"Bos ditunggu ditempat kemaren!"
"Tiga pesan yang sama, kenapa panggilnya boss siapa dia, sebenarnya apa yang akan dilakukan olehmu sayang?" gumamnya lirih. Namun tak berniat bertanya pada wanitanya itu. Ia berpikir lebih baik mencari tahu sendiri daripada harus bertanya dengannya yang mungkin saja akan menutupinya.
Tak berapa lama wanits keluar dari kamar mandi dengan terburu - buru mengenakan kembali pakaiannya.
"Mau kemana kox buru - buru begitu sayang?" tanya lelaki itu penuh selidik.
"Aku kan udah bilang, teman - temanku sudah menungguku ditempat yang telah kami janjikan sejak semalam."
Wanita itu dengan cepat menyambar tas beserta kunci mobilnya lalu berpamitan dengan sang kekasih yang masih setia duduk dikasurnya seraya menatap curiga pada wanitanya yang telah melenggang pergi.
Lelaki itupun bergegas mengikuti wanitanya secara diam diam. Dirinya penasaran tentang isi pesan seseorang yang memanggil bos tersebut pada wanitanya.
"Bagaimana apa kalian sudah menemukan wanita itu!?" tanya wanita itu setelah tiba dan kini berkumpul dengan orang orang suruhannya.
"Sudah bos dan ini alamatnya" ucap salah satu orang suruhannya.
"Kerja bagus, dengan begitu aku tidak perlu susah - susah untuk terjun langsung dan berhadapan dengan keluarga Wiratama dan namaku tidak akan buruk!" gumam wanita licik itu seraya tersenyum penuh kepuasaan.
Aku harus segera menemui wanita itu. Dan aku yakin jika wanita itu tahu tentang anaknya pasti akan sangat menyenangkan. Satu lagi wanita lemah yang masuk kedalam perangkapku. Batinnya.
Tanpa dirinya sadari jika sang kekasih sejak tadi memperhatikan dan mendengar semua pembicaraan yang dibahas seraya terus bertanya tanya didalam hatinya.
"Rencana apa yamg sedang Dia susun, kenapa dia tidak melibatkanku? Seperti rencana yang sudah tersusun untuk menghancurkan keluarga Wiratama itu!" gumam lelaki itu lirih hanya terdengar oleh dirinya sendiri, "Aku harus memantaunya!" lalu bergegas pergi dari tempat itu sebelum keberadaannya diketahui oleh sang kekasih.
......................
Di sebuah makam
Seminggu sudah berlalu sejak pergiannya ibu tercintanya, sore ini Cahaya sedang mengunjungi makam mendiang ibunya, sedang duduk bertumpu dengan menggunakan kedua lututnya, tak peduli dengan celananya yang terlihat kotor oleh tanah yang melekat. Mengusap lembut nisan sang ibu seraya terus mengajaknya berbicara seolah sang ibu ada dihadapannya saat ini.
Entah apa yang dibicarakannya, yang pasti hari ini wanita itu terlihat sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, sudah lebih tenang dan ikhlas merelakan kepergian orang pertama yang paling berharga didalam hidupnya.
Mengusap airmata yang meleleh diwajah cantiknya seraya tersenyum lembut, "Bahagialah selalu disana bu! Karna kini aku hanya bisa mendoakanmu." lalu beranjak berdiri.
"Jadi ini wanita yang telah menjual dirinya demi menguasai harta anakku!" ucap seorang wanita paruh baya dengan pakaian modisnya.
Cahaya terkesiap dan langsung menoleh mendengar ucapan pahit dari mulut orang asing yang baru pertama kali dilihatnya, "Siapa anda dan apa maksud anda berbicara seperti itu nyonya, apa kita saling kenal?" tanya Cahaya yang tetap berdiri ditempatnya.
"Berapa uang yang kau inginkan? katakan! Aku akan memberikannya padamu, tapi aku minta tinggalkan Langit, karna perempuan sepertimu sama sekali tak pantas bersanding dengan anakku!" ucapnya dengan lantang.
"Perempuan seperti apa yang anda maksud?! Lagi pula setahuku suamiku tidak memiliki seorang ibu, suamiku hanya memiliki seorang ayah, dan ayahnya sendirilah yang meminta saya untuk menjadi menantunya," jawab Cahaya yang juga tak kalah lantang.
Cahaya bukan peremuan lemah yang mudah ditindas oleh orang lain, sudah cukup dirinya dipermalukan oleh Rendi dan wanita yang mengaku hamil itu saat hari pernikahannya. Itupun ia mengalah karna ia tidak mau lelaki yang akan menjadi suaminya itu menjadi lelaki yang tidak bertanggung jawab atas kesalahannya.
Sialan, ternyata dia bukan wanita lemah seperti dugaanku. Wanita ini benar benar pemberani. Bahkan perkataanku sama sekali tak membuatnya gentar. Lirih wanita paruh baya itu dalam batin.
"Jaga mulutmu perempuan kampung, beraninya kau mengatakan anakku tidak mempunyai seorang ibu! Aku adalah ibu yang telah melahirkannya!"
"Jika nyonya adalah ibu dari Langit itu artinya nyonya adalah ibu mertuaku, baiklah salam kenal dari menantumu ibu mertua, tapi kenapa saya tidak pernah dengar didalam rumah mewah itu membicarakan tentang anda ya, apa jangan jangan anda hanya mengaku ngaku saja?" ucap polos Cahaya.
Deg.
Entah kenapa mendengar ucapan Cahaya kali ini benar benar menusuk tepat mengenai palung hatinya dan membuat wanita paruh baya itu seketika merasakan sakit yang luar biasa. Memang benar selama ini sang anak tidak pernah mencari keberadaannya. Dan bahkan dirinya hanya bisa menatap sang anak yang telah tumbuh besar gagah dan sukses itu dari sosial media yang ia miliki baru - baru ini.
Wanita itu seketika termangu, menangis dalam hati dengan rasa penyesalan karna dulu telah tega meninggalkannya bahkan tak pernah berusaha mencari tahu tentang perkembangan sang anak hingga kini ia pun mengrtshui srmua itu dari orang lain.
"Aku pastikan setelah ini kau akan menyesal karna telah berani menghinaku seperti ini!" ancamnya kepada Cahaya.
"Aku sama sekali tidak bermaksud menghinamu ibu mertua," sahut Cahaya, "maaf jika kata - kataku telah menyinggung perasaanmu." Cahaya berusaha menghadapi wanita itu dengan tenang tanpa rasa takut sedikitpun. Karna itulah yang tertanam pada diri cahaya sejak kecil yang tak pernah merasa takut dengan apapun atau siapapun. Apalagi saat dirinya sama sekali tidak melakukan kesalahan apapun
Dirinya memang sama sekali tak bermaksud menghina wanita yang mengaku sebagai ibu dari suaminya itu, tapi kenyataannya memanglah benar jika di rumah tempat tinggal keluarga Wiratama itu tak pernah sekalipun ia dengan membahas tentang istri dari Wiratama yang tak lain adalah ibu dari Langit itu.
"Nona Muda, anda sudah selesai?" tanya Reza yang tiba - tiba muncul dihadapannya.
Reza menatap datar wanita yang ia kenal sebagai mantan istri dari atasannya itu. Sementara wanita itu mendekat pada Reza menatap lekat lelaki yang dulu memergokinya saat sedang bersama lelaki lain disebuah kamar hotel.
Wanita itu beranggapan jika Reza lah orang yang telah mengadukannya pada suaminya dulu, padahal selama ini dugaannya salah, karna Wiratama dulu justru mengetahui langsung dari lelaki yang telah berhasil meniduri istrinya itu yang telah terang terangan mengirim video panasnya diatas ranjang.
"Hallo adik angkat! Ternyata kau masih setia mengabdikan hidupmu untuk Wiratama!" cibir wanita itu dengan raut wajah benci yang begitu ia tampakan.
Namun Reza menghiaraukan sapaan wanita itu dan segera membawa Cahaya pergi dari hadapan wanita paruh baya licik itu.
"Mari nona, hari sudah petang, kita harus segera kembali kerumah!" ajak Reza pada Cahaya
"Tunggu Reza!" teriak wanita paruh baya itu.
"Maaf nyonya Lusi, kami harus segera kembali!" Reza terus berjalan menuju mobilnya tanpa mau meladeni mantan istri dari atasannya itu.
Kurang ajar! Berani sekali kau mengabaikanku. Tunggu saja! Saat aku kembali menjadi nyonya Wiratama kau adalah orang pertama yang akan aku singkirkan! Geramnya dalam batin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
kutubuku
mau bunuh orang 🤣
2023-06-11
0
kutubuku
sokor
2023-06-11
0
kutubuku
penyelamat dtg
2023-06-11
0