"Apa! Menikah? anda tidak waras ya!" pekikan suara terkejut wanita yang bernama Cahaya, saat dirinya mendengar seseorang menyuruhnya menikah dan menggantikan calon pengantin wanita untuk keluarga konglomerat itu.
Saat ini Cahaya berada didalam rumah mewah milik keluarga Wiratama dan sedang berhadapan langsung dengan Tuan Besar Arga Wiratama karena diculik oleh sang asisten saat dirinya hendak pergi bekerja. Selama ini ia hanya dengar dari cerita para teman teman kostnya tentang nama keluarga kaya itu. Namun siapa sangka jika saat ini dirinya sedang berpijak pada lantai rumah salah satu orang paling berpengaruh di kota pempek tersebut.
"Ya, sebagai imbalannya kau berhak meminta apapun dari keluarga ini, meski itu setengah dari harta kami, kami akan memberikannya asalkan kau mau menyelamatkan nama baik keluarga kami."
"Dari sekian banyak gadis di kota ini, kenapa saya yang anda pilih untuk menjadi menantu pengganti untuk keluarga anda Tuan Arga Wiratama?" tanya Cahaya, yang entah mendapatkan keberanian darimana sehingga membuatnya berani bertanya seperti itu.
"Karna dari sekian banyak gadis hanya kau terpilih olehku! Harusnya kau bangga karna telah menjadi satu - satunya gadis yang terpilih bukan malah protes seperti ini!" ucapnya dengan geram karna gadis dihadapannya terlalu banyak bicara.
Dan baru kali ini Wiratama yang sejatinya orang yang selalu disegani oleh masyarakat di kota itu melakukan negosiasi secara langsung tentang jodoh untuk putra semata wayangnya.
Sebenarnya ia bisa saja memilih gadis lain yang berasal dari keluarga setara dengannya, namun entah apa alasannya hanya Wiratama yang tahu.
"Tapi pernikahan bagiku bukan main main Tuan, dan saya tidak bisa menikah dengan orang asing! Bagi saya menikah adalah sekali seumur hidup!" tolak Cahaya dengan mantap.
"Jika itu yang kau inginkan, maka akan terjadi, pernikahan ini akan menjadi pernikahan pertama dan terakhir untukmu, bukankah kau datang ke kota ini untuk melupakan rasa sakit hati dan malu karna kegagalan pernikahanmu yang dulu hanya tinggal beberapa detik saja?!"
Cahaya terkesiap mendengar perkataan Tuan Wiratama yang ternyata telah mengetahui semua tentang dirinya dan peristiwa yang pernah dialaminya beberapa bulan lalu.
"Tapi, saya tidak mengenal anda dan lelaki yang akan anda nikahkan dengan saya!" Cahaya masih berusaha untuk menolak.
"Kau akan mengenalnya setelah menikah, dia adalah anakku, pemuda yang baik dan juga sangat tampan seperti ayahnya! Bukan begitu Za?" tanyanya pada asistennya yang bernama Reza dengan rasa percaya dirinya yang begitu tinggi namun kenyataannya memang tak bisa ditampik karna dirinya memang terlihat begitu tampan meski diusianya yang sudah tidak muda lagi.
"Cih, percaya diri sekali, aku yakin jika sikap anaknya pasti tak jauh beda darinya!" cibirnya lirih namun masih terdengar jelas oleh Wiratama dan asistennya. Lelaki itu tidak begitu mempedulikan ejekan yang keluar dari mulut gadis dihadapannya itu. Bahkan lelaki itupun mencegah sang asisten yang hendak membuka mulutnya untuk menimpali cibiran gadis dihadapannya. Yang terpenting baginya adalah membuat gadis itu menerima tawarannya untuk menyelamatkan nama baik keluarga Wiratama.
"Tapi maaf, saya tidak bisa menerima tawaran anda untuk menikah dengan anak anda, karna bagi saya pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan suci, saya tidak mau mempermainkan janji suci sebuah pernikahan!" Cahaya membalikan tubuhnya dan berlalu pergi meninggalkan rumah mewah tersebut.
Penolakan Cahaya nyatanya membuat Tuan Wiratama semakin merasa yakin jika dirinya tidak salah memilih menantu pengganti untuk keluarganya.
"Tunggu!" seru lelaki paruh baya yang masih terlihat nampak gagah itu lalu mendekati Cahaya.
"Pikirkan kembali dengan baik tawaranku, jika kau berubah pikiran hubungi aku!" Wiratama memasukan secarik kertas yang berbentuk persegi yang disebut kartu nama kedalam saku kemeja seragam pelayan yang dikenakan Cahaya.
Tanpa menjawab satu patah katapun Cahaya kembali mrlanjutkan langkahnya menuju tempat kerja.
"Orang kaya terkadang suka aneh!" lirihnya seraya menggelengkan kepalanya.
*
*
*
Malam itu Langit kembali mendatangi jembatan tempat dirinya bertemu dengan wanita yang mencegah dirinya melompat kedalam sungai itu. Namun tak terlihat sosok wanita yang ia cari.
"Kemana wanita itu? bukankah di jam seperti ini harusnya dia lewat," gumamnya sendiri lalu mendudukan dirinya pada sebuah bangku besi yang berada disisi jembatan.
Tak terasa 2 jam sudah Langit berada disana tapi tak juga mendapati sosok yang yang dtunggunya itu melintas, akhirnya Langit pun beranjak dari sana dan menuju tempat yang biasa ia datangi yaitu club malam.
Sementara Cahaya yang kini berada didalam kamar kostnya sedang asik mengobrol dan bercerita dengan temannya.
Tiba tiba saja ponselnya berdering.
"Apa! Ibu pingsan dan sekarang di rumah sakit?!" pekik Cahaya. "Baiklah aku akan pulang malam ini juga!" ucapnya kemudian.
"Tunggu Aya, tadi dokter bilang ibumu harus segera dioperasi dan biayanya sekitar 75 juta," ucap Pak RT yang menjadi penanggung jawab atas ibu dari Cahaya saat membawanya kerumah sakit. Selain Rt ia juga tetangga terdekat rumah Cahaya dan ibunya tinggal di kota tersebut.
"75 juta?" Cahaya membelalakan matanya karna terkejut. Darimana ia akan dapatkan uang sebanyak itu sedangkan ia batu saja berapa bulan bekerja, dan uang ia kumpulkan pun belum sampai sebanyak itu.
Seketika Cahaya panik dan pikirannya pun menjadi kacau. Ia tak dapat berpikir dengan benar. Namun satu yang telintas dalam otaknya yaitu tawaran dari Tuan Wiratama pagi tadi. Tanpa pikir panjang ia pun langsung menghubunginya.
Setelah seminggu dari kejadian itu kini Cahaya telah resmi menjadi menantu pengganti salah satu keluarga tersohor di kota itu dengan syarat sang ibu mendapatkan perawatan yang baik di kota itu yang tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Sama sekali tidak menyangka jika dirinya saat ini menjadi menantu dari salah keluarga konglomerat ini, bahkan bermimpi saja tidak pernah.
Dan lebih mengejutkan lagi jika ternyata lelaki yang ia nikahi adalah lelaki yang pernah ia temui di atas jembatan malam itu saat hendak mengakhiri hidupnya.
"Cih, ternyata kau tak lebih dari sekedar wanita picik, kau memanfaatkan keadaanku lalu mendekati ayahku agar kau bisa menikah dengan anak konglomerat sepertiku! Cerita apa yang kau karang hingga ayahku terperangkap dalam rencana licikmu itu !" Ejek lelaki yang kini telah menjadi suaminya itu.
Deg
Kata kata pedas itu berhasil menyusup kedalam relung hati cahaya. "Aku tidak pernah merencanakan apapun, bahkan aku saja tidak tahu jika lelaki itu adalah kamu!" sahutnya jujur.
"Omong kosong! Jangan pernah bermimpi aku akan menjadi suami yang baik untukmu! Pernikahan ini sama sekali tidak aku inginkan! Dan satu hal yang harus kau tahu, aku sangat mencintai Nesha dan sampai kapan pun hanya wanita itu yang ada di dalam hatiku, camkan itu baik baik!" lelaki itu kembali melontarkan kata kata pedas bahkan kali ini penuh dengan peringatan sebelum akhirnya keluar dari kamarnya.
Meskipun ia sadar jika dirinya hanyalah menantu pengganti namun perkataan lelaki itu kali benar benar berhasil membuat air mata Cahaya mengalir deras, rasanya sungguh sakit mendengar perkataan yang begitu menyakitkan dari lelaki yang kini telah menjadi suaminya itu. Dan iapun tahu jika pernikahan ini hanyalah sebuah kesepakatan antara dirinya dan ayah dari lelaki itu. Namun hatinya tetap terasa tercabik dengan perkataan pedas suaminya.
Kuat Cahaya, ini semua demi ibu! Batinnya terus menguatkan dirinya sendiri. Sambil mengusap air matanya Cahaya berjalan ke kamar mandi berniat membersihkan dirinya dan sejenak melepas lelah karna seharian terus berdiri menyambut ribuan tamu undangan.
Gadis itu merendam tubuhnya dengan air hangat. Hingga merasa lebih baik dan barulah ia keluar dari kamarnya. Namun saat berjalan keluar ia berpapasan dengan suaminya.
"Mas, aku mau keluar dulu!" ucapnya pada Langit.
"Mas, mas, kau pikir aku mas mas jualan bakso keliling, enak aja panggil aku mas!" protesnya pada Cahaya dan membuat Reza seketika ingin meledakan tawanya namun sebisa mungkin ia tahan.
"Baiklah, aku akan pikirkan nanti setelah urusanku selesai!" timpal Cahaya yang memilih untuk segera pergi mengunjungi dan melihat keadaan sang ibu di rumah sakit.
"Siapa yang mengijinkan kau pergi! Masuk kamar dan pijiti aku!" pekiknya pada Cahaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
ᴳᴿ🐅ᴹᴿˢ᭄𝕬ⁿᶦᵗᵃₚᵣₐ𝒹ᵢₜₐ🤎𝓰ₐₙⱼi
ya ampuuuun Langit pede y k bangetan, jangan seuzon juga ama Cahaya, klo bukan krn ibu y koma mana mau Aya menikah dengan mu hanya sebagai menantu pengganti 😤
2023-06-04
1
վմղíα | HV💕
ya ampun kasihan Cahaya.
2023-06-02
1
nisa
ngakak aku dsini
2023-05-27
0