tak tau harus kemana..
Sarah memacu mobil kesayangannya dengan kecepatan tinggi...
tak punya arah. itu yang saat ini Sarah rasakan. entah mau di bawa kemana sang raga. otaknya seperti membeku. kenangan manis, kenangan pahit, semua menyatu menjadi satu. orang yang menjadi sandarannya selama ini, bahkan tak bisa lagi ia percayai.
saat ia melewati sebuah jalan, Sarah menyadari bahwa jalan ini pernah memberikan memory indah dengan Ardi saat masih sekolah dulu..
.
.
*flashback 🍂🍂🍂
saat itu hujan tiba-tiba turun deras, Ardi justru memelankan laju motornya
"kok, malah pelan sih bawa motornya kak.. ini hujan lho, kita bisa kebasahan" protes Risma karna dia tak memakai jaket
"kamu takut hujan?? hujan itu kan berkah yang diturunkan tuhan dari langit, hujan turun rejeki.. rejeki buat tumbuhan liar, buat pohon-pohon besar, buat hewan-hewan liar.nah, jadi rejeki juga tu, buat bocil-bocil ojek payung kaya gitu" ujar Ardi sambil menunjuk anak-anak penjajah ojek payung di sebrang jalan
"ya iya, tapi aku ga pake jaket ini. dingin tau kak.. buku aku juga bisa basah semua"
"kan bisa dijemur sar... kalo dingin ya peluk aja aku"
"peluk peluk, emang kamu kompor bisa bikin anget" protes Sarah lagi sambil mengerucutkan bibirnya
"sar, kamu kalo manyun sambil kehujanan gitu makin cantik tau" gombal Ardi
"diiihhhh, mana ada orang basah lepek jadi cantik, yang ada kaya tikus kecebur got" ucap Sarah sambil menepuk pundak Ardi
hahahahhaahahaahhahhahahahaaha
tawa Ardi pecah saat melihat Sarah malah semakin marah, baginya lucu melihat Sarah bertingkah seperti itu.
Sarah terus meminta Ardi mempercepat lajunya tapi Ardi malah semakin memperlambat,
*flashback off 🍂🍂🍂
.
.
tiap melewati jalan ini, Ardi selalu membahasnya dengan Sarah, karna itu adalah kali pertamanya Ardi dan Sarah PDKT.
tapi sekarang, bagai belati menyayat hati. kenangan itu menjadi luka yang ingin dia lupakan.
"kamu ga mau mempercepat laju kalo lewat sini kan??? sekarang aku buat cepat, secepat aku ingin melupakan kamu!!!!"
Sarah terus memacu kendaraannya sampai tiba-tiba ban mobilnya selip dan sulit di kendalikan,
sepersekian detik, Sarah kehilangan kendali atas mobilnya,
begitu cepat kejadian yang menimpa Sarah, kecelakaan tunggal dengan mobil ringsek parah di bagian atas membuat Sarah sulit untuk dievakuasi. bahkan, orang-orang mengira bahwa Sarah sudah tiada.
tapi Tuhan berkata lain, seakan ia masih ingin Sarah melihat kebahagiaan orang-orang yang melukai batinnya. atau justru ia harus menyambut bahagianya.
entahlah.. cuma author yg tau.. wkwkwkkwkwkkwk serius bgt bacanya...
.
.
.
.
.
.
*sementara dirumah sakit tempat Risma dirawat
"mama ga tau apa-apa tentang aku, Sarah, juga Risma. mama ga usah ngomong apa-apa mah, mama ga ngerti, mama juga ga paham masalah kami." ujar Ardi marah besar pada mamanya
"Ardi, jelas-jelas Sarah yang buat Risma seperti ini kamu masih membela dia???"
"ngga maaaah, bukan Sarah, bukan Sarah yang bikin Risma seperti ini. aku mah.. aaakuuu yang buat Risma kontraksi dini karna perdebatan kami, dan aku yang memulai" ujar Ardi semakin emosi
semua yang berada diruangan itu terdiam. sang mertua baru tampak marah dan kecewa. bagaimana tidak, anaknya baru saja dipersunting kemarin, kini suaminya berani menyakiti. bahkan mengakui terang-terangan
"Ardi, apa salah anak saya pada kamu sampai tega kamu berbuat seperti ini pada Risma" tegur ayah Risma
" maaf pak, tapi seperti yang bapak tau, kami memulai semuanya tidak dengan baik."
"aku ingin menjenguk istriku yang terluka, tapi Risma malah mengajakku berdebat" jelas Ardi
"pulang kerumah Sarah saat kalian baru saja menikah, gila kamu Ardi. ga punya hati kamu" timpal Nita ikut campur
"aku menghawatirkan Sarah mba. dia yang paling terluka disini. di dalam ide gila kita"
"ya tapi nggak malam itu juga ardiiiiiiii!!!!" sahut Nita kesal
bisa bisanya dia memikirkan Sarah saat bersama Risma. padahal jelas Risma sedang mengandung anaknya
semua orang dibuat tak habis pikir dengan pola pikir Ardi. yaaaa.. karna hanya Ardi yang mengerti besarnya cinta untuk Sarah
"pake pelet apa si Sarah sampe kamu bertekuk lutut begitu sama dia??" sebuah pertanyaan dari sang mama yang membuat Ardi murka
"pelet?? pemikiran primitif apa itu mah??? mama pikir Sarah serendah itu?? mama pikir Sarah sehina itu...?? mah, Sarah sendirian disini mah.. dia sebatang kara setelah ibu dan ayahnya meninggal. di cuma punya kita mah sebagai keluarganya, dia cuma punya aku sebagai sandaran hidupnya. tapi sekarang mama liat??. aku ngancurin hati dia mah. dan mama, orang yang harusnya jadi pengganti ibu. malah seenak mama menghina Sarah. kejam mah, mama terlalu kejam" tak lagi memikirkan perasaan sang mama. hanya mengungkapkan isi hati yang Ardi tau.
"dia tanpa kamu bukan apa-apa Ardi. sadar..." ujar Nita
"salah mba, justru aku yang bukan apa-apa tanpa Sarah"
emosi, Ardi pun pergi meninggalkan tempat itu. bagai melupakan Risma yang sedang kritis, Ardi meredakan sejenak emosinya.
setingan suara handphone menyadarkan Ardi dari tatapannya tentang Sarah
"hallo... ya.. saya, APA??? dimana?? bagaimana keadaannya??? baik, saya kesana sekarang"
Ardi buru-buru pergi ketempat yang disebutkan penelpon, tanpa memberi kabar pada mamanya dan Nita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments