17. ikuut

Andreas dan Sarah duduk dalam diam. tak sepatah kata pun di ucapkan Sarah. begitu pula Andrean.

hening, dingin, dan terasa sangat canggung

"maaf, dari mana kamu tau tentang kehamilan Risma??" akhirnya sebuah tanya dari Sarah memecah keheningan

"mudah saja, menghitung pernikahan mereka dan bentuk perutnya. sangat tidak masuk akal."

eeeemmpphh.. Sarah mengangguk setuju.

tapi seperti ada yang di sembunyikan pria ini, entah apa, Sarah pun tak mengerti.

"kita lanjut petualangan mencari barang-barang rumah atau??????"

"kita kerumah baru anda saja. seharusnya hari ini sudah finishing"

"okeey"

Andreas memacu mobilnya memecah hiruk pikuk ibu kota.

hari itu hanya di habiskan Sarah untuk menikmati sore di rumah baru Andreas. balkon loteng yang nantinya memang di gunakan untuk ruang santai keluarga membuat Sarah betah berlama-lama di sana. walaupun belum ada barang-barang di sana, duduk pun masih hanya beralaskan karpet tipis kecil. tapi sarah sangat menyukai tempat itu

"kau suka tempat ini??" suara khas bariton berat itu menyadarkan Sarah dari lamunannya.

"ya, di sini terasa sangat hangat saat sore hari tiba. jika musim hujan pun akan terasa syahdu menikmati rintik hujan dari dalam sini."

Andreas menatap wajah wanita dewasa itu lekat-lekat. membayangkan mereka menikah dan tinggal di sana, dengan Cleo dan mungkin beberapa anak lagi nantinya.

mungkin tempat ini akan jadi persembunyian Sarah dari teriakan anak-anaknya nanti.

tanpa terasa Andreas tersenyum, membuat Sarah bingung..

"Anda baik-baik saja??" tanya Sarah

"eeemmmpph, yaaaa... hanya saja aku membayangkan jika ada yang menikmati hujan di sini lalu tiba-tiba ada petir, pasti dia tidak akan mau kesini lagi. hehehehe"

"iya juga ya...."

Sarah malah memikirkan perkataan Andreas.. membayangkan jika dia sedang menikmati syahdunya rintikan hujan tiba-tiba lerltir menyambar..

Sarah bergidik ngeri membayangkannya.

"sudah petang, saya harus pulang"

aaakkkkhhh, baru sebentar, kenapa harus pulang??

"baiklah, biar aku antar"

sepertinya Andreas harus memutar otaknya lagi agar bisa berlama-lama dengan Sarah.

baru saja mereka menaiki mobil, handphone Andreas berdering

*HOME*

telpon masuk dari rumahnya. mungkin Cleo pikirnya.

"ya haloo...."

.......

"apa?? saya segera pulang,"

Andreas mematikan telponnya dan. bergegas menyalakan mobil putih kesayangannya itu.

Andreas kembali menghubungi seseorang di sebrang sana

"anakku demam tiba-tiba bisa kau datang kerumahnya dan melihat keadaannya?? sekarang. ya aku tunggu di rumah. baik, terimakasih."

secepat mungkin Andreas memacu kendaraannya. tanpa ia sadari, Sarah masih duduk di bangku penumpang di sebelahnya.

"apa Cleo baik-baik saja?? ada apa sampai kamu menelpon dokter??" tanya Sarah

Andreas kaget, lupa bahwa ia seharusnya mengantar Sarah pulang.

Aaaakkhhh ****. kenapa bisa lupa masih ada Sarah di sini.

"maaf Sarah, Cleo demam sejak pulang sekolah tadi, kata pelayan di apartemenku, demamnya makin tinggi walau sudah di beri obat penurun panas."

