Raka berjalan perlahan mendekati Scarlet yang masih mengoceh dan sesekali menangis. Tiba-tiba saja Scarlet menatap Raka dan langsung menariknya ke atas ranjang.
“Ah! Jangan Nona, saya masih perjaka,” pekik Raka yang mengira kalau Scarlet akan menodainya.
“Kau pria br*ngs*k, beraninya kau berselingkuh dariku dan bermain dengan putri sulung Walikota. Dasar brengsek, brengsek, brengsek.” Scarlet memukul-mukul Raka sambil meluapkan emosinya, tak lama Mr. Z keluar dari dalam kamar mandi terkejut melihat asistennya sudah di atas tempat tidur dengan posisi Scarlet berada di atas tubuhnya sambil memukul-mukul dada Raka.
“Bos, Bos tolong saya, Bos. Wanita g*la inu ingin menodai kesucian saya,” pekik Raka meminta tolong pada Bosnya, Mr. Z mengusap wajahnya tak percaya apa yang tengah ia saksikannya.
Mr. Z berjalan menghampiri Scarlet, ia memegang tangan Scarlet dari belakang.
“Bangun, dia bukan pria br*ngs*kmu itu. Coba kau lihat, bukankah dia sangat jelek?” ucap Mr. Z.
Scarlet menghentikan aksinya, ia patuh dan bangun dari tubuh Raka. Raka merasa ada angin segar, ia langsung berlari meninggalkan kamar Bosnya itu.
“Jika kau mau marah, kau bisa marah padaku sepuas hatimu. Tapi setelah itu, kau tak boleh menumpahkan air matamu lagi untuk pria br*ngs*k sepertinya,” ucap Mr. Z yang mencoba menenangkan Scarlet.
Scarlet menurut, ia bersandar pada dada bidang Mr. Z yang belum mengenakan pakaian dan mengusapnya ke sana kemari membuat Mr. Z menelan salivanya sulit merasakan darahnya berdesir karena sentuhan Scarlet.
“Hei wanita, perhatikan tanganmu.” Mr. Z yang sudah merasakan ada yang berdiri tapi bukan keadilan, memegang tangan Scarlet yang meraba-rabanya.
Scarlet menatap Mr. Z dengan mata yang disipitkan agar bisa melihat jelas. Terlihat wajah Mr. Z merona karena perbuatan nakalnya.
“Tuan, wajahmu memerah, apakah kau habis memakan bon cabai level tiga puluh?” dengan polosnya Scarlet bertanya. “Dan juga, mengapa benda ini begitu keras? Apakah ini tongkat satpam yang kau sembunyikan?” tiba-tiba saja tangannya sudah memegang benda pusaka milik Mr. Z.
Mr. Z memegang tangan tersebut, ia membaringkan tubuh Scarlet dan memagut bibirnya tanpa meminta izin dari pemiliknya. Mr. Z sudah tak bisa menahannya lagi, hasr*tnya sudah menggebu karena Scarlet yang terus saja memancingnya. Malam itu, Scarlet akhirnya harus merelakan kesuciannya pada Mr. Z, pria yang tak ia kenalnya itu.
*
Pagi menjelang, Scarlet membuka matanya perlahan, ia merasakan kepalanya begitu sakit. Ia bangkit dan melihat sekeliling, tampak begitu asing baginya.
“Aaaaaahhh...,” teriak Scarlet saat menyadari kalau dirinya dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun, ia hendak bangkit dan berdiri tapi bagian intimnya terasa sangat sakit.
“Aw!” pekiknya menahan nyeri pada bagian intim miliknya, ia menoleh dan terdapat bercak darah yang telah mengering pada seprei yang ia tiduri.
Scarlet menggelengkan kepalanya. “Enggak, gak mungkin kalau semalam aku telah...” Scarlet tak dapat melanjutkan ucapannya, ia menangis dengan pilu meratapi dirinya yang sial karena mabuk gara-gara meratapi kesedihannya yang diselingkuhi dan dicampakkan oleh kekasihnya demi wanita lain.
“Bodoh, bodoh, bodoh.” Scarlet memukul-mukul pelan kepalanya.
Mata Scarlet tertuju pada sebuah pakaian yang terletak di atas nakas, ada secarik kertas di atasnya dan juga sepiring nasi goreng juga jus jeruk.
“Zayn Cyrus,” gumamnya melihat tulisan di dalam kertas tersebut yang berisikan sebuah kalimat ‘Kita pasti akan bertemu lagi wanita mesum, Zayn Cyrus’.
Scaelet bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelahnya ia memakai pakaian yang telah disiapkan oleh Mr. Z, Scarlet juga menyantap makanan yang telah disiapkan memang untuknya.
***
Pagi itu, Mr. Z atau yang lebih dikenal oleh banyak orang dengan nama Zayn Cyrus sudah menyiapkan gaun cantik berwarna peach. Ia juga tak lupa meninggalkan sarapan pagi untuk wanita yang telah menghabiskan malam dengannya tadi malam. Sebelum pergi, Zayn meninggalkan sebuah memo untuk Scarlet, dengan seringai tipisnya, Zayn mencium kening Scarlet dan meninggalkannya setelah memfoto wajah Scarlet yang terlihat manis saat tidur.
“Kita pasti akan bertemu lagi, wanita mesum. Dan pada saat itu, kupastikan kau akan menjadi milikku,” ucapnya sebelum pergi.
*
“Ka, cari tahu siapa dia, dari keluarga mana dan bagaimana kehidupannya. Jangan sampai melewatkan hal sekecil apa pun tentangnya.” Zayn mengirimkan foto Scarlet yang ia ambil tadi sebelum pergi dengan ponselnya pada nomor Raka.
“Siap, Bos. Sore ini semua info tentang wanita ini akan segera Anda terima. Jika tak ada yang lainnya, saya akan pergi dulu,” ucap Raka.
“Pergilah, jangan kembali sebelum kau membawa apa yang kuminta.”
Raka pergi meninggalkan ruangan Bosnya itu, ia akan menjalankan perintah dari Bosnya untuk menyelidiki siapa wanita yang semalam bersama dengan Bosnya itu.
Sore hari sesuai janji Raka, semua informasi tentang Scarlet sudah berada di meja kerja Zayn. Zayn memang tak pernah kecewa dengan hasil kerja asistennya itu.
“Oh, jadi nama dia Scarlet Rose Sebastian, dia putri dari keluarga Sebastian rupanya,” gumam Zayn dengan senyuman tipisnya.
“Mantannya adalah pria dari keluarga yang biasa saja, tapi mereka menjalin hubungan dari masih kuliah karena mereka satu angkatan saat kuliah. Saat ini yang terpenting, pemimpin Mutiara Group mengajukan kerja sama dengan kita karena perusahaannya membutuhkan seorang investor. Mutiara Group sedang dalam keadaan kritis,” jelas Raka.
“Bagus, atur pertemuanku dengan Tuan Sebastian,” ucap Zayn yang langsung tertarik dengan Mutiara Group.
***
Siang itu setelah Scarlet selesai sarapan, ia segera meninggalkan hotel. Langkah kakinya tak membawanya untuk kembali ke kediaman Sebastian. Ia malah menuju apartemen sahabatnya, Violet.
“Semalaman kau tak pulang, kau ke mana saja? Om Sebastian meneleponku bertanya apakah aku sedang bersamamu atau tidak,” tanya sahabatnya itu saat Scarlet baru tiba.
“Lalu, apa yang kau katakan padanya?” Scarlet malah bertanya balik.
“Yah karena aku sahabat yang baik, maka aku mengatakan pada Om Sebastian kalau kau bermalam denganku dan kau sudah tidur,” sahut Violet.
“Pinter.” Scarlet mengacungkan jari jempolnya pada Violet, Violet malah tersenyum bangga dengan apa yang telah ia lakukan dan lupa akan niatnya memarahi sahabatnya itu yang membuatnya khawatir semalaman.
“Kau membuatku serba salah tahu, aku terpaksa berbohong demi kamu. Pokoknya aku mau meminta kompensasi untuk apa yang telah kulakukan semalam demi melindungi dirimu,” protes Violet.
“Tenang saja, nanti kutraktir makan enak,” ucap Scarlet dengan santainya.
“Deal.” Violet yang memang sangat mudah disogok oleh sahabatnya itu, mengubah ekspresi wajah dan hatinya menjadi tak marah lagi.
Hari itu Scarlet menghabiskan harinya di tempat sahabatnya karena ia sedang tak ingin pulang. Jika ia pulang, sudah pasti sang papah akan bertanya kenapa semalam tak pulang. Scarlet lelah melihat wajah ibu tirinya yang sok bersikap manis ketika di depan sang Papah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kenapa suka banget orang2 kalo Frustasi aja melampiaskan dgn mabok, Bukan nya menyelesaikan masalah,Tapi nambah masalah..
2025-03-18
1
Qaisaa Nazarudin
Oh MR.Z = MR ZAYN tho.
2025-03-18
0
Andariya 💖
scarlet..kasihan kamu
2025-04-09
0