Tak Semanis MADU

Tak Semanis MADU

1. pernikahan yang tak diharapkan

Hati Sarah berdegup tak beraturan ketika mengetahui bahwa laki-laki yang telah mengikat janji suci dengannya lima tahun yang lalu, berani mempersunting wanita lain tanpa sepengetahuan dirinya.

Berulang kali Sarah mengecek handphone yang selalu dia pegang, berharap waktu berhenti sejenak.

"astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullahhaladziiim. Pak, bisa dipercepat??"

"maaf Bu, jalannya macet, kan ibu bisa lihat sendiri" jawab sang supir yang terlihat bingung.

Ya, karna Sarah tak berhenti menangis, dia lihat lagi layar gawainya, dan tak hentinya dia berdzikir dan berdoa dalam hati.

ya Alloh mas, Setega itu kah kamu???

*setengah jam yang lalu

"MBA SAAAAARRRR, INI BUKANNYA SUAMI LOOO? QOOOOOOO?"

tak ada lagi kata-kata yang keluar dari mulut teman sekantor Sarah. Dea, si tukang ceplas-ceplos ceplos. Gadis bertubuh gemoy itu langsung menitikan air matanya saat melihat aku menangis. Melihat apa yang ada dilayar gawai miliknya.

Buru-buru ia tampik apa yang di lihatnya barusan.

"Ga, gaaaa, ga mungkin mas Ardi."

Air mata sudah membasahi pipi sarah. Bahkan semua orang yang sedang berkumpul sudah menenangkannya.

"Sabar sar, Qt blm tau kebenarannya. Sabar ya, jangan termakan berita dulu, coba telpon dulu suamimu." Ujar seorang teman yang berusaha positif thinking.

Sarah langsung menyambar handphone dan mencoba menghubungi Ardi suaminya.

tuuuutt

tuuut

tuuut

Hanya nada sambung dan ini sudah ketiga kalinya Sarah menekan tombol hijau di layar.

Astaghfirullah ya Alloh, apa ini ujian darimu??

Batin sarah sudah tak karuan, di ambilnya tas dan langsung pergi meninggalkan kantor. Berbekal undangan digital yang di pinta dari Dea, Sarah meluncur berharap bisa membatalkan pernikahan yang tak diharapkan ini.

Sarah berlari memasuki pelataran sebuah gedung yang di hias indah. Tampak belum banyak tamu yang hadir karna memang masih dalam waktu ijab kabul.

Matanya terkunci saat melihat Ardi sedang berfoto ria dengan istri barunya.

Ardi memberikannya seorang MADU. Madu yang rasanya sangat pahit, entah kenapa orang - orang menyebutnya madu.

Ingin rasanya Sarah melempar mereka dengan kursi tamu atau sup panas yang sedang di tata oleh pihak ketring. Tapi tidak, otaknya masih berjalan jernih. Sarah bisa saja dipidanakan dan mereka menikmati hartanya. Ooooooowwwhh, tidak bisa semudah itu.

Wajah Ardi sekeluarga langsung berubah pucat saat Sarah semakin mendekat, bahkan Ardi tidak bisa berkata apa-apa saat Sarah benar-benar berdiri di hadapannya.

"apa semua ini?? apa ini mas??"

Ardi tetap diam tak menjawab sepatah katapun.

"Rapih sekali kalian menyimpan semua dariku. Apa kurangku mas?." Tak sadar Sarah meremas kerah jas suaminya.

"Apa salahku pada kalian? Apa salahkuuuu?." tangisnya makin jadi, dan membuat semua orang menuntut jawaban.

"Sudah Sarah, kamu malu-maluin aja nangis sambil teriak begitu, malu Sarah diliat banyak orang." Ujar kakak iparnya yang berusaha menenangkan sambil mencoba melepaskan genggaman tangan Sarah dari jas Ardi.

"Malu? Aku malu? Kalian yang harusnya malu, kalian menutupi rencana yang begitu besar." Kini Sarah meracau pada Nita kak iparnya.

"Sarah, harusnya kamu tau diri, kamu ga bisa kasih keturunan buat ardi, kalian udah nikah 5 tahun, 5 tahun Sarah. kamu mandul". Ujar Nita yang tak punya hati.

"Mba tau dari mana aku mandul? mba pernah periksa aku? mba dokter? gimana kalo Ade mba tercinta ini yang mandul?."

"SARAH, CUKUP!!" kata-kata itupun keluar dari bibir Ardi.

Laki-laki yang biasanya berkemah lembut padanya tega membentak di hadapan orang banyak.

"Pulang Sarah, kita selesaikan dirumah besok."

whaaaaatt?

Sarah bahkan tak mengenal laki-laki yang ada dihadapanku saat ini, sikapnya, sifatnya, berubah seketika.

"mas...."

"Aku akan berlaku adil padamu dan Risma."

gillaa!

Sarah tak habis pikir dengan jalan suaminya kini.

"Adil??????"

hahhahaahahhahah

"Di agamaku, poligami memang diperbolehkan, tapi apa kamu bisa adil? apa kamu mengerti apa makna kata adil?"

ujar Sarah dengan tawa miris. Ya, seolah takdir mempermainkannya. Dan suaminya berkata adil dengan entengnya.

"Sudah Sarah, kamu masih istrinya Ardi, kamu harus taat sama suami." kompor Nita yang membuat Sarah makin panas.

"Diam mba, mba ga tau apa yang aku rasain, mba ga tau apa konflik rumah tangga kami. tolong mba jangan ikut campur." Sarah sudah tak memandang lagi gelar kakak ipar yang selama ini melekat pada wanita berkata pedas itu. ya, Nita adalah kakak ipar yang ucapannya selalu menyakitkan baginya, apa lagi kalau menyangkut momongan, sampai ujung dunia pun Sarah akan di banding- bandingkan olehnya.

"Okeh, aku masih istrimu kan mas? aku minta bangku khusus. Biarkan aku melihat resepsi suami tercintaku."

Entah dapat ide gila apa Sarah berucap demikian. Sudah hancur hatinya, biarlah jadi lebur sekalian.

Nasi sudah menjadi bubur, tapi jika ditambah suiran ayam, kerupuk, kacang, sate serta kuah dan sambal maka akan menjadi sajian yang enak bukan?.

Ga akan ada senyum difoto pernikahan kalian mas! aku pastikan cuma ada ketegangan!.

Sarah benar-benar menyaksikan pernikahan kedua suaminya, dia pastikan semua berjalan lancar, selancar rencananya menghancurkan pesta indah itu.

Selama sesi pemotretan, tak ada senyum dari Ardi dan istri barunya. karna Sarah-lah si pengarah gaya, di arahkannya dengan ketus, sedikit melotot dan bentakan.

Mungkin rasanya seperti sedang d ospek mereka.

"Tatapan kamu kesana, candid, candid. Ngerti ga sih?? eeeggrrrhhh susah banget dibilanginnya." Ujar Sarah ketus.

"Kamu ga usah ikutan jd pengarah foto deh sar, salah Mulu kita tuh." Protes Ardi.

"Kan aku udah bilang, aku mau ambil bagian dari pernikahan kalian. Kalo ga boleh, aku bawa semua makanan ketring pulang, sama air-airnya" ancam sarah.

"Udah maas, iya aja. istri kamu serem." Bisik risma pada Ardi.

Dia pikir gue ga denger kali. sorry Shay, ga budeg akutuh.

"Sarah sayang, kamu ga laper?? O iya, kan ada dimsum kesukaan kamu." Bujuk Ardi agar Sarah turun dari pelaminan.

"Dimsum? Aku sukanya batagor ya mas, siapa itu yg suka dimsum? Kamu suka?" Tanya sarah pada Risma.

Risma hanya balas dengan menggelengkan kepalanya.

"Dih, siapa itu yang suka dimsum? Jangan- jangan calon istri ketiga yang doyannya dimsum." Ucap sarah sambil menyipitkan mata mencoba mempropokatori risma. Daaaaaann tadaaaaaa berhasil.

Risma mengerucutkan bibirnya sejak itu sampai kini, sarah yang sudah puas pun turun dengan kemenangan,

kemenangan harus di rayakan dengan makan-makan bukan?

Sarah mengambil semua menu di meja makanan, orang-orang pasti keheranan, dia sendiri saja tak yakin akan menghabiskannya.

Sarah menikmati pandangan Risma yang masih merajuk di atas pelaminan, bahkan sesi pemotretan harus di hentikan karna Risma tak mood katanya.

Puas sekali hati dan batin sarah, setidaknya sedikit ada hiburan untuknya.

Sabar sayang, ini hanya permulaan.

akan kubuat berkesan hari bahagia kalian. hari bahagia yang sangat menyakitkan aku. tak akan kubiarkan kalian tersenyum sedikitpun.

tunggu, setelah ini ada KADO TERINDAH untuk kalian.

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

permisi numpang duduk dl ya kak👍

2023-08-14

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!