menuju ke tempat duduknya. Pagi ini setidaknya dia harus mengerjakan job deskripsi miliknya terlebih dahulu. Setelah itu, barulah akan mengerjakan bagian Event Planner. Barulah nanti usia makan siang akan menemui Mr. Raka.

Adista melihat payung berwarna hitam yang sekarang dia bawa. Mungkin bisa sekalian mengembalikan payung itu kepada pemiliknya. Beberapa jam berlalu, dan sekarang barulah Adista menuju ke ruangan Bossnya.

"Permisi, Mr. Raka ... saya Adista," kata Adista sambil mengetuk pintu.

"Masuk," jawab Mr. Raka.

Adista membuka pintu itu perlahan, kemudian dia menghadap Boss nya itu. Sedikit menganggukkan kepala, wujud menyapa sang atasan. Sementara, Mr. Raka tampak menatap dingin Adista yang berdiri beberapa meter saja di hadapannya.

"Ada yang perlu Mr. Raka sampaikan kepada saya?" tanya Adista.

"Dua hari ini kamu kemana saja? Tidak masuk tanpa keterangan," tanya Mr. Raka.

Terkesan menggelikan, tapi memang Mr. Raka melihat bahwa absennya Adista itu terhitung tanpa keterangan. Terlebih, hanya ada kabar ada kepentingan mendadak saja. Untuk Mr. Raka, alasan itu terkesan ambigu dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.

"Ada keperluan mendesak, Mr. Raka. Maafkan saya, saya tidak bisa memberitahukannya," balas Adista.

"Kamu masih pegawai saya kan, Adista? Lalu, kenapa tidak masuk tanpa keterangan, apa mungkin sudah berusaha mencari pekerjaan baru di luar sana?" tanya Mr. Raka.

Adista yang tadi menundukkan wajahnya, perlahan mengangkat wajah dan menatap atasannya itu dengan menghela napas beberapa kali.

"Saya masalah pribadi, Mr. Raka. Tolong untuk tidak mengintimidasi saya, saya juga memiliki privasi," kata Adista yang masih berusaha sopan.

"Apa, mengintimidasi kamu bilang? Kamu lupa, kamu itu staf saya dan saya berhak tahu kenapa kamu tidak masuk," balas Mr. Raka.

Tidak ingin terlalu banyak berdebat dengan atasannya, Adista memilih menyudahi terlebih dahulu saja. Sebab, Adista sungguh tak bisa menyampaikan alasannya tidak masuk. Dia merasa memiliki kehidupan privasi, toh kalau memang cuti dan harus dipotong gajinya juga Adista akan menerima.

"Sekaligus, saya ingin mengembalikan payung dari Mr. Raka yang dipinjamkan untuk saya dua hari yang lalu. Terima kasih banyak, Mr. Raka," kata Adista.

Gadis itu melangkahkan kakinya, lebih mendekat dengan atasannya itu dengan satu tangan terulur dan menyerahkan payung itu. Sementara, tatapan kata Mr. Raka beralih perlahan dari sosok Adista kepada tangan yang kini terulur itu.

"Terima kasih banyak, jika tidak ada hal yang lain, saya undur diri untuk melanjutkan pekerjaan saya lagi, Mr. Raka," kata Adista.

"Saya belum menyudahi perkataan saya," kata Mr. Raka dengan tiba-tiba.

"Semua sudah jelas kan Mr. Raka ..., saya memiliki keperluan pribadi yang mendesak. Jadi, saya mohon maaf kalau tidak bisa memberitahu semuanya. Yang pasti, saya tidak dan belum mencari pekerjaan di mana pun. Saya akan bekerja dengan baik sampai hari terakhir saya. Jangan khawatir, Mr. Raka," kata Adista.

Sekarang, Adista menunduk perlahan. Dia meninggalkan Mr. Raka yang masih berdiri di tempatnya. Daripada terus diintimidasi dan membuatnya tidak nyaman, lebih baik Adista mengakhirinya dengan sopan.

Terpopuler

Comments

Nancy Nurwezia

Nancy Nurwezia

bagus sekali sikap Dista..

2023-09-14

1

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus berkarya

2023-07-15

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus berkarya

2023-07-15

0

lihat semua
Episodes
1 Tawaran Gila
2 Penolakan
3 Tatapan Dingin
4 Terjebak Hujan
5 Satu Mobil
6 Mendadak Cuti
7 Intimidasi Si Boss
8 Keadaan Mendesak
9 Menawarkan Diri
10 Menemani ke Rumah Sakit
11 Menuju ke Lombok
12 Terpaksa Satu Kamar
13 Dalam Keterpaksaan
14 Staycation Petaka
15 Janji Si Boss
16 Terganjal Hal yang Lain
17 Pulang dari Lombok
18 Hari Akad
19 Melanjutkan Akad
20 Istriku Kekasih Adik Kandungku
21 Apa Bisa Membuka Lembaran Baru Berdua?
22 Masih Abu-Abu
23 Tamu di Pagi Hari
24 Mengurai Kekusutan
25 Di Bawah Satu Payung
26 Jika Tak Bisa Berhenti?
27 Perasaan Tak Nyaman
28 Ketukan di Malam Hari
29 Kekecewaan Rayyan
30 Pindah ke Apartemen
31 Semalam di Apartemen
32 Walau Tanpa Cinta
33 Sebelum ke Rumah Mertua
34 Ke Rumah Mertua
35 Penilaian yang Berubah
36 Yang Sedang Patah Hati
37 Kembali ke London
38 Cara Menyembuhkan Luka
39 Staycation Sesungguhnya
40 Ini yang Pertama
41 Tak Cukup Hanya Sekali
42 Pagi Terindah
43 Di Tepi Pantai
44 Sosok K
45 Cemburu?
46 Rekonsiliasi
47 Memaknai Perasaan
48 Kembali ke Jakarta
49 Mr. Raka Sudah Menikah?
50 Diskusi Finansial
51 Hadiah untuk Desta
52 Kehangatan dalam Sepotong Pizza
53 Bapak dan Ibu Mendapat Menantu yang Baik
54 Istana Baru
55 Penasaran dengan Status Mr. Raka
56 Staycation dengan Keluarga Adista
57 Swimming Time
58 Memanfaatkan Momen
59 Pengen Menjadi Papa
60 Semua Karena Rayyan
61 Long Distance Marriage
62 Keadaan di London
63 Sakit Mendadak
64 Kecemasan Raka
65 Menemukan Kesadaran
66 Kembali ke Jakarta
67 Memilih untuk Jujur
68 Bertemu Rayyan Lagi
69 Tindakan Antisipasi
70 Menyemai Perasaan
71 Bounding Time
72 Harus Jujur
73 Mendengar Perasaan Menantu
74 Penuh Keterkejutan
75 Kebahagiaan Baru
76 Sudah Delapan Minggu
77 False Memori
78 Prioritaskan Buah Hati
79 Kalau Gerimis ....
80 Sosok di Masa Lalu Raka
81 Kisah Masa Lalu
82 Bertemu Si Dia
83 Tak Mempengaruhi Masa Kini
84 Ada Natasha dan Rayyan
85 Pilihan yang Jelas
86 Memilih Percaya
87 Masalah Membuat Ikatan Kuat
88 Memanfaatkan Celah
89 Skandal Sang Boss
90 Mengambil Tindakan
91 Wedding Reception
92 Biarkan Semua Tahu
93 Sudah Tak Ada Malam Pertama
94 Diledekin Staff Sendiri
95 Direndahkan tapi Tidak Gentar
96 Seperti Kisah Cinderella
97 Pergi Dadakan ke Paris
98 Kondisi Tak Biasa di Paris
99 Sahabat Raline
100 Sudah Empat Belas Minggu
101 Bayi Cowok atau Cewek?
102 Pertemuan Dua Keluarga di Paris
103 Mengisi Hati dengan Sosok yang Baru
104 Jebakan Natasha
105 Jejak Lipstik di Kemeja
106 Pagi yang Berbeda
107 Memilih Mendampingi
108 Pindah dari Apartemen
109 Bukan Pura-Pura dan Bukan Sandiwara
110 Membuang Kerisauan
111 Pindah ke Rumah Baru
112 Diskusi Dua Keluarga
113 Ajakan Raline
114 Rumah Baru Istana Baru
115 Keluarga Adista Bermain ke Rumah Baru
116 Hidup itu Berputar
117 Menuju ke London
118 Memperkeruh Suasana
119 Mengakui Tidak Peka
120 Permintaan Maaf
121 Kembali ke Jakarta
122 Tasyukuran Empat Bulanan
123 Jalinan Silaturahmi
124 Selamat Tinggal, Perasaan
125 Rekonsiliasi Sebenarnya
126 Rayyan Kembali ke London
127 Baby Masih Sembunyi
128 Mencari Jalan Tengah
129 Rencana Baby Moon
130 Akhir Pekan di Apartemen
131 Draft
132 Serasa Staycation
133 Persiapan Menyambut Baby
134 Mulai Bekerja dari Rumah
135 Tanda-Tanda Persalinan
136 Welcome Our Baby
137 Baby Girl's Papa Raka
138 Kebahagian Para Orang Tua
139 Skin to Skin Contact
140 Rumah yang Kian Sempurna
141 Banyak Perhatian
142 Menikmati Peran Baru
143 Menikmati Momen New Parents
144 Videocall ke London
145 Membeli Hadiah untuk Keponakan
146 Papa Raka Makin Berubah
147 Kado dari London
148 Videocall Ke London Lagi
149 Aqiqahan Baby Qiana
150 Berbagi Pengalaman
151 Masih Bekerja dari Rumah
152 Cerita Mama Erina
153 Bertemu dengan Orang Lama
154 Kisah Mama Erina
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Tawaran Gila
2
Penolakan
3
Tatapan Dingin
4
Terjebak Hujan
5
Satu Mobil
6
Mendadak Cuti
7
Intimidasi Si Boss
8
Keadaan Mendesak
9
Menawarkan Diri
10
Menemani ke Rumah Sakit
11
Menuju ke Lombok
12
Terpaksa Satu Kamar
13
Dalam Keterpaksaan
14
Staycation Petaka
15
Janji Si Boss
16
Terganjal Hal yang Lain
17
Pulang dari Lombok
18
Hari Akad
19
Melanjutkan Akad
20
Istriku Kekasih Adik Kandungku
21
Apa Bisa Membuka Lembaran Baru Berdua?
22
Masih Abu-Abu
23
Tamu di Pagi Hari
24
Mengurai Kekusutan
25
Di Bawah Satu Payung
26
Jika Tak Bisa Berhenti?
27
Perasaan Tak Nyaman
28
Ketukan di Malam Hari
29
Kekecewaan Rayyan
30
Pindah ke Apartemen
31
Semalam di Apartemen
32
Walau Tanpa Cinta
33
Sebelum ke Rumah Mertua
34
Ke Rumah Mertua
35
Penilaian yang Berubah
36
Yang Sedang Patah Hati
37
Kembali ke London
38
Cara Menyembuhkan Luka
39
Staycation Sesungguhnya
40
Ini yang Pertama
41
Tak Cukup Hanya Sekali
42
Pagi Terindah
43
Di Tepi Pantai
44
Sosok K
45
Cemburu?
46
Rekonsiliasi
47
Memaknai Perasaan
48
Kembali ke Jakarta
49
Mr. Raka Sudah Menikah?
50
Diskusi Finansial
51
Hadiah untuk Desta
52
Kehangatan dalam Sepotong Pizza
53
Bapak dan Ibu Mendapat Menantu yang Baik
54
Istana Baru
55
Penasaran dengan Status Mr. Raka
56
Staycation dengan Keluarga Adista
57
Swimming Time
58
Memanfaatkan Momen
59
Pengen Menjadi Papa
60
Semua Karena Rayyan
61
Long Distance Marriage
62
Keadaan di London
63
Sakit Mendadak
64
Kecemasan Raka
65
Menemukan Kesadaran
66
Kembali ke Jakarta
67
Memilih untuk Jujur
68
Bertemu Rayyan Lagi
69
Tindakan Antisipasi
70
Menyemai Perasaan
71
Bounding Time
72
Harus Jujur
73
Mendengar Perasaan Menantu
74
Penuh Keterkejutan
75
Kebahagiaan Baru
76
Sudah Delapan Minggu
77
False Memori
78
Prioritaskan Buah Hati
79
Kalau Gerimis ....
80
Sosok di Masa Lalu Raka
81
Kisah Masa Lalu
82
Bertemu Si Dia
83
Tak Mempengaruhi Masa Kini
84
Ada Natasha dan Rayyan
85
Pilihan yang Jelas
86
Memilih Percaya
87
Masalah Membuat Ikatan Kuat
88
Memanfaatkan Celah
89
Skandal Sang Boss
90
Mengambil Tindakan
91
Wedding Reception
92
Biarkan Semua Tahu
93
Sudah Tak Ada Malam Pertama
94
Diledekin Staff Sendiri
95
Direndahkan tapi Tidak Gentar
96
Seperti Kisah Cinderella
97
Pergi Dadakan ke Paris
98
Kondisi Tak Biasa di Paris
99
Sahabat Raline
100
Sudah Empat Belas Minggu
101
Bayi Cowok atau Cewek?
102
Pertemuan Dua Keluarga di Paris
103
Mengisi Hati dengan Sosok yang Baru
104
Jebakan Natasha
105
Jejak Lipstik di Kemeja
106
Pagi yang Berbeda
107
Memilih Mendampingi
108
Pindah dari Apartemen
109
Bukan Pura-Pura dan Bukan Sandiwara
110
Membuang Kerisauan
111
Pindah ke Rumah Baru
112
Diskusi Dua Keluarga
113
Ajakan Raline
114
Rumah Baru Istana Baru
115
Keluarga Adista Bermain ke Rumah Baru
116
Hidup itu Berputar
117
Menuju ke London
118
Memperkeruh Suasana
119
Mengakui Tidak Peka
120
Permintaan Maaf
121
Kembali ke Jakarta
122
Tasyukuran Empat Bulanan
123
Jalinan Silaturahmi
124
Selamat Tinggal, Perasaan
125
Rekonsiliasi Sebenarnya
126
Rayyan Kembali ke London
127
Baby Masih Sembunyi
128
Mencari Jalan Tengah
129
Rencana Baby Moon
130
Akhir Pekan di Apartemen
131
Draft
132
Serasa Staycation
133
Persiapan Menyambut Baby
134
Mulai Bekerja dari Rumah
135
Tanda-Tanda Persalinan
136
Welcome Our Baby
137
Baby Girl's Papa Raka
138
Kebahagian Para Orang Tua
139
Skin to Skin Contact
140
Rumah yang Kian Sempurna
141
Banyak Perhatian
142
Menikmati Peran Baru
143
Menikmati Momen New Parents
144
Videocall ke London
145
Membeli Hadiah untuk Keponakan
146
Papa Raka Makin Berubah
147
Kado dari London
148
Videocall Ke London Lagi
149
Aqiqahan Baby Qiana
150
Berbagi Pengalaman
151
Masih Bekerja dari Rumah
152
Cerita Mama Erina
153
Bertemu dengan Orang Lama
154
Kisah Mama Erina

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!