3
Harga Udang lobster biasa di pasaran mencapai 2.000.000 Rupiah Per kilogram nya.
"Tapi, lobster Biru dengan berat lebih dari satu setengah kilogram Tidak dijual per kilo gram.
Begini saja, aku beli lobster biru ini dengan harga dua 200.000.000 rupiah. Bagaimana?
Kita masih bisa mendiskusikan harganya." Gadis itu langsung menawarkan harga yang tidak bisa ditolak oleh Imbran.
"Tidak perlu ditawar lagi. Aku akan menjualnya." Imbrran langsung setuju tanpa memikirkannya lagi.
Konyol! Hanya orang bodoh yang menolak dua ratus juta rupiah.
"Berapa nomor rekeningmu? Aku akan mentransfer uangnya." Lantaran Imbran sudah setuju, gadis itu pun tersenyum.
"Eh, aku Tidak membawa Ponselku,"
kata Imbran yang sedikit merasa tak berdaya. Karna Memang saat ini dia belum ada uang untuk mengganti Ponsell nya yang Rusak.
Jika tidak kekurangan uang, Imbran pasti sudah membeli ponsel baru.
Namun, gadis itu juga tidak keberatan. Dia mengeluarkan sebuah Ponsel keluaran terbaru yang masih segelan.
Lalu menyerahkannya kepada Imbran.
"Aku baru membeli ponsel ini Kemaren dan belum pernah digunakan.
Ini untukmu. Kamu bisa masuk ke akunmu. Aku akan langsung transfer uangnya."
"Ma... mana boleh begitu? Bagaimana kalau kamu memotongnya dari dua ratus juta itu?"
Dilihat dari spesifikasinya, harga ponsel ini mungkin sekitar empat belas hingga enam belas juta rupiah. Imbran tentu tidak ingin memanfaatkan orang lain.
"Tidak masalah. Kamu Ambill Saja Didalam Laci Kapal Ku masih ada 2 Ponsel yang seperti punya mu.
"Jika lobster birumu sampai di tepi pantai, "
orang lain pasti akan menawar lebih dari dua ratus juta rupiah. Kalau dihitung-hitung, aku masih untung. Jadi, kamu Tidak perlu sungkan."
Gadis itu seolah-olah menganggap dua ratus juta rupiah sama dengan dua puluh ribu rupiah. Dia tampak seolah-olah tidak peduli dengan uang.
Saat ini, Imbran tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia segera mengutak-atik ponselnya, lalu masuk ke akun banknya.
Kemudian, gadis itu langsung mentransfer uangnya sekaligus bertukar nomor ponsel dengan sang gadis.
Akhirnya, Imbran tahu bahwa nama gadis itu adalah Salsa Lunardi.
"Nona Lunar, kamu ... "
"Kamu panggil aku Salsa saja."
Perkataan Imbran langsung disela oleh
Salsa.
"Salsa, untuk apa kamu membeli lobster
< Klaim ini?" tanya Yusran. "Dua hari lagi, kakekku berulang tahun yang ke-80. Jadi, aku ingin membuat makanan khusus dari bahan-bahan yang langka untuk kakekku," jawab Salsa sambil tersenyum. "Kamu anak yang sangat berbakti, ya," puji Imbran. Pada saat yang sama, dia membatin, kamu kaya sekali! "Itu sudah seharusnya," sahut Salsa dengan malu-malu "Salsa, kamu berencana memancing di sini berapa lama Lagi?" tanya Imbran karena melihat Salsa yang sepertinya tidak berniat untuk kembali." "Mungkin beberapa jam lagi. Aku dengar ada orang yang pernah menangkap Ikan ekor kuning di sini. Jadi, aku ingin menguji keberuntunganku," jawab Salsa sambil memandang ke laut. "Oh.Oke Kalau begitu, semoga kamu beruntung." Sebenarnya, Imbran tahu bahwa dalam jarak 100 meter Dibawah laut ini tidak ada ikan ekor kuning. Namun, dia tidak akan mengatakannya. Setelah itu, Imbran meminjam ponsel Salsa untuk menelepon Burhan. Dia meminta pria gemuk itu untuk datang ke tempat kemarin karena memiliki barang bagus yang bisa dijual. Imbran pun pergi setelah menelepon Burhan. Burhan sudah sampai di tempat ketika Imbran kembali ke pantai. Biasanya, Seseorang yang menduduki posisi sebagai manajer umum tidak akan melakukan hal semacam ini. Namun, Burhan selalu merasa ada sesuatu. yang tidak biasa dari diri Imbran. Jadi, dia sendiri langsung datang ke tempat itu "Burhan terkejut ketika melihat lobster, abalone, dan teripang yang ada di dalam jaring milik Imbran. "Perlu Di ketahui udang lobster, abalone dan teripang itu sangat jarang ditemui Namun bukan berarti Tidak ada. "Dek, kamu yang menangkap semua ini?" tanya Burhan. "Tentu saja aku yg menangkapnya." "Oke, aku akan mengambil semuanya. setelah di timbang dan sebentar memain kan kalkulator Totalnya seratus juta rupiah." Burhan langsung menawarkan harga yang sedikit lebih tinggi dari harga pasar. Tanpa basa-basi lagi, Imbran langsung menjualnya kepada Burhan. Imbran pun tersenyum dengan penuh semangat ketika melihat uang yang ditransfer Burhan sudah masuk ke Rekeningnya." Imbran sudah mendapat tiga ratus juta rupiah dalam setengah hari. Ini ini benar-benar bagai mimpi. Setelah berpisah dari Burhan, imbran mengembalikan sampan yang disewanya, lalu pergi membeli kartu ponsel dengan semangat. Saat ini, informasi tentang Imbran kembali sampai di telinga Dickiano. "Sialan! Beruntung sekali bocah ini. ,Aku tidak peduli seberapa beruntungnya kamu, bocah apa masih ada gunanya kalau Tidak bisa keluar dari laut?" Dickiano pun memerintahkan beberapa anak buahnya. Kemudian, dia mengambil segelas Wine dengan bangga dan menyesapnya dengan perlahan. Awalnya, dia mengira telah membuat Imbran terjebak di jalan buntu. Tidak disangka, Imbran berhasil keluar dari jalan buntu dan mendapat kesempatan untuk menghasilkan uang. "Masalah ini mulai menjadi makin menarik" Di sisi lain, Imbran yang memiliki tiga ratus juta rupiah berjalan dengan riang. Dia tidak tahu bahwa Dickiano akan membuat masalah dengan dirinya. Setelah mengurus kartu ponsel, Imbran kembali pergi ke restoran untuk menghadiahi dirinya sendiri dengan makanan enak. Setelah kenyang, Imbran kembali ke rumah kontrakannya dan menyusun rencana untuk masa depan. Berhubung telah mendapatkan kemampuan superanatural ini, Imbran harus memaksimalkannya dan tidak bisa terus menangkap binatang-binatang laut. Jadi, Imbran menginginkan kekayaan yang paling berharga di laut, yaitu kapal-kapal tenggelam yang penuh dengan kekayaan dan belum pernah ditemukan. Dengan kemampuan supernatural ini, tidak akan sulit baginya untuk menemukan kapal-kapal yang tenggelam itu. adalah Hal yang perlu dilakukannya sekarang adalah mengumpulkan modal awal. Uang tiga ratus juta rupiah yang dimilikinya sekarang mungkin tidak cukup untuk memenuhi rencana itu. Jadi, Imbran harus menangkap udang untuk sementara waktu ini. Setelah menyusun rencana sederhana ini, Imbran mengeluarkan ponsel untuk mengobrol dengan pacarnya. Meskipun kondisi keluarga Imbran tidak terlalu baik, Imbran masih terbilang cukup tampan. Ketika masih kuliah, dia berpacaran dengan seorang gadis yang bernama Dina Nurleha. Dina tidak seperti Imbran. Dia bekerja di perusahaan besar setelah lulus kuliah. Selama beberapa hari ini, Imbran belum menghubunginya karena masalah pekerjaan. Imbran pun membuka aplikasi obrolan, lalu mengirim pesan kepada Dina. Setelah menunggu cukup lama, Dina akhirnya membalas pesan Imbran dan mengajak bertemu. Imbran yang bersemangat segera bersiap-siap, lalu pergi ke kafe yang disebutkan oleh Dina. Setibanya di kafe, Imbran melihat Dina sedang duduk di dekat kaca. Dinna bukan gadis yang sangat cantik. Namun, dia pandai berdandan dengan Riasan wajah yang cocok, serta mengenakan kalung dan anting-anting yang tampak cukup mewah. Secara keseluruhan, penampilan Dina memancarkan aura wanita pekerja kantoran. Namun, Dina yang melihat kedatangan Imbran tidak terlihat antusias. Bahkan, sorot matanya tampak sedikit kalut. "Dina, lama Tidak berjumpa. Apakah kamu sibuk akhir-akhir ini?" Imbran yang duduk di seberang Dina langsung menyapa dengan senang. "Lumayan," jawab Dina sambil mengangguk. Setelah berpikir sejenak, dia melanjutkan ucapannya, "Imbran, kita putus saja." Imbran yang awalnya bersemangat karena sudah lama tidak berjumpa dengan pacarnya langsung tertegun. Setelah sekian lama, dia memaksakan diri untuk tersenyum dan berkata, "Dina, kamu .. kenapa. kamu. sedang bercanda, 'kan?" "Tidak aku tidak bercanda". Aku hanya merasa saat ini aku Sudah tidak mencintaimu lagi. Kalau terus dipaksakan juga Tidak akan baik untuk kita. Lebih baik kita berpisah." "Dina mengambil Gelas kopi, lalu menyesapnya Perlahan ekspresinya tampak sangat datar" ( To Be Continue ) ***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments