Erine ikut pulang bersama Sadam dan Haris. Dia berniat akan kembali ke rumah sakit lagi jika selesai mengurus Sadam. Terutama ketika lelaki itu sedang lengah. Erine merasa jadwalnya sekarang akan sibuk dan dipenuhi ketegangan.
Erine, Sadam, dan Haris tiba di tempat tujuan setelah menghabiskan waktu beberapa menit di jalan. Rumah Sadam mewah dan besar. Erine yang pertama kali melihat berdecak kagum.
"Rumah ini besar sekali," bisik Erine ke telinga Haris.
"Jangan bicara hal aneh saat Sadam bersama kita," tanggap Haris.
"Tapi ini bisa menjadi masalah. Sebagai Aylin, aku harus tahu bagaimana seluk beluk rumah ini bukan?"
"Nanti saja kita bahas!"
"Sayang..." panggil Sadam lembut. Mengharuskan pembicaraan Erine dan Haris terhenti. Erine bergegas menghampiri Sadam. Mendorong kursi roda yang diduduki oleh lelaki tersebut.
"Akhirnya kita kembali ke rumah," ucap Erine berbasa-basi. Ia mengembangkan senyuman tipis.
"Kau benar. Aku sangat bersyukur kita masih bisa bersama," sahut Sadam. Senyuman Erine seketika pudar. Karena pada kenyataannya Sadam dan Aylin jelas tidak bisa bersama lagi.
"Setelah beristirahat, aku akan menemanimu berjalan dengan menggunakan tongkat." Erine merubah topik pembicaraan. Sadam menanggapinya dengan menyentuh lembut tangan Erine dan mengucapkan kalimat terima kasih.
Haris sengaja berjalan lebih dulu agar bisa menunjukkan jalan untuk Erine. Terutama menuju kamar utama.
Pupil mata Erine membesar ketika melihat ada lift di rumah Sadam. Mulutnya sampai menganga karena saking kagumnya.
'Gila... Lelaki bernama Sadam ini sekaya apa? Dia bahkan punya lift di rumahnya sendiri," batin Erine seraya mengikuti Haris masuk ke dalam lift.
Hening menyelimuti suasana. Kala itu Haris terpikirkan sesuatu hal. Yaitu mengenai kamar Erine. Dia hampir lupa kalau gadis tersebut sedang berpura-pura menjadi istri Sadam. Sebagai istri, Erine otomatis akan tidur satu kamar dengan Sadam.
Haris mengambil ponsel. Karena Sadam berada di dekatnya dan Erine, dia terpaksa berkomunikasi lewat tulisan. Haris menulis pesannya di ponsel. Kemudian menunjukkannya pada Erine.
'Aku lupa memberitahu. Karena kau berperan sebagai Aylin, maka otomatis kau akan tidur satu ranjang dengannya.' Begitulah pesan yang ditulis Haris untuk Erine. Mata gadis itu terbelalak.
Erine menepuk jidatnya sendiri. Sungguh, dia juga lupa mengenai bagaimana sepasang suami istri berhubungan. Apalagi pasangan seperti Sadam dan Aylin. Karena sangat saling mencintai, Erine yakin hubungan mereka mesra.
"Sayang? Kau tidak apa-apa?" tanya Sadam. Dia mendengar suara tepukan jidat yang dilakukan Erine.
Haris sigap menyenggol Erine. Matanya juga menatap dengan tajam. Seolah memberi teguran keras agar Erine bisa bersikap lebih hati-hati.
"Aku tidak apa-apa. Ta-tadi ada nyamuk," ucap Erine. Menyebutkan alasan asal.
"Nyamuk?" Sadam mengerutkan dahi. Seingatnya, dia hampir tak pernah menemukan nyamuk di rumahnya. Apalagi saat di dalam lift.
"Tidak biasanya ada nyamuk di dalam lift," ungkap Sadam.
"Aku rasa nyamuknya mengikuti saat kita masuk tadi." Haris angkat bicara untuk membantu Erine.
Pintu lift terbuka. Sadam, Erine, dan Haris tiba di lantai dua. Haris kembali berjalan lebih dulu untuk menunjukkan jalan.
Semakin dekat dengan lokasi kamar, maka kian gugup pula Erine. Ia menarik nafasnya dalam-dalam. Hingga akhirnya tibalah dia di kamar utama.
Seperti sebelumnya, Haris berpura-pura pergi meninggalkan kamar. Dia sebenarnya berdiri di dekat pintu.
"Aku sebenarnya ingin langsung jalan-jalan mengelilingi rumah ini bersamamu," ungkap Sadam.
"Tidak bisa, Sayang. Kita harus istirahat dulu," saran Erine.
"Tapi menurutku kita sudah terlalu banyak beristirahat di rumah sakit," sahut Sadam.
"Kau benar." Erine tak bisa membantah karena itu memang kenyataannya.
"Bagaimana kalau ke balkon saja?" ajak Sadam.
"Baiklah. Itu ide bagus," sahut Erine. Dia segera membawa Sadam pergi ke balkon. Haris yang masih bersama mereka, lantas mengikuti.
"Apa kau ingat hal terakhir yang kita lakukan saat di balkon?" tanya Sadam. Ketika dia dan Erine dalam perjalanan menuju balkon.
Erine sontak bingung. Karena dia bukan Aylin, jelas dia tentu tidak tahu apa yang dibicarakan Sadam. Erine lantas melirik ke arah Haris untuk meminta bantuan. Namun lelaki itu menggelengkan kepala. Pertanda bahwa dia juga tidak tahu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Eti Alifa
ribet kasihan erine semua gara2 haris 🤭
2024-08-09
0
Faizah Indah lestari
dikirain ga rumit apa.. berpura pura wk wkk
2023-06-04
2