Di dalam ruangan bawah tanah, Yuan di hadapkan kepada beberapa bocah yang tengah di ikat dan mata mereka ditutup kain hitam.
“bunuh mereka!” ucap seorang penjaga di samping Yuan.
Yuan tidak mengerti, kenapa ayahnya sampai sejauh ini memaksanya untuk menjadikan dirinya sebagai iblis merah. Dia hanya berharap hidup normal layaknya anak anak yang lain di luar sekte.
Anak anak yang di ikat itupun langsung menangis setelah mendengar ucapan penjaga bahwa mereka adalah bahan pelatihan yang dipakai hanya untuk dibunuh.
“lakukan!” bentak penjaga kepada Yuan
Yuan yang semakin emosi dan sedih itupun langsung mengambil golok milik penjaga dan menusuk penjaga tersebut dengan tangan kecilnya.
Sang penjaga yang bertekuk lutut menahan rasa sakit di perutnya berusaha meraih tangan Yuan yang siap membacoknya.
Dengan wajah penuh kesedihan bercampur amarah, Yuan membacok wajah sang penjaga tiga kali sampai golok di tangannya menyangkut di tengkorak wajah sang penjaga.
Dengan cepat Yuan melepas tali ikatan para bocah dan menyuruh mereka pergi secepatnya.
Yuan pun juga bergegas berlari ke arah beberapa penjaga di sekitar ruang bawah tanah saat mereka sibuk menangkap para bocah yang hendak kabur.
Meski Yuan berhasil melumpuhkan beberapa penjaga, dia dikejutkan dengan kemunculan ayahnya yang sedang meremas kepala dua bocah dikedua tangannya.
“tidak merasa kah kau bahwa kau telah melukai perasaanku sebagai orang tuamu?’ ucap ayah Yuan
“aku tidak peduli saat kau dan para bawahanmu menghajarku setiap harinya. Akan tetapi kali ini kalian benar benar sudah kelewatan” balas Yuan.
Dengan cepat ayah Yuan melempar kedua mayat bocah di tangannya ke arah Yuan. Yuan berusaha untuk menangkapnya meski tahu mereka sudah tidak bernyawa.
Tubuh kecil Yuan seketika ikut terhempas dan menabrak dinding dengan sangat keras. Tidak berhenti disitu, Yuan menyadari bahwa ayahnya akan menyerangnya.
Dengan cepat Yuan menghindari pukulan ayahnya yang sangat keras menembus dinding.
Tangan ayah Yuan yang lain dengan cepat pula meraih leher Yuan dan melemparnya ke jendela hingga tubuh kecil Yuan terhempas dari dalam ruangan menuju ke halaman.
Meski tubuhnya terluka, Yuan tampak merasa seperti biasa. Karena dia memang sudah terbiasa di hajar oleh ayahnya.
Yuan sadar bahwa tidak mungkin dia bisa melawan ayahnya. Dengan sigap bocah kecil tersebut berlari menuju hutan untuk menghindari ayahnya yang murka.
Yuan berlari sambil sesekali menoleh ke belakang untuk melihat gerakan ayahnya. Dari mata kecilnya, tampak sosok ayahnya yang melompat tinggi di atas pepohonan membayanginya dari atas.
Sekali pukulan yang dilayangkan ayahnya, mampu mengempaskan Yuan jauh jauh meski serangan tidak menyentuh tubuhnya.
Dengan cepat Yuan berlari lagi. Berusaha sekuat tenaga untuk menjauhi ayahnya. Saat ini yang dia pikirkan hanya pergi menjauh dan tidak ingin kembali ke sekte lagi.
Dalam pelariannya, Yuan teringat tentang Rini yang mengajaknya untuk pergi meninggalkan sekte.
Karena Yuan terlalu memikirkan banyak hal, bocah tersebut tidak sadar bahwa ada seorang dukun kepercayaan ayahnya yang sedang menunggunya di dahan sebuah pohon.
Dukun tersebut merapal beberapa mantra dan seketika pohon yang dia tunggangi bergerak seperti hidup.
Bahkan beberapa pohon lainya juga nampak bergerak menjulurkan akar akar mereka untuk menangkap Yuan.
Yuan yang merasa terpojok oleh beberapa pohon di depanya dikejutkan oleh ayahnya dari belakangnya yang memukul keras perutnya hingga bocah malang tersebut terpental dengan keras ke arah pepohonan milik sang dukun.
Yuan hanya memejamkan matanya dengan pasrah, dia merasa tidak mungkin bisa kabur lagi dari mereka.
Setelah Yuan menyerahkan diri dan harapannya kepada nasib, Rini muncul seketika di samping Yuan dengan merangkulkan lenganya ke pinggang Yuan agar bocah tersebut tidak membentur pepohonan.
Ayah Yuan dan sang dukun pun terkejut. Bagaimana bisa gadis yang dikenal hanya sebagai tukang masak tersebut muncul dengan tiba tiba tanpa mereka sadari.
“kau tahu apa hukuman pagi pengikut sekte yang mencoba melawan pemimpin” ucap ayah Yuan
“tentu aku tahu semua aturan aturan menjijikkan sekte ini” jawab Rini
“pergilah, jangan ikut campur. Jangan terlibat” ucap Yuan yang tengah Rini panggul di bahunya seperti hewan buruan.
Belum sempat Rini menjawab Yuan, sang dukun pun menyerang Rini dengan akar dan dahan pohon yang menjulur bagai ular.
Rini dengan sigap memanggul sambil menghindari setiap serangan dari sang dukun. Bahkan kaki kaki Rini tampak begitu tanggap untuk menendang setiap serangan yang hendak melukainya.
Merasa murka dengan buruan yang susah ditangkap, sang dukun menyemburkan beberapa cairan dari mulutnya yang membuat semua pohon dan rumput sekitaran Rini meleleh.
Dengan cepat Rini sudah berada di belakang sang dukun dan mengarahkan telapak tangan kirinya ke belakang kepala sang dukun.
Saat sang dukun menoleh ke arah Rini di belakangnya, dia dikejutkan dengan sebuah tanda kelopak mawar hitam yang bergerak dari tubuh ke telapak tangan Rini.
“mawar hitam!”
Seketika itu pula sekujur tubuh sang dukun meledak sampai tidak tersisa. Hanya beberapa tetes darah saja yang tersisa berada di dahan tempat di mana sebelumnya sang duku berada.
Ayah Yuan yang tidak menyangka bahwa gadis tukang masak tersebut ternyata memiliki pusaka mawar hitam pun langsung merinding.
Dia sangat paham bahwa siapapun yang memiliki pusaka ini akan menjadi satu satunya yang mampu mengalahkan iblis merah. Sang legenda sekte RIP.
“apa maumu sebenarnya?” tanya ayah Yuan
“hanya ingin pergi dari sini. Kebetulan saja aku mendengar soal iblis merah yang akan kau kembangkan kepada bocah ini” tunjuk Rini ke arah Yuan di pundaknya.
“lalu?”
“aku berniat membunuhnya sejak dini sebelum kalian mengubahnya menjadi seorang butcher suatu hari nanti”
Betapa terkejutnya Yuan saat mendengar uapan Rini. Dia sempat berpikir bahwa Rini hanya bercanda, akan tetapi, Yuan bisa melihat cara bicara Rini sangat serius dan tatapannya juga tidak seperti biasanya.
“aku tidak akan membiarkan tujuanmu terjadi!”
Ayah Yuan melesat ke arah pohon di mana Rini berdiri di atasnya. Dengan kekuatan yang sangat besar, ayah Yuan memukul bertubi tubi ke pohon tersebut hingga pohon tersebut patah dan hancur.
Ayah Yuan terus memukul sampai pohon besar tersebut semakin rendah. Sambil melihat Rini yang masih hinggap di atasnya, ayah Yuan mengumpulkan seluruh kekuatannya untuk memukul sisa pohon ke arah samping, hingga Rini ikut terlempar.
Saat Rini melompat, ayah Yuan sudah melompat duluan di hadapan Rini dan siap memukul gadis tersebut dengan tangan kanannya.
Entah kenapa Rini seperti tidak menghindarinya, dia dengan sengaja membiarkan tangan besar ayah Yuan memukul tubuhnya dengan sangat keras.
Rini dan Yuan terlempar begitu jauh dari ayah Yuan hingga terjatuh di tanah dan terpental lagi sejauh sepuluh meter ke belakang.
Seperti sebuah keajaiban, Rini langsung bangun seperti tidak merasakan apa yang baru saja ayah Yuan lakukan.
Rini melihat Yuan yang masih tersungkur di tanah dan menatapnya dengan serius
“aku masih menunggu jawabanmu, maukah kau pergi bersamaku keluar sekte dan hidup selayaknya manusia normal lain?” tanya Rini kepada Yuan
Yuan yang merasakan tubuhnya terluka karena hempasan dari pukulan ayahnya, berusaha berdiri dengan sisa sisa tenaganya.
Yuan menatap balik tatapan Rini yang sangat tajam tersebut. tatapan yang selama ini dia sembunyikan dari balik kacamata bulatnya.
“bunuh lah aku dan pergilah sendiri. Aku tidak mau menjadi bencana suatu hari nanti” jawab Yuan
Rini pun mulai tersenyum tipis dan membuang pandangannya ke arah ayah Yuan dari kejauhan.
“kalau begitu, aku akan memberimu kesempatan untuk hidup normal sebagaimana keinginanmu sebelumnya”
“kenapa?” tanya Yuan keheranan
“karena kau lebih memilih mati daripada menghadapi takdir yang tidak jelas akan masa depanmu”
Yuan tidak menyangka, bahwa selama ini Rini memang sengaja mengujinya.
“tetap di belakangku, kita pergi begitu membunuhnya” ucap Rini sambil bersiaga akan serangan ayah Yuan.
“tapi, aku tidak mengerti, bagaimana kau bisa memiliki mawar hitam itu?” tanya Yuan
“dia tidak memilikinya, roh mawar hitam tersebut yang memilihnya sebagai wadah sementara” ucap seorang wanita tua yang mucul dari balik kegelapan
Baik Rini, Yuan dan ayah Yuan sangat terkejut melihat adanya sesosok wanita tua yang muncul tiba tiba diantar mereka.
Wanita tua bernama mbah semi tersebut berjalan ke tengah tengah pertarungan ayah Yuan bersama Rini diikuti oleh gadis berusia 10 tahun. Mereka memakai pakaian aneh. Tampak seperti kemben jawa kuno. Lengkap dengan asesoris serba emas di sekujur tubuhnya.
Sang gadis kecil tampak membawa sebuah lilin dan mengikuti mbah Semi dari belakangnya.
“siapa lagi kau ini? Kenapa bisa berada dalam wilayahku tanpa sepengetahuan para penjaga?!” bentak ayah Yuan.
“aku? Aku hanya pengepul benda antik peninggalan sang resi pencipta Milky Way” jawab mbah Semi
Merasa jengkel, ayah Yuan langsung berlari dengan cepat menghampiri mbah Semi. Belum sempat ayah Yuan menghampirinya, gadis kecil di belakang mbah Semi langsung membakar jarinya ke lilin dan mengucap mantera dalam bahasa jawa kuno.
Seketika muncul api yang sangat besar di hadapan ayah Yuan. Api tersebut bergejolak seperti hidup dan berusaha membakar ayah Yuan.
Dengan kecepatan yang ayah Yuan miliki, dia dengan mudah menghindari setiap jilatan api besar tersebut.
Sementara ayah Yuan disibukkan oleh api, mbah Semi mengeluarkan sebuah guci kuno yang tampak memiliki sedikit keretakan di lubang gucinya.
“aku berharap, guci ini masih mampu untuk menahan roh mawar hitam.” Ucap mbah Semi.
Wanita tua itupun segera merapalkan sedikit mantera dan mengelus sisi guci. Tidak lama kemudian, guci tersebut tampak terkikis oleh udara dan berubah menjadi kabut bercampur debu.
“apa yang dia lakukan?” tanya Yuan
Rini tidak menjawab, dia juga tidak paham dengan siapa dia berhadapan kali ini. Hanya saja dia merasa bahwa wanita tua bernama mbah Semi ini seperti orang yang sangat berbahaya.
Pandangan Rini beralih ke berbagai arah. Dia melihat dahan dan daun daun maupun pepohonan di sekitar mereka berdiri tampak tidak bergerak. Sedangkan di tempat lain, tampak normal bergoyang karena hembusan angin.
Merasa ada yang aneh, Rini segera mengarahkan telapak tangannya ke arah Yuan. Yuan melihat telapak tangan Rini yang mulai terbungkus mawar hitam tersebut dengan ketakutan
“apa yang kau lakukan?” tanya Yuan
“maaf, sepertinya aku tidak bisa membawamu”
Sekali hentakan, tubuh Yuan terhempas puluhan meter dari Rini. Di saat itulah muncul sebuah kotak bingkai besar yang mengurung Rini.
Bingkai aneh tersebut bagai kubus transparan yang berubah semakin mengecil hingga menyerupai penjara untuk Rini.
Rini yang mengetahui bahwa kurungan tersebut semakin menyusut segera menyerang tiap dinding kurungan dengan mawar hitamnya.
Semakin banyak serangan yang Rini lancarkan, semakin terlihat berbagai retakan di setiap dindingnya.
Merasa memiliki jalan keluar, Rini jongkok dan memegang tangan kanannya. Gadis tersebut mengumpulkan semua tanda mawar hitam ke satu titik yaitu tangan kananya.
Setelah semua tanda mawar hitam terkumpul di tangan kana, Rini mengarahkan ke dinding penjara yang memiliki retakan paling besar.
Di saat itulah mbah Semi duduk bersila dan merapalkan beberapa mantra yang membuat dinding penjara Rini berwarna keemasan.
Tidak mau membuang waktu, Rini mengeluarkan semua tenaga dan serangannya hingga terjadi ledakan yang luar biasa. Namun ledakan tersebut hanya berada di dalam kurungan hingga melukai Rini sendiri.
Dari kejauhan, Yuan melihat tubuh Rini yang tegap berdiri namun daging dagingnya sudah terkoyak oleh serangannya sendiri.
Dengan tatapan putus asa, Rini menatap Yuan dari kejauhan dan mengucap kata maaf. Kata yang menyatakan bahwa dia tidak bisa membawa Yuan pergi dari sekte ini.
Yuan dengan jelas membaca tiap gerak bibir Rini yang terbasahi oleh darah. Saat Yuan hendak berlari menghampiri Rini, Rini mengarahkan telapak tangannya yang sudah hancur dan memberi isyarat ke Yuan untuk tidak mendekatinya.
Di saat itulah mbah Semi merapalkan mantera yang membuat kurungan langsung menyusut dan melumat sisa sisa tubuh Rini hingga tidak berbentuk.
Yuan yang melihat ini pun tidak mampu berkata kata, dia hanya mematung san terus menatap ke arah sisa sisa tubuh Rini yang sudah terjatuh di tanah sesuai bentuk kurungan yang mengecil.
Mbah semi pun langsung menghampiri sisa sisa daging Rini dan mengarahkan tangannya ke kurungan yang kecil tersebut hingga membuatnya melayang.
“mawar hitam, kini kau milikku” ucap mbah Semi
Saat mbah semi hendak meraih kurungan dengan sisa sisa daging tersebut, tiba tiba semua daging Rini terburai dan melebur menjadi sebuah gumpalan asap warna hitam.
Roh mawar hitam mulai menampakkan wujud aslinya. Wujud yang menyerupai tinta hitam tersebut bergerak di dalam kurungan yang mbah Semi buat.
Dengan bangganya mbah Semi memandang wujud roh mawar hitam yang kini dia tangkap.
Belum sempat wanita tua itu meraihnya, dia merasakan sesuatu yang aneh dari kejauhan. Saat mbah semi melempar pandangannya, dia melihat sosok Yuan sudah berubah. Kulitnya mulai memerah. Detak jantungnya bergejolak. Darahnya memompa ke seluruh tubuh kecilnya dengan tekanan yang sangat tinggi. Bahkan matanya juga sudah memerah semerah darah.
Belum selesai mbah Semi keheranan, Yuan melesat dengan cepat hingga berada di hadapan mbah Semi.
Merasa dalam bahaya, mbah Semi mengarahkan kubus penjara yang mengurung roh mawar hitam untuk menahan Yuan.
Tidak berhenti disitu saja, murid mbah semi sang gadis kecil juga merapalkan mantera untuk membuat kubus penjara tersebut berlapiskan api.
Yuan yang sudah hilang kendali dan hanya memiliki emosi itu, tidak peduli dengan apapun di hadapannya, dia dengan ganasnya menghantam kubus tersebut hingga terdengar suara tubrukan yang sangat keras.
Kubus yang mengurung roh mawar hitam sebelumnya memang sudah retak tersebut, langsung hancur seketika. Membuat roh mawar hitam terbebas dan melesat ke langit dengan cepat.
Merasa dalam bahaya dan merasa usahanya untuk menguasai mawar hitam gagal, mbah Semi langsung memanggil muridnya. Sang murid tersebut segera menghampiri mbah Semi dan meniup lilinya hingga padam.
Saat lilin di tangan gadis tersebut padam, mbah Semi dan muridnya juga hilang seketika. Menyisakan Yuan yang dalam keadaan tidak sadarkan diri. Dalam dirinya saat ini hanya ada emosi yang meluap hingga menciptakan nafsu untuk membunuh siapapun di hadapannya.
Ayah Yuan yang melihat putranya berubah menyerupai sosok iblis merah pun gembira, dia tidak menyangka bahwa Yuan saat ini tidak bisa di kendalikan oleh siapapun. Bahkan hati nuraninya sendiri.
Dengan cepat Yuan melesat dan memukul kepala ayahnya hingga hancur. Menyisakan tubuhnya yang perlahan ambruk ke tanah sambil mengejang.
Belum puas dengan itu, Yuan yang hilang kendali memukulkan kedua tangannya ke sisa sisa tubuh ayahnya seperti kingkong yang mengamuk hingga tubuh dan daging ayahnya berhamburan bercampur dengan tanah berdarah.
Belum puas dengan semua itu, Yuan memandang dari kejauhan perumahan sekte RIP keluarganya. Dengan sekali lompatan, Yuan bisa mencapainya dengan mudah.
Para pemimpin sekte yang berada di dalam sebuah ruangan dikejutkan oleh sesosok tubuh Yuan yang memerah terjatuh dari langit dan mendarat di hadapan mereka yang sedang rapat.
Dari sinilah Yuan menghabisi seluruh anggota sekte RIP nya. Baik wanita, anak anak dan orang tua, semua terbunuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments