"Siapa yang mengijinkan kau pergi! Masuk kamar dan pijiti aku!" pekiknya pada Cahaya.
"Ayah, sudah memberinya ijin untuk pergi, biarkan dia menyelesaikan urusan terlebih dahulu baru kau bisa mengurungnya!" timpal sang ayah yang baru saja muncul dari ruangannya. Lalu memberi isyarat pada Reza untuk mengantarkan menantunya itu pergi menemui ibunya di rumah sakit.
"Cih, jika begitu kenapa bukan ayah saja yang menikahinya!" celetuk Langit seraya berdecih.
"Jaga bicaramu Langit, masih untung ada yang mau menyelamatkan nama baik keluarga kita!"
"Ck, semua orang pasti bersedia jika berhubungan dengan uang, entah rencana licik apa selanjutnya yang akan dia rencanakan!!" gerutunya lagi lalu masuk ke kamarnya dan membanting pintu. Namun tak berapa lama keluar lagi dengan menenteng kunci mobil mini sportnya.
"Mau kemana lagi kamu Langit?"
"Bukan urusanmu!" jawabnya ketus seraya terus melangkah dan sang ayah hanya menggelengkan kepalanya atas kelakuan putra semata wayangnya.
Sesungguhnya ia sangat tahu rasanya dikhianati, karna dirinya pun dulu mengalami, dikhianati sang istri saat dalam kondisi bangkrut tidak berdaya dan tidak punya apa apa. Seorang istri yang harusnya mendukung dan memberi suport pada suaminya justru pergi dengan lelaki lain dan meninggalkan seorang anak yang masih balita dan sangat membutuhkan kasih sayangnya.
Sejak saat itulah Wiratama memilih membesarkan anak semata wayangnya itu seorang diri hingga akhirnya dirinya kembali menjadi seorang pengusaha sukses.
Namun ia sama sekali tidak menyangka jika hal serupa juga dialaminya oleh anak semata wayangnya. Dikhianati dan ditinggalkan oleh wanita yang sangat dicintainya menjelang pernikahannya.
Itu sebabnya ia hanya membiarkan dengan apa yang dilakukan oleh anak lelakinya untuk sekedar menghibur diri, namun diam - diam ia menyuruh sang asisten untuk mengawasinya, selagi yang dilakukan sang anak tidak melebihi batas dan merugikan diri sendiri dan oramg lain maka ia akan membiarkannya.
Malam semakin larut Cahaya yang sudah menumpahkan segala Rasa rindu beberapa bulan terakhir ini pun berniat untuk kembali ke rumah dengan menitipkan sang ibu pada perawat khusus yang telah dibayar oleh sang mertua untuk menjaga sang ibu. Namun saat mobilnya melintas samar - samar ia melihat seseorang yang ia kenali.
"Tunggu Pak Reza, bukankah itu Mas Langit?" tanya Cahaya kala melihat lelaki diparkiran Club malam sedang berjalan sempoyongan.
"Sepertinya Tuan Muda Mabok berat Non! saya akan membawanya naik di mobil ini!" ucap Reza dan mendapat anggukan dari Cahaya.
"Nesha, kamu cantik sekali malam ini sayang!" racau Langit dengan begitu lembut pada Cahaya karna kini keduanya telah duduk di kursi penumpang menuju rumahnya.
Lelaki itu terus membelai wajah Cahaya seraya terus meracaukan tentang Nesha.
"Ck, aku bukan Nesha!" Cahaya berdecak kesal dan berkali kali Cahaya menepis tangan Langit yang terus menjelajahi setiap inci tubuhnya dengan terus menyebut nama Nesha.
Setibanya di rumah, Reza memapah Langit menuju lantai dua kamarnya dan di ikuti oleh bening dibelakangnya.
"Tolong non gantikan pakaian Tuan Muda," pinta Reza pada Cahaya.
"Tentu saja, terima kasih pak Reza sudah membantu membawanya ke kamar!" dan Reza mengangguk kemudian pergi.
"Huek, kenapa baunya tidak enak seperti ini!" gerutu Cahaya seraya terus melepaskan pakaian Langit satu persatu untuk menggantinya dengan pakaian tidur.
"Nesha sayang, sini mendekatlah jangan pergi, aku sudah lama menantikan hal ini sayang, Langit menarik Cahaya hingga terjerembab. Namun seketika tatapan Langit berubah menjadi tajam dan penuh amarah.
"Kenapa kau lakukan ini padaku Nesha , kurang apa aku selama ini padamu, semua yang kau inginkan selalu aku turuti, tapi kenapa kau tega menyakitiku Nesh, apa kau tidak tahu betapa aku mencintaimu selama ini Nesha, katakan padaku Nesha!" Langit menghempaskan Tubuh Cahaya lalu melucuti pakaian wanita itu dengan begitu kasar.
"Lepaskan saya Mas Langit, saya bukan Nesha, saya Cahaya mas!" teriak Cahaya dengan segala isak tangisnya, dan rasa takut yang menderanya.
"Bertahun tahun aku menjagamu seperti berlian tapi ternyata kau hanya batu kerikil di jalanan yang begitu hina Nesha! Sekarang beritahu aku bagaimana lelaki brengsek itu menyentuhmu?! Seperti ini atau seperti ini!" Langit terus saja menyentuh setiap lekuk tubuh Cahaya dengan begitu kasar dan brutal
"Mas, aku Cahaya bukan Nesha!" Cahaya mencoba menyadarkan sang suami tapi semuanya percuma karna lelaki itu terus saja menyentuh semua yang ada ditubuhnya dengan penuh kemarahan.
Dengan begitu rakus bibir lelaki itu terus ********** secara paksa bahkan pakaian Cahaya kini telah menghilang entah kemana. Langit terus melakukannya kasar. Lelaki melampiaskan rasa sakit hatinya pada Cahaya yang dianggap sebagai Nesha.
Hingga tiba pada bagian area sensitifnya Cahaya memekik merasakan sakit yang luar biasa karna lelaki itu menjamahnya dengan begitu kasar.
Cahaya yang terus meraung dan memohon ampun sementara Langit terus melakukan penyatuannya dengan penuh amarah. Amarah yang harusnya ia tujukan pada Nesha mantan kekasihnya namun ia menumpahkan amarah itu kepada orang yang salah karna pengaruh minuman keras yang ia teguk dalam jumlah yang cukup banyak.
Hingga akhirnya langit ambruk dan tidak sadarkan diri.
Sementara Cahaya masih menangis sesenggukan dengan rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya karna lelaki itu begitu rakus dan amarah yang berkabut saat melakukan malam pertama dalam keadaan mabuk dan menganggap dirinya adalah Nesha mantan kekasihnya yang telah mengkhianatinya dengan sahabatnya sendiri.
"Hiks hiks, Aku benci kamu Langit, aku sangat membencimu!" tatapannya penuh kebencian pada lelaki yang kini tidak sadarkan diri di atas kasurnya.
Cahaya berjalan dengan tertatih menuju kamar mandi berniat untuk berendam air hangat berharap rasa nyeri terutama pada area sensitifnya itu sedikit berkurang. Dan benar saja setengah jam ia merendam dirinya perlahan rasa nyeri itu berangsur menghilang meski tidak sepenuhnya hilang.
Wanita itu terus, mengumpat lelaki yang kini tidak sadarkan diri itu. Bukan ia menyesal karna mahkotanya telah direnggut oleh suaminya sendiri namun yang sangat ia sesalkan adalah suaminya yang menganggap dirinya sebagai wanita lain dan melakukannya dengan kasar dan penuh rasa amarah.
Pagi menerpa, matahari menampakan sinarnya melalui cela cela penutup jendela kaca kamarnya.
Gadis yang sekarang telah menjadi wanita itu sedang meringkuk tubuhnya bergetar menggigil kedinginan seraya merintih di atas sofa.
Sementara lelaki yang berada di atas kasur perlahan membuka matanya saat mendengar suara rintihan pilu seorang wanita.Lelaki itu mengerutkan keningnya, dan perlahan lalu mendekat dan menyentuh kening Cahaya.
"Kau kenapa?" Tanya Lelaki yang belum menyadari sepenuhnya dengan apa yang terjadi semalam. Lalu meletakan punggung tangan pada kening wanita itu.
"Panas sekali!" dan seketika wajahnya berubah menjadi panik lalu mengangkat tubuh Wanita itu dan membawanya keatas tempat tidur. Langit mengedarkan pandangan sekitar kamar yang layaknya kapal pecah, kemudian mencoba mengingat kembali akan kejadian semalam.
"****! Apa yang telah aku lakukan padanya!" umpatnya pada diri sendiri setelah samar samar menyadari apa yang telah dilakukannya semalam. Lelaki itu bergegas melangkah kearah pintu namun lagi lagi langkahnya terhenti, "Bercak darah?" keningnya mengkerut saat melihat noda darah di atas sprei birunya.
"Oh my god! Apa yang telah aku lakukan?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
վմղíα | HV💕
kasihan Cahaya, langit kurang ajar bisa bisanya dia menggauli istrinya secara paksa
2023-06-02
0
nisa
jangan kasar langit
2023-05-27
0
nisa
mau donk
2023-05-27
0