Sedikit mengupas masa lalu Yuan.
Yuan adalah seorang bocah dari keluarga RIP. Dia dibesarkan layaknya seorang butcher, karena dia dididik untuk menjadi penerus RIP.
Suatu hari, Yuan yang memiliki sifat kebaikan dalam hatinya lebih memilih untuk pergi meninggalkan sektenya. Dia pergi bersama seorang pengasuhnya yang juga memiliki niat untuk menjauhkan Yuan dari didikan setan ayahnya yang menginginkan Yuan menjadi penjagal untuk para sekte Milky Way.
Suatu hari, Yuan yang berhasil ditangkap oleh keluarganya, dibawa kembali ke sektenya. Dia dipaksa menjadi anak penerus keluarga. Sekalipun dia enggan, dia merasa tidak memiliki kuasa untuk melawan. Dia hanya anak kecil yang masih dalam tahap pelatihan.
Suatu ketika, saat dia menanyakan kondisi perawatnya yang sempat kebur bersamanya, pihak koki keluarga Yuan memberitahukan kepada Yuan bahwa Yuan telah memakannya.
Saat itulah Yuan baru tahu, apa yang selama ini dia makan dikeseharianya adalah daging dari perawatnya yang selama ini mengasihinya seperti ibu kandung sendiri. Jauh berbeda dengan keluarganya yang seperti selayaknya kumpulan iblis pemakan daging manusia.
Saat itulah timbul keinginan Yuan untuk mengakhiri hidupnya. Dia merasa menanggung semua kesalahan yang telah membuat semua orang terdekatnya selalu mati mengenaskan.
Suatu hari, Yuan mendapatkan seorang teman baru yang lebih tua darinya yang bernama Rini. Merasa pertemanan mereka bisa berakibat buruk, Yuan memutuskan untuk sembunyi sembunyi setiap ingin menemuinya.
Namun semua usahanya sia sia, teman barunya tetap mengalami nasib yang sama dengan teman teman sebelumnya.
Tidak hanya itu, semenjak kematian Rini, Yuan mengalami sebuah kondisi dimana saat dia marah, terkadang dia mengalami perubahan pada tubuh maupun sifatnya yang brutal dan liar hingga membuat seluruh anggota sektenya mati tak tersisa. Tidak peduli dengan anak anak tak berdosa, Yuan yang memasuki mode iblis akan membunuh siapapun di sekitarnya.
Ini adalah kisah di mana saat Carlla menemukan Yuan yang berdiri mematung di hadapan mayat mayat keluarganya.
Ilmu warisan keluarga RIP memiliki berbagai macam keragaman. Sebagaimana dengan warisan sang resi pendiri Milky Way kepada para pemimpin koloninya
...****************...
Kembali ke saat di mana Yuan menyadari bahwa Malla tengah di jebak menuju kandangnya. Emosi dan kesedihan Yuan semakin memuncak. Dia takut jika dia kehilangan kesadarannya. Atau mungkin juga dia takut jika Vergus dengan sengaja akan membuatnya menjadi lawan Malla di luar ujian.
Malla yang kebingungan memilih berjalan mendekati Yuan. Sekalipun mereka adalah sama sama peserta yang memiliki nilai bagus dalam ujian, baik Malla maupun Yuan tampak memiliki kehidupan yang berbeda.
Selama ini Malla dirawat dan di bina sebaik mungkin oleh Alex. Berbeda dengan Yuan, dia seperti seekor hewan ditangan Vergus.
Selain itu, Malla bisa mendengar detak jantung Yuan yang tidak beraturan, bahkan cara Yuan bernafas juga sangat tidak seperti orang dalam ketenangan batin.
Malla paham, bocah di depannya benar benar memiliki derita batin yang cukup menyakitkan.
Malla mengeluarkan sebuah kue dari tas di pinggangnya. Dengan lembut Malla membuka bungkus kue dan menyuapkannya ke mulut Yuan.
Yuan hanya membalasnya dengan tatapan sedih dan mata memerah. Dia sedih karena Malla tidak paham dengan kondisi mereka yang saat ini tengah di jebak oleh para pelatih mereka.
“ku pikir kau memiliki pelatih yang jauh lebih baik dariku, ternyata kita sama sama akan menjadi hewan dan mainan”
“apa maksudmu?” tanya Malla
“aku melihatnya, pria yang selama ini di sisimu sering kesini untuk membahas apa yang ada di tubuhmu itu bersama Vergus. Mereka benar benar akan membuat kita saling membunuh disini” jelas Yuan
“Alex tidak seperti yang kau bicarakan”
“dari cara bicara dan caramu mengenali seseorang, aku rasa kau seorang anak yang manja. Anak yang dibesarkan oleh keluarga kaya dan berkecukupan. Dengan apa mereka membesarkanmu? Tentu saja dengan cinta. Makanya kau tidak paham dengan apa yang manusia inginkan di dunia ini. Karena otakmu sudah di doktrin oleh bualan bualan dongeng tentang cinta kasih sayang”
Malla yang tidak bisa berkata apa apa ini pun tidak peduli dengan ucapan Yuan, dia hanya tetap tenang menyuapi Yuan deng kue ditanganya.
Yuan yang melihat kebaikan dalam diri Malla seperti merasa ditusuk-tusuk hatinya. Dia tidak tahu harus bagaimana lagi selain memakan roti yang Malla suapkan kepadanya.
“maaf” ucap Yuan pelan namun tetap terdengar dengan jelas oleh telinga Malla karena indera Malla sangat tajam.
Seketika itu Yuan sedikit mengerang seperti menahan sakit. Malla yang tidak tahu apa yang sedang terjadi kepada Yuan, mencoba meraih dan menutupi luka luka di lengan Yuan dengan bajunya.
Saat itulah Malla melihat beberapa ekor lalat kecil seperti robot sedang menyuntikkan beberapa zat psikotropika buatan Sadonz di leher Yuan.
Yuan langsung memuntahkan beberapa isi perutnya dan berteriak kesakitan. Dia juga nampak marah dan emosi yang tidak terkendali membuatnya seperti berusaha menarik lenganya yang di salib di papan besi.
Sebelum Yuan Yuan kehilangan kesadarannya manusiawinya, dia sempat berucap “lari” kepada Malla.
Malla yang merasa ketakutan pun langsung memilih melangkah mundur. Dia melihat tubuh Yuan menggeliat di lantai dengan cucuran darah di lengannya. Bahkan Yuan dengan kondisi tangan di pasung pun dengan mudahnya mencabut daging dagingnya yang di paku dengan tanpa rasa sakit.
Saat ini yang tengah Malla hadapi dan lihat adalah sisi lain dari kondisi Yuan. Kondisi di mana Yuan dengan tega bisa membunuh anggota keluarganya sendiri bahkan anak anak di dalam kontainer box saat diangkut bersamanya dulu. Situasi yang membuat Malla dalam posisi kesulitan. Dia tidak bisa lati karena mereka dikurung. Sedangkan untuk melawan, apakah itu mungkin?
...****************...
Di ruangan pengawas, Vergus membawa sebotol minuman dan memberikannya kepada Alex.
“buat senyaman mungkin. Tidak ada yang harus kau khawatirkan. Semua akan baik baik saja” ucap Vergus.
Alex terus menerus melihat ke arah layar monitor di mana terdapat gambar yang mengarah ke Malla. Alex paham betul dengan situasi dan apa yang Malla rasakan saat ini. Karena Alex sudah menganggap Malla sebagai bagian dari dirinya sendiri.
“sesuai perjanjian, tidak sampai..”
“mati? Siapa yang tahu soal kematian sekalipun kita berencana untuk menghindarinya?” jawab Vergus
Merasa bahwa dia dipermainkan, Alex beranjak pergi untuk menjemput Malla. Namun Vergus langsung menarik lengan Alex dan melemparnya ke arah lemari besi tempat di mana kaleng kaleng minuman dingin disimpan.
Dengan keras tubuh Alex terhempas. Beberapa kaleng minuman tampak meledakkan isinya karena guncangan. Alex tidak menyangka, kekuatan Vergus sangat besar. Sekalipun tubuhnya memang besar, tetapi kekuatan yang Vergus miliki sangatlah tidak normal untuk ukuran seorang manusia.
Alex mencabut pisau Sadonz miliknya, dia langsung menerjang Vergus dan menggunakan pisaunya untuk mencabik cabik tubuh pria besar tersebut.
Pisau Alex sempat menyayat beberapa kulit di tubuh Vergus, namun Vergus tidak bergeming. Dia seperti membiarkan Alex untuk tetap bermain pisau mainannya.
Begitu Alex mengarahkan pisaunya ke leher Vergus, dengan cepat pria monster tersebut menangkisnya dengan pisau hitamnya.
Alex pun langsung tersadar bahwa Vergus bukanlah prajurit biasa. Pisau hitam miliknya adalah bukti dan tanda bahwa pria bertubuh kekar tersebut adalah salah satu dari prajurit hasil uji coba project D.
Merasa tidak punya peluang untuk menang, Alex melompat mundur beberapa langkah, pisau ditanganya yang masih beradu dengan pisau milik Vergus pun dia lepaskan karena pisau hitam milik Vergus seperti menghisap dan menarik pisau milik Alex.
Melihatmu ketakutan dengan pisau hitam ini sepertinya kau memang tahu soal project D. Dan tebakanku adalah bocah kecil yang kau bawa tersebut adalah bagian dari project ini. Siapa kau sebenarnya? Dan apa tujuanmu di camp ini?”
Alex langsung berkeringat dingin. Dia berpikir, apakah ini akhir dari persembunyiannya? Apakah dia dan Malla akan berakhir disini?
...****************...
Malla yang melihat perubahan pada sikap Yuan langsung menjauh secepatnya. Beberapa langkah Malla mundur, Yuan dengan cepat mendekat dan mencengkeram kedua lengan Malla.
Mata merah Yuan yang tampak seperti berdarah menatap lurus ke mata Malla. Tatapan yang sebelumnya tampak lembut tersebut mulai berubah menjadi tatapan serigala kelaparan.
Malla yang berusaha melawan, menggenggam erat gagang pisau miliknya. Saat dia hendak mencabutnya, dia pun urungkan niatnya.
Malla tahu bahwa saat ini sikap yang Yuan alami bukanlah keinginannya. Malla bisa paham, tetapi dia juga tidak mungkin untuk diam saja.
Malla menendang perut Yuan dengan lututnya. Namun tendangan tersebut seperti tidak terasa. Untuk kedua kalinya Malla mencoba melakukannya dengan lebih keras. Namun Yuan seperti mayat yang hidup, tidak merasakan sakit, tetapi mengalami kekejangan otot dan kekuatan yang meluap luap.
Malla yang merasa terpojokkan, mencoba untuk melepaskan diri, namun Yuan dengan kekuatannya yang luar biasa, menarik lengan Malla dan melemparnya dengan keras ke pagar teralis besi hingga tubuh kecilnya terpental cukup jauh ke lantai.
Belum sempat Malla menyadari rasa sakit disekujur tubuhnya, Yuan dengan cepat menghampiri dan menarik kaki kecil Malla dengan kuat.
Tubuh kecil Malla dihempaskan ke lantai dan di banting ke lantai sisi lainnya seperti mainan.
Malla yang merasakan tulang tulang di tubuhnya seperti hancur semua, memilih memejamkan mata dan berharap bisa mati secepatnya. Namun semua itu seperti percuma.
Hingga akhirnya Yuan melempar tubuh kecil Mallla yang tidak berdaya ke udara setinggi 5 meter. Tubuh kecil tersebut pun mulai terjatuh dan dengan keras membentur lantai. Darah bercucuran dari beberapa mulut dan hidung Malla.
Rasa sakit yang tidak bisa di bayangkan melahap semua apa yang ada di dalam pikiran Malla. Dia menunggu ajal, akan tetapi sepertinya ajal tidak sedang ingin menjemputnya.
Dalam penderitaannya, Malla melihat Yuan sedang mendekatinya. Tubuh Yuan yang semakin memanas dan bercucuran keringat tampak seperti orang yang sedang dibakar dengan bara api.
Sejenak Malla melihat Yuan sedang merobek baju bajunya yang sudah basah dan berdarah.
Dengan cepat Yuan memukul wajah Malla dengan keras hingga Malla mulai hilang kesadaran. Sebelum Malla hilang kesadaran, dia sempat menyentuh kulit dada Yuan dengan telapak tangannya yang berdarah.
Di saat itulah, beberapa lalat buatan milik Sadonz menyuntikkan obat penenang ke leher Yuan tepat di saat Yuan sudah mengepalkan pukulan tangan kanannya dan hendak memukul lagi kepala Malla.
Saat Yuan mulai mendapati kesadarannya, dia menyadari bahwa Malla sudah dalam keadaan kritis dengan tubuh penuh luka karena dirinya.
Mata Yuan mulai berlinang air mata dan menjerit sekuat tenaga. Dia meratapi apa yang sudah dia perbuat dalam kondisi tidak sadar.
Tangisan kepiluan Yuan curahkan untuk kesekian kalinya dengan merangkul tubuh kecil Malla yang sudah tidak sadarkan diri.
