*sebulan menjelang
kaki Sarah sudah dapat di gerakkan perlahan, terapinya pun tak pernah dia tinggalkan. seminggu dirumah sakit membuatnya suntuk. Sarah memutuskan untuk mengundurkan diri dari kantor. Sarah merasa, bekerja dengan keadaan seperti ini tidak efisien. karna dia harus bolak balik kerumah sakit yang menguras waktu.
hari-hari Sarah hanya diisi dengan berlatih berjalan, sesekali juga Sarah belajar memasak dari mama Lidia dan Sintia. jika ada waktu luang, biasanya Sarah akan ketoko kue di hari-hari tertentu.
hari ini mama Lidia harus pulang ke negri kincir angin itu. rasanya masih betah, tapi apa daya, rindu pada anak dan suami yang membuatnya harus pulang.
"maaf mama ga bisa lebih lama lagi ya sar... kasian om kamu"
"iya gpp mah. Sarah ngerti kok"
"lagi sih kamu bukan ikut mama aja"
"masih banyak urusan yang harus Sarah selesaikan ma." ujar Sarah sambil tersenyum
"mama yakin ga mau Sarah anter sampe bandara??"
"ga usah sayang, mama bisa sendiri lagi juga kamu nanti repot. o iya, inget jangan bolos terapinya, obatnya diminum, biar bisa jalan lagi.. yaaaa." wejang mama Lidia pada Sarah
dua wanita beda usia itu pun saling memeluk erat. seakan enggan untuk melepaskan.
sang Tante yang merangkap sebagai mama itu harus meninggalkan putri cantiknya seorang diri lagi.
begitu pun Sarah. dia benar-benar sendirian sekarang.
.
.
.
.
🍂🍂🍂
.
.
.
.
sepeninggalan mama Lidia, Sarah sedang mengecek laporan keuangan toko kue melalui laptopnya di ruang keluarga.
niatnya Sarah ingin ketoko kue sore ini, tiba-tiba tamu tak diharapkan masuk begitu saja kerumah Sarah.
"huuuuuuffftttt, panas banget si diluar, sar.. kamu ga mau buatin aku minum?"
tak mengucap salam, bahkan basa basi dengan si tuan rumah, Nita masuk tanpa permisi apa lagi di persilahkan.
Sarah diam tak bergeming. tak menganggap kedatangan si kakak ipar.
"sar kamu denger aku ga sih?? aku haus ini... di luar panas." ujar Nita lagi.
Sarah tetap diam, pandangannya fokus pada layar pipih didepannya.
"iikkkkhhhhhh jangan-jangan si Sarah tuli efek Kecelakaan kemarin" Nita bergumam
tak lama mama mertua datang,
"assalamualaikum"
"waalaikumussalam" ucap Sarah
"iiiiiiiiikkkkkhhh.... kamu dari tadi aku ngomong ga dijawab lho. kenapa mama langsung dijawab?? sensi banget kamu sama aku Sarah." protes Nita
"manusia itu kalau masuk kerumah orang, ucap salam. apa mba ucap salam saat masuk rumah aku barusan? permisi aja nggak." jawab Sarah ketus
"ooooowww. ooooowww ooooww. berani ya sekarang jawab begitu. udah dikasih lumpuh masih aja sombong"
"kaki ku patah, bukan lumpuh. dan aku sedang ikhtiar untuk sembuh. dokter juga bilang kemungkinan untuk sembuh besar. jadi jangan pernah ucap aku lumpuh atau mba bisa aku penjarakan karna body shaming dan perbuatan tidak menyenangkan." entah keberanian dari mana, Sarah seolah bukan lagi Sarah yang bisa di perlakukan seenaknya.
"berani banget ya sekarang kamu sarah. kalau aja anak saya tau perkataan kamu barusan. bisa pergi dia dari hidup kamu." celana sang mama mertua
"memang itu yang aku harapkan." ucap Sarah mantap.
"mau apa kalian kesini? kalo cuma mau hina aku, mending pulang deh. ga mempan aku dihina kalian"
"mama mau cari Ardi."
"Ardi ga ada disini. dia udah ga aku ijinin tinggal di sini lagi."
"ciiihhhh, shombong. rumah juga cuma peninggalan orang tua, udah berani ngusir suami. gimana kalo rumah sendiri." cibir Nita yang membuat kuping Sarah panas.
"kalo Ardi ga ada, yaudah sama kamu aja."
"apaan sama aku???"
"mama minta jatah bulanan yang kurang. mama mau arisan nanti sore, mangkanya mama cari Ardi"
diiiiiiiihhh, enak banget minta duit sama gue, dia kira anaknya ngasih gua duit bulanan kali
"ga ada mah. Ardi ga ngasih aku uang" jawab Sarah apa adanya karna memang begitulah kenyataannya.
jangankan bulan ini. bulan-bulan kemarin saja. paling besar Ardi memberi Sarah uang lima ratus ribu. itu pun d pinjam lagi dengan alasan untuk ongkos kerja.
"sar, mama serius lho. kamu kan istrinya, masa ga dikasih uang sama Ardi." mama mertua mulai kesal dengan jawaban Sarah
"ya emang kenyataannya begitu, mas Ardi ga kasih aku uang bulan ini. kalo pun mas ardi ngasih uang, jumlahnya ga akan cukup untuk bayar arisan sosialita mama."
"terus gimana dong?"
"mungkin mama lupa, sini Sarah ingetin.. Ardi punya dua istri mah. d-u-a. artinya,kalo Ardi ga ada di sini, dia ada di rumah istri keduanya."
Nita dan mamanya terdiam. bisa-bisanya mereka lupa Ardi beristrikan dua. otomatis Ardi sedang berada dirumah istri keduanya sekarang.
"yaudah, mama pergi sekarang"
"silahkan" tak suka melihat mereka berlama-lama disini. Sarah sudah muak dengan drama keluarga itu.
rasanya ingin cepat-cepat mengakhiri hubungannya dengan Ardi. jika kakinya normal, mungkin Sarah sudah mengurusnya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Yunior
bisa hubungi pengacara kan...utk urus perceraian
2023-07-09
0