"Ardi mana sar?? sudah jam segini ga Dateng juga??" tanya mama Lidia pada Sarah.
Sintia yang siang itu datang membawakan makanan pun ikut terkejut dengan pertanyaan mama Lidia.
"mungkin sibuk ma" jawab Sarah
"sibuk?? suami macam apa istri lagi d rawat malah sibuk-sibuk. gede banget emang gajinya sampe istri ditinggal sendiri??"
Sarah dan Sintia hanya bisa saling tatap tanpa menjawab mama Lidia
sang mama pun berinisiatif menelpon Ardi untuk menanyakan keberadaannya.
"hallloo... dimana kamu Ar?? bagus ya, anak mama sakit kamu malah ga temenin.. udah bosen jadi mantu mama??? cepet sini. mama tunggu 20 menit ga sampe, Sarah mama bawa pulang ke Denmark"
mama Lidia mematikan telponnya, bagai tak punya salah.
Sintia kikuk mencoba menangkan Sarah, sedangkan yang punya masalah sedang mencoba tenang dan tak mau sang mama tau permasalahan rumah tangganya.
"Tante, Tante ga sebaiknya istirahat dulu dirumah Sarah? kan Denmark-indonesia jauh, lama penerbangannya" Sintia mencoba mengeluarkan Sarah dari masalah
"tenang sin, badan Tante udah terlatih" jawab mama Lidia santai
.
.
.
.
1jam berselang, yang ditunggu mama Lidia datang, tentunya sudah seijin Sarah.
"assalamualaikum.." Ardi masuk, dan langsung menghampiri mama Lidia, seraya mencium tangannya
"dari mana Ar?? kantor apa rumah?" tanya mama Lidia
"dari kantor ma, mangkanya lama, harus izin dan macet juga tadi di jalan."
"semalam kamu tidur dirumah?" cecar mama Lidia
"eeeemmpphh itu mah.. aku lembur, ada kerjaan yang ga bisa ditinggal, jadi aku nginep di kantor" elak Ardi
kantor-kantor bapakmu.. kantor kedua..
Sarah membatin
"emang sesibuk apa kantor kamu Ar?? sampai nama kamu di blacklist dari rumah sakit??"
deeeeeeegggg
"mama, tau dari mana?" tanya Sarah pelan
"kamu lupa siapa mama??" tanya mama Lidia menyombongkan diri
hening...
tak ada yang berani menjawab, suasana semakin tegang karna diruang itu hanya ada mama Lidia, Sarah dan Ardi. Sintia ijin pulang setengah jam lalu karna anaknya mencari keberadaan sang mama.
tak ada yang berani bicara sepatah kata pun
"ada apa dengan kalian?? mama ga mau ada yang ditutup-tutupi"
semenit
dua menit
hingga lima menit
"aku... aku, melakukan kesalahan besar ma.." jawab Ardi
"kesalahan apa?? fatal kah sampai istri kamu sendiri ga mau nemuin kamu???"
"Ardi nikah lagi mah, dan perempuan itu sedang mengandung anaknya" ucap Sarah kosong bag bukan masalah besar
"diiiiiiii???? BENEEER???" tanya mama Lidia antara kaget, marah, kecewa dan... aaakkhh pokoknya tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
hanya anggukan Ardi seakan membenarkan semuanya
mama Lidia seraya mengusap wajahnya dan melihat kearah Sarah.
perempuan cantik yang memiliki wajah oval, mata lentik, berambut panjang ikal sedada itu tak bisa menahan butiran-butiran air matanya.
tatapannya kosong. tak ada lagi amarah yang membuncah, mungkin sudah habis tenaganya untuk marah. yang tersisa hanya sakit dan perih yang Ardi buat di hatinya.
"sar, masalah sebesar ini kamu tutupin dari mama.. nak, kamu anggap mama apa??" mama Lidia menangkap wajah mungil itu
"aku ga mau jadi beban untuk orang lain ma, aku ga mau mama kepikiran ma...." tangis Sarah tertahan
"tapi sayang... "
"ngga mah, Sarah kuat.. Sarah kuat..." Sarah meyakinkan mamanya.
pelukan hangat antara ibu dan anak itu membuat penyesalan Ardi makin dalam.
karna kesalahannya Sarah seperti sekarang. karna kebodohannya menuruti kata-kata Nita dia jadi begini.
"kamu....!!!"
plllaaaak
plak
plllaaaak
tiga tamparan pedas mendarat di pipi Ardi.
"jika ada suamiku, mungkin bukan hanya tamparan yang kamu dapat. tapi batu nisan" ucap mama Lidia
"aku titip Sarah bukan untuk kamu sakiti. tapi untuk kamu jaga dan cintai. kalau kamu ga bisa cintai Sarah. pulangkan dia. bukan begini caranya"
Ardi hanya menunduk, tak bisa menjawab sepatah katapun.
"pergi... sebelum saya hilang kendali" usir mama Lidia pada Ardi.
Ardi pergi tanpa pamit, tanpa menoleh lagi pada Sarah. karna melihat Sarah hanya membuat hatinya tambah sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments