Episode 19

Jam makan siang Scarlett datang ke kantor suaminya dengan mengajak Violet. Raka terkejut saat melihat Violet yang datang bersama dengan istri Bosnya itu. Matanya berbinar seperti melihat bidadari yang turun dari kayangan.

“Apakah belum selesai? Aku sudah lapar,” tanya Scarlett yang baru datang memegang perutnya yang rata, ia memang belum ingin memanggil Zayn dengan panggilan sayang.

“Sebentar lagi, Sayang. Aku selesaikan ini dulu agar kita bisa maka siang dengan santai,” sahut Zayn yang sedang fokus dengan layar laptop di depannya.

“Aku mengajak Violet,” ucap Scarlett lagi.

“Bagus itu, lumayan untuk menemani Raka agar tak jadi obat nyamuk nantinya,” sahut Zayn sekenanya tapi sukses membuat hati Raka berbunga.

‘Kau memang Bosku yang terbaik, Tuan,’ batin Raka dengan wajah senang yang tak dapat ia sembunyikan.

Scarlett memerhatikan suaminya yang sedang bekerja. Sungguh memesona kala pria itu sedang serius hingga membuat Scarlett tertegun memandangnya.

‘Suami dadakanku sungguh tampan saat sedang serius seperti itu,’ batin Scarlett yang menatap Zayn tanpa berkedip.

“Apakah aku begitu tampannya sampai kamu tak berkedip menatapku? Awas, liurmu itu menetes, jangan sampai membanjiri ruanganku, kasihan nanti karyawanku,” goda Zayn yang sadar kalau istrinya itu sedang menatapnya hingga tak berkedip, seketika Scarlett gelagapan dibuatnya.

“Si-siapa yang menatapmu. Sudah selesai belum, lama sekali, aku sudah lapar kau malah menggodaku,” ucapnya mengalihkan percakapan dengan menatap ke sembarang arah.

Zayn terkekeh, ia bangkit dari duduknya dan menghampiri istrinya yang sedang merona itu.

“Baiklah, ayu kita makan.” Zayn sudah berada di depan Scarlett tanpa wanita itu sadari, dan saat Scarlett menoleh, bibirnya mendarat di bibir Zayn membuat Scarlett membulatkan matanya, sedangkan Zayn tersenyum, begitu juga dengan Violet dan Raka yang melihat adegan tersebut.

‘Bos, kau ingin pamer kemesraan di depanku? Lihat saja nanti, aku akan ikut pamer pula setelah mendapatkan sahabat dari istrimu itu,’ batin Raka sambil melirik pada Violet.

Scarlett mendorong Zayn dengan kuat agar suaminya itu menjauh, wajahnya sudah memerah bagai kepiting rebus.

“Ayu pergi.” Scarlett bangkit dengan salah tingkah.

“Nyonya Zayn selai galak juga bisa tersipu juga rupanya,” goda Zayn sengaja.

“Berisik,” cebik Scarlett yang berjalan lebih dulu di depan, ia sungguh tak bisa mengontrol debaran jantungnya yang berdegup sangat cepat.

‘Huh, bisa sesak napas lama-lama berada di dekatnya,’ batin Scarlett memegang dadanya yang belum juga ingin berhenti berpacu.

Zayn berjalan mendekati Scarlett dan memegang tangannya tanpa meminta izin pada sang pemilik. Scarlett langsung menoleh pada Zayn yang sudah berada di sampingnya, tapi Zayn bergaya sok cool , ia tak menoleh balik pada Scarlett padahal ia mengetahui kalau istrinya itu menatap dengan tatapan protes. Zayn sungguh menikmatinya, andai berada di dalam kamar, mungkin ia sudah menerkam istrinya itu.

“Kita makan di sini saja, selain dekat makanan di sini enak, tak kalah enaknya dengan makanan resto bintang lima,” ucap Zayn yang mengajak istrinya itu makan di Cafe yang menyediakan menu makanan sepeti di resto bintang lima.

“Terserah kamu saja, aku mah tinggal makan jadi yah ikut saja,” sahut Scarlett dengan nada dibuat secuek mungkin.

Raka dan Violet memilih duduk di meja lain, mereka tak ingin mengganggu Bosnya yang sedang berdua.

“Kamu mau makan apa? Di sini yang enak spagetinya dan juga steak lada hitam,” tanya Zayn.

“Terserah kamu saja, aku akan makan apa pun yang kamu pesankan, samakan saja juga tak masalah,” sahut Scarlett, ia tak ingin banyak bicara karena masih menenangkan jantungnya yang terus saja berdegup.

“Baiklah, kalau begitu aku akan memesan dua steak lada hitam. Untuk minumnya, kamu mau apa?” tanya Zayn.

