Setelah melakukan spa, Erine membersihkan diri. Dia terkejut saat keluar dari kamar mandi. Dirinya melihat kamar dipenuhi dengan bunga mawar merah. Erine dapat mencium aroma bunga yang begitu semerbak.
"Kau menyukainya?" tanya Sadam yang ternyata sejak tadi berdiri di dekat pintu. Ia terlihat sangat tampan dengan balutan kemeja berwarna putih.
Erine terkesiap. Jantungnya juga berdegup sangat kencang. Apalagi ketika Sadam berjalan kian mendekat.
"Aylin?" panggil Sadam. Sebab Erine tidak kunjung bersuara.
"I-iya. Aku menyukainya. Ini sangat indah," ujar Erine.
"Syukurlah. Kau sangat menyukai mawar merah. Kau juga selalu senang saat melihatku mengenakan kemeja putih," tanggap Sadam.
"Ya, kau terlihat sangat tampan..." ungkap Erine.
"Aku yakin kau pasti sangat cantik sekarang." Sadam semakin mendekat. Dia menyentuh wajah Erine.
Erine terpesona. Jantungnya berdetak tak karuan saat melihat wajah tampan Sadam yang sangat dekat.
Buru-buru Erine memeluk Sadam. Itu semua dia lakukan agar bisa menenangkan diri.
"Terima kasih atas semua ini, Sayang..." ungkap Erine.
Sadam tersenyum dan membalas pelukan Erine. Ia senang Erine menyukai apa yang diberikannya.
"Syukurlah... Aku harap dengan ini kau merasa lebih baik," kata Sadam.
"Ini membuatku menjadi semakin baik. Bahkan lebih..." imbuh Erine. Dia benar-benar tersentuh dengan perhatian Sadam. Tanpa sadar, dirinya mulai terbawa perasaan akan hal itu. Erine merasa semakin nyaman berada di sisi Sadam.
"Mau jalan-jalan ke taman dan menikmati jajanan kesukaanmu?" tawar Sadam.
"Ya, tentu saja." Erine setuju. Dia dan Sadam lantas menghabiskan waktu bersama ke taman. Dengan di antar oleh Haris yang selalu mengawasi dari dekat bahkan dari kejauhan.
Saat pergi, Erine tak pernah lupa membawa buku diary Aylin. Buku itu sudah seperti buku kamus segala hal tentang hubungan Aylin dan Sadam.
Kini Sadam dan Erine duduk di bangku taman. Keduanya tengah sibuk menikmati cilok goreng.
"Aku kira kau hanya suka makanan luar negeri," komentar Erine.
Dahi Sadam sontak berkerut. Sebagai istri, dia merasa Erine memang seharusnya tahu apa saja makanan favoritnya.
"Kenapa kau bicara seperti baru mengenalku?" tukas Sadam yang sedikit terkekeh.
"A-anu. Itu keluar dari mulutku begitu saja." Erine tergagap. Dia lagi-lagi tak sadar karena terlalu menikmati momen yang ada.
Perlahan Erine melirik Haris yang duduk dari kejauhan. Ia beruntung Haris tidak mendengar pembicaraannya dan Sadam sekarang.
Sadam hanya terkekeh. Ia berkata, "Kau tahu taman dan makanan ini menjadi bagian penting dalam hubungan kita."
Mendengar itu, Erine baru teringat dengan pertemuan pertama Aylin dan Sadam. Mereka bertemu di taman ini dan memakan jajanan yang sama.
"Ya tentu saja. Kita pertama kali bertemu di sini. Dan sama-sama sedang makan cilok," ujar Erine.
"Kau benar. Kau terlihat sangat lucu karena sambal kacang yang belepotan di mulutmu," tanggap Sadam. Erine lantas tertawa kecil.
"Sekarang tidak kan?" tanya Sadam seraya memeriksa mulut Erine dengan jari-jemarinya. Memastikan istrinya tidak belepotan.
Erine terkesiap. Terutama saat Sadam kian mendekatkan wajahnya. Ketika itu terjadi, jantung Erine berdebar lebih cepat. Anehnya dia kali ini berharap Sadam menciumnya.
Keinginan Erine menjadi kenyataan tatkala Sadam menempelkan bibir ke mulutnya. Itu tak berhenti di sana. Perlahan bibir Sadam bergerak dan memberi pagutan lembut.
Haris yang melihat, bergegas menghentikan. Namun langkahnya terhenti saat menyaksikan Erine memejamkan mata. Gadis itu jelas menerima ciuman Sadam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Eti Alifa
yg di ciun Erine yg deg deg an q😁
2024-08-09
0
Faizah Indah lestari
semangat ya author
2023-06-12
2