MP. Bab delapan belas

Wanita itu melangkah dengan lemah dan berlalu pergi. Entah kenapa ia merasa hatinya begitu sakit mendengar pengakuan sang suami yang belum juga bisa untuk membuka sedikit ruang dihatinya untuk dirinya yang sejatinya adalah istrinya secara sah.

Walaupun sesungguhnya ia tahu pernikahan yang terjadi diantara mereka atas dasar kesepakatan simbiosis mutualisme saja, namun nyatanya hatinya tetap saja sakit saat tak sengaja mendengar pengakuan hati sang suami.

Lama ia berjalan dalam kegundahan hatinya hingga tak terasa telah sampai ditempat kost Serly.

Tok tok tok...

Cahaya mengetuk pintu dengan lemah lalu membuka pintu kost karna memang sudah jadi kebiasaan Serly tidak mengunci pintunya dari dalam.

"Ser, hiks hiks," panggilnya pada Serly seraya terisak.

"Aya! Kamu kenapa datang - datang kok malah nangis?" tanya Serly dengan raut bingungnya.

Nsmun lagi - lagi Cahaya hanya terisak dan kini malah isakan itu semakin kuat.

"Ay, ada apa denganmu? suamimu menyakitimu? Katakan! Dimana yang sakit" tanyanya lagi.

"Sakitnya tuh disini," sahut Cahaya seraya menepuk dadanya yang terasa sesak.

"Ay," Serly memeluk Cahaya dan membawanya duduk di atas kasurnya.

"Apa dia selingkuh?" tanya Serly dan Cahaya hanya menggelengkan kepalanya.

"Apa dia balikan lagi dengan mantannya?" tanyanya lagi dan lagi - lagi Cahaya menggeleng.

"Lalu?"

Lalu Cahaya pun menceritakan tentang apa yang pernah ia dengar pada Serly.

"Lelaki memang seperti ay, dia bisa berhubungan dengan seorang wanita bahkan tanpa cinta sekalipun!" ucap Serly dan membuat Cahaya seketika melotot tak percaya.

"Maksudmu, suamiku menyentuhku karna nafsu sesaat?"

"Ya bisa jadi, jika aku cerna dari ceritamu mungkin saja suamimu melakukannya karna sebuah tekanan dari ayah mertuamu yang sudah menginginkan seorang cucu." tutur Serly.

Lama mereka terlibat percakapan diantara keduanya, hingga tak terasa mata Cahaya mulai terpejam. Namun tidak dengan Serly karna dirinya harus pergi bekerja malam.

Tak lama dirinya terbangun hendak ke kamar mandi melewati sebuah cermin ia terkejut mendapati tampilan wajahnya yang tiba tiba sudah berubah menjadi begitu cantik layaknya artis korea.

"Taraaaa, gimana suka kan sama hasil make over kita?!"

"Jadi kalian yang..." ucapan Cahaya menggantung saat dirinya ditarik. Karna saat ini disana juga sudah ada satu temannya yang lain.

"Udah jangan banyak tanya, pakai dress ini ayok kita pergi happy happy!" Serly manarik baju yang melekat ditubuh Cahaya dan menggantinya dengan dress cantik setinggi lutut berwarna merah marun. Tak hanya itu mereka pun lalu menarik Cahaya memasuki sebuah mobil yang telah terparkir di depan kosannya.

"Tapi aku mau pipis dulu!" ucap Cahaya seraya nyengir memamerkan rentetan giginya. Membuat kedua temannya itu menepuk jidatnya dan membiarkan Cahaya untuk ke toilet terlebih dahulu.

Tak pakai lama mereka telah tiba disebuah Cafe dan Karaoke yang cukup terkenal di kota pempek itu.

Setelah memasuki tempat tersebut, barulah Cahaya tahu jika kedua temannya mrmbawa dirinya kesebuah tempat karaoke di kota tersebut.

Cahaya sendiri duduk menjauh dari para kerumunan lelaki yang sedang berjoget menikmati alunan musik karaoke yang menggema di Room VVIP itu.

Salah satu lelaki mendekatinya yang mengajaknya ngobrol, karna hanya lelaki itu satu satunya yang tidak minum alkohol hingga keadaannya normal tak seperti yang lain yang sudah terlihat sedikit oleng dan bicaranya mulai ngelantur.

Setelah sedikit bertukar kata, lalu akhirnya lelaki itu menawarinya minuman dan tanpa curiga Cahaya pun mengambil minuman yang diberikan oleh lelaki itu seraya terus mengobrol.

"Gimana enak kan minumannya?" bisik lelaki itu didekat telinga Cahaya.

"Emm, enak sekali, tapi kenapa kepalaku jadi pusing ya," gumamnya seraya memegang kepalanya yang mulai berdenyut nyeri.

Lelaki itu tidak menyia - nyiakan kesempatan yang ada, dirasa wanita dihadapannya pun mulai oleng lelaki itu itu meraih tengkuk leher Cahaya dan hendak ******* bibirnya. Namun tiba - tiba sebuah lengan kekar menariknya dan menjauhkannya dengan begitu kasar.

"Beraninya kau membuatnya mabok dan kau mau melecehkannya!"

Bugh

Lelaki itu menghadiahkan sebuah bogeman pada wajah lelaki yang hendak mencium bibir Cahaya.

"Apa masalahmu, dia wanitaku malam ini dan aku akan menjadi rajanya!"

"Bicara sekali dia wanitamu, akan ku buat mulutmu ini tak bisa mengucapkan satu patah katapun!" ucap lelaki itu seraya terus menghajarnya dengan membabi buta hingga akhirnya kelaki itu menyerah dan memberikan wanita itu pada Langit.

Langit yang sejak sore sedang mencari keberadaan sang istri namun tidak juga menemukannya hingga akhirnya ia memutuskan untuk memenuhi undangan salah satu tamannya yang sedang merayakan ulang tahun disebuah Cafe dan tanpa sengaja melihat wanita mirip Cahaya dan beberapa wanita lain masuk kedalam room tersebut. Dan saat dia mengintip, benar saja dia adalah Cahaya istrinya. Tanpa pikir panjang ia pun memasuki room tersebut.

Sementara Serly yang sudah mulai oleng namun masih bisa mengontrol diri hanya menatap kedatangan Langit dengan hati yang gusar, sudah pasti dirinya akan kena masalah setelah ini pikirnya.

Langit membawa pergi Cahaya dari Room tersebut kedalam mobilnya. Lalu menepuk pelan pipi Cahaya dan berhasil membuat Cahaya membuka matanya.

"Kenapa wajahmu jadi mirip dia? Hahaha!" racaunya.

"Dia siapa?" tanya Langit dengan nada geramnya.

"Diaaa ya diaaa, diaaa itu adalah lelaki yang telah menikahiku, tapi dia sama sekali tidak mencintaiku, dia sangat mrncintai mantannya, dan kau tahu siapa mantannya?" tuturnya seraya terus terkekeh karna pengaruh minuman keras yang diberikan oleh lelaki tadi.

"Siapa?" tanya Langit lagi.

"Nesha dan kamu tahu siapa itu Nesha?" tanya Cahaya seraya menatap lurus kedepan.

"Siapa Nesha?" Langit meraih wajah Cahaya agar menatap wajahnya.

"Dia ... Ah sudahlah aku muak menyebut namanya!" lagi lagi Cahaya memalingkan wajahnya.

"Tatap aku, jangan menatap dinding kosong itu!" titah Langit.

"Aku tidak mau, wajahmu mirip sekali dengan lelaki yang tidak punya perasaan itu!" ucap Cahaya dengan rasa sakit yang mulai menyayat hatinya lalu menangis.

"Tidak punya perasaan seperti apa maksudmu ?" tanya Langit yang masih terus mengorek kejujuran istrinya saat dialam bawah sadarnya.

"Karna dia tidak pernah mau sedikitpun membuka hatinya untukku, aku adalah istrinya secara sah, tapi dia selalu memperlakukanku seenaknya, setelah dia menyentuh dan mengambil kesucianku sekarang dia bilang, dia tidak akan bisa membuka hati untuk wanita lain selain mantannya itu. Sangat miris bukan nasibku yang hanya benar benar dianggap sebagai bonekanya!" Cahaya menundukan wajahnya sekilas lalu mengangkatnya kembali dan menatap lurus kedepan.

"Aduh, kepalaku kenapa jadi sakit begini, apa yang kau berikan padaku hah?" tanyanya dengan nada lemah.

"Hei, tatap aku!" titah Langit.

"Sudah ku bilang aku tidak mau, kenapa lama - lama kamu jadi nyebelin kayak dia!" kesalnya.

"Apa kamu mencintainya?"

Terpopuler

Comments

kutubuku

kutubuku

iya

2023-06-23

0

kutubuku

kutubuku

nanti dia akan jd bucin

2023-06-23

0

kutubuku

kutubuku

aku jga muak dgrnya ay

2023-06-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!