Tuan Muda

Haikal dan Anin kembali kerumah hari ini, karena berlama-lama di hotel pun tidak ada gunanya sama sekali karena tidak akan ada yang terjadi di antara mereka.

Setelah menikah Haikal di haruskan oleh Anin untuk tinggal di rumahnya, begitu juga dengan Siti, namun Siti menolak dengan halus dia tidak mau tinggal bersama mereka agar mereka bisa hidup mandiri dan tanpa campur tangannya setelah menikah.

Hari pertama Haikal berada di rumah besar nan mewah itu dia terlihat sangat terkejut dengan pelayanan yang diberikan oleh seluruh pelayanan dirumah Anin kepadanya, di tambah lagi dengan panggilan mereka kepadanya yang menurut Haikal sangat berlebihan. Anin mengumpulkan semua pelayan yang bekerja di rumah mewahnya itu untuk memperkenalkan Haikal kepada mereka dan menyuruh mereka memanggilnya dengan sebutan tuan muda.

"Mulai sekarang hormati dan layani Haikal sama seperti kalian melakukannya kepadaku karena dia adalah suamiku. Panggil dia tuan muda". Ucap Anin kepada semua pelayan yang berada di rumah itu.

Para pelayan sangat takjub dengan ketampanan yang dimiliki oleh suami majikan itu, selain tampan Haikal juga pribadi yang sangat ramah, jadi tidak heran jika Anin jatuh cinta kepada Haikal, batin mereka.

"Harusnya aku tidak perlu dipanggil dengan sebutan itu mereka bisa memanggilku dengan nama aku saja". Ucap Haikal saat mereka berdua sudah berada di dalam kamarnya.

Anin tidak menjawab dan Haikal langsung mengerti jika perintah Anin itu tidak boleh dibantah.

°°°°°

Sesuai dengan perintah majikannya, para pelayan melayani Haikal daari bangun tidur hingga tidur lagi semua yang dibutuhkannya telah disiapkan termasuk air untuk dia mandi.

Mimpi apa aku harus hidup terlalu tegang seperti ini. Aku hanya ingin hidup seperti orang biasa aja, dimana seharusnya setelah menikah aku dilayani oleh istriku sendiri bukan oleh para pelayan seperti ini. Tapi apa yang bisa kuharapkan darinya, aku bahkan mungkin hanya dianggap pajangan di rumah ini bukan sebagai suaminya. Gumam Haikal yang melihat kearah Anin yang tidak peduli atau bahkan tidak tahu dengan semua kebutuhan suaminya itu.

Namun karena terbiasa melakukan segala hal selama ini tanpa di bantu oleh siapapun sejak dia kecil, Haikal selalu menolak ketika pelayan memberikan pelayanan yang menurutnya tidak masuk akal seperti membawa tas kerjanya ketika dia hendak berangkat kerja.

"Saya bisa bawa sendiri, lagian ini cuma tas kerja aja kok". Ujar Haikal yang hendak mengambil alih tas kerjanya dari tangan pelayan muda bernama Rina.

"Tidak masalah tuan muda, ini sudah tugas saya jadi tuan muda tolong mudahkan saja pekerjaan saya agar nona Anin tidak marah kepada saya". Ucap Rina sambil menundukkan kepalanya tanpa berani menatap kearah Haikal karena dia takut jika nona mudanya akan marah ketika suaminya itu ditatap oleh wanita lain.

"Ya udahlah kalau kamu tetap memaksa". Haikal bingung melihat pelayan muda itu tidak pernah menatap ke arahnya selama mereka berbicara.

Kenapa dia selalu menunduk, apa ada barang hilang yang sedang di carinya? atau ada yang aneh dengan wajahku ya. Gumam hal sambil ikut mencari sesuatu dibawah sana.

"Mari tuan muda mobil sudah siap, saya akan mengantarkan tuan muda sampai ke mobil".

"Tunggu, Rina kenapa kamu selalu menunduk?. Apa kamu mencari sesuatu di bawah sana? atau wajahku yang aneh?". Tanya Haikal lugu.

"Haah, tidak tuan, saya hanya tidak mungkin bisa menatap ke arah tuan muda karena saya hanyalah seorang pelayan yang tidak berhak menatap tuan muda".

Haikal membulatkan matanya mendengar ucapan Rina. Yang bener saja, apa dirumah ini pelayan juga tidak boleh menatap majikannya, peraturan yang sangatbaneh. Kasian pelayan yang bekerja disini pasti leher mereka sakit jika seharian harus selalu menunduk begitu.

"Emmh, begini Rina kamu tidak perlu menunduk ketika kamu berbicara dengan saya, kalau dengan Anin itu terserah kamu aja, saya sama aja seperti kamu, sama-sama manusia jadi tidak perlu menghormati saya sampai segitunya". Ujar Haikal lagi.

Tuan muda ini tidakk tahu apa kalau kami wanita yang masih muda di larang oleh istri nya yang dingin itu untuk tidak menatap ke arahnya. Apa dia tidak sadar kalau istrinya itu sangat pencemburu. Tapi dia benar juga jika aku terlalu lama menatap tuan muda, aku bisa tergila-gila padanya. Gerutu Rina dalam hati yang kesal pada Anin yang sangat pencemburu itu.

Flashback.....

Tenyata setelah Haikal masuk kedalam kamarnya, Anin belum juga membiarkan para pelayan yang berkumpul menyambut kedatangan Haikal tadi untuk bubar.

"Ada peraturan baru yang harus kalian patuhi setelah tuan muda berada di rumah ini, terutama bagi pelayan wanita yang masih muda. Aku tidak ingin kalian berdiri terlalu dekat dengan suamiku berdirilah dengan jarak minimal 1 meter dengannya dan jangan pernah memandang ke arahnya selalulah menundukkan pandangan kalian, apa kalian bisa mengerti maksudku?". Titah Anin dengan peraturan barunya itu.

"Kami mengerti nona". Jawab semua pelayan wanita yang masih muda di sana menganggukkan kepala. Mereka semua mengerti bahwa Anin mungkin merasa cemburu jika ada wanita lain yang akan menetap suami tampannya itu. Marta tersenyum tipis karena dia tahu jika tanpa Anin sadari mungkin saja dia sudah jatuh cinta kepada Haikal dan sangat takut kehilangannya.

Flashback off....

"Maaf tuan muda saya tidak bisa melakukan itu, mari tuan supir tuan sudah menunggu di depan".

"Supir?, aku tidak butuh supir hanya untuk mengendarai motorku". Tanya Haikal bingung.

"Tapi tuan supir anda bukan akan mengendarai motor, tapi mobil tuan yang sudah di siapkan oleh nona Anin".

"Mobil?, aku tidak mau ke kantor naik mobil, aku bisa naik motorku aja".

"Tapi tuan....".

Haikal tidak lagi mendengar ucapan Rina karena dia langsung merebut tas kerjanya dari tangan Rina lalu menuju ke halaman depan untuk mengatakan kepada sopir agar tidak perlu mengantarnya ke kantor. Haikal kemudian mengendarai motor sportnya dan menuju ke kantor.

Anin baru terbangun dari alam mimpinya dan melihat Haikal sudah tidak berada di samping lagi kemudian dia melangkah turun ke bawah untuk menanyakan kepada para pelayan.

"Kemana suamiku?". Tanyanya kepada Rina yang terlihat sedikit gugup.

"Emmm, tuan muda sudah berangkat kerja nona". Jawab Rina terbata.

"Apa dia sudah sarapan?".

"Sudah nona".

"Apa pak Maman mengantarkannya ke kantor?". Tanya Anin lagi.

"Emmm, ti-tidak nona, tuan muda menolaknya dan pergi dengan menggunakan motornya". Jawab Rina terbata.

Haikal, apa maunya sih dia?. Dia mau menjatuhkan harga diriku dengan naik motor butut itu. Raut wajah Anin terlihat sangat marah.

Anin kemudian kembali menuju kamarnya untuk menghubungi Haikal namun beberapa kali panggilan itu dilakukan, Haikal tidak juga kunjung menjawab panggilan dari Anin. Anin sangat marah dan membanting ponselnya ke lantai.

👍👍👍👍👍🤲

Terpopuler

Comments

Vida Kasim

Vida Kasim

hehehehe. ...anin aq ga sabar nunggu kamu bucin. .
Thor. ..critax asik...

2020-08-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!