Sarah masih harus bertopang dengan alat bantu di kakinya. tak bebas bergerak seperti dulu. berpergian pun ia mengandalkan transportasi online. karna menyewa supir malah menurutnya. belum lagi mobil yang biasa Sarah gunakan rusak parah. hampir 50% mesinnya hancur.
"dari pada dibetulin, mending beli baru neng" itu kata melanin yang biasa menangani mobil Sarah.
.
.
.
🍂🍂🍂
.
.
.
sore itu terasa dingin, hujan sedikit lagi turun. Sarah belum pulang dari toko kue peninggalan ibunya.
mencoba membantu sebisanya sekaligus mengecek apa harus ada yang dibeli atau stok yang kurang.
triiiiingg...
bunyi bel khas toko kuenya berbunyi menandakan ada pelanggan yang datang
"permisi.. "
"ya, ada yang bisa kami bantu??" sapa Sarah ramah pada seorang laki-laki tampan dihadapannya.
mungkin usianya tak begitu jauh dengan Sarah. jika di bandingkan dengan Ardi, beda sekali. Ardi mempunyai kulit putih sedang pria dihadapannya kini berkulit sawo matang, berbadan kekar dan jenggot tipis di dagunya. hidungnya mancung matanya tajam.. sepertinya darah campuran..
"saya sedang mencari kue ulang tahun untuk putri saya, apa ada??"
"ada, tuan mau dekor yang seperti apa??"
"eeemmmpph, apa bisa anda buatkan sekarang?? karna saya butuh untuk malam ini" tanya si pelanggan meyakinkan
"saya sudah mendatangi lebih dari tiga toko kue, tapi selalu d tolak dengan alasan pesanan minimal H-1"
"mohon tunggu sebentar, biar saya tanyakan kebelakang dulu."
Sarah bertanya pada karyawannya apa bisa mendekor kue dadakan? dan disanggupi oleh salah satu karyawan Sarah.
"maaf tuan, tapi kami membutuhkan waktu, dan anda akan dikenakan charge karna pesanan dadakan ini" jelas Sarah
"baik tidak apa-apa. berapa lama saya harus menunggu??"
"kurang lebih satu jam untuk dekorasi yang anda mau tuan"
"baik, boleh saya tinggal dulu? karna saya harus mencari kado"
bapak macem apa, anaknya mau ulang tahun baru nyari kado sama kue sekarang
Sarah membatin
"baik..."
setelah melakukan pembayaran. pria tampan itu pun pergi dari toko Sarah. meninggalkan wangi yang masih betah berlama-lama dalam toko itu.
"wangi amat sih... ya ampun... pengen peluk jadinya..." celetuk salah satu karyawan Sarah yang sedari tadi menemani Sarah menyambut para tamu hari ini.
"iiikkhh kamu.."
"iiihhhhh ibu, emang enak bgt Bu wanginya, menyisakan rindu.. aaahaaayyy..."
Tia, si gadis periang dan ceria, sering mengeluarkan kata-kata pujangga aneh dan logat Betawinya yang sangat kental
Bu canda
begitulah Tia memanggil Sarah, karna sebentar lagi Sarah akan menyandang status janda katanya. canda merupakan singkatan dari "calon janda" yang disematkan Tia karna mereka tau sepak terjangnya cerita cinta Sarah. tau dari mana??? dari mana lagi kalau bukan mama Lidia.
Tia juga merupakan "kuping" untuk mama Lidia di toko.mama Lidia meMberi gelar "asisten ghoib" pada Tia. memang dua wanita itu sefrekuensi. sama-sama cerewet, sama-sama gesrek namun sangat peduli.
"Bu, ganteng kan Bu ya... kalo jalan sama Tia kira-kira orang-orang ngira Tia apanya ya Bu??"
"baby sister"
"iiihhhhh ibuuuuu... lah Tia udah cakep gini dijatah baby sister.. Tia mah baby blues.. hahhaahahahahhaha" tawa Tia menggema mengguncang ruangan yang tak seberapa besar itu
"Tia ikhhhh... untung sepi"
"maaap Bu can.. kaga ada remnya mulut Tia kan"
ada saja celotehan gadis belia itu yang membuat Sarah senyum, tertawa, bahkan menepuk jidat.
Trrriiiiinnggg....
satu lagi pelanggan masuk, dan......
"Sarah... Sarah, kamu ngapain disini...??"
kenapa ketemu disini sih????
"kerja" jawab Sarah singkat
"kerja?? sejak kapan kamu...."
"cuma disini yang bisa nerima wanita lumpuh" jawab Sarah ketus.
kali ini Tia tak berani berbicara, hanya memperhatikan percakapan sang majikan dan pelanggan kuenya.
triiiiingg...
menyusul masuk seorang wanita dengan perut buncit menggunakan baby doll dan berdandan dengan cetar... mungkin butuh waktu 3jam untuk memoles wajah Risma.
"maaaaass, lama banget sih.." Risma bergelayut manja di tangan sang suami
"eeehhhh, ada calon mantan madu... haaaaiii mba Sarah, apa kabaaar???? katanya kamu kecelakaan ya mba? kok bisa sih??? bisa-bisanya masih hidup maksud aku"
mulutnya seperti mertua dan iparnya. sefrekuensi persis.. kali buka perusahaan gibah dan menghujat, mungkin mereka akan terkenal..
"ya.... begitulah" Sarah enggan melayani pasangan mesum ini. bagi Sarah, tetap saja mereka manjijikan.
"eemmm maaf tuan, mau pesan apa???" kali ini Tia yang beralih mengambil peran Sarah melayani pelanggan karna suasana makin tidak kondusif
"aku mau kue tart warna hijau!!" Risma mentitah
"maaf nyonya, anda harus memesannya terlebih dahulu," jelas Tia karna kue cadangan untuk pesanan dadakan sudah habis hari ini.
"lhoooooo, gimana sih? kata temen aku, disini bisa pesan motif kue dadakan." protes Risma pada Tia
"iya benar, tapi stok kami sudah habis, kami tidak menyediakan banyak nyonya"
ya, memang hari ini lumayan ramai pesanan dadakan. sepertinya orang-orang banyak yang lupa akan tanggal ulang tahun
"Maas, gimana ini si Dede bisa ngiler kalo ga diturutin" rengek Risma sambil mengelus-elus perut buncitnya.
qo gede banget ya perutnya, kan baru 3bulan harusnya usia kandungannya. apa mas Ardi bohong?? sebenarnya mereka sudah lama menjalin hubungan, ataaaauuu.... aaaakkhhh bukan urusan aku lagi.. bodo amaaatt..
"mba, pesanan yang ini sudah siap" ujar salah satu karyawan yang membawa kue pesanan pria setengah bule tadi.
"lhooo lhoooooo itu ada.. gimana sih??" protes Risma lagi
"ini sudah punya orang, mau punya orang?? seleramu memang punya orang ternyata" sindir Sarah ketus
Risma mengerutkan bibirnya. menjawab Sarah pun hanya akan membuat Ardi marah. karna Risma paham, dia belum mendapatkan hati Ardi sepenuhnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Diana
seruuu..ayoo sarah jangan mau kalah sama mulutnya nita
2023-07-12
0