Selang beberapa hari berlalu, Adista bekerja dengan sangat keras. Terlebih ketika diberi tambahan pekerjaan yaitu tim Event Planner. Sehingga, Adista hari bekerja ekstra setidaknya lebih dari satu hingga dua jam sehari.
"Sebenarnya saya sih kalau yang menjadi atasannya akan menjadikan kamu sebagai pegawai tetap, Dista," kata Bu Linda.
Bu Linda mengatakan itu bukan tanpa sebab. Namun, sebagai orang yang bisa menilai kinerja setiap pegawai, menurut Bu Linda sendiri Adista bekerja dengan sangat rajin dan tidak segan untuk overtime. Dengan begitu, kerjaan pokok Adista tidak terbengkalai.
"Yah bagaimana lagi, Bu Linda. Nasib pegawai kontrak," balas Adista.
"Padahal dulu itu Papanya Mr. R., itu sangat baik dan ramah orangnya. Pegawai kontrak yang memiliki kinerja bagus, pasti diangkat menjadi pegawai tetap. Sayangnya, Papanya Boss sekarang memilih menikmati hari bersama Istrinya. Sering perjalanan ke luar negeri," cerita Bu Linda.
Ketika Mr. Raka masih menyelesaikan pendidikan di Amerika, memang La Plaza hotel dipimpin langsung oleh Pak Zaid. Pengembangan bisnis kafe yang benar-benar menggurita, akhirnya Papa Zaid merambah ke bisnis perhotelan dengan konsep Butik Hotel itu semua karena Bu Erina atau istrinya Pak Zaid adalah seorang desainer.
"Saya sudah mengalami bekerja di bawah pimpinan Pak Zaid, Bu Linda. Beliau memang baik dan ramah," kata Adista.
"Baru setengah tahun ini kan di bawah putranya," balas Bu Linda kesal.
Usai itu, Adista kemudian kembali berbicara. "Ya sudah, Bu Linda. Tidak apa-apa. Ya, kalau masih dipercaya dan mendapatkan perpanjangan kontrak, saya sih bersyukur. Kalau tidak, pastilah nanti ada jalan yang lainnya," kata Adista.
Adista memilih untuk menerima saja. Walau dia pribadi berpendapat peluang untuk mendapat perpanjangan kontrak sangat kecil. Semua itu tentu karena dia sudah menolak tawaran Mr. Raka yang mengajaknya Staycation bersama.
"Baiklah, Dista ... kamu sudah overtime dua jam. Hari sudah malam, saya pulang dulu yah," kata Bu Linda.
"Ya, Bu Linda."
Menunggu sampai Bu Linda pulang terlebih dahulu, barulah Dista pulang dari La Plaza Hotel. Hari ini, Dista tidak membawa sepeda motor matic miliknya karena motornya harus masuk bengkel untuk servis. Oleh karena itu, hari ini Dista harus naik Bus Trans Jakarta yang kebetulan haltenya tidak jauh dari La Plaza Hotel.
Baru keluar dari lobby hotel, Adista rupanya sudah disambut dengan hujan lebat yang begitu deras. Gadis itu masih berdiri di depan pintu utama hotel, kakinya beberapa kali membuat hentakan lemah di lantai marmer hotel mewah itu.
"Kenapa saat aku waktunya pulang hujannya justru sederas ini?"
Adista hanya bisa menghela napas pelan. Melihat air hujan yang turun dengan begitu derasnya, Adista menjadi gelisah. Terlebih dia tidak membawa payung, bagaimana caranya untuk menuju ke jembatan penyeberangan dan tiba di halte Bus.
Tanpa Adista sadari, di belakangnya. Sosok mengenakan setelan Jas berwarna navy memperhatikannya dari dalam. Dekat dengan meja resepsionis. Pemuda tampan itu membawa satu tangannya masuk ke dalam saku celananya. Menatap gadis yang masih berdiri di depan hotel itu.
Melihat kehadiran sosok Boss di sana, ada pegawai resepsionis yang menanyai Raka.
"Mr. Raka apa ada yang bisa dibantu?" tanyanya.
"Ah, tidak. Aku baru turun dan baru tahu ternyata hujan sangat deras," kata Raka dengan mengangguk sedikit.
"Ada yang bisa saya bantu tidak Mr. Raka?" tanyanya lagi.
"Tidak, tidak perlu. Kembalilah bekerja," balas Raka.
Akhirnya resepsionis itu kembali ke tempatnya. Sementara Raka untuk beberapa saat masih berdiri di sana. Mungkinkah Adista tidak bisa pulang karena terjebak hujan?
Dengan impulsif, Mr. Raka pun berjalan keluar dari Lobby hotel dan dia kemudian berdiri di samping Adista.
"Kejebak hujan?" tanya Mr. Raka.
Suara yang berada tidak jauh darinya, membuat Adista pun menoleh dan merasa kikuk seketika mendapati Mr. Raka tiba-tiba berdiri di sampingnya.
"Ii ... iya, Mr. Raka," jawab Dista.
"Lalu kenapa masih berdiri di sini?" tanya Mr. Raka.
"Kan hujan deras," balas Adista.
Mr. Raka menganggukkan kepalanya. Benar juga. Rasanya, Mr. Raka ingin tertawa karena jelas-jelas tadi dia bertanya kejebak hujan. Akan tetapi, Mr. Raka harus tetap mempertahankan imagenya yang cool dan tenang.
"Kalau hujannya tidak berhenti apa akan berdiri terus di sini?" tanya Mr. Raka.
Adista menggigit bibir dalamnya sendiri. Pertanyaan yang ada benarnya. Jika memang hujannya tidak akan berhenti, apakah akan berdiri di sini semalaman.
"Apa tidak bisa berhenti sebentar?" sahut Adista lirih.
Tampak Mr. Raka mengedikkan bahunya, dan melirik Adista. Hanya ekor matanya saja yang melirik Adista sesaat.
"Mau saya antar?" tanya Mr. Raka.
Sungguh, tidak pernah Adista menyangka bahwa Mr. Raka akan menawarkan untuk mengantarnya. Akan tetapi, Adista seketika merasa takut. Masih teringat dengan tawaran Staycation bersama Boss nya itu. Bukan negative thinking, tapi Mr. Raka kini masuk dalam daftar pria yang harus Adista hindari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Bunda Titin
Ditanya tkt sama kamu Raka,. habisnya kamu tiba2 ngajak stay cation siapa yg ga mikir macem2 coba.....,...🙄
2023-07-20
2
fifid dwi ariani
trus ceria
2023-07-15
0
Enisensi Klara
Kira2 mau ga🤔🤔
2023-06-16
0