“Aku akan ikut bersama denganmu.” Zayn sudah rapi dan tampan meski mengenakan pakaian casual, malah ketampanan itu semakin terpancar dan penuh dengan pesona.
Setelah sarapan tadi, Zayn langsung bersiap. Ia memang berencana untuk ikut bersama dengan istrinya itu.
“Jangan berlaku seenaknya, lebih baik kau ke kantormu saja daripada menjadi pusat perhatian di salonku,” tolak Scarlett yang sedang merias dirinya di depan cermin.
Zayn mendekati istrinya itu, ia membungkuk dan meletakkan kepalanya dibahu Scarlett sambil menatap wanita cantik itu dicermin.
“Kau tak bisa memerintahku, jika aku mengatakan ingin ikut, itu artinya aku akan ikut bersama denganmu. Tak peduli orang mau menatapku seperti apa, aku ingin bersama dengan istriku,” sahut Zayn dengan penuh penekanan, Zayn memang bukan tipe pria yang suka diatur oleh orang lain meski itu istrinya sendiri.
“Whatever.” Scarlett memutar bola matanya jengah. “Kau boleh ikut bersama denganku, tapi jangan mengganggu pekerjaanku, dan juga jangan membawa asistenmu atau anak buahmu yang lainnya. Aku tak ingin salonku dibuat heboh karenamu,” sambungnya, ia kini telah cantik dengan riasan naturalnya dan siap untuk pergi ke salonnya.
Saat hendak melangkah, Zayn meraih tangannya dan Scarlett jatuh dalam pelukan Zayn. Pria itu langsung mencium bibir merah merona Scarlett selama beberapa menit.
“Lipstikku akan hilang jika kau menyosor terus,” protes Scarlett melihat bibirnya dicermin, beruntung lipstiknya tahan dan aman jadi masih tertata dengan rapi di bibirnya.
Zayn mengusap bibirnya sendiri dengan ibu jarinya seraya menyeringai. “Bibirmu sungguh candu, membuatku selalu ingin menikmatinya lagi dan lagi. Bahkan, rasa pada malam itu juga masih kuingat dengan baik,” ucap Zayn membuat wajah Scarlett merona.
“Sudah siang, aku pergi dulu.” Scarlett yang salah tingkah berniat meninggalkan Zayn, tapi pria itu tak membiarkannya begitu saja, ia meraih tangan istrinya dan menyematkan jarinya pada jadi Scarlett.
“Sudah kubilang, aku akan ikut denganmu.”
“Terserah kamu ajah deh, yang penting aku mau ke salon secepatnya.”
Scarlett berjalan meninggalkan Zayn, kali ini ia benar-benar meninggalkan suaminya itu di belakang. Jantungnya sungguh tak bisa dikendalikan lagi oleh dirinya. Jika ia tak cepat menjauh dari Zayn, maka ia akan terkena serangan jantung mendadak dan pingsan di tempat.
Zayn terkekeh dan mengikutinya dari belakang, ia paham dengan apa yang tengah dirasakan oleh wanitanya itu.
‘Sebentar lagi kau akan menjadi milikku sepenuhnya, Scarlett. Dan saat itu tiba, maka aku tak akan melepaskanmu,’ batin Zayn yang percaya kalau istrinya itu akan jatuh dalam pelukannya sebentar lagi.
Sampainya di salon, banyak mata menatap pada Zayn yang berjalan mengekori Scarlett di belakangnya bagaikan seorang bodyguard. Scarlett yang menyadari hal itu langsung menarik tangan Zayn dan membawanya menuju ruangannya.
‘Haish, pesona pria ini memang benar-benar membuat para wanita terlena padanya,’ batin Scarlett yang tiba-tiba saja gusar.
“Kamu dia di dalam sini, aku ingin mengecek data salon dulu. Ingat, jangan keluar dari sini dan tunggu aku dengan tenang dan nurut,” pinta Scarlett dengan penuh penekanan, ia bagaikan memberi peringatan lada putranya agar menurut.
“Asalkan kau memberikan hadiah padaku, maka aku akan menuruti ucapanmu.” Zayn mengambil kesempatan untuk bernegosiasi dengan istrinya itu.
“Apa yang kau inginkan? Jangan meminta yang macam-macam tapi,” tanya Scarlett memberi peringatan kembali agar suaminya itu tak meminta yang macam-macam.
“Aku tak minta banyak macam, hanya minta satu macam saja padamu, itu sudah cukup bagiku,” sahut Zayn dengan santai seraya duduk di kursi kebesaran Scarlett.
“Apa?” tanya Scarlett kembali, jantungnya semakin tak karuan menunggu apa yang ingin diminta oleh Zayn.
Zayn bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Scarlett, ia meraih rambut Scarlett yang menjuntai dengan indahnya dan menciumnya untuk menghirup aromanya.
“Jadilah Ibu untuk anak-anakku,” bisik Zayn tepat di telinga Scarlett, sukses membuat wanita itu meremang dan wajahnya merona.
“Aku... Aku tak bisa... Aku belum siap untuk melakukannya,” ucap Scarlett dengan nada terbata-bata, ia sungguh kehabisan oksigen karena Zayn mendekatinya seperti itu, rasanya jantungnya sungguh tak bisa lagi ia kondisikan, debarannya begitu cepat hingga ia tak dapat bernapas dengan benar.
“Apa yang membuatmu tak siap? Kau pikir aku akan meninggalkanmu kelak setelah aku sudah puas denganmu? Atau mungkin aku akan berselingkuh di belakangmu?”
“Itu bisa saja terjadi, tak ada jaminan kau akan setia padaku, apalagi kau adalah pria yang begitu tampan dan penuh pesona, di samping itu kau juga memiliki kedudukan, pasti akan banyak wanita yang bersedia naik ke atas ranjangmu.” Tanpa sadar Scarlett mengakui ketampanan Zayn, tentu saja hal itu membuat Zayn tersenyum lebar, ia bukan menangkap perkataan Scarlett, melainkan menangkap pengakuan istrinya itu yang mengatakan kalau dirinya tampan.
“Jadi, kau mengakui kalau aku tampan?” hal itu yang menjadi pertanyaan Zayn, ia tak memikirkan perkataan Scarlett yang selanjutnya.
Scarlett menghela napasnya, ia sadar kalau suami dadakan bagaikan tahu bulat yang dijual di mobil itu tak menyimak ucapannya.
“Sudah ah, aku mau keluar dulu, mau melihat laporan beberapa hari kemarin saat aku tak datang.” Scarlett mendorong Zayn dan berjalan menjauh dari suaminya itu.
“Ingat, malam nanti aku akan menagih hal itu untuk kau menjadi Ibu dari anak-anakku. Siap tak siap, aku akan memastikannya malam ini,” ucap Zayn, Scarlett menghentikan langkahnya sejenak untuk mengatur debaran jantungnya dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh suami dadakannya itu.
“Huh, sangat berbahaya sekali, andai aku lebih lama lagi berada di dekatnya, sudah dapat dipastikan kalau aku akan tak sadarkan diri dan begitu membuka mata pasti sudah berada diranjang rumah sakit. Dan juga, malam nanti aku akan tidur lebih dulu seperti semalam agar dia tak bisa melakukan hal itu,” gumam Scarlett sambil memegang dadanya yang terus saja berdebar, ia memiliki rencananya sendiri malam nanti.
“Duuuh, pengantin baru, wajahnya selalu merona terus,” goda Violet.
“Ish kau nih, lepas dari hal yang membahayakan keselamatan jantung, malah bertemu dengan alien,” cebik Scarlett memukul lengan sahabatnya itu yang jahil menggoda dirinya terus.
Violet terkekeh geli dengan tingkah sahabatnya itu, ia sangat senang menggodanya.
“Bagaimana, bagaimana? Ceritakan soal malam pertama kalian?” Violet menjadi sangat kepo.
“Tidur,” sahut Scarlett singkat, ia mencoba fokus dengan laporan yang ada di laptop kasirnya.
“What, tidur? Maksud kamu bagaimana?” tanya Violet yang masih tak mengerti apa yang dikatakan oleh sahabatnya.
Scarlett mengangguk kepalanya. “Iya, semalam setelah resepsi selesai, aku langsung tidur. Aku sangat lelah dan ngantuk, jadi yah tidur,” jelas Scarlett dengan santai tanpa rasa bersalah, Violet membulatkan matanya seakan tak percaya dengan apa yang didengar dari sahabatnya itu.
“Serius kamu? Kok bisa? Terus dia gak maksa kamu gitu buat ngelakuinnya, apa jangan-jangan dia tak normal?” banyak pertanyaan dilontarkan oleh Violet karena begitu sangat penasarannya.
‘Kalau dia tak normal, dia tak mungkin bisa membobolku, dan juga dia tak mungkin bakal nyosor mulu kayak bebek, dia bahkan memintaku jadi Ibu dari anak-anaknya,’ batin Scarlett, ia benar-benar galau dengan apa yang akan dilakukan oleh Zayn malam nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
🌹bunda 2A & 2S🌹
Scarlett masih malu2 meong, jgn ragu dan takut ama zayn
2024-01-26
1
Aidah Djafar
Uda bobol ngk usah takut lagi dirimu Scarlett 🤔😁 bahkan sekarang udah halal lho 😁😂
2023-08-06
0
💞@I_$he*917💞
🤣🤣gak impoten ya Scarlet hnya saja Abang Z tuh agresif akut si pembobol gawang keperawanan
2023-07-02
1