"ya ampun Cleo.. eeemmmm Andreas, boleh aku ikut denganmu??? menemui Cleo"

"sure... tentu, aku ikut senang jika kamu ingin ikut denganku thanks Sarah."

setibanya di apartemen, Andreas bergegas masuk dan memasuki lift khusus, sepertinya hanya di gunakan oleh orang-orang tertentu saja. atau hanya di gunakan oleh Andreas saja??

langkah kecil Sarah sulit mengejar Andreas sampai ia harus berlarian.

nafas Sarah yang terengah-engah terdengar jelas oleh Andreas saat mereka ada di lift khusus itu.

"hei Sarah, are you okey?? apa kau butuh nafas buatan???" tanya Andreas panik.

"apaaaaa???" Sarah terkejut dengan pertanyaan Andreas yang sedikit frontal itu.

"eemmmpp maksudku, itu... eemmmmm.. " Andreas panik saat sara menoleh dan menatap tajam kearah dirinya.

bisa-bisanya mulut ini keceplosan

tiiiiiiiingggg...

bunyi lift tanda mereka sudah sampai menyelamatkan Andreas dari tatapan maut Sarah. seketika kecanggungan itu memudar.

Andreas keluar lift dan tanpa sengaja tangannya menggenggam tangan Sarah karna saking paniknya. ia memikirkan Cleo, dan ia juga takut terjadi hal yang tidak di inginkan oleh Sarah karna mengejarnya di bawah tadi.

setibanya di unit apartemen Andreas memencet angka untuk membuka pintu kunci pintu, membukanya, tanpa sedikitpun melepas tangannya dan tangan Sarah.

mereka memasuki unit mewah itu, begitu memasuki apartemen kepunyaan Andreas, Sarah di buat takjub dengan penataan ruang di sana.

tapi tak berlangsung lama, Andreas langsung menarik tangan Sarah lagi menuju kamar Cleo

"cllleeeeeeeeyy... baby.. ooooo... princess, kamu kenapa sayang?"

Cleo yang sedang tidur itu langsung membuka matanya ketika mendengar suara Andreas.

saat membuka mata, justru bukan anderas orang yang di tuju Cleo tapi sarah

"mooomyyy...." Cleo merentangkan tangannya pada Sarah dan spontan Sarah menyambut tubuh kecil itu.

di peluknya Cleo dalam-dalam, di belai rambut halusnya, dan di kecup dahi yang panas bag terbakar .

"Andreas ini panas sekali. kita kerumah sakit sekarang." ujar Sarah Pank

"tapi dokter anak langganan Cleo sudah aku telpon dan akan kesini."

"ga bisa, kita kerumah sakit sekarang. ini ga bisa di tunggu lagi"

tanpa pamit atau pun persetujuan Andreas, Sarah membopong Cleo dan membungkusnya dengan selimut, takut gadis kecil itu terkena angin di luar sana.

"okeh, biar aku yang menggendong Cleo"..

pelayan Apartemen Andreas bingung di buat dua orang ini. mereka seperti pasangan suami istri yang sedang mendebatkan anaknya.

"bi, tolong telpon dokter Hana, saya akan kerumah sakit sekarang. bilang dia, tunggu kami di IGD"

"baik tuan"

maid itu justru tersenyum melihat kegaduhan di kamar bernuansa purple itu. di hatinya, melihat Sarah bagaikan melihat mamanya Andreas.

"alhamdulilah, akhirnya ada perempuan yang di bawa tuan muda kesini.. tapi kaya pernah liat perempuan itu, di mana ya??? aakkh, atuh apa cuma bibi yang halu ya, akhhh ngga akh.. pernah liat bener ini mah.." bi Imas berdialog dengan dirinya sendiri. mengingat pernah bertemu dimana dirinya dengan Sarah. padahal dulu jelas-jelas dia pernah menunggu sang majikan dengan Sarah saat di rumah sakit.

mungkin sudah usia, jadi bisa Imas harus lebih keras mengingat di mana dia pernah bertemu Sarah.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!