"Aku rasa mulai dari sini kau bisa melakukannya sendiri," ujar Erine. Dia merasa sudah selesai melakukan tugasnya untuk membantu Sadam mandi.
"Apa aku terlihat buruk dalam keadaan buta begini? Kau sepertinya sudah enggan menyentuhku." Sadam tiba-tiba bertanya begitu dengan ekspresi wajah serius.
Erine panik. Dia tentu tidak mau membuat Sadam berpikir begitu.
"Tidak! Kumohon jangan berpikir begitu. Ka-kau tahu aku sedang hamil sekarang. Moodku terkadang tidak bagus," ungkap Erine memberi alasan.
"Aku harap begitu. Kau bisa tinggalkan aku." Sadam mencoba mengerti.
Erine lantas keluar dari kamar mandi. Sekarang dia merasa sangat lega. Ia melampiaskan kelegaannya dengan menyandarkan diri ke depan pintu sambil memegangi dada.
Setelah itu, Erine segera berpakaian. Dia mendapat pesan dari Haris. Lelaki tersebut memberitahu tentang sandiwara keguguran.
"Apa? Dia pasti bercanda? Kalau Sadam syok bagaimana?" gumam Erine. Ia bergegas menemui Haris. Mereka bertemu di balkon.
"Kau tidak perlu cemas. Aku merasa berita tentang keguguran tidak akan membuat Sadam terkena serangan jantung," ucap Haris.
"Bagaimana kau tahu? Kita saja belum tahu reaksinya nanti," sahut Erine. Tak habis pikir dengan rencana Haris. Lelaki itu tampak berdiri menghadap pagar yang mengelilingi balkon. Dalam keadaan dua tangan yang menyatu di balik punggung.
"Percayalah. Aku lebih mengenal Sadam dibanding kau. Aku yakin berita tentang keguguranmu tidak akan membuatnya terkena serangan jantung," jelas Haris. Terpaku menatap pemandangan di depannya.
"Baiklah." Erine mengangguk. "Tapi kalau ada sesuatu yang menimpa Sadam, kaulah orang yang harus bertanggung jawab," sambungnya. Erine segera kembali ke kamar.
Sekarang Erine bersama Sadam. Dia melihat pria itu berdiri tegak dalam keadaan mengenakan handuk kimono.
"Aku akan ambilkan baju untukmu." Erine yang paham, segera bertindak. Dia mengambilkan baju untuk Sadam dari lemari. Lalu membantu lelaki tersebut berpakaian.
Erine menenggak salivanya sendiri. Dia bersiap untuk melakukan rencana dari Haris.
"Terima kasih, Sayang..." ungkap Sadam seraya tersenyum.
"Sayang... Apa kau mau tahu alasan kenapa aku selalu berusaha menghindar darimu?" ujar Erine.
"Iya. Apa ada sesuatu?" Sadam sontak penasaran.
"Aku..." Erine terdiam untuk memberanikan diri sambil berharap Sadam akan baik-baik saja. "Aku keguguran..." ungkapnya.
Sadam menegang. Dia tentu kaget mendengar pernyataan Erine tersebut.
Buru-buru Erine memeluk Sadam. Berharap apa yang dilakukannya bisa membuat lelaki itu tenang.
"Maafkan aku, Sayang... Itu terjadi begitu saja..." Erine berpura-pura menangis. Dia sebenarnya merasa sangat bersalah membohongi Sadam begini.
"Aylin..." Sadam membalas pelukan Erine. Saat itulah Erine merasa lega. Ternyata Haris benar, kabar mengenai keguguran tidak akan membuat Sadam syok seperti yang dirinya kira.
"Kau tidak perlu minta maaf. Yang terpenting kita masih bersama. Kita juga masih punya kesempatan untuk memiliki anak lagi." Sekarang justru Sadam yang berusaha menenangkan Erine. Ia bahkan mengelus punggung gadis itu dengan lembut.
"Terima kasih sudah memahamiku..." Erine kali ini benar-benar menangis. Semuanya karena rasa bersalah serta rasa kasihannya terhadap Sadam.
"Apa kau sudah memeriksakan diri ke dokter?" tanya Sadam.
"Sudah. Dokter memberiku obat," jawab Erine.
"Kapan kau pergi?"
"Saat kau tidur. Kegugurannya terjadi setelah kita pulang dari rumah sakit," jelas Erine.
"Tidak apa-apa. Hal terpenting sekarang kau masih bersamaku..." ujar Sadam sambil mengeratkan pelukannya.
Semenjak itu, Sadam menjadi sangat perhatian dengan Erine. Dia bahkan menyuruh Haris untuk memanggil tukang spa khusus untuk Erine.
"Sayang, apa ini perlu?" tanya Erine bingung saat melihat tukang spa datang ke rumah.
"Tentu saja perlu. Ini bisa membuat pikiranmu tenang," tutur Sadam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
UNTUNG SADAM PERCAYA..
2024-03-31
0
Faizah Indah lestari
senangnya ada notif, jadi langsung baca.. makasih up nya thor
2023-06-10
2