Gadis yang dilihat Haris sekarang tidak lain adalah Erine. Dia terkejut karena Erine memiliki suara yang sangat mirip dengan Aylin.
'Bagaimana bisa? Apakah ini takdir?' batin Haris yang merasa heran sekaligus berdecak kagum. Dia terus mengamati Erine.
Erine tampak menangis tersedu-sedu. Sebab dia baru diberitahu kalau ayahnya menderita penyakit kanker stadium 4. Badan Drajat lemah. Kemungkinan dia harus tetap berada di rumah sakit agar mendapat perawatan maksimal.
Operasi yang dilakukan dokter tadi hanyalah penyelamatan darurat. Dokter tak bisa memastikan sampai kapan Drajat dapat bertahan.
Usai mengetahui keadaan sang ayah, Erine bergegas masuk ke ruangan dimana Drajat berada. Dia memeluk ayahnya sambil menangis.
"Ayah... Sejak kapan? Kenapa kau tak pernah bilang padaku?" isak Erine. Dia benar-benar takut jika harus kehilangan ayahnya. Mengingat hanya Drajat satu-satunya keluarga yang Erine punya.
"Aku baik-baik saja. Lebih baik kita pulang saja. Biaya rumah sakit pasti mahal..." ujar Drajat dengan suara paraunya.
"Tidak! Aku tak akan membawa Ayah pulang! Kau harus sembuh," sahut Erine tegas. Dia menghapus air matanya dan duduk tegak.
"Tapi, Rin... Bagaimana kau membayar semua biaya rumah sakit?"
"Ayah! Jangan pikirkan itu. Harusnya kau fokus saja memikirkan cara agar bisa sembuh!" Erine benar-benar benci mendengar Drajat yang lebih memikirkan masalah uang dibanding kesehatannya sendiri.
"Tapi--"
"Sudah. Ayah sebaiknya istirahat saja sekarang. Aku akan mengurus biayanya, kau tahu aku punya tabungan," potong Erine sambil menyelimuti Drajat. Lalu beranjak keluar ruangan.
Erine tersentak kaget tatkala melihat Haris tiba-tiba muncul di hadapannya. Lelaki berusia dua puluh tujuh tahun dengan jambang tipis di wajahnya itu tersenyum.
"A-ada apa ya? Kau siapa?" tanya Erine dengan perasaan ragu.
Haris sempat terkesiap. Dia sangat kagum dengan betapa miripnya suara Erine dan Aylin. Bagaikan pinang yang dibelah dua.
"Kenalkan namaku Haris. Maaf mengganggu di saat yang tidak tepat." Haris menahan segala kekagumannya. Kemudian mengulurkan tangan pada Erine.
"Ya, sekarang memang bukan waktu yang tepat. Maaf, aku harus pergi. Ada sesuatu yang harus ku urus." Erine memilih mengabaikan Haris. Dia ingin cepat-cepat pergi untuk mengurus pembayaran rumah sakit ayahnya.
"Aku sudah mendengar semuanya! Aku yakin biaya rumah sakit yang kau bayar akan berjumlah puluhan juta. Belum lagi kalau kau memutuskan ayahmu untuk melakukan kemoterapi secara rutin," tukas Haris. Membuat langkah Erine sontak terhenti. Gadis itu menoleh kembali pada Haris.
"Apa maksudmu? Dan apa urusannya denganmu?!" timpal Erine dengan dahi berkerut.
"Karena aku ingin menawarkan sesuatu kepadamu. Sesuatu yang akan membuatmu mendapat bayaran tinggi. Aku pastikan juga akan membayar semua biaya rumah sakit ayahmu," ucap Haris.
"Apa?" Erine sontak terheran.
"Agar kau mengerti, ikutlah denganku. Aku akan jelaskan semuanya," ajak Haris yang melangkahkan kaki menuju kamar dimana Sadam sedang dirawat.
Awalnya Erine ragu. Namun tawaran yang berkaitan dengan tanggungan biaya rumah sakit membuatnya tertarik. Alhasil Erine berjalan mengikuti Haris. Keduanya masuk ke dalam kamar Sadam. Di sana lelaki itu masih tampak terbaring dan tak sadarkan diri.
"Dia adalah tuanku. Namanya Sadam," ungkap Haris.
Erine memicingkan mata. Dia ingat siapa lelaki yang dilihatnya sekarang. Lelaki yang dirinya ketahui adalah korban kecelakaan.
"Bukankah dia korban kecelakaan yang terjadi hari ini?" tanya Erine.
"Benar! Tuan Sadam dan istrinya Aylin mengalami kecelakaan. Tuan Sadam berhasil diselamatkan, tapi tidak untuk istrinya," terang Haris.
"Lalu? Apa hubungannya denganku? Apa hubungannya dengan tawaran yang kau berikan padaku?" Erine menuntut jawaban.
"Tuan Sadam memang berhasil selamat. Tapi dia kehilangan penglihatannya secara permanen. Selain itu, Tuan Sadam juga menderita penyakit jantung keturunan yang terbilang kronis," jelas Haris. Namun Erine masih tampak kebingungan. Gadis itu tentu belum mengerti.
"Tadi aku sangat putus asa. Bingung harus bagaimana memberitahunya tentang kematian Aylin. Tapi aku mendapat harapan saat mendengar suaramu," lanjut Haris.
"Maksudmu?" tanya Erine.
"Kau memiliki suara yang sangat mirip dengan Aylin!" jawab Haris.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
nobita
maksudnya Haris.. sementara Erin menjadi istri nya Sadam... meskipun Sadam tidak bisa melihat... tapi mendengar suaranya Erin seperti suaranya Istri nya yaitu Aylin
2025-01-28
0
Krystal Zu
halo kakk
aku mampir nihh
mampir juga yuu ke karya aku
my secret with Mr. billionaire
2023-06-05
1
Faizah Indah lestari
pucuk di cinta ulang pun tiba.. yakk ketemu sadam
2023-06-01
2