Anin tidak pernah membahas tentang apa yang dilihatnya saat hari sudah Haikal, dia tidak ingin membuat Haikal berpikir jika dia cemburu kalau Haikal dekat dengan Maya. Ya, sejujurnya dia sangat marah melihat pemandangan yang terjadi antara Haikal dan Maya apalagi ketika dia mengingat kata-kata Maya yang akan selalu menunggu Haikal.
Karena kuliah Haikal sudah selesai kini tiba saatnya Anin menagih janji Haikal untuk segera menikahinya.
"Kapan kita akan menikah?, kuliah kamu udah selesai". Tanya Anin tanpa basa-basi.
"Aku harus cari kerja dulu, bagaimana kita bisa menikah kalau aku tidak kerja?. Aku akan menjadi kepala rumah tangga nantinya jadi aku harus bertanggungjawab untuk keluarga ku". Jawab Haikal.
"Kamu kan bisa kerja di perusahaan aku".
"Aku tidak mau, aku berjanji menikahimu bukan bekerja di perusahaanmu".
"Jadi kamu mau jadi pegawai biasa di perusahaan lain, lalu apa yang akan orang-orang pikir tentang aku?. Kamu tahu kalau kamu tidak kerja di perusahaan aku orang akan menganggap kalau kita hanya bersandiwara atau orang akan menganggap aku pelit sama suamiku sendiri". Ucap Anin dengan nada meninggi.
"Bukannya kamu sendiri yang ngomong ke aku kalau pernikahan kita hanya akan bertahan sampai Kamu hamil, lalu apa arti aku setelah kamu hamil? aku hanya akan menjadi orang lain kan?". Jawab Haikal dengan nada yang tak kalah tinggi lalu meninggalkan Anin begitu saja.
Kamu begitu ingat kalau hubungan kita tidak akan pernah bertahan lama Haikal. Apa kamu sekarang juga berharap kalau kita akan segera berpisah dan kamu bisa bersama dengan Maya?. Gumam Maya tanpa sadar air matanya menetes.
"Apa ini?". Tanya Anin pada dirinya sendiri. "Aku menangis?, aku pasti sudah tidak waras, bagaimana bisa aku menangis karena seorang lelaki hah?". Sambungannya lagi sambil menghapus kasar air matanya.
°°°°°
Haikal sangat serius dengan perkataannya yang tidak mau bekerja di perusahaan milik Anin, hal itu di buktikan dengan kesungguhannya melamar pekerjaan di beberapa perusahaan lain. Tidak butuh waktu lama baginya untuk menerima panggilan kerja karena memang nilai akademisnya yang sangat mempuni.
Setelah melewati beberapa tes akhirnya Haikal mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan yang cukup besar yaitu Wijaya Dharma Perkasa sebagai pegawai di bagian keuangan.
"Selamat bekerja sama dengan perusahaan kami Haikal. Semoga kamu betah bekerja disini dan bisa mengukir prestasi yang membanggakan". Ucap salah seorang pegawai dari bagian HRD sambil mengulurkan tangannya.
"Terimakasih banyak pak, saya akan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk perusahaan ini". Jawab Haikal sambil membalas jabatan tangannya.
Haikal sangat bahagia dan bangga dengan kemampuannya untuk mendapatkan pekerjaan dengan mudah di waktu yang singkat namun disisi lain itu berarti dia harus segera menepati janjinya untuk menikahi Aninda.
Haikal bergegas pulang kerumahnya dan memberikan kabar gembira itu kepada Siti, karena Haikal tahu kalau sejak Haikal pergi untuk wawancara Siti tidak hentinya berdoa agar anaknya itu segera mendapatkan pekerjaan dan dengan memberikan kabar gembira itu pasti Siti sangat bahagia.
"Assalamualaikum Bu". Ucap Haikal yang baru tiba di rumahnya.
"Walaikumsalam, gimana nak?". Tanya Siti penasaran.
"Aku di terima Bu".
"Alhamdulillah ya Allah, ibu yakin kamu pasti bisa". Siti langsung memeluk anaknya dengan bangga.
"Makasih ya Bu, ini semua pasti berkat doa ibu juga".
Tok, tok, tok...
Suara pintu rumah Haikal tiba-tiba ada yang mengetuk, Siti bergegas membukakan pintu rumahnya.
"Permisi Bu, saya ingin bertemu dengan tuan Haikal, apa tuan Haikal ada di rumah?". Tanya seorang wanita yang sangat asing bagi Siti karena tidak ada wanita lain yang berkunjung kerumahnya selain Anin.
"Oh ya, sebentar ya nak ibu panggilkan dulu Haikalnya". Jawab Siti dengan ramah.
Siti masuk kembali kedalam rumah dan mengatakan kepada sang anak jika ada seorang wanita yang sedang menunggunya di luar. Sama dengan Siti, Haikal pun merasa sangat asing dengan wajah wanita tersebut.