Dalam kesedihannya, Yuan melihat kedua orang pria sedang mendekatinya. Dua orang itu adalah Alex dan Vergus. Mereka berjalan beriringan mendekati Yuan yang tengah memeluk tubuh Malla.
“mengapa kalian lakukan ini?” tanya Yuan dengan tatapan penuh derai air mata
Alex pun mendekati Yuan dan meraih tubuh Malla. Dengan cepat Yuan langsung menepis tangan Alex
“kau tak pantas menyentuhnya. Dia tidak seharusnya kau perlakukan seperti ini”
“lalu bagaimana denganmu? Apa yang kau lakukan terhadap adik kecilku?” tanya balik Alex ke Yuan
Yuan yang melihat Malla masih bernafas pun langsung merasa dirinya tidak berharga. Dia merasa semua yang di alami Malla sepenuhnya karena dirinya. Begitu juga dengan apa yang terjadi kepada Carlla dulunya. Semua yang terjadi kepada orang orang yang dia sayangi, semua adalah akibat dari dirinya.
Alex yang melihat Yuan sedikit melunak, langsung meraih tubuh Malla dan menggendongnya pergi menjauh. Dengan santai pula Alex melewati tubuh besar Vergus yang tampak sedikit tersenyum.
“kau ingat baik baik janjimu, aku akan menunggu selama 8 tahun untuk kebangkitan project D yang sesungguhnya pada gadis kecil itu” ungkap Vergus.
“persiapkan dirimu 8 tahun lagi. Gadis ini bukanlah gadis biasa suatu hari nanti” jawab Alex.
Begitu Alex pergi dari kampung Vergus, Vergus dengan cepat melesat ke arah Yuan dan menarik lenganya tinggi tinggi hingga tubuh kecilnya menggantung.
“persiapan untuk dirimu, aku akan lebih keras membentukmu untuk pertandingan kalian 8 tahun lagi nanti”
Setelah selesai berbicara, Vergus membanting Yuan ke lantai dan menghajarnya terus menerus.
...****************...
Mobil Alex meluncur dengan cepat menuju lokasi di mana Milla berada. Dalam alat komunikasinya, dia langsung menghubungi dan meminta Milla untuk menyiapkan peralatan perawatan darurat.
Sesekali Alex melihat kondisi Malla yang masih terkulai di kursi belakang. Dari cermin, tampak pandangan mata Alex yang penuh penyesalan terhadap kondisi Malla.
Malla yang perlahan lahan membuka matanya, berusaha untuk menggerakkan tubuhnya, akan tetapi, tubuhnya seperti tidak menanggapi apapun keinginan dari otak Malla.
Gadis kecil itu sempat menoleh ke arah Alex di kursi kemudi.
“kenapa kau lakukan ini?” tanya Malla pelan
Alex hanya terdiam dan tidak menjawab. Tatapannya kosong dan tertuju lurus ke depan mobil.
“jika kau tidak bisa ku percaya, lantas siapa lagi yang harus ku percaya di sini?”
Seketika itu juga mobil langsung Alex banting setir dan injak remnya hingga mobil berhenti mendadak.
Malla yang terguncang pun terjatuh dari kursi penumpang hingga dia menjerit kesakitan. Jeritan bercampur tangisan kecil yang menunjukkan bahwa dia sedang sakit hati dan sakit fisik.
Sedangkan Alex hanya tetap terdiam dan menendang pintu mobilnya hingga terbuka. Dengan perlahan pemuda itu mengambil rokok tembakau yang dia simpan dari saku celananya.
Begitu rokok disulut, dia menghisap dan menghembuskannya ke udara di mana tampak robot robot kecil yang berlintas di atas
“berjuanglah dengan apa yang terjadi maupun apa yang akan terjadi nanti. Jangan percaya siapapun di sini. Kau sendirian di dunia ini. Tidak, bukan kau, tetapi kita. Kita sendirian disini”
AleX berusaha untuk menelan suara suara kesakitan Malla yang semakin memilukan untuk hatinya.
"berjuanglah, terus berjuang menerima rasa sakit itu. Rasa itu yang akan menempa dirimu"
Di sis lain, Yuan yang berada dalam pelatihan Vergus tidak jauh lebih baik dari kondisi Malla. Dia menderita siksaan yang jauh lebih parah dari siapapun.
Vergus tidak akan sampai membunuh Yuan, dia hanya menempa Yuan dengan beberapa penderitaan. Penderitaan yang dia anggap kecil itu bagai siksaan mematikan untuk seorang anak kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments