"Kita bicara di sana saja!" ajaknya.
Setelah berada ditempat yang ditunjuk Tuan Wiratama, perawat itu menceritakan atas kejadian penculikan yang menimpanya dan juga tak lupa menceritakan tentang apa yang dikatakan oleh Cahaya yang menganggap dirinya ada di sana saat itu.
"Jadi maksudmu kematian Ibu Zura karna unsur kesengajaan dan ada orang yang menyamar sebagai perawat dan masuk keruangan rawat Bu Zura?" tanya Wiratama memastikan.
"Saya rasa begitu tuan, sebab saya baru saja tiba di rumah sakit, tapi Nona Cahaya bilang sempat menitipkan ibunya kepada saya dan Nona Cahaya bilang saya melihat perkembangan baik kondisi Ibu Zura, tapi saya sama sekali tidak melihatnya, bahkan saya sadar betul ada seseorang menyekapku disalah satu rumah kosong didekat rumah sakit ini selama beberapa jam," tutur sang perawat.
"Baiklah, orang saya akan menyelidiki kasus ini, terima kasih informasinya," ucapnya.
"Sama- sama tuan, kalau begitu saya permisi!" pamit perawat itu.
"Sepertinya ada yang sedang mencoba bermain - main dengan keluargaku!" gumam Wiratama pelan seraya berpikir tentang seseorang yang sudah bernyali besar dengan mengusik ketenangan keluarganya.
Lelaki paruh baya itu menatap menantunya yang masih terus menangis dan terlihat begitu lemah dalam dekapan sang putra, "lebih baik aku tidak memberitahunya dulu pada Cahaya tentang semua ini." Wiratama menghembuskan napas berat lalu mencari keberadaan Reza sang asisten untuk memberitahukan semua kejadian yang diceritakan oleh perawat kepercayaannya baru saja.
Usai pemakaman sang ibu Cahaya nampak murung, tak ada lagi raut wajah ceria yang biasanya ia tunjukan. Seakan tak ada lagi gairah hidup, kini tak ada lagi harapan dalam tujuan hidupnya.
Ia merasa semua orang yang menyayanginya telah pergi meninggalkannya seorang diri. Wanita itu menatap lelaki yang kini masih berdiri di sebrang pusara sang ibu.
"Ibuku telah tiada, satu satunya orang yang aku perjuangkan dalam tujuan hidupku, kamu boleh melakukan apapun mas, termasuk mengakhiri pernikahan ini," ucapnya sendu.
Langit menatap lekat wanita yang masih dalam keadaan duka itu tapi mampu memikirkan hal sejauh itu.
"Masalah itu bisa kita bicarakan nanti! Ayo sekarang kita pulang, ayah dan Reza sudah menunggu kita didalam mobil!" ajak Langit pada Cahaya.
Jauh didalam lubuk hatinya ia tidak mau jika pernikahannya ini berakhir begitu saja, meski tujuan awalnya adalah demi menyelamatkan sang ibu, namun dirinya tidak mau egois, karna lelaki yang kini menjadi suaminya itu sangat mencintai wanita lain.
Dan dirinya tidak mau menjadi beban dalam hidup lelaki yang sama sekali tidak mencintainya itu.
Didalam perjalanan menuju rumah, Cahaya hanya diam dan hanyut dalam pikiran sedihnya.
Begitupun Langit yang terus memikirkan perkataan Cahaya.
Lelaki itu menoleh kearah sang istri yang masih setia menatap kosong jalanan melalui kaca mobilnya.
Ada rasa yang timbul dalam hati Langit, entah rasa apa itu ia pun tak mengerti.
Cih kenapa aku jadi memikirkannya, wanita itu kan menikah denganku hanya karna uang untuk biaya pengobatan ibunya. Dan itu memang benar. Buktinya, baru saja ibunya meninggal dia langsung membicarakan untuk mengakhiri pernikahan ini ! kesalnya dalam batin.
Memakan waktu 40 menit mereka kini telah tiba di rumahnya.
Cahaya berjalan lemah memasuki rumah dan menuju kamarnya.
"Langit, Reza ke ruanganku sebentar ada hal penting yang ingin aku bicarakan," ucap Wiratama.
Ketiga lelaki itu berjalan beriringan menuju ruangan yang dimaksud.
"Reza, bagaimana hasil penyelidikan yang kau lakukan?" tanya Wiratama pada asisten Reza.
"Saya sudah cek rekaman CCTV di rumah sakit itu dan ternyata benar ada seorang perawat yang keluar dari ruangan Ibu Zura dan menutup wajahnya dengan masker setengah jam setelah kepergian saya bersama Nona Cahaya," tutur jelas Reza.
"Apa! Jadi maksudnya ibu mertuaku mati karana dibunuh seseorang?" tanya Langit memastikan.
"Ya Tuan Muda,"
"Lalu kemana wanita itu pergi setelahnya?" tanyanya lagi.
'Sepertinya menuju parkiran tuan, tapi sayangnya kamera pemantau yang mengarah parkiran itu sedang mengalami gangguan teknis saat itu!" tutur Reza lagi.
"Apa menurutmu menantuku memliki musuh disini? Sementara dia hanya anak perantauan!" tanya penasaran dari Wiratama
"Setahu saya, tidak ada tuan.'
"Selidiki tentang lelaki yang gagal menikahinya dulu!' titah Wiratama pada Reza.
"Baik tuan!' sahut Reza.
"Cahaya gagal menikah?" ucap Langit dengan raut wajah terkejutnya.
"Ya, sama sepertimu bahkan kegagalan itu tepat dihari pernikahannya! Dan lebih mirisnya lagi ayahnya pun meninggal dihari yang sama karna mendadak terkena serangan jantung," sahut sang ayah.
Ternyata aku hanyalah lelaki yang tak tau apapun tentang wanita yang kini menjadi istriku. Tapi kenapa wanita itu terlihat begitu kuat dan tegar seolah tidak pernah mengalami kejadian yang begitu menyedihkan. batin Langit terus bergumam.
Seketika Langit teringat saat dirinya hendak mencoba bunuh diri dengan meloncat dari jembatan ampera dan saat itu Cahaya berhasil mencegahnya.
Dan tak berapa lama dari peristiwa itu ternyata wanita itu menjadi pengantinnya untuk menggantikan Nesha yang telah pergi membawa sebuah prngkhianatan.
Nesha! Apa Nesha ada hubungannya dengan semua ini, sejauh itukah dirinya bertindak, ya aku harus menyelidikinya? Batin Langit.
"Baiklah Reza, kau boleh pergi," ucap Wiratama kemudian.
"Baik tuan, saya permisi!" pamit Reza lalu keluar dari ruangan kerja Wiratama. Begitupun dengan Langit yang juga keluar dan menuju kamarnya.
Memasuki kamarnya mengedarkan pandangan ke setiap sudut ruangan dan hanya kosong.
"Kemana dia?" gumamnya.
Samar samar terdengar suara isak tangis yang begitu pilu.
Langit terus melangkah mendekati asal sumber suara isak pilu tersebut hingga akhirnya ia menemukan di atas balkon kamarnya.
"Ibu, kenapa secepat ini bu? Bahkan aku belum bercerita dengan ibu tentang pernikahanku, aku tahu pernikahanku ini mungkin tidak seperti harapanku yang hanya ingin menikah sekali untuk seumur hidup tapi aku bisa apa? Cinta tidak bisa dipaksa bu, bukan aku yang tidak bisa menerima pernikahan ini bu, tapi suamiku, dia sama sekali tidak menginginkan pernikahan ini. Aku juga belum cerita bu, aku bertemu lelaki brengsek itu disini! Dan seperti permintaan dan pesan ibu, aku sama sekali tidak memperlihatkan kesedihan dan kelemahanku didepan Rendi yang saat itu sedang bersama wanita itu. Aku hebat bukan? Hiks hiks...!" Cahaya kembali terisak seraya memukul dada sendiri yang terasa begitu begitu sesak seperti ada bongkahan batu yang menindihnya saat itu.
Sementara Langit yang berdiri tak jauh darinya hanya mampu menatap sendu wanita yang kini ternyata sedang terlihat begitu rapuh bukan ia tidak ingin mendekat dan memberinya ketenangan hanya saja ia tidak mau mengganggunya untuk saat ini. Ia tahu wanita itu sedang butuh waktu untuk sendiri.
Entah apa yang sedang kamu ungkapkan saat ini, semoga itu bisa membuatmu sedikit lebih lega. Kamu wanita hebat Cahaya, maafkan aku yang sudah berpikiran buruk tentangmu . Batin Langit karna ia sama sekali tidak mendengar apapun dari gumaman Cahaya.
"Cih ternyata hanya wanita lemah, apa kau pikir dengan terus menangis seperti ibumu akan hidup lagi? Berdoa sama tuhan mintalah ibumu ditempatkan disisi terindah tuhan!" ucap langit seolah tanpa perasaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
nisa
mun sadar
2023-06-14
0
nisa
baru tahu ya lang, ksian
2023-06-14
0
nisa
cieh cieh
2023-06-14
0