“Es lemontea saja,” sahut Scarlett singkat.

“Baiklah.” Zayn memanggil pelayan dan memberitahu apa saja pesanannya.

Menunggu pesanan yang menurut Scarlett sangat lama itu, ia sungguh mati kutu dibuatnya. Padahal baru saja lima menit, tapi baginya sudah seperti satu jam saja. Ia merasa dalam cafe itu udara begitu sedikit sehingga ia sulit untuk bernapas, berkali-kali ia menarik napasnya dalam dan melepaskannya secara paksa agar dadanya yang terus berdegup terasa sedikit longgar, tapi nyatanya hasilnya nihil.

‘Hei jantung, bisa gak kamu berhenti berdegup dengan cepat. Bukan kali pertama aku dan Tuan muda ini berdekatan, aku bahkan sudah berbagi peluh, masa iya kerjaannya kamu terus saja berdegup sangat cepat saat dekat dengannya,’ gerutu Scarlett dalam hatinya.

Tak lama makanan yang dipesannya tiba, Scarlett sedikit bisa bernapas lega. Ia memang sudah sangat lapar, jadi tanpa basa-basi lagi ia langsung menyantap makanan tersebut. Scarlett memang bukan tipe wanita yang jaim, ia akan apa adanya di depan siapa pun dan itu yang membuat Zayn menyukainya.

“Pelan-pelanlah, tak ada yang ingin merebutnya darimu. Jika kau kurang, aku akan pesankan lagi,” ucap Zayn.

“Aku sangat lapar, salah sendiri kamu tadi kelamaan selesai kerjanya,” gerutu Scarlett.

“Iya maaf. Jadi, untuk menebus kesalahanku yang tadi, bagaimana aku akan membayarnya?” tanya Zayn.

“Tak perlu bagaimana, aku hanya ingin mengatakan sesuatu, tapi nanti setelah selesai makan. Aku harap kamu menyetujuinya dan tak menolaknya dengan alasan yang bertele-tele,” sahut Scarlett, keduanya melanjutkan makan siang dengan tenang.

Scarlett berencana memberitahu kalau esok ia akan datang ke kantor sang papah. Ia ingin mengatakan semuanya yang ia lakukan tadi tanpa ada yang ditutupinya. Ia sadar, kalau ia sudah memiliki suami, jadi apa yang ia lakukan Zayn harus mengetahuinya, daripada nantinya Zayn mengetahui dari anak buahnya, lebih baik ia sendiri yang berinisiatif.

*

Sedangkan di meja lain, Raka dan Violet makan dengan sesekali mengobrol. Semenjak pertemuan tak sengajanya itu, keduanya menjadi sangat dekat.

“Apa yang kamu lakukan belakangan ini?” tanya Raka.

“Tak ada, hanya diam di rumah tanpa melakukan apa pun setelah salon terbakar,” sahut Violet.

“bagaimana kalau kamu bekerja dikantor Tuan muda saja? Nanti aku yang katakan padanya agar kau dapat pekerjaan. Daripada berdiam diri di rumah, akan sangat membosankan.” Raka berinisiatif menawarkan pekerjaan, toh ia akan dekat dengan Violet kalau wanita itu menerima bekerja di perusahaan Bosnya.

“Sepertinya dalam waktu dekat pun aku akan mulai aktif bekerja kembali. Nanti, jika memang aku tak jadi kerja, aku akan menghubungimu. Kan kita sudah saling bertukar nomor,” sahut Violet, buka maksud hatinya untuk menolak, tapi Scarlett memiliki rencana yang membutuhkan dirinya, ia tak bisa memberitahu orang lain terlebih dulu sebelum Scarlett mengatakannya pada Zayn.

“Baiklah kalau begitu, tapi kita masih bisa saling bertemu saat jam makan siang kan?”

“Tentu, hubungi saja aku jika kamu tak sibuk. Kalau aku tak sibuk, pasti akan kutemani makan siang. Tapi kamu yang traktir yah,” sahut Violet, ia memang penggila makan, apalagi kalau gratisan, langsung sikat tanpa pikir panjang.

“Deal.”

Terpopuler

Comments

Aidah Djafar

Aidah Djafar

suka violet blak2 an ...🤔😁 untuk isi perut ngapain malu ya violet ☺️😁😁

2023-08-11

1

Mara

Mara

Paling suka sama temen yang di sogok pakai makanan 🥰 satu server kita Vio 😁

2023-07-24

1

Muhamad Bardi

Muhamad Bardi

bentar lagi raka akan bucin sama seperti bosnya🤣🤣🤣

2023-06-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!