MP. Bab lima

"Jadi karna itu kau buru - buru pergi dari rumah dan mengabaikanku!" sungut Langit seraya tersenyum miring lalu mulai memakan roti yang baru saja tersaji hingga tandas.

Cahaya tertegun seraya menatap Langit yang sedang mengunyah makanannya sembari terus mengoceh.

"Pulang tepat waktu! Kau harus sudah di rumah sebelum aku! Jika sampai telat habislah kau!" Langit membisikan sebuah kalimat yang penuh dengan peringatan pada Cahaya sebelum akhirnya pergi meninggalkan Resto tersebut dan membuat Cahaya seketika mematung ditempatnya.

Lagi - lagi Cahaya termenung dengan kalimat ancaman yang di bisikan oleh Langit. Lidahnya seakan kelu untuk sekedar berucap.

"Aya!" untuk kedua kalinya laki laki itu memanggil dan berhasil mengembalikan kesadaran Cahaya yang sempat kacau beberapa detik lalu.

" Ah, iya Mas Bayu pagi juga! Silahkan duduk!" sambut Cahaya ramah karna sudah seharusnya bersikap demikian pada para pelanggan restonya.

Sementara didalam mobil Langit terus memperhatikan Cahaya dari kejauhan dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Siapa lelaki itu? bukan kekasihnya kan?! Ah bodo amat, ngapain coba mikirin dia!" Langit terus bergumam sendiri didalam mobilnya.

Mobil mewah itupun melaju membelah jalanan kota yang sudah mulai padat oleh kendaraan para orang orang yang hendak pergi melakukan aktivitasnya masin - masing.

Butuh waktu sekitar 40 menit akhirnya Langit kini telah tiba dikantornya.

"Selamat pagi Tuan Langit!" sapa para karyawan saat Langit melintasi ruangan para staffnya yang sudah sibuk dengan pekerjaannya masing - masing.

"Pagi!" jawabnya singkat seraya terus berjalan menuju ruangannya.

Setelah Langit menghilang dari pandangan suasana riuh itu didalam ruangan kembali tercipta.

Bisik - bisikan mengenai menantu pengganti dalam keluarga Wiratama itupun kembali menjadi perbincangan para karyawan wanita terutama ya memang hobby bergosip.

"Eh kalian dengar gak tentang menantu pengganti yang menggantikan Nona Nesha, denger - denger sih berasal dari kalangan biasa seperti kita!" celetuk salah seorang karyawan wanita.

"Ya sih, aku sempat dengar, tapi kenapa ya Tuan Wiratama memilih wanita dari kalangan biasa, padahal kan gadis yang setara dengan Tuan Langit masih banyak di kota ini!" timpal yang lainnya lagi.

"Heh! Kalian dibayar untuk bekerja bukan bergosip!" suara bariton dari seorang asisten utama keluarga Wiratama itu berhasil membungkam mulut para karyawan yang sedang asik bergosip itu.

Seketika para karyawan yang tertangkap basah menggosipkan atasannya itupun bergeming dan menundukkan wajahnya dihadapan orang berpengaruh nomor dua di perusahaan tersebut.

"Berhenti bergosip, jika kalian masih ingin bekerja disini! Apalagi yang kalian gosipkan itu adalah atasan kalian sendiri, mengerti!" Reza memberi peringatan keras.

"Baik pak, kami minta maaf, dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi," sahut para karyawan wanita itu dengan terbata secara serempak.

"Bagus! Kembali bekerja! Dan ini peringatan buat semuanya tanpa terkecuali!"

Sementara di tempat lain.

"Total semuanya dua belas juta lima ratus ribu mbak!" ucap salah satu kasir disebuah Mall ternama.

Seorang wanita menyodorkan sebuah kartu debit.

Tak berselang lama, "Maaf mbak ada kartu lain, kartu ini tidak bisa digunakan," tutur kasir tersebut.

"Gak mungkin mbak, aku udah biasa pakai kartu itu! Coba lagi deh yang bener, mesin ini kali rusak!" kekehnya seraya menunjuk alat yang dipakai untuk menggesek kartu.

"Maaf mbak, tapi kartu ini memang tidak bisa digunakan!"

"Tolong untuk minggir dulu mbak, antrian dibelakang sudah panjang!" titah kasir tersebut dan membuat wanita itu marasa sangat malu.

"Ini pasti ulah Langit, ternyata dia telah memblokir kartu kredit-ku! Buat aku malu saja!" gerutunya seraya merogoh ponsel didalam tas kecilnya lalu menghubungi seseorang.

Tak berselang lama, "Ada apa sih sayang kok mukanya cemberut gitu?" tanya seorang lelaki yang merupakan kekasihnya.

Lalu wanita itupun menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya didalam Mall tersebut.

"Ya udah pasti lah sayang, saat kamu mengambil keputusan untuk ninggalin pernikahanmu dengannya dan memilih denganku, harusnya kamu udah siap jika semua fasilitas yang diberikan Langit untukmu diambil kembali, kamu kan sekarang milik aku bukan lagi milik Langit!" ucap lelaki tersebut.

"Tapi Ren, aku malu di Mall tadi semua orang menatapku dengan penuh ejekan tahu! Minimal Langit kasih tahu kek, kalo kartunya udah diblokir jadikan aku gak belanja pakai kartu dia!" gerutunya dengan raut wajah kesalnya.

"Ya udah si, ayo kita makan, aku udah lapar ini," ajaknya kemudian.

Setelah beberapa lama melajukan mobilnya mereka tiba disebuah restoran, yang dimana di sana mereka bisa menikmati makan sambil melihat pemandangan langsung hamparan sungai musi dan jembatan ampera kota palembang.

"Mbak!" serunya pada salah satu pelayan lalu memesan beberapa menu makanan dan minuman.

Pelayan pun kembali masuk dengan membawa catatan pesanannya.

"Sayang, kamu gak ada niat buat kasih aku pegang kartu kredit kamu apa, hampa tahu hidup tanpa belanja!" Nesha sedang berusaha merayu Rendi.

"Ya ada lah, tapi kamu tahu kan aku tidak sekaya keluarga Wiratama ya walaupun aku tergolong orang dalam kategori kaya tapi kredit card milikku punya limit bukan tanpa limit seperti yang Langit berikan padamu tapi tenang aja sayang, aku akan memberikannya untukmu" tutur Rendi.

Ah tetep aja kere, tahu gitu mending aku sama Langit aja! Nyesel juga aku ninggalin Langit demi cowok sepertimu, tapi lumayan lah daripada gak sama sekali, huffft! ejek Nesha dalam batin.

"Kok, diam! Nyesel?" tanya Rendi seolah tahu dengan suara hati Nesha.

Sejujurnya aku juga nyesel ninggalin Aya demi kamu Nes, ternyata gada yang lebih baik dari Aya, dia sama sekali gak pernah nuntut apapun! Kalo aku minta maaf sama Aya dan ngajak balikan lagi dia masih mau gak ya? batin Rendi terus bergumam dengan penuh penyesalan.

"Aku ada rencana!" ucap Nesha tiba tiba lalu membisikan sesuatu di dekat telinga Rendi sang kekasih, "gimana setuju gak sayang?!" tanyanya kemudian.

"Kamu yakin itu akan berhasil! Bukannya sekarang Langit udah beristri, pernikahannya kan tetap berlanjut meski tanpa kamu!"

"Yakin 100%, dia kan cinta mati sama aku."

Lalu kedua manusia itu terus berbincang dengan sesekali diselingi tawa dengan penuh kemenangan seolah nasib baik selalu berpihak padanya.

"Aya, bisa tolong antar makanan ini ke meja no tujuh gak, aku kebelet nih tiba - tiba!" pinta salah satu pelayan kepada Cahaya.

"Boleh, bentar ya aku rapiin baju dulu, berantakan abis wudhu terus sholat soalnya."

"Makasih Aya."

"Ya sama sama!"

Dengan gontai Cahaya melangkah menuju meja yang dimaksud temannya tadi.

"Permisi, pesanannya mas!"

sepasang kekasih yang sedang asik bercanda itu segera berhenti dan menyambut makanan dari uluran tangan sang pelayan.

"Makasih mbak!" ucap Rendi seraya menoleh.

"Aya!" ucapnya dengan nada terkejut.

"Mas Rendi," ucap Aya yang tak kalah terkejut namun langsung berusaha menetralkan semua rasa keterkejutannya dan bersikap sedingin mungkin hingga suaranya hampir tak terdengar oleh siapapun. Sekilas ia melirik wanita disisi Rendi, wanita yang sama, yang saat itu datang dan mengaku hamil anak dari calon pengantinnya.

"Selamat menikmati makanannya, maaf aku harus

kembali bekerja!"

"Tunggu!" Nesha bangkit dari duduknya menghampiri Cahaya.

Terpopuler

Comments

nisa

nisa

ke enter ya kak?

2023-06-02

0

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

tidak sadar diri si Nesha sudah mengambil pacar orang.

2023-06-02

0

nisa

nisa

ternyata benar dugaanku dia Nesha hahaha

2023-05-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!