Erine sudah mengangakan mulut karena ingin bicara. Namun urung dia lakukan. Sebab Haris tampak memberi isyarat diam dengan meletakkan jari telunjuk ke depan bibir.
"Nona Aylin baru saja terbangun," kata Haris sambil terus mendorong kursi roda Sadam. Sampai berhenti ke tempat yang dekat dengan Erine.
"Apa aku membangunkannya?" tanya Sadam. Saat itulah Haris memberikan kode agar Erine segera bicara.
"Sa-sayang?" panggil Erine tergagap. Dia memegangi dadanya karena merasa gugup.
"Sayang..." Sadam balas memanggil. Dia tampak mengulurkan tangan ke udara. Sepertinya Sadam berusaha ingin menyentuh sang istri.
Haris lantas bergerak untuk membantu. Hingga tangan Sadam menyentuh tangan Erine.
"Kau baik-baik saja kan?" tanya Sadam.
"Iya, aku baik-baik saja," jawab Erine.
"Aku sangat merindukanmu..." ungkap Sadam dengan raut wajah sedih. "Aku akan semakin merindukanmu karena tak akan pernah bisa melihat wajah cantikmu itu," lanjutnya pilu.
Sadam tertunduk dan menangis. Dia menggenggam tangan Erine begitu erat. "Aku tidak tahu apakah aku masih bisa menjadi suami yang pantas untukmu..." isaknya.
Mata Erine jadi berkaca-kaca. Perasaannya begitu sensitif dengan sesuatu hal yang sedih. Dia bisa merasakan bagaimana kesedihan Sadam.
"Jangan bicara begitu. Aku akan selalu ada di sisimu..." ucap Erine. Dia memegang wajah Sadam dan menyatukan jidatnya dengan dahi lelaki itu. Tanpa sadar, Erine bisa melakukan sandiwaranya begitu saja. Ia bisa memberikan reaksi alami.
"Terima kasih... Aku sangat beruntung memilikimu dalam hidupku," kata Sadam.
"Kita akan selalu bersama seperti sebelum-sebelumnya," ujar Erine. Dia dan Sadam menangis bersama.
Melihat hal itu, Haris meminta izin untuk pamit. Dia sangat lega melihat bagaimana kinerja Erine yang terlihat sangat mendalami.
Haris berjalan ke pintu. Membuka dan menutup pintu seolah dia benar-benar pergi. Padahal kenyataannya Haris tetap berada di ruangan. Ia hanya berjaga-jaga. Takut kalau Erine melakukan kesalahan.
"Sekarang kau bisa beristirahat. Maaf, kedatanganku sudah mengganggu istirahatmu," tutur Haris.
"Tidak. Aku malah senang bisa melihatmu. Beristirahatlah bersamaku," tanggap Erine.
"Aku sudah cukup lama beristirahat. Aku akan duduk saja menemanimu di sini."
"Baiklah."
Erine telentang ke atas kasur. Dia melakukannya tanpa harus melepas genggaman tangan Sadam.
Erine menghapus air matanya yang tak sengaja keluar. Tiba-tiba dia dikejutkan oleh sesuatu. Jari-jemari Sadam mendadak menyentuh wajahnya.
Mata Erine membulat. Dia mendelik ke arah Haris yang sejak tadi duduk di sofa. Lelaki itu hanya diam.
Tangan Sadam perlahan mengelus kepala Erine. Dia melakukannya dengan lembut dan penuh ketulusan. Lelaki berparas tampan tersebut berbuat begitu cukup lama.
Perasaan Erine jadi tidak karuan. Mengingat dirinya tidak pernah diperlakukan begitu oleh seorang pria.
"Kau biasanya selalu tertidur jika dibelai begini," kata Sadam.
Erine sengaja diam agar dikira tidur oleh Sadam. Setelah beberapa menit kemudian, lelaki itu berdiri.
Erine dan Haris sontak kaget. Haris yang cemas reflek berdiri dari tempat duduknya. Sementara Erine tampak tegang sambil terus memperhatikan Sadam.
Sadam berpegangan ke hospital bed tempat dimana Erine terbaring. Dia lalu menyentuh wajah Erine. Mata gadis itu membulat sempurna. Jantungnya berdegup kencang tatkala Sadam semakin mendekatkan wajah.
Erine ingin sekali menghindar. Tetapi dia tentu tidak mau mengacaukan sandiwara yang akan menjadi pundi-pundi uang untuk membayar rumah sakit ayahnya.
Perlahan bibir Sadam mendarat ke kening Erine. Gadis itu membeku. Jantungnya semakin berdebar tak terkendali.
"Kau adalah kekuatanku, Aylin..." ujar Sadam dengan nada pelan. Senyuman tipis terukir di wajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
nobita
yg dicium Sadam Erine yg deg- degan akyuuu
2025-01-28
0
tanti kumalasari
apa aroma nya gak beda ya....masing2 orang beda lhoh😁
2024-06-28
0