"Maaf, mbak mencari saya?". Tanya Haikal.
"Iya tuan muda, saya ingin menemui anda". Jawab wanita tersebut.
"Tuan muda?, maaf apa anda salah orang. Oh ya silakan duduk dulu". Ucap Haikal sambil mengajak wanita tersebut duduk di kursi teras rumahnya.
"Terimakasih tuan muda, saya tidak mungkin salah orang tuan muda, saya memang ingin bertemu dengan tuan Haikal".
"Tapi kenapa mbak manggil saya tuan muda, saya sama sekali tidak kenal dengan mbak ini".
"Oh ya, perkenalkan nama saya Lila, saya asisten pribadinya nona Anin".
"Hah, ya tentu aja karena Anin makanya mbak manggil saya tuan muda, mbak tidakk usah formal gitu sama saya, panggil Haikal aja, tidak perlu pakai tuan".
"Maafkan saya tuan muda, saya tidak bisa melakukan itu karena saya sangat menghargai dan menghormati tuan muda sebagai calon suami dari majikan saya".
"Ya udah terserah mbak aja deh, terus kenapa mbak kemari, apa Anin yang menyuruh?". Tanya Haikal.
Lila lalu menceritakan maksud kedatangannya ke rumah Haikal. Dia ingin Haikal tahu bahwa sebenarnya ide untuk menyuruh Anin menikah adalah darinya dan Lila ingin meminta maaf karena sudah membuat Haikal terjebak dalam sebuah hubungan yang tak biasa dengan Anin.
"Tidak apa-apa kok mbak, udah terlanjur juga kan, lagian mungkin ini sudah takdir saya". Ucap Haikal.
"Tapi tuan muda harus tahu, kalau sebenarnya nona Anin tidak sejahat yang tuan muda pikirkan". Jawab Lila.
"Emang mbak tahu apa yang saya pikirkan tentang Anin?". Tanya Haikal.
"Tentu tuan, Anda pasti merasa bahwa nona Anin tidak memiliki perasaan karena memaksa tuan muda untuk menikahinya dan memberinya keturunan".
"Jadi kamu tahu semuanya tentang kamu saya dan Anin?".
"Saya tahu semua tentang nona Anin tuan muda".
"Baguslah kalau gitu, setidaknya saya tidak perlu berpura-pura di depan kamu ketika nanti saya sudah menikahi Anin".
"Apa anda tidak mencintai nona Anin tuan?". Tanya Lila.
Deg...
Deg...
Deg...
Jantung Haikal berdetak dengan sangat cepat ketika pertanyaan itu terlontar dari mulut Lila.
"Bagaimana saya bisa jatuh cinta pada wanita yang bahkan tidak pernah percaya akan cinta". Jawab Haikal senetral mungkin untuk menutupi perasaannya.
"Tapi saya sangat berharap jika pernikahan nona Anin dan tuan muda akan bertahan selamanya".
"Kamu ini aneh, katanya kamu tahu semua tentang majikanmu itu tapi sekarang kamu mengatakan hal yang sangat mustahil dilakukan olehnya. Anin tidak akan pernah ingin hidup selamanya dengan saya dia hanya menginginkan anak dari saya untuk mewarisi semua harta kekayaannya".
"Lalu apa tuan muda akan memenuhi permintaan nona Anin?".
"Tentu saja tidak, saya tidak akan pernah membiarkan anak saya lahir tanpa cinta dan kasih sayang utuh dari kedua orangtuanya, meskipun anak saya nanti akan menjadi pewaris tunggal dari semua harta kekayaan yang dimiliki oleh Anin".
"Bagus kalau begitu, alasan itu sangat cukup bagi saya untuk membiarkan dan mendukung nona Anin untuk menikah dengan anda tuan muda. Terima kasih banyak saya sangat puas dengan jawaban anda".
"Maksudnya?". Tanya Haikal yang tampak bingung dengan perkataan Lila.
"Baik tuan muda, kalau begitu saya permisi dulu maaf telah mengganggu waktu anda dan saya akan segera mempersiapkan pernikahan anda dan nona Anin seperti yang sudah di perintahkan oleh nona Anin". Jawab Lila dengan senyum yang mengembang.
"Hei, mbak Lila, maksudnya gimana?". Tanya Haikal yang berusaha untuk mendapatkan penjelasan dari Lila namun nihil karena Lila sudah masuk kedalam mobilnya dan meninggalkan rumah Haikal.
Tuan muda memang lelaki yang sangat pantas untuk mendampingi nona Anin, dia pasti akan selalu menjaga kesetiaannya kepada nona Anin. Gumam Lila saat melajukan mobilnya meninggalkan rumah Haikal.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments