Hari yang dinanti oleh Alia pun tiba, semalam ia menemui Steven, pria yang akan menghadiri pertemuan rapat dengan Zayn. Steven adalah pria yang menyukai Alia, mereka kenal karena Alia pernah menjadi wajah dari perusahaannya, dari situlah Steven mulai tertarik.
Awalnya Alia juga menyukai Steven dan mereka selalu jalan bersama meski tak ada kata jadian. Namun, ketika pertama kali Alia melihat Zayn, dia langsung menginginkannya apalagi Zayn lebih segalanya dari Steven.
“Al, apakah kita tak bisa sepeti dulu lagi? Aku sangat mencintaimu, cintaku tulus padamu, aku pun bisa memberikan apa pun yang kau inginkan meski aku tak sesukses Tuan muda,” tanya Steven yang tak ingin membantu Alia.
“Aku akan tidur denganmu sebagai imbalannya, tapi nanti setelah aku berhasil menjebak Tuan muda. Aku ingin dia menjadi yang pertama untukku karena aku ingin dia bertanggung jawab padaku. Please bantu aku, kalau kamu cinta sama aku, kau pasti akan membantuku mendapatkan Tuan muda.” Alia menggenggam kedua tangan Steven dengan memohon.
Steven galau, apakah ia akan menuruti keinginan wanita yang dicintainya, atau ia akan membiarkannya saja. Namun, tiba-tiba saja, sebuah ide muncul di kepalanya.
“Apa yang kau ingin aku lakukan?” tanya Steven ingin tahu.
Alia memberitahu rencananya, Steven menyimaknya dengan sesekali menganggukkan kepalanya seakan ia bersedia melakukan rencana itu demi Alia. Tanpa Alia ketahui, Steven memiliki rencananya sendiri. Kalau Alia berencana menjebak Zayn agar menjadi miliknya, maka Steven akan membuat rencana Alia itu menjadi senjata makan tuannya yang membuat ia memiliki Alia.
“Aku mengerti, kau tunggu saja di tempat yang kau katakan,” ucap Steven yang pada akhirnya menyetujui keinginan Alia, tapi bukan untuk membantunya melainkan untuk dirinya sendiri.
*
“Selamat malam, Tuan muda.” Steven menyalami Zayn yang baru saja datang. “Saya sungguh merasa sangat terhormat Tuan muda yang menemui saya langsung, saya pikir Raka yang akan mewakilkan Anda,” sambungnya berbasa-basi.
“Aku sengaja membiarkan Raka melakukan tugas mengawal istri saya yang sedang bersama dengan temannya dan menemui Anda, Tuan Steven. Istri saya dan sahabatnya ingin menikmati malam yang indah di hotel milik Anda ini. Istri saya dengar katanya malam ini akan ada pesta kembang api di sini, maka dari itu saya yang datang menemui Anda karena sekalian,” jelas Zayn.
“Ouh, berarti saya yang salah paham mengira Anda khusus datang untuk saya. Maafkan saya, Tuan muda karena terlalu percaya diri. Kalau begitu, mari kita pesan makanan lebih dulu sebelum membicarakan kerja samanya.” Steven memberikan buku menu yang dibawa oleh pelayan resto hotelnya.
“Terima kasih, Tuan Steven,” ucapnya, Zayn memilih beberapa menu untuk diminta pelayan mengantarkan pada istri dan temannya yang sedang berada dikolam renang untuk menunggu pesta kembang api tiba, ia juga memesan makan malamnya.
“Saya kira itu saja cukup, nanti jika ada yang kurang, maka saya akan memintanya lagi,” ucap Zayn setelah memesan makanan.
“Mm, Tuan muda, saya permisi ke kamar kecil dulu, maaf saya tinggal sebentar.” Steven pamit pada Zayn untuk pergi ke kamar mandi, padahal ia akan pergi ke bagian minuman karena Alia telah menunggunya di sana.
“Minuman ini sudah kuberi obat, pastikan kalau Tuan muda meminumnya.” Alia memberikan minuman yang telah diberikan obat olehnya.
“Bagaimana kalau saat pembicaraan bisnis antara aku dan Tuan muda belum selesai ternyata efek obatnya sudah bekerja pada Tuan muda? Itu akan membuat perusahaanku dalam masalah, aku mengambil risiko besar dengan membatumu, dan kau hanya akan memberikanku tidur denganmu, itu pun bekasnya. Apakah kamu sama sekali tak menganggap aku, Al?” tanya Steven.
“Kamu tenang saja, efek obat itu berjalan lambat. Setelah kalian membicarakan bisnis pun, efek obat itu baru akan bekerja. Tapi ingat, jangan sampai lebih dari satu jam, atau efek itu akan perlahan muncul dan merusak kerja samamu. Usahakan dalam waktu empat puluh menit setelah dia meminumnya, kalian sudah selesai membahas bisnis, setelah itu antar Tuan muda ke kamar nomor 205 saat efek obatnya mulai bekerja,” sahut Alia menjelaskan kerja obat yang ia berikan pada minuman Zayn.
“Baiklah, lebih baik kamu pergi dan tunggu dikamar 205, aku akan mengantarnya nanti,” titah Steven.
“Oke, sebelumnya terima kasih yah, Stev. Kamu memang malaikat penolongku.” Alia mencium pipi Steven sebelum pergi.
“Maaf Al, aku tak sebaik itu menjadi malaikat penolongmu, karena aku yang akan datang ke kamarmu nanti.” Steven meminum minuman yang disiapkan Alia untuk Zayn setelah Alia pergi.
“Kamu, siapkan minuman baru untuk Tuan muda Zayn, dengan gelas yang baru pula,” titah Steven pada pelayan yang bertugas membuatkan minuman.
“Baik, Tuan.”
Steven kembali kemeja di mana Zayn sudah menunggunya, tak lama makanan dan minuman tiba, keduanya makan dengan sesekali mengobrol. Alia diam-diam mengamati dua pria tampan tersebut dari meja yang agak jauh. Ia tersenyum puas setelah melihat Zayn meminum minumannya, ia masih berpikir kalau Zayn meminum minuman yang telah ia siapkan.
Setelah memastikan Zayn meminum minumannya, Alia pergi menuju kamar hotel nomor 205 yang telah ia pesan. Di dalam kamar, Alia bersiap untuk menyambut kedatangan Zayn dengan mengganti pakaiannya mengenakan lingerie yang begitu transparan. Alia juga tak lupa menyemprotkan parfum feromon ke seluruh tubuhnya agar Zayn semakin terpikat padanya, setelahnya Alia mematikan lampu utama dan hanya menyalakan lampu tidur yang remang-remang agar terlihat romantis.
“Tuan muda, sebentar lagi kau akan menjadi milikku,” gumam Alia seraya meminum winenya agar ia merasa sedikit relaks, biar bagaimanapun ini adalah pertama kali untuk dirinya.
Di meja makan, Zayn dan Steven yang telah usai makan malam kini sedang membicarakan kesepakatan bisnis antara ZC Company dan Sutera Group. Steven sudah mulai merasa tak enak pada tubuhnya, mungkin efek obatnya perlahan mulai bekerja sehingga ia sedikit tak nyaman.
“Anda baik-baik saja, Tuan Steven? Wajah Anda sedikit memerah,” tanya Zayn yang merasa Steven tak dalam keadaan baik-baik saja.
“Mm, saya hanya sedikit pusing saja. Bisakah kita lanjutkan esok hari? Anda bersama istri dan juga teman dari istri Anda bisa bermalam di hotel saya, biar saya minta asisten saya untuk mengatur semuanya,” sahut Steven yang meminta untuk dilanjutkan esok.
“Kebetulan esok weekend, maka saya akan menerima tawaran Tuan Steven. Silakan Anda istirahat, saya akan menghabiskan malam bersama istri saya.”
“Baiklah, terima kasih Tuan muda sudah mengerti saya, kalau begitu saya pamit dulu, selamat bersenang-senang.” Steven pergi setelah berpamitan, tubuhnya sudah terasa begitu panasnya dan kepalanya juga pusing, obatnya mulai bekerja pada dirinya maka ia harus secepatnya menuju di mana Alia berada, ia tak ingin melepaskan kesempatan ini, malam ini Alia harus menjadi miliknya.
*****
Apakah Steven berhasil menggantikan Zayn tidur bersama dengan Alia?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
🌹bunda 2A & 2S🌹
cakep tuh ide nya si Steven utk si rubah alia
2024-01-26
0
Aidah Djafar
pengennya sih Steven berhasil nidurin c Alia 🤔biar c Alia senjata makan tuan ,🤔😠 kelakuan ngk laku laku tuh c ulet bulu Alia 🤦🤣🤣
2023-08-07
0
Mara
Kamu pasti berhasil Steve 💪💪💪banyak yang mendukung mu😁
2023-07-24
1